Kompetensi Pustakawan dan Informasi Yang Efektif Bagi Pemustaka 1.

kepemimpinan dan merupakan persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh seseorang yang memegang satu jabatan. 13 Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas pengetahuan knowledge, keterampilan skill, dan sikap attitude. 14 Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan tugas yang mencakup pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku di dalam suatu organisasi. 15 Pustakawan sebagai pemegang kendali perpustakaan secara professional, memiliki keterampilan yang unik dalam menjalankan profesinya sebagai pustakawan, yaitu mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan baik, kesediaan membantu menemukan informasi, tanggap terhadap masalah yang disampaikan pengguna, bersikap ramah, memiliki sikap prososial yang tinggi yang dapat dilakukan oleh pustakwan dalam berinteraksi dengan penggunanya . Dari sisi kompetensi pustakawan dalam menghadapi berkembangnya teknologi informasi sebagai berikut: a. Pustakawan meningkatkan skill dan kemampuan untuk mengoperasikan teknologi informasi seperti komputer 13 Titiek Kismiyanti, Kesiapan Sertifikasi Pustakawan, Media Pustakawan, Vol.18 No. 3 4 Tahun 2011, hal.13 14 Daryono, Kompetensi Pustakawan Dalam Memberikan Layanan Prima di Perpustakaan Perguruan Tinggi, Pustakawan Madya UPT Perpustakaan Universitas Bengkulu, h.2.pdf diakses pada tanggal 1 Juli 2015 15 Ninis Agustini Damayani, Kompetensi dan Sertifikasi Pustakawan: Ditinjau dari Kesiapan Dunia Pendidikn Ilmu Perpustakaan, Media Pustakawan, Vol.18 No. 3 4 Tahun 2011, hal.20 b. Kemampuan literasi informasi untuk dapat menyaring informasi yang bermutu bagi pemustaka c. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan pemustaka menggunakan berbagai media yang ada d. Pustakawan harus mampu memberikan inovasi-inovasi baru yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan oleh pemustaka 16 Kompetensi pustakawan dalam menggunakan teknologi informasi ini harus memahami standar-standar dalam pencarian informasi melalui media yang terhubung ke internet, pustakawan pun harus terus berlatih dan belajar terus-menerus untuk menghasilkan kebutuhan informasi yang sesuai atau spesifik dengan yang diinginkan pemustaka. Maka dari itu pustakawan harus mampu dalam melakukan penguasaan teknologi yang meliputi: a. Kemampuan untuk merangkul perubahan b. Kenyamanan di media online c. Kemampuan memecahkan masalah teknologi baru d. Kemampuan dengan mudah mempelajari teknologi baru e. Kemampuan untuk bersaing dengan ide-ide baru dalam teknologi dan kepustakawanan antusiasme untuk belajar f. Keterampilan manajemen proyek g. Kemampuan untuk mempertanyakan dan mengevaluasi layanan perpustakaan 16 Sugihartati, Rahma, Fitri Mutia, Masyarakat dan Perpustakaan di Era Revolusi Informasi Surabaya: Departemen Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universiatas Airlangga, 2001, h. 201 h. Kemampuan untuk mengevaluasi kebutuhan semua pemangku kepentingan i. Visi untuk menerjemahkan layanan perpustakaan tradisional ke media online j. Kritis teknologi dan kemampuan untuk membandingkan teknologi k. Kemampuan untuk menjual ide layanan perpustakaan 17 Di dalam sebuah perpustakaan kompetensi pustakawan harus memilki kemampuan mengelola informasi yang mencakup sebagai berikut: a. Collecting of information, mengumpulkan tidak lagi menyimpan dalam satu ruangangedung tertentu tetapi tahu dimana informasi berada dan bagaimana mengaksesnya sesuai yang dibutuhkan pemustaka sasaran. Oleh karenanya pustakawan harus memiliki pengetahuan tentang sumber-sumber infromasi, pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku penelusur informasi, sikap perilaku penggunaanpengoperasian teknologi informasi dan komunikasi, dan sikap perilaku mengenal pemustaka sasaran dan kebutuhan informasinya. b. Processing of information, memproses atau mengolah informasi berati membuat informasi yang dibutuhkan mudah ditemukan kembali oleh pemustaka sasaran. Sistem informasi apapun yang digunakan prinsipnya adalah user friendly. Oleh karenanya pustakawan harus memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku pengolahan informasi, seperti katalogisasi, klasifikasi baik secara