Kompetensi Pustakawan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pemustaka Pada Layanan Referensi UPT Perpustakaan Andalas

(1)

LAMPIRAN 1 No Soal:

KUESIONER TEBUKA PENDUKUNG PENELITIAN

KOMPETENSI PUSTAKAWAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA PADA LAYANAN REFERENSI

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ANDALAS

Petunjuk Pengisian

1. Penelitian ini bertujuan untuk penyusunan skripsi, untuk itu mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi soal-soal tersebut dengan penjelasan yang dianggap benar.

2. Berikan penjelasan Bapak/Ibu yang paling benar dari soal yang telah ada. 3. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi soal-soal ini saya

ucapkan terima kasih. Pertanyaan

A. Kompetensi akses yang dimiliki pustakawan layanan referensi Bagaimana sejarah masjid tua yang ada di kota Padang?

Analisis tentang (topic)

Sumber informasi yang dibutuhkan

Sumber Informasi yang diperoleh

Waktu perolehan sumber informasi


(2)

B. Kompetensi pengetahuan dasar yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Bagaimana Bapak/Ibu menentukan struktur sumber informasi berdasarkan kebutuhan pemustaka dari pertanyaan sebelumnya?

Bagaimana cara Bapak/Ibu membuat pernyataan penelusuran dari pertanyaan sebelumnya?

Apakah bentuk penyajian sumber informasi yang Bapak/Ibu berikan kepada pemustaka? Pangkalan data fulltext, hypertext, atau hypermedia.

Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan web 2.0 untuk menciptakan layanan jarak jauh berdasarkan kebutuhan pemustaka saat ini?

Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan creative commons untuk memproduksi, mengubah dan melestarikan informasi untuk generasi masa kini dan mendatang?

Apakah Bapak/Ibu ikut serta dalam mitra pengembangan e-learning dan pelatihan literasi informasi?


(3)

C. Kompetensi pemasaran yang dimiliki pustakawan layanan referensi Apakah Bapak/Ibu membuat kerangka kerja secara rutin untuk mencapai sasaran dan tujuan kerja?

Apakah Bapak/Ibu melakukan kegiatan survei kebutuhan informasi pemustaka dalam menghadapi beranekaragam kebutuhan informasi mereka?

D. Kompetensi kolaborasi atau kerjasama yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Apakah Bapak/Ibu mengikuti kerjasama/kolaborasi organisasi IPI untuk menunjang pekerjaan? Adakah Bapak/Ibu ikut serta secara rutin kegiatan tersebut?

Apakah Bapak/Ibu mengikuti kerjasama/kolaborasi organisasi lain untuk menunjang pekerjaan? Adakah Bapak/Ibu ikut serta secara rutin kegiatan tersebut dan memanfaatkan layanannya?


(4)

E. Kompetensi evaluasi dan penilai sumber daya yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Apakah Bapak/Ibu memperhatikan kemutakhiran sumber informasi yang diperoleh?

Apakah kegiatan rutin yang dilakukan untuk mengevaluasi dan menilai penyajian layanan yang Bapak/Ibu berikan?


(5)

LAMPIRAN 2 No Responden : 1

HASIL ISIAN

KUESIONER TEBUKA PENDUKUNG PENELITIAN

KOMPETENSI PUSTAKAWAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA PADA LAYANAN REFERENSI

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ANDALAS

Petunjuk Pengisian

1. Penelitian ini bertujuan untuk penyusunan skripsi, untuk itu mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi soal-soal tersebut dengan penjelasan yang dianggap benar.

2. Berikan penjelasan Bapak/Ibu yang paling benar dari soal yang telah ada. 3. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi soal-soal ini saya

ucapkan terima kasih. Pertanyaan

A. Kompetensi akses yang dimiliki pustakawan layanan referensi Bagaimana sejarah masjid tua yang ada di kota Padang?

Analisis tentang (topic)

Sejarah mesjid tua di Kota Padang Sumber informasi yang dibutuhkan Ensiklopedia, website

Sumber Informasi yang diperoleh

Ensiklopedia mesjid-mesjid tertua di Indonesia

Waktu perolehan sumber informasi ± 1 menit

Kendala dalam penelusuran


(6)

B. Kompetensi pengetahuan dasar yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Bagaimana Bapak/Ibu menentukan struktur sumber informasi berdasarkan kebutuhan pemustaka dari pertanyaan sebelumnya?

Dengan menelusuri katalog online (OPAC) yang tersedia pada UPT Perpustakaan UNAND ini

Bagaimana cara Bapak/Ibu membuat pernyataan penelusuran dari pertanyaan sebelumnya?

Ya, saya membuat pernyataan untuk penelusuran dengan menentuan subjek dari pertanyaan pemustaka menggunakan boolen logic

Apakah bentuk penyajian sumber informasi yang Bapak/Ibu berikan kepada pemustaka? Pangkalan data fultextl, hypertext, atau hypermedia.

Ya saya pernah menyajikan bentuk informasi pangkalan data full text dan hypertext kepada pemustaka.

Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan web 2.0 untuk menciptakan layanan jarak jauh berdasarkan kebutuhan pemustaka saat ini?

Ya, saya menciptakan layanan jarak jauh melalui via e-mai dan social media seperti facebook. Untuk layanan jarak jauh yang disediakan oleh UPT Perpustakaan UNAND ini belum ada.

Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan creative commons untuk memproduksi, mengubah dan melestarikan informasi untuk generasi masa kini dan mendatang? Saya belum pernah mengikuti ataupun mendengar komunitas seperti itu ada di Sumatera Barat.

Apakah Bapak/Ibu ikut serta dalam mitra pengembangan e-learning dan pelatihan literasi informasi?

Saya belum pernah ikut serta dalam pengembangan e-learning dan untuk pelatihan literasi informasi yang dilakukan perpustakaan hanya waktu pendidikan pemustaka. Kegiatan pendidikan pemustaka itu tidak terlaksana secara rutin tiap tahunnya.


(7)

C. Kompetensi pemasaran yang dimiliki pustakawan layanan referensi Apakah Bapak/Ibu membuat kerangka kerja secara rutin untuk mencapai sasaran dan tujuan kerja?

Saya ada membuat kerangka kerja tetapi tidak mencantumkan unsur promosi layanan referensi ini

Apakah Bapak/Ibu melakukan kegiatan survei kebutuhan informasi pemustaka dalam menghadapi beranekaragam kebutuhan informasi mereka?

Tidak pernah ada

D. Kompetensi kolaborasi atau kerjasama yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Apakah Bapak/Ibu mengikuti kerjasama/kolaborasi organisasi IPI untuk menunjang pekerjaan? Adakah Bapak/Ibu ikut serta secara rutin kegiatan tersebut?

Ya, saya mengikuti kegiatan kerjasama IPI secara rutin seperti kegiatan kongres dan seminar yang diselenggarakan IPI Sumatera Barat dan Pusat.

Apakah Bapak/Ibu mengikuti kerjasama/kolaborasi organisasi lain untuk menunjang pekerjaan? Adakah Bapak/Ibu ikut serta secara rutin kegiatan tersebut dan memanfaatkan layanannya?


(8)

E. Kompetensi evaluasi dan penilai sumber daya yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Apakah Bapak/Ibu memperhatikan kemutakhiran sumber informasi yang diperoleh?

Ya, saya selalu memperhatikan kemutakhiran dari sumber informasi yang diperoleh dengan melihat tahun terbit, pengarang, dan isi informasi yang terkandung.

Apakah kegiatan rutin yang dilakukan untuk mengevaluasi dan menilai penyajian layanan yang Bapak/Ibu berikan?

Ya, saya melakukan evaluasi rutin terhadap penyajian layanan yang diberikan kepada pemustaka dengan membuat laporan tahunan tentang kegiatan layanan selama satu tahun.


(9)

No Responden : 2

HASIL ISIAN

KUESIONER TEBUKA PENDUKUNG PENELITIAN

KOMPETENSI PUSTAKAWAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA PADA LAYANAN REFERENSI

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ANDALAS

Petunjuk Pengisian

1. Penelitian ini bertujuan untuk penyusunan skripsi, untuk itu mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi soal-soal tersebut dengan penjelasan yang dianggap benar.

2. Berikan penjelasan Bapak/Ibu yang paling benar dari soal yang telah ada. 3. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi soal-soal ini saya

ucapkan terima kasih. Pertanyaan

A. Kompetensi akses yang dimiliki pustakawan layanan referensi Bagaimana sejarah masjid tua yang ada di kota Padang?

Analisis tentang (topic)

Sejarah mesjid tua di Kota Padang Sumber informasi yang dibutuhkan

Ensiklopedia, bibliografi, monografi, dan sumber lainnya Sumber Informasi yang diperoleh

Ensiklopedia mesjid-mesjid tertua di Indonesia

Monografi Kanagarian Parak Gadang Kec. Padang Timur tahun 1978 hal. 8 Waktu perolehan sumber informasi

± 10 menit

Kendala dalam penelusuran


(10)

B. Kompetensi pengetahuan dasar yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Bagaimana Bapak/Ibu menentukan struktur sumber informasi berdasarkan kebutuhan pemustaka dari pertanyaan sebelumnya?

Mengidentifikasi pertanyaan, melakukan penelusuran, dan membatasi hasil

Bagaimana cara Bapak/Ibu membuat pernyataan penelusuran dari pertanyaan sebelumnya?

Menganalisis topik dan melakukan penelusuran dengan topik tersebut

Apakah bentuk penyajian sumber informasi yang Bapak/Ibu berikan kepada pemustaka? Pangkalan data fultextl, hypertext, atau hypermedia.

Ya saya pernah menyajikan bentuk informasi pangkalan data full text kepada pemustaka.

Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan web 2.0 untuk menciptakan layanan jarak jauh berdasarkan kebutuhan pemustaka saat ini?

Untuk layanan jarak jauh belum tersedia di UPT Perpustakaan UNAND ini. Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan creative commons untuk memproduksi, mengubah dan melestarikan informasi untuk generasi masa kini dan mendatang? Saya belum pernah mengikuti ataupun mendengar komunitas seperti itu ada di Sumatera Barat.

