24
b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok
kelasnya. Dengan demikian, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai alat penetap apakah siswa tersebut termasuk kategori cepat,
sedang atau lambat dalam arti mutu kemampuan belajarnya. c.
Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Hal ini berarti bahwa dengan evaluasi, guru akan mengetahui gambaran
tingkat usaha siswa. Hasil yang baik pada umumnya menunjukkan adanya tingkat usaha yang efesien, sedangkan hasil yang buruk adalah
cermin usaha yang tidak efesien. d.
Untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya kemampuan kecerdasan yang dimilikinya untuk
keperluan belajar. e.
Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar PBM.
Dengan demikian, apabila sebuah metode yang digunakan guru tidak mendorong munculnya prestasi belajar siswa yang memuaskan, guru
seyogyanya mengganti metode tersebut atau mengkombinasikannya dengan metode lain yang serasi.
18
Untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui evaluasi belajar, maka diperlukan suatu system penilaian yang tersusun dengan benar.System
penilaian ini
mencakup pengumpulan
sejumlah bukti-bukti
yang menunjukkan pencapaian hasil belajar.
Prinsip-prinsip dan strategi penilaian kelas yang dilakukan oleh guru, baik yang bersifat formatif maupun sumatif harus menggunakan acuan
kriteria. Untuk itu, dalam menerapkan standar kompetensi guru harus : a.
Mengembangkan matrik kompetensi belajar learning competency matrix yang menjamin pengalaman belajar yang terarah.
18
Ibid, Hal. 177
25
b. Mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan continuous authentic
assessment yang menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi.
19
Tujuan dan pengalaman belajar tertentu mungkin cukup efektif dinilai melalui tes tertulis Papper pencil test, sedangkan tujuan dan pengalaman
belajar yang lain seperti bercakap dan praktikum IPA akan sangat efektif dinilai dengan tes praktek Performance assessment, demikian juga metode
obeservasi sangat efektif digunakan untuk menilai aktivitas pembelajaran siswa dalam kelompok dan skala sikap rating scale sangat cocok untuk
menilai aspek afektif, minat dan motivasi anak didik.
20
5. Hakikat Belajar
a. Pengertian Belajar
Beberapa ahli berpendapat tentang pengertian belajar. Menurut Gagne 1984, belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman. Sedangkan Hamalik 1995 berpendapat bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan
melalui pengalaman.
21
Lebih lanjut Skinner, seperti yang dikutip Barlow 1985 dalam bukunya Educational Psycology: The Teaching-Learning
Process, berpendapat bahwa belajar adalah “suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.”
22
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seseorang telah dikatakan belajar apabila pada dirinya telah terjadi perubahan tingkah laku maupun
telah memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap, yang semuanya
diperoleh berdasarkan pengalaman yang dialaminya.
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik. Karakteristik perlaku belajar ini dalam beberapa pustaka rujukan.
19
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009 , hal. 186
20
Ibid, hal. 194
21
Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Depag RI 2009,cet. 1, h.3
22
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Remaja dengan pendekatan baru, Bandung: Rosdakarya, 1995, h.88
26
Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah:
23
1 Perubahan Intensional yaitu, perubahan yang terjadi dalam proses belajar
adalah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan.
2 Perubahan positif dan aktif yaitu, perubahan yang terjadi karena proses
belajar bersifat positif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan
sendirinya. 3
Perubahan Efektif dan Fungsional yaitu, perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif, yakni berhasil guna. Selain itu perbahan
bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat direproduksi dan
dimanfaatkan. b.