manual maupun berbasis teknologi. Pustakawan juga harus memiliki pengetahuan, 17 Thompson, Susan M., Core Technology Competencies For Librarians And Library Staff: A LITA Guide Newyork: Neal-Schuman Publishers, Inc., 2009, h. 26 keterampilan, sikap perilaku penggunaanpengoperasian teknologi informasi dn komunikasi. c. Disseminating of information, menyebarkan informasi berati memberikan layanan informasi seperti yang diinginkan pemustaka sasaran yang diperoleh melalui riset pasar. Oleh karenanya pustakawan harus memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku melaksanakan penelitiankajianidentifikasi pemustaka guna memperoleh gambaran yang jelas tentang karakteristik pemustaka sasaran sehingga dapat dirancangkan model layanan informasi yang sesuai dan tepat sasaran. Selain itu pustakawan harus memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku marketing agar produk perpustakaan, baik itu berbentuk barang, jasa, dan ide yang disediakanditawarkan diketahui dan dimanfaatkan pemustaka sasaran. d. Preserving of information, menyelamatkan hasil pikir manusia yang terekam dan terdokumentasikan melalui cara-cara yang aman bagi kepentingan pengembangan pengetahuan dan peradaban juga menjadi tanggung jawab pustakawan. Mengoptimalkan usia pendayagunaan koleksi pustakainformasi darigenerasi satu ke generasi lain menjadi penting mengingat manusia mengembangkan diri melalui pengetahuan yang diperolehnya dari hasil pikir manusia-manusia terdahulu. Oleh karenanya pustakawan harus memiliki pengetahuan, keterampuilan serta sikap perilaku preservasi preventif yang memadai mulai dari seleksi akuisisi, penyimpanan, dan diseminasi koleksi pustakainformasi untuk menghindari atau meminimalkan kerusakan. 18

3. PemustakaPengguna

Menurut UU Nomor 43 Tahun 2007, pemustaka adalah pengguna perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. 19 Pemustaka adalah pengguna pemustaka fasilitas yang disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku bahan pustaka maupun fasilitas lainnya. Pemustaka berbagai macam jenisnya, ada mahasiswa, guru, dosen, dan masyarakat pada umumnya bergantung jenis perpustakaan yang ada. Jika di perguruan tinggi, pemustaka bisa dari kalangan mahasiswa, dosen, karyawan, maupun masyarakat civitas akademik tergantung kebijakan perpustakaan perguruan tinggi tersebut. 20 Salah satu faktor pendorong berdirinya sebuah perpustakaan adalah pengguna. Pengguna adalah orang atau badan yang akan menggunakan perpustakaan. 21 Secara umum pengguna perpustakaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 18 Ninis Agustini Damayani, Kompetensi dan Sertifikasi Pustakawan: Ditinjau dari Kesiapan Dunia Pendidikn Ilmu Perpustakaan, Media Pustakawan, Vol.18 No. 3 4 Tahun 2011, hal.20-21 19 Undang – Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan 20 Wiji Suwarno, Perpustakaan Buku: Wacana Penulisan Penerbitan Jogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2011, hal. 37 21 Rachman Hermawan S, Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia Jakarta: Sagung Seto, 2006, h. 13 a. Pengguna Potensial potential users Pengguna potensial adalah pengguna yang ditargetkan dan seharusnya menjadi pengguna. Misalnya pada perpustakaan sekolah sebagai pengguna potensialnya adalah semua guru dan siswa, pada perpustakaan perguruan tinggi pengguna potensialnya adalah dosen dan mahasiswa, sedangkan pada perpustakaan umum pengguna potensialnya adalah warga masyarakat yang tinggal di wilayah dimana perpustakaan tersebut berada. b. Pengguna Aktual actual users Pengguna aktual adalah mereka yang telah menggunakan perpustakaan, baik pengguna aktual aktif yaitu pengguna yang secara teratur reguler berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan, maupun pemustaka aktual pasif yaitu pengguna yang menggunakan perpustakaan ketika ada kebutuhan atau mendapat tugas dari guru, dosen ataupun pihak lain. 22 Senada dengan pendapat di atas, mengelompokkan pengguna perpustakaan menjadi dua kategori, yaitu: a. Pengguna Internal internal users Pengguna internal merupakan pengguna potensial atau yang telah menjadi anggota perpustakaan. Misalnya mahasiswa dan siswa merupakan pengguna internal dari perpustakaan universitas atau perpustakaan sekolah. b. Pengguna Eksternal external users 22 Rachman Hermawan S, Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia, h. 16 Pengguna eksternal adalah pengguna perpustakaan yang bukan menjadi target layanan. Misalnya pada sebuah perpustakaan umum, masyarakat dari wilayah lain merupakan pengguna eksternal, begitu juga mahasiswa ataU siswa yang mengunjungi perpustakaan lain yang bukan perpustakaan universitas atau sekolahnya. 