Apakah Bapak/Ibu ikut serta dalam mitra pengembangan e-learning dan pelatihan literasi informasi?

Saya pernah ikut serta dalam pengembangan e-learning dan untuk pelatihan literasi informasi yang dilakukan perpustakaan hanya saja kegiatannya tidak terlaksana secara rutin.


(11)

C. Kompetensi pemasaran yang dimiliki pustakawan layanan referensi Apakah Bapak/Ibu membuat kerangka kerja secara rutin untuk mencapai sasaran dan tujuan kerja?

Saya ada membuat kerangka kerja tetapi tidak mencantumkan unsur promosi layanan referensi ini

Apakah Bapak/Ibu melakukan kegiatan survei kebutuhan informasi pemustaka dalam menghadapi beranekaragam kebutuhan informasi mereka?

Ya ada kegiatan survei kebutuhan informasi pemustaka tetapi tidak dijadikan pedoman kesiagaan untuk layanan referensi disini.

D. Kompetensi kolaborasi atau kerjasama yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Apakah Bapak/Ibu mengikuti kerjasama/kolaborasi organisasi IPI untuk menunjang pekerjaan? Adakah Bapak/Ibu ikut serta secara rutin kegiatan tersebut?

Ya, saya mengikuti kegiatan kerjasama IPI secara rutin seperti kegiatan kongres dan seminar yang diselenggarakan IPI Sumatera Barat dan Pusat.

Apakah Bapak/Ibu mengikuti kerjasama/kolaborasi organisasi lain untuk menunjang pekerjaan? Adakah Bapak/Ibu ikut serta secara rutin kegiatan tersebut dan memanfaatkan layanannya?

Saya pernah mengikuti kerjasama dengan organisasi lain seperti FKPTT tetapi tidak mengikuti kegiatannya secara rutin


(12)

E. Kompetensi evaluasi dan penilai sumber daya yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Apakah Bapak/Ibu memperhatikan kemutakhiran sumber informasi yang diperoleh?

Ya, saya selalu memperhatikan kemutakhiran dari sumber informasi yang diperoleh dengan melihat tahun terbit, pengarang, dan isi informasi yang terkandung.

Apakah kegiatan rutin yang dilakukan untuk mengevaluasi dan menilai penyajian layanan yang Bapak/Ibu berikan?

Ya, ada melakukan evaluasi terhadap kepuasan pemustaka tetapi kegiatannya tidak terlaksana secara rutin.


(13)

No Responden : 3

HASIL ISIAN

KUESIONER TEBUKA PENDUKUNG PENELITIAN

KOMPETENSI PUSTAKAWAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA PADA LAYANAN REFERENSI

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS ANDALAS

Petunjuk Pengisian

1. Penelitian ini bertujuan untuk penyusunan skripsi, untuk itu mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi soal-soal tersebut dengan penjelasan yang dianggap benar.

2. Berikan penjelasan Bapak/Ibu yang paling benar dari soal yang telah ada. 3. Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi soal-soal ini saya

ucapkan terima kasih. Pertanyaan

A. Kompetensi akses yang dimiliki pustakawan layanan referensi Bagaimana sejarah masjid tua yang ada di kota Padang?

Analisis tentang (topic)

Sejarah mesjid tua di Kota Padang Sumber informasi yang dibutuhkan

Ensiklopedia, sumber-sumber geografi, kliping, dan sumber lainnya. Sumber Informasi yang diperoleh

Ensiklopedia mesjid-mesjid tertua di Indonesia

Waktu perolehan sumber informasi ± 30 menit

Kendala dalam penelusuran

Kurangnya informasi pendukung lainnya dan pengetahuan untuk melakukan penelusuran dalam bentuk hypertext


(14)

B. Kompetensi pengetahuan dasar yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Bagaimana Bapak/Ibu menentukan struktur sumber informasi berdasarkan kebutuhan pemustaka dari pertanyaan sebelumnya?

Dengan mengetahui topik dan melakukan penelusuran pada katalog online (OPAC) yang tersedia pada UPT Perpustakaan UNAND ini

Bagaimana cara Bapak/Ibu membuat pernyataan penelusuran dari pertanyaan sebelumnya?

Saya tidak pernah membuat pernyataan untuk penelusuran

Apakah bentuk penyajian sumber informasi yang Bapak/Ibu berikan kepada pemustaka? Pangkalan data fultextl, hypertext, atau hypermedia.

Ya saya pernah menyajikan bentuk informasi pangkalan data full text kepada pemustaka yang telah tersedia pada pangkalan data pada UPT Perpustakaan UNAND ini

Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan web 2.0 untuk menciptakan layanan jarak jauh berdasarkan kebutuhan pemustaka saat ini?

Untuk layanan jarak jauh belum disediakan oleh UPT Perpustakaan UNAND ini Apakah Bapak/Ibu memanfaatkan creative commons untuk memproduksi, mengubah dan melestarikan informasi untuk generasi masa kini dan mendatang? Saya belum pernah mengikuti ataupun mendengar komunitas seperti itu ada di Sumatera Barat.

Apakah Bapak/Ibu ikut serta dalam mitra pengembangan e-learning dan pelatihan literasi informasi?

Saya belum pernah ikut serta dalam pengembangan e-learning dan untuk pelatihan literasi informasi yang dilakukan perpustakaan hanya waktu pendidikan pemustaka. Kegiatan pendidikan pemustaka itu tidak terlaksana secara rutin tiap tahunnya.


(15)

C. Kompetensi pemasaran yang dimiliki pustakawan layanan referensi Apakah Bapak/Ibu membuat kerangka kerja secara rutin untuk mencapai sasaran dan tujuan kerja?

Saya ada membuat kerangka kerja tetapi tidak mencantumkan unsur promosi layanan referensi ini

Apakah Bapak/Ibu melakukan kegiatan survei kebutuhan informasi pemustaka dalam menghadapi beranekaragam kebutuhan informasi mereka?

Ya ada kegiatan survei kebutuhan informasi pemustaka tetapi tidak dijadikan pedoman kesiagaan untuk layanan referensi disini.

D. Kompetensi kolaborasi atau kerjasama yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Apakah Bapak/Ibu mengikuti kerjasama/kolaborasi organisasi IPI untuk menunjang pekerjaan? Adakah Bapak/Ibu ikut serta secara rutin kegiatan tersebut?

Ya, saya mengikuti kegiatan kerjasama IPI secara rutin seperti kegiatan seminar dan lainnya yang diselenggarakan IPI Sumatera Barat.

Apakah Bapak/Ibu mengikuti kerjasama/kolaborasi organisasi lain untuk menunjang pekerjaan? Adakah Bapak/Ibu ikut serta secara rutin kegiatan tersebut dan memanfaatkan layanannya?


(16)

E. Kompetensi evaluasi dan penilai sumber daya yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Apakah Bapak/Ibu memperhatikan kemutakhiran sumber informasi yang diperoleh?

Ya, saya selalu memperhatikan kemutakhiran dari sumber informasi yang diperoleh dengan melihat tahun terbit, pengarang, dan isi informasi yang terkandung.

Apakah kegiatan rutin yang dilakukan untuk mengevaluasi dan menilai penyajian layanan yang Bapak/Ibu berikan?

Saya belum ada melakukan evaluasi rutin terhadap penyajian layanan yang diberikan kepada pemustaka.


(17)

(18)

(19)

(20)

(21)

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 1999. Soal Jawab Statistik Deskriptif. Yogyakarta: BPFE.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

_________________. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bakker, Trix. 2002. Virtual Reference Services: Connecting Users with Experts and Supporting the Development of Skills. Liber Quartely Vol 12. http://liber.library.uu.nl (diakses 10 November 2015)

Budi, Imam P. 2014. “Layanan Referensi di Era Digital dan Akses ke berbagai Sumber Informasi.” Makalah yang disampaikan pada Workshop Nasional FPPTI, 2014, Jakarta. http://www.fppti.or.id/files/materi8.pdf (diakses 5 Oktober 2015)

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Effendi, Iskandar. 1991. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Hasugian, Jonner. 2011. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.

______________. 2000. Analisis kebutuhan Fungsional dan kelengkapan antarmuka system Online Public Accsess Catalogue (OPAC): Studi kasus perpustakaan Universitas Sumatera Utara dan Universitas Kristen Petra. Medan: UPT Perpustakaan USU.

Hermawan, Rachman, dan Zulfikar Zen. 2010. Etika Pustakawan: Suatu Pendekatan terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.

Ishak. 2006. Kebutuhan Informasi Mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) FK-UI dalam Memenuhi Tugas Journal Reading. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi Vol 2, No 2 (Desember) http://repository.usu.ac.id/bistream/123456789/17058/1/pus-des2006-3.pdf (diakses 28 September 2015)

______. 2015. Penelusuran Literatur Online. Medan: Al-Hayat.

Kosasih, Aa. 2006. “Layanan Referensi dan Serial Perpustakaan Sekolah.” Makalah disampaikan dalam Workshop dan Pelatihan Tenaga


(23)

Kepustakaan Sekolah pada tingkat SMP/SMA/SMK se-Jawa Timur, Agusrus 2006, Jawa Timur.

Kismiyati, Titiek. 2011. “Kesiapan Sertifikasi Pustakawan”. Media Pustakawan. No. 18 (Maret-April): 13-18.

Lasa HS. 1994. Jenis-jenis Pelayanan Informasi Perpustakaan. Yogyakarta: UGM Press.

_______. 1990. Kamus Istilah Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius.

Lestari, Ririn Anggi. 2009. Peran Perpustakaan Khusus dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Eksekutif: Studi Kasus di Perpustakaan Astra. http://lib.ui.ac.id/file?filedigital/127290RB13R198pPeran%20perpustakaa n-Literatur.pdf (diakses 1 Oktober 2015)

Muchdlor, Sjaifullah. 2012. “Sistem Layanan Referensi Pada Perpustakaan Sekolah.” Makalah disampaikan pada pelatihan perpustakaan kepada para guru di Kota Mojokerto, 5-7 Januari 2013. http://library.um.ac.id (diakses 30 September 2015)

Nawawi, Hadari dan Martini Hadari. 1995. Instrument Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nining Nugrahini. 2013. “Layanan Referensi dan Promosi Koleksi Referensi.” Makalah disampaikan pada pelatihan peningkatan mutu tenaga pustakawan STAH Santika Dharma Malang, Oktober 2013, UPT Perpustakaan Universitas Negeri Malang.

