Sejarah Singkat dan Perkembangan Koperasi Keluarga Guru Jakarta
1. Sistem manajemen yang tidak baik. 2. SDM yang tidak memadai.
3. Ketentuan-ketentuan yang berlaku tidak dijalankan. 4. Badan Pemeriksa belum berfungsi secara optimal.
5. Kesadaran berkoperasi para anggota belum optimal istilah lain = sangat kurang
Penyelesaian Masalah : 1. 28 Januari 1984 diadakan RALB I gedung juang 45 dibawah pimpinan H.
Burhan Ketua dan Kusnadi sekretaris keduanya dari kantor Departemen Koperasi Jakarta Pusat
2. Hasil RALB menetapkan : a. Membentuk formatur untuk memilih pengurus KKGJ yang diketuai
oleh Kepala Dinas PP DKI Jakarta Drs. H. Chudori Sutarjo b. Pengurus bekerja dari nol 0 artinya dari awal tanpa beban utang
pengurus KKGJ sebelumnya. c. Membentuk Tim Verivikasi masa kerja 3 bulan
Periode IV 1984-1994 Drs. H. Saprawi, MBA
Focus utama periode ini adalah memperbaiki citra koperasi dengan mewujudkan tiga sehat :
1. Sehat Mental Sehat mental adalaah terhindar dari gangguan dan penyakit kejiwaan
batasan ini banyak mendapatkan sambutan dikalangan psikiatri.
Pendapat lain mengatakan sehat mental adalah kemampuan merasakan kebahagiaan, kekuatan, dan kegunaan harga dirinya
1
. Terutama bagi pengurus dengan motto :
SEJUTA = Setia, Jujur, Tawakal 2. Sehat organisasi dengan jalan :
a. Melengkapi dan mengefektifkan perangkat koperasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Mengelola koperasi dengan prinsip-prinsip manajemen modern c. Memprioritaskan pendidikan perkoperasian kepada para anggota
sebagai pemilik dan pengguna jasa sekalian sebagai pelanggan badan usaha
d. Meningkatkan layanan kepada anggota e. Melaksanakan Rapat Anggota Tahunan tepat pada waktunya untuk
mengesahkan RAPBK dan menyampaikan laporan pertanggung jawaban pengurus.
3. Sehat Usaha Alhamdulillah walau pelan tapi pasti citra koperasi KKGJ
senantiasa meningkat, terbukti dengan : 1. Jumlah keanggotaan setiap tahun rata-rata meningkat 19,04 dari
4.817 1984 menjadi 23.253 1994
1
Zakiah Daradjat, Islam Dan Kesehatan Mental, Pokok-Pokok Keimanan, Jakarta: PT Gunung Agung,1982, cet ke 2, hal 9
2. Keuangan terus meningkat, selama sepuluh tahun ada peningkatan ± 99.89 setiap tahun. Simpanan anggota Rp. 6.361.750,00 1984
meningkat menjadi Rp. 3.478.095.149,00 1994 3. Modal kerja ada kenaikan rata-rata ±76,03 dari Rp. 22.040.000,00
1984 menjadi Rp. 4.966.655.827,00 1994 4. Pinjaman anggota ada kenaikan rata-rata 74,11 Rp. 48.452.000,00
1984 menjadi Rp. 8.174.960.060,00 5. SHU Rp. 678.375.,00 1984 menjadi Rp..062.161.170,00 1994
Periode V 1995-1997 Masa Pemantapan Pengembangan
Fokus utama : peningkatan kemampuan sumber daya manusia. 1. PenyuluhanOrientasi Dasar-dasar perkoperasian, sebagai lanjutan
akhir 1997 tidak kurang dari 90 anggota telah mengikutinya. 2. Pendidikan dan Pelatihan Koperasi Tingkat Dasar periode 1995-
1997 270 anggota. 3. Pendidikan dan Pelatihan Koperasi Tingkat Lanjutan periode
1995-1997 90 anggota. 4. Pendidikan dan Pelatihan Koperasi sekolah bagi kepala sekolah
dan guru periode 1995-1997 600 anggota. 5. Mengikutsertakan pengurus, BP dan karyawan dalam pelatihan-
pelatihan perkoperasian, seminar-seminar yang dilaksanakan oleh pihak lain.