23 Pengguna perpustakaan adalah orang atau badan yang akan memanfaatkan perpustakaan. Dari kedua pendapat di atas disebutkan bahwa pengguna perpustakaan dikelompokkan menjadi dua, yakni pengguna potensial atau pengguna internal dan pengguna aktual atau eksternal. Pengguna potensial atau pengguna internal merupakan pengguna yang telah menjadi anggota perpustakaan, seperti pada perpustakaan perguruan tinggi yang menjadi pengguna potensial atau internalnya adalah mahasiswa, pegawai dan dosen perguruan tinggi itu sendiri. Adapun pengguna perpustakaan yang kedua adalah pengguna aktual atau pengguna eksternal yakni pengguna perpustakaan yang bukan pengguna potensial yang telah menjadi pengguna perpustakaan. Pengguna aktual atau pengguna eksternal biasanya adalah para pengunjung yang bukan berasal dari perguruan tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung, melainkan berasal dari perguruan tinggi atau lembaga lainnya. Jadi pemustakapengguna perpustakaan adalah badan atau individu dalam masyarakat yang akan menggunakan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan dalam rangka memperoleh informasi yang dibutuhkan. Pengguna perpustakaan umum adalah semua anggota masyarakat yang 23 Rachman Hermawan S, Zulfikar Zen, Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia, h. 17 membutuhkan bahan bacaan atau informasi. Sementara itu pengguna perpustakaan perguruan tinggi adalah mahasiswa, dosen dan pegawai di perguruan tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung.

4. Informasi

Secara sederhana informasi bisa berati pesan atau keterangan yang dapat diterima oleh seseorang. Informasi mempunyai kekuatan bagi manusia dalam membentuk cara berpikir, pendekatan realita, dan membuka pintu pengembangan logika, metode ilmiah serta ketahanan konsep ilmiah atau ilmu pengetahuan. 24 Informasi adalah data yang dikumpulkan dan diolah hingga mempunyai struktur wujud yang berati serta dapat menolong dalam memecahkan masalah yang dihadapi seseorang. 25 Farida dalam tulisannya yang berjudul “information literacy skill” terdapat tiga jenis sumber yang dapat dijadikan bahan rujukan dalam memenuhi kebutuhan informasi, antara lain: a. Sumber utama primary sources Sumber informasi utama adalah jenis informasi yang memiliki sifat apa adanya sesuai dengan aslinya dari penulis yang belum dievaluasi, disarikan dan diterjemahkan oleh orang lain. Berikut ini merupalkan sumber-sumber infromasi utama,diantaranya: 1 Majalah ilmiah 24 Ade Kohar, Kinerja Pustakawan dalam Mata Rantai Informasi di Perpustakaan. Media Pustakawan, Vol.18 No. 3 4 Tahun 2011, h.25 25 Ade Kohar, Kinerja Pustakawan dalam Mata Rantai Informasi di Perpustakaan. Media Pustakawan, Vol.18 No. 3 4 Tahun 2011, h. 26 2 Monograf penelitian 3 Disertasi 4 Laporan penelitian 5 Paten b. Sumber kedua secondary source Sumber informasi kedua merupakan informasi yang telah dikemas, untuk memudahkan para pemakai perpustakaan dalam mencari sumber utama. Berikut ini sumber-sumber informasi kedua, antara lain: 1 Indeks 2 Abstrak 3 Ensiklopedi 4 Kamus 5 Bibliografi 6 Katalog manual 7 OPAC Online Public Acess Catalog c. Sumber ketiga tertiary source Sumber ketiga adalah sumber informasi yang telah diolah menjadi suatu kesimpulan atau sebuah rangkuman yang dikumpulkan dari sumber informasi pertama dan kedua. Beberapa sumber informasi ketiga, yaitu: 1 Buku ajar text book 2 Direktori 3 Bibliografi dari bibliografi Setiap orang pastinya membutuhkan informasi yang dapat diperoleh secara efektif dan bermanfaat bagi kepentingannya masing-masing. Menurut Brophy dalam Laloo, informasi yang efektif jika memiliki kualitas- kualitas sebagai berikut: a. Accessibility, yaitu kemudahan untuk diakses. Maksudnya, informasi dapat dengan mudah ditemukan dan digunakan ketika seseorang membutuhkan