Pamuntjak, Rusina Syahrial. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta: Djambatan.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. 2007. Undang-undang Republik Indonesia No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

_____________. 2009. Rancangan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2009 tentang Standar Nasional Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Prawati, Budi. 2003. Keterpakaian Koleksi Majalah Ilmiah Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian oleh Peneliti Badan Litbang Pertanian. Jurnal Perpustakaan Pertanian. Vol. 12, No.1 http://pustaka.litbang.pertanian.go.id/publikasi/ppl12034.pdf (diakses tanggal 1 Oktober 2015)


(24)

Puwono. 2008. Pemaknaan Buku Bagi Masyarakat Pembelajar. Jakarta: Sagung Seto.

Purwono. 2011. Materi Pokok Dasar-Dasar Dokumentasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Rahardjo, Arlinah Imam. 1996. “Layanan Referensi di Perpustakaan”. Makalah disampaikan pada pelatihan Terpadu Manajemen Perpustakaan Modern, September 1996, Universitas Kristen Petra.

Reference and User Service Association. 2004. Guidelines for Implementing and Maintaining Virtual Reference Services. Chicago: Reference and User Services Association. http://www.ala.org/rusa (diakses 22 September 2015)

Soeatminah. 1992. Perpustakaan, Kepustakawaan dan Pustakawan. Yogyakarta: Kanisius.

Soepomo, S. 1994. Layanan Referensi. Baca. Vol. XIX, no.1-2 (Juni) http://situs.jurnal.lipi.go.id/baca/index.php/baca (diakses 25 September 2015).

Standar Nasional Indonesia Bidang Perpustakaan. 2011. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI.

Sukmadinata, Nana Saodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Supriyanto. 2009. “Pengembangan Kompetensi Pustakawan Perguruan Tinggi.” Makalah yang disampaikan pada seminar Workshop dan Musyawarah Nasional IV FPPTI: Kepustakawanan di Era Digital, November 2009, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Bandung. Sutarno, NS. 2006. Manajemen Perpustakaan: suatu pendekatan praktik. Jakarta:

Sagung Seto.

Whilatch, Jo Bell, Nancy E. Bodner, Muzzette Z. Diefenthal, Nancy Huling, dan Kathlen M Kluegel. “Professional Competencies for Reference and User Services Librarians.” RUSA website. 26 Januari 2003. http://www.ala.org/rusa/resources/guidelines/ professional.pdf (diakses 22 September 2015)

Wicaksono. Hendro. 2013. Layanan Referensi Berbasis Web yang Aksesibel bagi Semua Orang. Visi Pustaka Vol 15, No. 2 (Agustus) http://www.perpusnas.go.id (diakses 29 September 2015)


(25)

Widyawan, Rosa. 2012. Pelayanan Referensi Berawal dari Senyuman. Bandung: Bahtera Ilmu.

Wihardit, Kuswaya. 1997. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. Wulandari, Dian. 2007. Layanan Referensi Perpustakaan pada Era Informasi. Visi

Pustaka. Vol 9, No.1 (April) http://www.perpusnas.go.id (diakses 29 September 2015)

Yusup, Pawit M. 2010. Teori dan Praktik Penelusuran Informasi (Information Retrieval). Jakarta: Kencana.


(26)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Sukmadinata (2006, 72) penelitian deskriptif merupakan “suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya”.

Dalam penelitian deskriptif seorang peneliti berfikir secara induktif yaitu menangkap berbagai fakta atau fenomena-fenomena sosial melalui pengamatan di lapangan. Kemudian menganalisis dan melakukan upaya teorisasi berdasarkan apa yang diamati. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memahami fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memahami secara mendalam.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada UPT Perpustakaan Universitas Andalas Kampus Limau Manis Padang Provinsi Sumatera Barat. Penelitian dimulai bulan Desember 2015 di ruangan layanan referensi UPT Perpustakaan Universitas Andalas.


(27)

3.3. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dan informasi pada suatu penelitian harus menggunakan sebuah instrumen. Menurut Wihardit (1997, 26) “instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data, dimana harus sesuai dengan sifat data yang dikumpulkan dapat menjamin bahwa data yang dikumpulkan tersebut valid dan dapat dipercaya (realiable)”. Dalam penelitian ini alat pengukuran yang digunakan adalah observasi atau pengamatan dan kuesioner terbuka. Menurut Arikunto (2010, 193-194) penelitian yang menggunakan metode observasi atu pengamatan lebih tepat instrumen penelitiannya adalah daftar cek (checklist). Sedangkan kuesioner terbuka adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang diberikan kesempatan untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.

Sedangkan menurut Nawawi (1995, 77) menyatakan bahwa “daftar cek (checklist) adalah rincian gejala atau unsur-unsurnya itu disusun secara teratur menjadi suatu daftar sebagai urutan klasifikasi data yang diamati, muncul atau tidaknya dalam suatu peristiwa, keadaan, situasi atau kejadian yang berkenaan dengan masalah penelitian”. Sesuai dengan uraian tersebut, instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daftar cek (checklist). Dalam hal ini peneliti membuat daftar data yang dikumpulkan untuk dapat diberi tanda atau kode sesuai dengan kondisi yang diamati. Selanjutnya Nawawi (1995, 78) menyatakan bahwa “setiap kali suatu unsur-unsurnya muncul atau memberi tanda cek (√) bila jawaban ya dan tanda (x) bila jawaban tidak. Maka bila pustakawannya berkompetensi digunakan tanda (√), sedangkan bila


(28)

pustakawannya tidak berkompetensi digunakan tanda (x)”. Hal demikian juga berkaitan dengan pembagian kuesioner kepada tiga responden yang berada di layanan referensi UPT Perpustakaan UNAND.

3.4Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini untuk dapat membuktikan kondisi yang akan diteliti dilaksanakanlah pengumpulan data. Menurut Arikunto (2010, 193) Teknik pengumpulan data adalah metode yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan atau memperoleh data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu.

1. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah mengenai kompetensi pustakawan layanan referensi sebagai perantara sumber informasi dan mengevaluasi sumber informasi dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka.

Dalam penelitian ini agar mempermudah pengumpulan data untuk dibuktikan, peneliti menentukan unsur-unsur yang akan diamati tersebut disusun dalam kisi-kisi aspek kompetensi yang diamati dalam table berikut.


(29)

Tabel 1: Kisi-kisi Aspek Kompetensi yang Diamati

No Aspek yang diamati Jumlah butir

1

2

3

4

5

Kompetensi akses yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Kompetensi pengetahuan dasar yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Kompetensi pemasaran yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Kompetensi kolaborasi atau kerjasama yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Kompetensi evaluasi dan penilaian sumber daya yang dimiliki pustakawan layanan referensi

5

13

2

2

2

Jumlah 24

Selanjutnya untuk lebih mudah dalam proses pengamatan aspek kompetensi maka dikembangkan kisi-kisi aspek kompetensi pustakawan layanan referensi tersebut menjadi item pertanyaan seperti yang terlihat pada tabel 2.

Tabel 2: Item Pertanyaan N

O

ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

YA TIDAK

1 Kompetensi akses yang dimiliki pustakawan layanan referensi

a. Pustakawan mampu menganalisis kebutuhan informasi pemustaka

b. Pustakawan mampu mengidentifikasi kebutuhan informasi pemustaka

c. Pustakawan mampu mencari dan menelusur informasi dari berbagai sumber

d. Pustakawan mampu mengolah waktu yang ada untuk menemukan sumber informasi untuk pemustaka


(30)

kendala-2 Kompetensi pengetahuan dasar yang dimiliki pustakawan layanan referensi

a. Pustakawan mampu mengidentifikasi struktur sumber informasi berdasarkan kebutuhan pemustaka

b. Pustakawan mampu menentukan kata kunci dari sebuah informasi untuk penelusuran

- Mampunya pustakawan membuat pernyataan dari pertanyaan yang diajukan pemustaka

c. Pustakawan mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemustaka - Menyambut dengan ramah setiap

pemustaka yang datang berkunjung - Mampu menanggapi atau menjelas-kan dengan ramah dan tepat setiap pertanyaan yang diajukan pemus-taka

d. Pustakawan mampu menggunakan berbagai sarana untuk penelusuran informasi

- OPAC - Jurnal Online - Ensiklopedia Online

e. Pustakawan mampu menyajikan informasi dalam bentuk yang bervariasi - Pangkalan data utuh (full text) - Hypertext

- Hypermedia

f. Pustakawan mampu menghadapi perkembangan IPTEK yang berpe-ngaruh terhadap kebutuhan informasi pemustaka

- Pemanfataan web 2.0 dengan men-ciptakan layanan jarak jauh

- Information cammons

- Ikut serta dalam mitra pengem-bangan e-learning dan pelatihan literasi informasi

3 Kompetensi pemasaran yang dimiliki oleh pustakawan layanan referensi

a. Pustakawan mampu mencapai tujuan dan sasaran dari kerangka kerja

- Adanya pembuatan kerangka kerja yang rutin


(31)

b. Pustakawan tanggap dan siaga dalam menghadapi kebutuhan informasi pemustaka

- Adanya kegiatan survei kebutuhan informasi pemustaka secara rutin 4 Kompetensi kolaborasi atau kerjasama yang

dimiliki oleh pustakawan layanan referensi a. Pustakawan mampu bekerja sama

dengan organisasi profesinya

- Adanya kerjasama dengan IPI dan adanya ikut serta secara rutin setiap kegiatan IPI

b. Pustakawan mampu bekerja sama dengan organisasi lain untuk menunjang pekerjaannya

- Adanya kerjamasa dengan organisasi lain dan adanya meman-faatkan layanan kerjasama organi-sasi tersebut dalam penyajian laya-nan informasi

5 Kompetensi evaluasi dan penilai sumber daya yang dimiliki pustakawan layanan referensi

a. Pustakawan mampu mengevaluasi informasi relevan yang diperoleh

- Adanya pustakawan

memperhatikan informasi yang terkandung tsb terkini dan masih sahih serta tahun terbit dari sumber informasi

b. Pustakawan mampu mengevaluasi penyajian layanan yang diberikan kepada pemustaka

- Adanya kegiatan rutin untuk mengevaluasi dan menilai penya-jian layanan

2. Kuesioner Terbuka

Kuesioner terbuka adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang diberikan kesempatan untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. Jumlah pertanyaan yang diberikan peneliti kepada responden 19 butir


(32)

terdiri dari lima bagian pertanyaan yaitu kompetensi akses pustakawan layanan referensi, kompetensi pengetahuan dasar pustakawan layanan referensi, kompetensi pemasaran pustakawan layanan referensi, kompetensi kolaborasi atau kerjasama pustakawan layanan referensi dan kompetensi evaluasi pustakawan layanan referensi. Kuesioner dibagikan kepada tiga pustakawan yang bertugas di layanan referensi UPT Perpustakaan UNAND.