6. Dalam rangka menyesuaikan UU No. 2592 dan PP No. 91995 tgl 16 Desember 1997, KKGJ melaksanakan RAK untuk perubahan
ADART.
Periode VI 1998-2001 Masa Pengembangan
1. Bidang Organisasi a. Pembinaan organisasi lebih berorientasi kepada peningkatan
profesionalisme dan kinerja, melalui penerapan struktur organisai baru, dengan :
- MIS = Management Information System
- RD = Research and Development
- SPI
= System Pengendalian Internal b. Meningkatkan kinerja pengurus dan karyawan melalui
peningkatan profesionalisme bidang masing-masing. c. Melaksanakan kadarisasi para anggota
d. Menjalin kerjasama dengan kantor akuntan public
2. Bidang Keuangan dan Permodalan Disadari kebutuhan anggota semakin meningkat kemampuan
modal sendiri sangat terbatas : a. meningkatkan efisiensi dan efektifitas.
b. meningkatkan monitoring anggaran terhadap realisasinya. c. menambah asset KKGJ.
d. bekerjasama dengan lembaga perbankan. Akhir tahun 2001 KKGJ mendapat pinjaman dari Bank:
a. Bank Muamalat Rp.4.358.250.000,00 b. Bank DKI
Rp. 1.200.000.000,00 c. Bank Syariah
Rp. 893.326.400,00 d. Bank Kesra
Rp. 1.815.000.000,00
3. Bidang usaha a. Simpan pinjam
b. Persdagangan umum c. Agro usaha
d. Watel e. SPBU
2
.
Periode VII 2002-2009 Masa Ekspansi Usaha
KKGJ mengendalikan sejumlah unit usaha yang mencakup : 1. Agribisnis kebun belimbing
2. Sawah 3. Penggilingan padi RMU
4. SPBU 5. Unit simpan pinjam USP
6. Perdagangan umum
2
PROFIL Koperasi Keluarga Guru Jakarta KKGJ hal 22-26
7. Wartel 8. Depot air isi ulang
9. Tabungan haji 10. Tabungan pensiun
11. Pusat Pelatihan dan Pendidikan Guru-guru SD P3GSD 12. Kolam renang
Semua unit usaha pendapatannya selalu naik setiap tahun. Termasuk P3GSD yang baru satu tahun berjalan sudah mampu berkontribusi. Kecuali
kolam renang yang baru dioperasikan pada awal 2006. Khusus P3GSD yang dioperasikan sejak 2004 telah digunakan untuk pelatihan kom¬puter
multimedia. Seluruh peserta berasal dari 1.920 SD di DKI Jakarta. Kiat keberhasilan KKGJ terlihat dari konsistensi pelayanan dan kegiatan usaha
yang terkait pada kepentingan anggota. Secara kontinyu KKGJ menggembleng para anggotanya di Wisma
P3GSD di Citayam, Bogor. Selain diikuti oleh para guru SD di DKI Jakarta, penggemblengan itu juga mengikutsertakan guru-guru dari daerah lain.
Semua biaya ditanggung koperasi, peserta pun mendapat uang saku. Biaya yang dialokasikan untuk pembinaan sebesar Rp 26,6 juta per angkatan atau
jumlah totalnya sekitar Rp 425,6 juta untuk 16 angkatan. Materi pelatihanan „Menjadi Guru Profesional’ tersebut antara lain, UU No 142005 tentang
Sisdiknas, reaktualisasi profesionalisme guru dan kewirakoperasian, kurikulum baru dan aplikasinya serta KKGJ dalam berbagai tinjauan.
Kegiatan ini juga bertujuan meningkatkan pengetahuan anggota yang berprofesi guru sebagai kader koperasi