Bentuk-bentuk Belajar Bentuk-bentuk belajar mempunyai kaitan dengan proses untuk
memperoleh hasil belajar. Oleh sebab mengajar merupakan serangkaian upaya untuk memberi kemudahan bagi siswa agar terjadi proses belajar, maka
bentuk-bentuk belajar pun mempunyai kaitan dengan proses gurupendidikan. Proses gurupendidikan dapat dipandang sebagai penciptaan lingkungan yang
member rangsangan bagi terjadinya proses belajar. Rangsangan yang disajikan dalam proses gurupendidikan disesuaikan
dengan bentuk-bentuk belajar tertentu, yang dapat digolongkan ke dalam empat macam, yaitu:
24
1 Belajar verbal
Bentuk belajar verbal merupakan bentuk belajar sederhana, dan dapat menjadi dasar bagi bentuk-bentuk belajar yang lain. Bentuk belajar
ini menekankan pada kemampuan menyatakan ide dengan kata-kata,
23
Ibid, h.115
24
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, Bandung: CV Wacana Prima,2009, h 54
27
seperti dalam gurupendidikan bahasa atau kemampuan mengingat suatu konsep atau prinsip tertentu dan menyatakan kembali dengan kata-kata.
2 Belajar konsep dan prinsip
Konsep adalah hasil penyimpulan tentang sesuatu hal berdasarkan atas adanya ciri-ciri yang sama pada hal tersebut. Konsep adakalanya
berkaitan dengan sesuatu obyek, sesuatu peristiwa atau berkaitan dengan manusia. Adapun prinsip adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
tentang hubungan antara dua konsep atau lebih. 3
Belajar pemecahan masalah Bentuk belajar kemampuan pemecahan masalah banyak menunjang
kreativitas seseorang, yakni kemampuan menciptakan ide baru, baik yang bersifat asli ciptaannya sendiri maupun suatu perubahan dari berbagai ide
yang telah ada sebelumnya. 4
Belajar keterampilan Keterampilan merupakan suatu kegiatan tertentu merupakan suatu
bentuk pengalaman belajar yang sepatutnya dicapai melalui proses belajar disekolah.
Dari uraian bentuk-bentuk belajar diatas bahwasannya untuk mencapai tujuan dari masing-masing bentuk belajar itu tidak terlepas dari
peran dan fungsi seorang gurupendidik. c.
Prinsip-prinsip Belajar Dalam mengerjakan sesuatu seseorang harus mempunyai prinsip tertentu,
begitu juga halnya dengan belajar. untuk menertibkan diri dalam belajar harus mempunyai prinsip sebagaimana yang diketahui prinsip belajar memang
kompleks tetapi dapat juga dianalisis dan diperinci dalam bentuk-bentuk prinsip atau azas balajar sebagaimana dikatakan oleh Wingo bahwa belajar
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
25
1 Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak segi, yaitu meliputi
pengetahuan dan pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan
25
Ibid, h 41
28
konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep.
2 Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman, atau dalam istilah pendidikan
“learning by doing” yaitu belajar dengan jalan melakukan suatu kegiatan.
3 Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan, yaitu dalam
proses belajar, apa yang ingin dicapai sepatutnya dirasakan dan dimiliki oleh setiap siswa.
d. Tipe-tipe Belajar
Tipe belajar dikemukakan oleh Gagne pada hakekatnya merupakan prinsip umum baik dalam mengajar maupun belajar. Adapun tipe-tipe belajar
tersebut antara lain:
26
1 Belajar isyarat Signal Learning
2 Belajar stimulus-respon stimulus respon learning
3 Belajar rangkaian Chaining
4 Asosiasi verbal Verbal association
5 Belajar diskriminasi Discrimination learning
6 Belajar konsep Concept learning
7 Belajar aturan Rule learning
8 Belajar pemecahan masalah Problem solving learning
6. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA
IPA merupakan singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam, terjemahan dari kata-kata dalam bahasa Inggris
“natural science” atau secara singkat sering disebut
“science” saja. Natural artinya alamiah atau berhubungan dengan alam; science artinya ilmu pengetahuan. Secara umum IPA didefinisikan
sebagai suatu sistem dalam mempelajari alam melalui pengumpulan data dengan cara observasi dan percobaan yang terkendali. Setelah data
dikumpulkan baru dapat dikemukakan teori yang lebih jauh untuk menjelaskan apa yang telah diteliti. Akan tetapi IPA juga sering digambarkan
hanya sekedar kumpulan hukum dan katalog dari fakta-fakta yang tidak
26
Ibid, h 52