3.5Analisis Data

Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang benar dan akurat maka digunakan analisis data. Menurut Effendi (1991, 263) “analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterprestasikan”. Selanjutnya dalam proses penelitian untuk menyederhana-kan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami dengan menggunakan statistik. Dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Analisis data yang dilakukan adalah data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan berdasarkan kompetensi pustakawan layanan referensi ke dalam bentuk tabel dan mencari persentase kompetensi setiap responden berdasarkan observasi dan jawaban responden.

Agar data yang diperoleh dapat dilihat hasilnya maka dilakukan perhitungan skor untuk masing-masing unsur pertanyaan yang memiliki kompetensi. Caranya seperti yang dikemukakan Hasugian (2000, 72) yaitu untuk yang memiliki keterampilan akan diberikan tanda (√) pada kolom artinya ada hasil yang akan diberi skor 1. Sementara untuk jawaban yang tidak memiliki


(33)

keterampilan diberi tanda (x) artinya tidak adanya keterampilan dan tidak diberi skor atau skor nol serta unsur yang tidak berlaku diberi tanda (TB).

Menurut Cherry yang disitir Hasugian (2000, 73) untuk perhitungan skor persentase menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

X = Jumlah total “ya” dari pertanyaan N = Jumlah total pertanyaan

Y = Jumlah total “skor nol”

Setelah persentase jawaban responden diperoleh maka data dapat diinterprestasikan. Untuk menafsirkan besarnya persentase yang didapatkan dari tabel data masing-masing kompetensi, peneliti menggunakan metode penafsiran yang dikemukan oleh Arikunto (2000, 57) sebagai acuan interpretasi. Interpretasi yang dikemukakan sebagai berikut:

0,00% = tidak ada

0,01% - 24,99% = sebagian kecil 25,00% - 49,99% = hampir setengahnya

50,00% = setengahnya

51% - 74,99% = sebagian besar 75% - 99,99% = pada umumnya


(34)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uraian pada bab ini merupakan upaya untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimanakah kompetensi pustakawan dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka di layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND. Kemudian permasalahan ini diimplementasikan pada satu tujuan yang akan dicapai. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada Bab I.

4.1. Kompetensi akses yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Kemampuan akses merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh pustakawan layanan referensi. Kemampuan tersebut meliputi bagaimana pustakawan mengatasi banyaknya informasi, mengelola waktu yang ada agar pemustaka nyaman dan menghilangkan kendala-kendala pelayanan. Fokus utama kompetensi akses ini tentang pemahaman pustakawan terhadap kebutuhan dan perilaku pemustaka, sehingga pustakawan perlu mengembangkan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan informasi secara efektif. Sebagai pustakawan layanan referensi juga dituntun mampu menjadi perantara sumber informasi bagi pemustaka. Untuk mengetahui hal demikian maka kompetensi askses yang dimiliki oleh pustakawan referensi ditinjau dari soal atau pertanyaan yang berkaitan dengan kompetensi akses yaitu sejarah mesjid tua yang ada dikota Padang yang dibagikan peneliti pada pustakawan yang bertugas di layanan referensi UPT Perpustakaan UNAND. Dari jawaban pustakawan akan dilihat bagaimana pustakawan menganalisis pertanyaan, mengidentifikasi informasi sesuai kebutuhan, cara pustakawan


(35)

menemukan dan menelusur informasi, mengolah waktu dalam penelusuran dan mengatasi kendala dalam penelusuran. Hasil jawaban dari pustakawan yang telah dibagikan dapat dilihat pada tabel 3:

Tabel 3 : Kompetensi Askses Pustakawan

No ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

YA TIDAK

P 1 P 2 P 3 P 1 P 2 P 3 a. Pustakawan mampu menganalisis

kebutuhan informasi pemustaka

b. Pustakawan mampu mengidentifikasi kebutuhan informasi pemustaka

c. Pustakawan mampu mencari dan

menelusur informasi dari berbagai sumber

x x

d. Pustakawan mampu mengolah waktu yang ada untuk menemukan sumber informasi untuk pemustaka

x

e. Pustakawan mampu mengatasi kendala-kendala dalam penelusuran informasi

x x x

Jumlah 3 3 3 0 0 0

Persentase (%) 60 60 60 0 0 0

Rata-rata Persentase “ya” 60%

Dari table 3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (60%) pustakawan memiliki kompetensi akses. Pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND telah mampu menganalisis dan mengidentifikasi pertanyaan sesuai kebutuhan informasi pemustaka. Hal demikian terlihat dari jawaban pertanyaan yang ditulis oleh ketiga responden bahwa topik dari pertanyaan adalah sejarah mesjid tua di Kota Pada. Dalam pencarian dan penelusuran sumber informasi tidak semua pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND menyajikan berbagai sumber informasi, jika mereka telah menemukan sumber informasi yang tersedia di UPT Perpustakaan UNAND seperti Ensiklopedia mesjid-mesjid tertua di Indonesia


(36)

maka mereka tidak mencari sumber informasi lain. Untuk pengolahan waktu dalam penelusuran dan pencarian informasi pustakawan mampu mengolah waktu dengan baik untuk menemukan sumber informasi yang tersedia di UPT Perpustakaan UNAND seperti Ensiklopedia mesjid-mesjid tertua di Indonesia. Namun ketika penelusuran atau pencarian informasi pustakawan terbentur dengan masalah sedikitnya sumber informasi dan hal demikian tampak bahwa pustakawan sulit untuk mengatasi kendala-kendala dalam penelusuran atau pencarian informasi. Hal tersebut juga terlihat pustakawan hanya memberikan sumber informasi dalam bentuk cetak yang telah tersedia di layanan referensi UPT Perpustakaan UNAND.

4.2. Kompetensi pengetahuan dasar yang dimiliki pustakawan referensi Pustakawan layanan referensi diharapkan mampu memenuhi kebutuhan informasi pemustaka maka mereka harus memiliki pengetahuan dasar akan layanan referensi dengan baik. Untuk mengetahui kompetensi pengetahuan dasar yang dimiliki oleh pustakawan referensi maka peneliti membagikan soal atau pertanyaan yang berkaitan dengan kompetensi pengetahuan dasar yaitu identifikasi struktur sumber informasi, kata kunci atau pernyataan penelusuran, bentuk penyajian sumber informasi, memanfaatkan web 2.0, memanfaatkan creative commons, mitra pengembangan e-learning dan pelatihan literasi informasi. Hasil jawaban dari pustakawan yang telah dibagikan dapat dilihat pada tabel 4:


(37)

Tabel 4 : Kompetensi Pengetahuan Dasar

No ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

YA TIDAK

P 1 P 2 P 3 P 1 P 2 P 3 a. Pustakawan mampu mengidentifikasi

struktur sumber informasi berdasarkan kebutuhan pemustaka

b. Pustakawan mampu menentukan kata kunci dari sebuah informasi untuk penelusuran

- Mampunya pustakawan membuat pernyataan dari pertanyaan yang diajukan pemustaka

x x

c. Pustakawan mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan pemustaka

- Menyambut dengan ramah setiap pemustaka yang datang berkunjung - Mampu menanggapi atau

menjelas-kan dengan ramah dan tepat setiap pertanyaan yang diajukan pemustaka

d. Pustakawan mampu menggunakan berbagai

sarana untuk penelusuran informasi - OPAC

- Jurnal Online - Ensiklopedia Online

x x x x x e. Pustakawan mampu menyajikan informasi

dalam bentuk yang bervariasi - Pangkalan data utuh (full text) - Hypertext - Hypermedia x x x x x x f. Pustakawan mampu menghadapi

perkem-bangan IPTEK yang berpe-ngaruh terhadap kebutuhan informasi pemustaka

- Pemanfataan web 2.0 dengan men-ciptakan layanan jarak jauh

- Information cammons

- Ikut serta dalam mitra pengembangan e-learning dan pelatihan literasi informasi

x x

x x

x x x

Jumlah 9 6 4 0 0 0

Persentase (%) 70 46 31 0 0 0

Rata-rata Persentase “ya” 49%


(38)

referensi di UPT Perpustakaan UNAND telah mampu mengidentifikasi struktur sumber informasi berdasarkan kebutuhan pemustaka. Hal tersebut terlihat dari jawaban pustakawan dalam menentukan topik dari pertanyaan yang ada pada kuesioner. Dalam menentukan kata kunci untuk membuat pernyataan penelusuran pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND masih menemukan kendala, hanya salah seorang dari pustakawan yang mampu dalam menentukan pernyataan untuk penelusuran. Pustakawan lainnya cukup dengan menentukan topik dari pertanyaan bahkan ada yang tidak pernah membuat pernyataan untuk penelusuran sumber informasi. Untuk berinteraksi dengan pemustaka seperti menyambut dengan ramah setiap pemustaka yang berkunjung, menanggapi serta menjelaskan dengan ramah dan tepat setiap pemustaka mengajukan pertanyaan pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND telah menunjukkan bahwa mereka pustakawan yang mampu berinteraksi dan berkomunikasi sebagai pelayan informasi.

Pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND telah mampu untuk menggunakan sarana dalam penelusuran informasi dengan OPAC. Lain hal dengan menggunakan jurnal online hanya salah seorang pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND yang memanfaatkan jurnal online untuk penelusuran informasi. Sementara untuk menggunakan ensiklopedia online sama sekali tidak pernah dimanfaatkan pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND sebagai sarana


(39)

penelusuran informasi, mereka lebih memilih untuk menggunakan ensiklopedia bentuk cetak.

Pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND telah mampu untuk menyajikan informasi dalam bentuk pangkalan data utuh atau full text yang tersedia di perpustakaan. Lain hal dengan penyajian informasi dalam bentuk hypertext hanya salah seorang dari pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND yang mampu menyajikan informasi dalam bentuk hypertext. Sementara untuk penyajian informasi dalam bentuk hypermedia sama sekali tidak pernah diberikan kepada pemustaka oleh pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND.

Pustakawan referensi harus mampu menghadapi perkembangan IPTEK untuk menghadapi kebutuhan informasi pemustaka, pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND untuk memanfaatkan web 2.0 dalam menciptakan layanan jarak jauh dengan pemustaka untuk mengikuti permintaan pasar kebutuhan informasi hanya dilakukan salah seorang pustakawan bentuk layanan jarak jauh yang sering dilakukannya melalui e-mail dan media sosial seperti facebook. Tidak hanya menciptakan layanan jarak jauh dengan memanfaatkan web 2.0 pustakawan referensi hendaknya ikut serta dalam komunitas creative commons, perkembangan e-learning dan pelatihan literasi informasi secara rutin. Pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND tidak pernah mengikuti komunitas creative commons dan perkembangan e-learning untuk siaga akan perkembangan pertanyaan dan hasil riset yang berkemungkinan diajukan pemustaka. Lain hal dengan


(40)

pelatihan literasi informasi pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND telah pernah mengikuti kegiatan tersebut hanya saja kegiatan itu tidak terlaksana secara rutin.

4.3. Kompetensi pemasaran yang dimiliki pustakawan layanan referensi Perencanaan strategi pemasaran layanan informasi agar mencapai sasaran dengan baik maka kompetensi pemasaran pustakawan referensi sangat menentukan. Sebuah perencanaan kerangka kerja yang dioperasikan secara strategis yakni mekanisme promosi untuk tujuan dan sasaran yang diinformasikan secara tepat. Pustakawan bisa sebelumya melakukan survei di luar gedung perpustakaan untuk siaga terhadap kebutuhan pemustaka. Untuk mengetahui kompetensi pemasaran yang dimiliki oleh pustakawan layanan referensi maka peneliti membagikan soal atau pertanyaan yang berkaitan dengan kompetensi pemasaran yaitu pembuatan kerangka kerja secara rutin dan kegiatan survei kebutuhan informasi pembuatan secara rutin. Hasil jawaban dari pustakawan yang telah dibagikan dapat dilihat pada tabel 5:

Tabel 5 : Kompetensi Pemasaran

No ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

YA TIDAK

P 1 P 2 P 3 P 1 P 2 P 3 a. Pustakawan mampu mencapai tujuan dan

sasaran dari kerangka kerja

- Adanya pembuatan kerangka kerja yang rutin

x

b. Pustakawan tanggap dan siaga dalam menghadapi kebutuhan informasi pemus-taka

- Adanya kegiatan survei kebutuhan informasi pemustaka secara rutin

x

Jumlah 0 2 2 0 0 0

Persentase (%) - 100 100 0 - -


(41)

Dari table 5 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (67%) pustakawan memiliki kompetensi pemasaran. Pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND telah membuat kerangka kerja setiap tahun akan tetapi kegiatan untuk promosi tidak terlaksana dengan baik sehingga sasaran dan tujuan kerja tidak tercapai secara maksimal. Hal tersebut juga terlihat dari penggunaan layanan referensi setiap tahunnya hanya lebih kurang 33 orang yang bertanya atau yang menggunakan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND. Kurangnya pendayagunaan layanan referensi bisa disebabkan karena kurangnya promosi akan tersedianya layanan referensi yang mampu menjawab kebutuhan informasi pemustaka. Adapun kegiatan survei kebutuhan pemustaka dilaksanakan untuk melakukan pengadaan koleksi dan kegiatan tersebut tidak disiapkan untuk kesiaagaan terhadap kemungkinan pertanyaan yang diajukan oleh pemustaka kepada layanan referensi.

4.4. Kompetensi kolaborasi atau kerjasama yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Memelihara hubungan baik dengan pemustaka dan sejawat, baik di dalam maupun di luar perpustakaan sangat penting bagi pustakawan. Kolaborasi atau kerjasama penting di tengah suburnya pertumbuhan informasi, pengetahuan baru, dan teknologi canggih, yang semuanya itu terjadi dalam waktu relative singkat. Cara mengakses informasi sangat mudah menuntut pustakawan harus bekerja dengan sejawat, organisasi profesi, dan kelompok lain untuk memastikan bahwa pemustaka menerima


(42)

pelayanan paling tepat. Untuk mengetahui kompetensi kolaborasi yang dimiliki oleh pustakawan referensi maka peneliti membagikan soal atau pertanyaan yang berkaitan dengan kompetensi kolaborasi atau kerjasama yaitu kolaborasi atau kerjasama dengan organisasi profesi dan kolaborasi atau kerjasama dengan organisasi lain. Hasil jawaban dari pustakawan yang telah dibagikan dapat dilihat pada tabel 6:

Tabel 6 : Kompetensi Kolaborasi

No ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

YA TIDAK

P 1 P 2 P 3 P 1 P 2 P 3 a. Pustakawan mampu bekerja sama dengan

organisasi profesinya

- Adanya kerjasama dengan IPI dan adanya ikut serta secara rutin setiap kegiatan IPI

b. Pustakawan mampu bekerja sama dengan organisasi lain untuk menunjang pekerjaannya

- Adanya kerjamasa dengan organisasi lain dan adanya memanfaatkan layanan kerjasama organisasi tersebut dalam penyajian layanan informasi

x x

Jumlah 1 2 1 0 - 0

Persentase (%) 50 100 50 0 - 0

Rata-rata Persentase “ya” 67%

Dari tabel 6 sebelumnya dapat diketahui bahwa sebagian besar (67%) pustakawan memiliki kompetensi kolaborasi atau kerjasama. Pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND telah melaksanakan kerjasama dengan organisasi profesi seperti IPI Sumatera Barat dengan rutin. Dari kegiatan demikian pustakawan telah bekerja sama dengan organisasi profesinya untuk mengikuti perkembangan informasi dan pengetahuan baru yang berkaitan dengan ilmu perpustakaan. Lain hal untuk kerjasama dengan


(43)

organisasi lain pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND belum terlaksana secara baik, ada salah seorang pustakawan yang menjadi anggota pada organisasi lain yaitu FKPTT tetapi tidak mengikuti kegiatannya secara rutin.

4.5. Kompetensi evaluasi dan penilaian sumber daya yang dimiliki pustakawan layanan referensi

Penilaian yang konsisten terhadap sumber informasi dalam konteks kebutuhan pemustaka penting dalam menjaga agar pelayanan informasi tetap relevan. Penggunaan ukuran-ukuran evaluasi dengan tujuan untuk menilai dan mengevaluasi kinerja staff tetap diperlukan. Pustakawan layanan referensi dan pelayanan pemustaka dituntut untuk mempunyai kompetensi dalam bentuk metode evaluasi formal maupun informal. Untuk mengetahui kompetensi evaluasi dan penilaian sumber daya yang dimiliki oleh pustakawan referensi maka peneliti membagikan soal atau pertanyaan yang berkaitan dengan kompetensi evaluasi dan penilaian sumber daya yaitu mengevaluasi sumber informasi yang relevan dan mengevaluasi penyajian layanan. Hasil jawaban dari pustakawan yang telah dibagikan dapat dilihat pada tabel 7:


(44)

Tabel 7 : Kompetensi Evaluasi

No ASPEK YANG DIAMATI KETERANGAN

YA TIDAK

P 1 P 2 P 3 P 1 P 2 P 3 a. Pustakawan mampu mengevaluasi

informasi relevan yang diperoleh

- Adanya pustakawan memperhatikan informasi yang terkandung tsb terkini dan masih sahih serta tahun terbit dari sumber informasi

x

b. Pustakawan mampu mengevaluasi penyajian layanan yang diberikan kepada pemustaka

- Adanya kegiatan rutin untuk

mengevaluasi dan menilai penya-jian layanan

x x

Jumlah 2 - 1 - 0 0

Persentase (%) 100 - 50 - 0 0

Rata-rata Persentase “ya” 50%

Dari tabel 7 diketahui bahwa setengahnya (50%) pustakawan yang memiliki kompetensi evaluasi dan penilaian sumber daya. Pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND telah mampu dalam mengevaluasi sumber informasi yang mutakhir ataupun sahih dan relevan sesuai dengan kebutuhan informasi pemustaka. Lain hal dengan kegiatan evaluasi penyajian layanan yang diberikan kepada pemustaka hanya salah seorang pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND yang membuat laporan tahunan. Adapun kegiatan survei kepuasan pemustaka yang dilakukan perpustakaan tetapi kegiatannya tidak terlaksanakan secara rutin.


(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan data, analisis data dan hasil pembahasan dalam penelitian ini mengenai kompetensi pustakawan dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka pada layanan referensi UPT Perpustakaan UNAND bahwa sebagian besar (58,60%) pustakawan telah memiliki kompetensi dan diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebagian besar (60%) pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND memiliki kompetensi akses. Kompetensi akses mencakup analisis pertanyaan, identifikasi informasi sesuai kebutuhan pemustaka, penelusuran informasi, pengolahan waktu penelusuran, dan mengatasi kendala dalam penelusuran.