informasi. b. Comprehensivenees, yaitu informasi menyeluruh dan dapat memberikan gambaran secara umum dan lengkap kepada pengguna. c. Precision, yaitu informasi bisa digunakan dengan cermat dan teliti oleh pengguna. d. Compatibility, yaitu informasi tepat dan sesuai dengan kebutuhan informasi penggunanya. e. Timeliness, yaitu informasi dapat digunakan oleh pengguna dengan waktu yang tepat pada saat dicari dan dibutuhkan untuk tujuan tertentu. f. Clarity, yaitu informasi jelas dan tidak menimbulkan ambiguitas, sehingga tidak akan terjadi kesalahan pemustaka dalam menafsirkan dan menginterpretasikan. g. Flexibility, yaitu informasi bersifat fleksibel lentur sehingga dapat disesuaikan dengan situasi dan tidak memihak sisi mana pun serta tidak mengandung sara.dan kondisi. h. Verifiability, yaitu keabsahan informasi dapat dibuktikan. i. Unbiasness, yaitu informasi berisi pandangan-pandangan yang objektif. j. Quantifiability, yaitu informasi tersedia dalam jumlah tertentu untuk digunakan. 26 Dalam mencari informasi yang efektif di suatu perpustakaan pustakawan harus mempunyai peran dalam akses terhadap berbagai infromasi, kecepatan yang meningkat dalam pemerolehan informasi, kekompleksan yang lebih besar dalam mencari, menganalisis dan menghubungkan informasi, teknologi yang berubah terus menerus, rendahnya standarisasi perangkat keras dan lunak, belajar terus menerus bagi pengguna dan staf perpustakaan serta investasi dana yang besar untuk teknologi. Maka dari itu dalam mencari informasi yang efektif baik pustakawan dan pemustaka harus mampu menyaring informasi sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan serta informasi yang didapat dapat dipertanggung jawab kebenarannya.

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini ialah sebagai berikut: Yang pertama berjudul Kompetensi Perpustakaan dan Pustakawan Dalam Implementasi Teknologi Informasi di Perpustakaan tahun 2004 oleh Hendro Wicaksono. Membahas kompetensi pustakawan dan perpustakaan dalam hubungannya dengan pemanfaatan TI di perpustakaan dalam rangka perubahan fungsi perpustakaan dari sebuah pusat informasi menjadi suatu lingkungan pembelajaran bagi pemakai . Jadi keterkaitannya dengan judul saya dari segi pengaruh kompetensi pustakawan dalam menyediakan informasi yang efektif bagi pemustaka di perpustakaan Universitas Al Azhar Indonesia. 26 Laloo, Bakika Tariang, Information Seeking Behavior and Users, New Delhi: Ess Ess Publications, 2002 Yang kedua berjudul Kompetensi Pustakawan Dan Teknologi Informasi Untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan Di Perpustakaan Nasional , oleh Sri Rumani. Dalam tulisan ini ada tiga pokok bahasan yang akan diuraikan yaitu kompetensi pustakawan, teknologi informasi dan kualitas pelayanan. Obyek perpustakaan dibatasi hanya di Perpustakaan Nasional RI, yang merupakan salah satu jenis perpustakaan di Indonesia dan berkedudukan di Ibukota Negara. Jadi keterkaitannya dengan judul saya dari pengaruh kompetensi pustakawan dalam menyediakan informasi yang efektif bagi pemustaka di perpustakaan Universitas Al Azhar Indonesia. 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya atau suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. 1 Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. 2 Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Ini adalah salah satu model menemukan kebenaran konsep, hubungan konsep-konsep melalui wilayah-wilayah yang luas dengan populasi tanpa atau menggunakan sampai dalam jumlah besar. Pendekatan kuantitatif ini suatu pendekatan penelitian secara primer menggunakan paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan seperti pemikiran tentang sebab akibat, reduksi kepada variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik, menggunakan pengukuran dan observasi, serta pengujian teori, menggunakan strategi penelitian seperti eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik. 3 1 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian Jakarta: STIA-LAN Press, 1999, h. 60. 2 Mardalis, Metode Penelitian Jakarta: Bumi Aksara, 1995, h. 26 3 Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kualitatif dan Kuantitatif Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, h. 28