2. Hampir setengahnya (49%) pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND memiliki kompetensi pengetahuan dasar layanan referensi. Kompetensi pengetahuan dasar mencakup identifikasi struktur sumber informasi, kata kunci atau pernyataan penelusuran, bentuk penyajian sumber informasi, memanfaatkan web 2.0, memanfaatkan creative cammons, mengikuti mitra pengembangan e-learning dan pelatihan literasi informasi.

3. Sebagian besar (67%) pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND memiliki kompetensi pemasaran. Kompetensi pemasaran mencakup pembuatan kerangka kerja dan kegiatan survei kebutuhan informasi pemustaka secara rutin.


(46)

4. Sebagian besar (67%) pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND memiliki kompetensi kolaborasi. Kompetensi kolaborasi atau kerjasama mencakup kolaborasi atau kerjasama dengan organisasi profesi dan organisasi lain.

5. Setengahnya (50%) pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND memiliki kompetensi evaluasi dan penilaian sumber daya. Kompetensi evaluasi dan penilaian sumber daya mencakup evaluasi sumber informasi yang relevan dan penyajian layanan.

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengatasi kendala-kendala dalam penelusuran atau pencarian

sumber informasi dan penyajian layanan oleh pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND hendaknya mengikuti pelatihan atau workshop, kerjasama dengan organisasi lain yang berkemungkin akan membantu kelangsungan penyajian informasi, ikut serta pada komunitas informasi commons, perkembangan e-learning, dan pelatihan literasi informasi secara rutin.

2. Untuk pencapaian tujuan dan sasaran kerangka kerja setiap tahunnya serta menjaga pelayanan informasi tetap relevan tetapi selalu mengikuti perkembangan kebutuhan informasi pemustaka. Maka pustakawan layanan referensi di UPT Perpustakaan UNAND perlu melaksanakan kegiatan survei kebutuhan pemustaka yang dijadikan pedoman untuk kelangsungan


(47)

layanan referensi, membuat program kerja secara rutin dengan mencantumkan kegiatan promosi yang rinci, dan mengevaluasi serta menilai penyajian layanan informasi yang diberikan kepada pemustaka baik secara formal ataupun informal.


(48)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi dibentuk untuk memenuhi kebutuhan informasi akademika yang bersangkutan untuk menunjang terwujudnya Tri Dharma Perguruan Tinggi. Menurut Reitz yang disitir oleh Hasugian (2011, 79) sebagai berikut:

A library or library system estabilished, administreted, and funded by a university to meet the information, research, and curriculum needs of its student, faculty, and staff. Definisi ini menyatakan bahwa per-pustakaan perguruan tinggi adalah sebuah perper-pustakaan atau sistem perpustakaan yang dibangun, diadministrasikan dan didanai oleh se-buah universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian, dan kurikulum mahasiswa, fakultas dan staffnya.

Ada pendapat lain menurut Sutarno (2006. 35-36) yang mengatakan bahwa:

Perpustakaan perguruan tinggi yang mencakup universitas, sekolah tinggi, institusi akademi, dan lain sebagainya. Perpustakaan tersebut berada dilingkungan kampus. Pemakainya adalah sivitas akademi perguruan tinggi tersebut, tugas dan fungsi yang utama menunjang proses pendidikan, penelitian, dan pengabdian terhadap masyarakat (Tri Dharma Perguruan Tinggi).

Dari uraian sebelumnya dapat diketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang dibentuk untuk menunjang proses pendidikan, penelitian dan tujuan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang didanai oleh universitas bersangkutan guna memenuhi kebutuan informasi lingkungan civitas akademik perguruan tinggi bersangkutan seperti mahasiswa, dosen, dan staff pegawai.


(49)

2.2 Layanan Referensi

Layanan referensi merupakan salah satu layanan jasa informasi perpustakaan yang disediakan dalam pemenuhan kebutuhan informasi pemustaka. Layanan referensi memiliki ruangan terpisah dari layanan sirkulasi dan jasa layanan perpustakaan lainnya. Layanan referensi memiliki koleksi yang berbeda dengan koleksi yang tersedia pada layanan sirkulasi karena koleksi pada layanan referensi tidak bisa dipinjam dan dibawa pulang hanya dipergunakan ditempat.

2.2.1 Pengertian Referensi

Istilah referensi berasal dari bahasa Inggris to refer yang artinya menunjuk. Dalam ilmu perpustakaan istilah referensi berarti menunjuk kepada suatu koleksi yang dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemustaka (Nining 2013, 2). Namun kata referensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, 1183) adalah sumber, acuan, rujukan atau petunjuk.

Menurut Puwono (2008, 93) kata referensi bermula dari referensia berasal dari kata kerja “refer” yang berarti mencari pertolongan atau informasi. Sumber-sumber yang dapat memberikan keterangan tentang suatu pertanyaan seseorang disebut buku-buku referensi. Sedangkan menurut Lasa (1990, 70) kata referensi juga berasal dari kata kerja to refer menjadi kata kerja reference dalam bahasa Inggris yang berarti menunjuk kepada, atau menyebut. Reference sering diartikan acuan, rujukan disebabkan jenis koleksi referensi sengaja dipersiapkan untuk memberikan informasi, penjelasan dalam berbagai pertanyaan atau hal-hal tertentu.


(50)

Dari uraian sebelumnya dapat dikatakan bahwa referensi adalah sumber, acuan, rujukan ataupun petunjuk untuk mencari pertolongan akan informasi dan memberikan keterangan ataupun penjelasan dari berbagai petanyaan ataupun hal-hal tertentu.

2.2.2 Pengertian Layanan Referensi

Layanan referensi adalah suatu jasa layanan yang memberikan bantuan ataupun bimbingan secara perseorangan atau personal yang bersifat langsung, lengkap dalam penelusuran sumber informasi yang diminta oleh pemustaka (Soepomo 1994, 7). Definisi tersebut juga didukung oleh Widyawan (2012, 2) bahwa layanan referensi merupakan bantuan yang diberikan kepada pemustaka secara perorangan ketika mereka mencari informasi. Bantuan tersebut dilakukan oleh pustakawan terlatih guna untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka baik secara langsung bertatap muka, melalui telepon, ataupun secara elektronik.

Soeatminah (1992, 152) juga menyatakan bahwa layanan referensi merupakan kegiatan kerja yang memberikan bantuan kepada pemustaka dalam menemukan informasi.

Dari beberapa definisi diatas dapat dinyatakan bahwa layanan referensi merupakan jasa layanan yang memberikan bahtuan kepada pemustaka yang mencari informasi baik secara langsung bertatap muka, melalui via telepon, ataupun secara elektronik guna untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka tersebut.


(51)

2.2.3 Tujuan Layanan Referensi

Tujuan layanan referensi adalah untuk membantu pemustaka dalam pencarian sumber informasi. Widyawan (2012, 5) mengatakan bahwa tujuan layanan referensi untuk memenuhi kebutuhan pemustaka mencakup mencari informasi, menggunakan sumber informasi yang ada di perpustakaan dan memberikan layanan secara adil tidak memihak serta mempromosikan nilai informasi untuk pemecahan masalah kesenjangan informasi.

Nining (2013, 3) berpendapat bahwa tujuan layanan referensi yaitu: (a) membantu pemustaka menemukan informasi dengan cepat dan tepat; (b) membantu pemustaka menelusur informasi dengan pilihan yang lebih luas; dan (c) membantu pemustaka menggunakan koleksi rujukan dengan lebih tepat guna. Ada lima lagi tujuan layanan referensi menurut Lasa (1994, 34) yaitu.

(a) membimbing pemustaka agar memanfaatkan semaksimal mungkin koleksi yang dimiliki perpustakaan sehingga pemustaka mandiri menggunakan sumber informasi tersebut;

(b) memilihkan sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu;

(c) memberikan pengarahan kepada pemustaka untuk memperluas wawasannya;

(d) mendayagunakan sumber rujukan semaksimalnya untuk pengembangan ilmu pengetahuan; dan

(e) tercapainya efisiensi tenaga, biaya, dan waktu.

Dari uraian sebelumnya dapat dinyatakan bahwa tujuan layanan referensi adalah untuk membantu pemustaka dalam menelusur sumber informasi, membimbing pemustaka dalam menggunakan ataupun memilih sumber informasi yang tepat dan cepat guna untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka dan menanggulangi kesenjangan informasi yang terjadi.


(52)

2.2.4 Jenis Layanan Referensi

Layanan referensi memiliki jenis jasa layanan yang diberikan kepada pemustaka. Layanan referensi memiliki berbagai jenis layanan seperti yang dikemukakan oleh Soepomo (1994, 8) yaitu.

1. Layanan jasa dasar dimana seorang pustakawan memberi informasi, membantu, dan membimbing pemustaka dalam pencarian, penelusuran informasi, ataupun penggunaan koleksi referensi.

2. Layanan jasa yang lazim dilakukan seperti silang layan dengan pusat jaringan informasi untuk mengatasi keterbatasan informasi yang dimiliki oleh perpustakaan, pendidikan pemakai guna untuk memperkenalkan cara penggunaan koleksi-koleksi referensi, dan penyelenggaraan pameran dengan tema tertentu ataupun pameran tentang buku-buku baru yang dimiliki perpustakaan.

3. Layanan jasa yang jarang dilakukan seperti jasa terjemahan dan biasanya jarang dilakukan karena tugas harus menguasai bahasa asing. Seorang ahli bahasa biasanya lebih memilih bekerja diswasta. Pendapat lain tentang jenis layanan referensi menurut Bopp yang disitir oleh Wulandari (2007, 25-26) terdiri atas tiga juga diantaranya.

1. Layanan informasi yang diberikan meliputi layanan; pertama ready reference questions dimana pustakawan mampu menjawab secara cepat pertanyaan pemustaka dengan melakukan konsultasi atau menggunakan 1 atau 2 alat bantu. Kedua, research questions dimana layanan referensi juga menerima pertanyaan yang kompleks untuk keperluan penelitian. Ketiga, interlibrary loan dimana perpustakaan mampu menyediakan informasi yang dibutuhkan pemustaka dan perlu melakukan peminjaman koleksi serta bekerja sama dengan perpustakaan lain. Keempat, information and referall service dimana pustakawan mampu mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang ada guna memenuhi kebutuhan informasi pemustaka secara rill. Kelima, cooperative reference service bentuk layanan informasi yang mengadakan hubungan kerjasama dengan perpustakaan atau pusat informasi lain dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Keenam, selective dissemination of information menyediakan layanan informasi terpilih yang diolah dan disajikan kepada pemustaka sesuai dengan bidang ilmu atau minat mereka. Ketujuh, database searches dimana layanan informasi tersebut mencakup layanan database, bain yang tersedia dalam bentuk CD-ROM maupun online. Terakhir, kemas ulang informasi ini mengingat keterbatasan waktu oleh pemustaka sehingga pustakawan mampu hendaknya menyediakan


(53)

layanan paket informasi yang telah diolah atau dikemas sesuai dengan kebutuhan pemesanan pemustaka.

2. Layanan pembelajaran dimana pustakawan mampu memberikan pembelajaran atau pengajaran akan menyeleksi/mengevaluasi informasi yang terlalu melimpah dan mudah di akses. Pustakawan juga mampu memberikan pembelajaran kepada pemustaka tentang materi-materi untuk menjadi masyarakat melek informasi agar informasi yang digunakan masyarakat adalah informasi terpecaya yang dapat membantu mereka. Pembelajaran tersebut bisa dilakukan pustakawan melalui perorangan ataupun berkelompok.

3. Layanan bimbingan sebenarnya tak jauh beda dengan pembelajaran. Namun layanan bimbingan ini lebih kepada memberikan petunjuk secara langsung dan melakukan pendampingan kepada yang dibimbing. Berbeda dengan pembelajaran yang lebih mengutamakan proses belajar, dan mengajarkan ilmu atau sistem.

Selanjutnya menurut Raharjo (1996, 2-4) pelayanan referensi dibedakan menjadi dua kategori yaitu layanan langsung dan layanan tidak langsung.

1. Layanan langsung meliputi: (a) layanan informasi yang memberikan bantuan bagi pemustaka dalam menemukan informasi yang merupakan jawaban dari pertanyaan mereka baik sumber informasi dalam bentuk tercetak ataupun non cetak. Layanan ini dapat dilakukan secara langsung ataupun melalui media telepon dan tertulis dengan menggunakan internet, (b) Layanan bimbingan penggunaan perpustakaan merupakan kegiatan orientasi ataupun tur perpustakaan untuk memperkenalkan lokasi dan pelayanan yang dimiliki oleh perpustakaan.

2. Layanan tidak langsung meliputi: (a) pemilihan materi dilakukan pemilihan bahan pustaka cetak maupun non cetak yang mendukung layanan referensi, (b) administrasi mengatur tata kerja dan prosedur dalam menangani layanan referensi, (c) silang layan merupakan kerjasama dengan perpustakaan lain atau pusat informasi guna memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, dan (d) evaluasi dimaksudkan bukan hanya untuk layanan referensi saja namun juga bagaimana seorang pustakawan mampu mengevaluasi sumber-sumber informasi.

Dari uraian sebelumnya jenis layanan referensi tersebut meliputi layanan informasi, layanan pembelajaran, dan layanan pembimbingan. Layanan informasi yang diberikan tersebut menuntut pustakawan mampu menjawab


(54)

dibutuhkan pemusaka, mengidentifikasi sumber-sumber informasi, berkerjasama dengan pusat-pusat informasi untuk memenuhi kebutuhan pemustaka, dan mengalih mediakan informasi sesuai permintaan pemustaka. Layanan pembelajaran yang diberikan menuntut pustakawan mampu menjadi seorang pengajar kepada pemustaka yang berkunjung baik secara personal atau berkelompok. Layanan bimbingan yang diberikan tersebut pustakawan membimbing secara langsung ataupun mendampingi pemustaka dan memberikan petunjuk yang mereka tidak ketahui.

2.2.5 Unsur-unsur Layanan Referensi

Kelangsungan layanan referensi sebagai penyedia informasi untuk kebutuhan pemustaka akan bergantung pada unsur-unsur layanannya. Menurut Muchdlor (2012, 2-4) unsur-unsur layanan referensi terdiri dari.

(a) tata ruang referensi dipisahkan dari ruang layanan lain, pintuk masuk tersendiri untuk menjaga keamanan koleksi, dan dekat pintu masuk tersedia meja pustakawan referensi secara langsung bias memberi bantuan pada pemustaka dalam penelusuran;

(b) koleksi yang berada di ruangan referensi dan ruangan layanan lainnya bisa digunakan pustakawan referensi guna memenuhi kebutuha pemustaka; dan

(c) pustakawan referensi merupakan perantara ataupun penghubung koleksi dengan pemustaka maka pustakawan harus memenuhi standar kompetensi pustakawan referensi.

Ada pendapat lain yang dikatakan oleh Pamuntjak (2000, 108-112) tiga unsur layanan referensi yaitu.

1. Pertanyaan yang diajukan, maksudnya seorang pustakawan layanan referensi harus sabar dan bersikap sopan dalam menanyakan kembali pertanyaan pemustaka yang masih kabur sehingga pertanyaan tersebut jelas dan dimengerti oleh pustakawan. Pustakawan perlu mencatat setiap pertanyaan agar bias dijadikan rujukan untuk layanan selanjutnya.

2. Bantuan dalam penelusuran, maksudnya seorang pustakawan mengembangkan teknik untuk mewawancarai pemustaka, lalu


(55)

menganalisa maksud pertanyaan pemustaka, dan selanjutnya melakukan penelusuran didekat pemustaka. Jika hasil penelusuran belum memenuhi kebutuhan informasi pemustaka maka pustakawan mencarikan informasi pada pusat-pusat informasi.

3. Bahan pustaka sebagai sumber informasi, maksudnya buku-buku referensi yang dijadikan sebagai alat konsultasi untuk mendapatkan informasi tertentu. Berdasarkan cakupan isi dan jenis pertanyaan pemustaka akan dijawab berdasarka jenis jenis koleksi referensi seperti ensiklopedia, kamus, sumber biografi, direktori, buku tahunan dan almanak, buku pedoman, bibliografi, indeks dan abstrak, dan terbitan resmi pemerintah.

Pendapat lain diajukan oleh Eilen Abel yang disitir Widyawan (2012, 13-16) unsur-unsur layanan referensi sebagai berikut.

1. Pemustaka merupakan unsur layanan yang perlu diperhatikan perkembangannya mulai dari golongan umur, latar belakang yang beragam, dan pemustaka generasi digital native. Interaksi yang bisa dilakukan oleh pemustaka 24 jam dengan adanya tersedia fasilitas interaktif, para pemustaka tidak hanya berperan sebagai pengguna informasi melainkan telah berperan aktif sebagai pencipta informasi. 2. Sumber informasi merupakan unsur yang tidak kalah penting untuk

diikuti perkembangannya pada era informasi yang melimpah-limpah pada saat ini. Banyak vendor yang menyediakan situs web dan pangkalan data utuh (full text) yang bisa diakses gratis sehingga perkembangan sumber informasi semakin bervariasi seperti hypertext dan hypermedia.

3. Teknologi merupakan unsur yang mesti diikuti oleh perpustakaan untuk meningkatkan mutu pelayanan. Kecanggihan teknologi telah banyak dirasa oleh semua jasa pelayanan informasi seperti penggunaan jasa internet untuk kelangsungan layanannya. Pada saat ini telah banyak perpustakaan yang menyediakan fasilitas teknologi nirkabel sehingga mendorong pemustaka untuk berkunjung dengan adanya kemudahaan akses internet.

4. Perpustakaan merupakan unsur penyimpanan, pengolahan, dan pelestarian sumber-sumber informasi atau koleksi baik dalam bentuk cetak/non cetak. Perkembangan informasi dan sumber-sumber informasi yang semakin pesat yang sulit untuk diatasi jumlahnya maka perpustakaan harus mampu menghadapi masalah ruangan penyimpanan koleksi tercetak dan perubahan bentuk penyimpanan koleksi karena perkembangan teknologi.

5. Pustakawan merupakan unsur intermediary atau perantara antara sumber-sumber informasi dengan pemustaka. Pustakawan haruslah luwes dan selalu siaga dalam menghadapi perubahan. Beberapa hal


(56)

untuk membuat revitalasasi layanan jarak jauh; (b) skenario information commons untuk medapatkan energi dan pandangan untuk memandu strategi; (c) menjadi mitra para pengembang e-learning dan memberi bantuan dalam perkuliahan; (d) keikutsertaan dalam pembentukan tim atau kelompok pengembangan intranets guna menggambarkan kebutuhan informasi masing-masing kelompok; dan (e) berperan dalam memberikan pelatihan keterampilan keberaksaraan informasi sehingga menyadarkan para pemustaka akan hak cipta dan menyajikan informasi secara beretika.

Sehubungan dengan unsur-unsur layanan referensi menurut Katz yang disitir oleh Widyawan (2012, 21) terdiri dari tiga yaitu.

(a) informasi dimaksudkan bahan yang disimpan dan dirujuk sebagai sarana pemahaman serta menciptakan informasi baru;

(b) pemustaka merupakan para penanya yang akan mengajukan pertanyaan kepada pustakawan; dan

(c) pustakawan referensi merupakan tokoh penting yang menengarai bahan tepat untuk menjawab pertanyaan pemustaka.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa unsur-unsur layanan referensi meliputi: pemustaka, perpustakaan, bantuan telusur, sumber informasi, bahan pustaka, informasi, teknologi, dan pustakawan referensi. Unsur-unsur layanan referensi itu sangat penting ada ataupun tersedia guna terciptanya layanan informasi yang bermutu. Jika salah satu dari unsur layanan itu tidak ada akan mengurangi kualitas layanan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustakanya.

2.2.6 Fungsi Pustakawan Referensi

Pustakawan layanan referensi merupakan intermediary atau perantara sumber informasi dengan pemustaka. Hal demikian ada dijelaskan pada fungsi-fungsi pustakawan referensi yaitu.

1. Membimbing pemustaka dalam memahami pengaturan perpustakaan, membantu pemustaka yang berkaitan dengan permintaannya, memilih sumber informasi yang baik, dan mempromosikan perpustakaan.


(57)

2. Menjawab pertanyaan pemustaka dengan bantuan sumber-sumber referensi yang tersedia dan bersikap ramah pada pemustaka.

3. Menelusuri sumber-sumber informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhan informasi pemustaka baik dalam bentuk cetak maupun elektronik (Widyawan 2012, 21-22).

Ada pendapat lain sehubungan dengan fungsi pustakawan referensi menurut Green yang disitir oleh Budi (2014, 34) empat fungsi pustakawan referensi yaitu.

1. Menginstruksikan kepada pemustaka bagaimana menggunakan perpustakaan.

2. Menjawab permintaan atau pertanyaan pemustaka.

3. Membantu pemustaka memilih sumber-sumber informasi. Fungsi ini lebih kepada pustakawan sebagai perantara sumber informasi dan pemustaka.

4. Mempromosikan perpustakaan kepada komunitas pemustakanya. Dari uraian sebelumnya dapat diketahui bahwa fungsi pustakawan referensi adalah membimbing pemustaka bagaimana menggunakan perpustakaan, membantu pemustaka memilih sumber-sumber informasi, menjawab pertanyaan atau permintaan pemustaka, menelusuri sumber-sumber informasi relevan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, dan mempromosikan perpustakaan kepada komunitas pemustakanya.

2.2.7 Pengertian Layanan Referensi Virtual

Definisi layanan referensi virtual oleh lembaga Reference and User Services Association yang disingkat RUSA (2004, 1) dinyatakan bahwa:

Virtual reference is reference service initiated electronically where patrons employ computers or other technology to communicate with public services staff without being physically present. Communication channels used frequently invirtual reference include chat, videoconferencing, Voice-over-IP, co-browsing, e-mail, and instant messaging.


(58)

Maksud RUSA layanan referensi virtual merupakan layanan referensi yang diprakarsai elektronik di mana pemustaka menggunakan komputer atau teknologi lainnya untuk berkomunikasi dengan pustakawan tanpa hadir secara fisik. Saluran komunikasi yang sering digunakan dalam referensi maya termasuk chatting, video conference, Voice-over-IP, co-browsing, e-mail, dan instant messaging.

Definisi tersebut juga didukung oleh Bakker (2002, 124) yang menyatakan bahwa “Virtual reference - a service that allows librarians and patrons to communicate with each other in real time through the Internet by e-mail, chat or instant messaging - is currently a hot topic in libraries”. Maksud Bakker layanan referensi virtual merupakan layanan yang memungkinkan pustakawan dan pemustaka untuk berkomunikasi dengan satu sama lain secara real time melalui internet dengan menggunakan e-mail, chatting atau instant message. Ada juga pendapat lain menurut Gunawan (2000, 1) yang mengatakan bahwa:

Layanan virtual didefinisikan sebagai layanan pusat informasi yang mengumpulkan informasi ataupun koleksi dalam bentuk digital. Dari arti kata secara langsung layanan virtual dapat diartikan sebagai layanan maya dimana secara fisik fasilitas perpustakaan yang di maksud tidak ada tetapi perpustakaan tersebut bisa menampung ataupun menyajikan fasilitas-fasilitas yang biasa disediakan oleh perpustakaan yang konvensional.

Dari beberapa definisi sebelumnya dapat diketahui bahwa layanan referensi virtual merupakan layanan yang memungkinkan pustakawan dan pemustaka untuk tidak bertemu secara fisik tetapi mereka berkomunikasi


(59)

dengan menggunakan komputer atau teknologi lainnya seperti chatting, video conference, Voice-over-IP, co-browsing, e-mail, dan instant messaging.

2.2.8 Mempersiapkan Layanan Referensi Virtual

Perkembangan zaman saat ini layanan referensi berintegrasi dari layanan referensi konvensional menuju layanan referensi maya yang sering disebut layanan referensi virtual. Dalam menghadapi bentuk integrasi layanan maya referensi tersebut tentu perpustakaan harus memiliki persiapan dalam menghadapi kebutuhan pemustaka yang dilayaninya. Menurut RUSA (2004, 2-3) ada beberapa hal yang dipersiapkan layanan referensi virtual sebagai berikut:

1. Integration with traditional reference (Integrasi dengan layanan referensi tradisional)

Treat virtual reference services as a long-term commitment to the targeted community. Do not consider virtual reference an ad hoc or finge service, even during thr initial planning or pilot phases. Integrate virtual reference services so that they become a natural part of the institution’s reference services.”Maksudnya perpustakaan perlu mengintegrasikan layanan referensi virtual kepada pemustaka sehingga mereka menjadi bagian yang menggunakan layanan referensi virtual yang telah disediakan. Layanan referensi virtual diperlakukan sebagai layanan jangka panjang untuk pemustaka yang menjadi target layanan.


(60)

2. Commitment to Virtual Reference (Komitmen pada Layanan Referensi Virtual)

“Secure a commitment from sufficient core of stakeholders at all levels of the institutions’s management and staff to support virtual reference services from its first planning stages through implementation before any project is attempted”.Maksudnya perpustakaan perlu menerapkan komitmen dan mengantisipasi hal-hal yang cukup menggangu kepentingan di semua tingkat manajemen perpustakaan dan staf untuk mendukung layanan referensi virtual dari tahap perencanaan pertama melalui implementasi sebelum setiap proyek dicoba.

3. Cost of virtual reference (Biaya Layanan Referensi Virtual)

“Commit at the administrative level to long term provision of resources for virtual reference services. Outline star-up costs including any software, training, or staff support. Idenfity at the administrative level the impact to staffing and be prepared to make appropriate adjustment. Document a dear understanding of the on going maintenance cost associated with virtual reference and secure appropriate re occurring budget allocations. Identify and approve the cost related to marketing the virtual reference. Determine whether the service is to be free to the patron or fee based before the service begins and modify as needed”. Maksudnya persiapan biaya dengan ketentuan jangka panjang sumber daya untuk layanan referensi


(61)

virtual. Biaya utama yang mula dipersiapkan untuk perangkat lunak, pelatihan, atau kompensasi staff. Selanjutnya dilakukan perencanaan biaya untuk pemeliharaan terkait dengan layanan referensi virtual yang alokasi anggarannya tepat. Mengidentifikasi biaya juga perlu dilakukan yang berkaitan dengan pemasaran layanan referensi virtual. Terakhir menentukan apakah layanan tersebut bebas untuk dilayankan atau diberikan perlindungan sebelum dimulai implementasi layanan tersebut.

4. The planning team (Tim Perencanaan)

“Involve representative members of the administration and public services staff in planning, training, implementation, and promotion of virtual reference services and the selection of virtual reference software. Involve respresentative members of the target audience in planning and promotion of virtual reference. Identify and bring additional areas and services which will be affected by the new virtual service into discussions an planning as appropriate”. Maksudnya perencanaan layanan referensi virtual perlu dilakukan pembentukan tim perencanaan. Perencanaan tersebut melibatkan anggota perwakilan dari perpustakaan dan pustakawan dalam pelatihan, implementasi, dan promosi layanan referensi virtual serta pemilihan software. Tidak hanya itu perpustakaan juga perlu melibatkan pemustaka yang menjadi target penggunaan layanan dalam perencanaan dan promosi. Selanjutnya mengidentifikasi


(1)

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd selaku Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi dan juga Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

3. Bapak Ishak, S.S,. M.Hum selaku Dosen Pembimbing I yang telah menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan akademis kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos., M.P., selaku Dosen Pembimbing II yang telah menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan akademis kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Eva Rabita, M.Hum. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis.

6. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah tulus memberikan pengajaran kepada penulis selama penulis menyelesaikan pendidikan.

7. Bapak Azral, M.Pd., selaku Kepala UPT Perpustakaan Universitas Andalas yang telah memberikan izin dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian dan juga kepada Bapak/Ibu yang bertugas di layanan referensi UPT Perpustakaan Universitas Andalas yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

8. Semua teman-teman angkatan 2014 di Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi kelas ekstensi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis.


(2)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan imbalan dan pahala yang berlipat ganda kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.

Medan, Januari 2016

Penulis

Dibertha Aristi NIM. 140723003


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.5Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 6

2.2Layanan Referensi ... 7

2.2.1 Pengertian Referensi ... 7

2.2.2 Pengertian Layanan Referensi ... 8

2.2.3 Tujuan Layanan Referensi ... 9

2.2.4 Jenis Layanan Referensi ... 10

2.2.5 Unsur-Unsur Layanan Referensi ... 12

2.2.6 Fungsi Pustakawan Referensi ... 14

2.2.7 Pengertian Layanan Referensi Virtual ... 15

2.2.8 Mempersiapkan Layanan Referensi Virtual... 17

2.3 Kompetensi Pustakawan ... 23

2.3.1 Pengertian Kompetensi dan Kompetensi Pustakawan ... 23

2.3.2 Pengertian Standart Kompetensi Pustakawan ... 24

2.3.2 Kompetensi Pustakawan ... 25

2.3.4 Kompetensi Pustakawan Layanan Referensi ... 26

2.4 Kebutuhan Informasi ... 31

2.4.1 Jenis Informasi ... 33

2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi . 34 2.4.3 Sumber-sumber Informasi ... 35

2.4.4 Strategi Penelusuran Sumber Informasi ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

3.1 Jenis Penelitian ... 41

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 41

3.3 Instrumen Penelitian ... 42

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43


(4)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Kompetensi akses yang dimiliki pustakawan referensi ... 49

4.2 Kompetensi pengetahuan dasar yang dimiliki pustakawan referensi ... 51

4.3 Kompetensi pemasaran yang dimiliki pustakawan referensi ... 55

4.4 Kompetensi kolaborasi atau kerjasama yang dimiliki pustakawan referensi ... 56

4.5 Kompetensi evaluasi dan penilaian sumber daya yang dimiliki pustakawan referensi ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kisi-kisi Daftar Cek Penggunaan Penelitian... 44

Tabel 2 : Item Pernyataan ... 44

Tabel 3 : Kompetensi Akses ... 50

Tabel 4 : Kompetensi Pengetahuan Dasar ... 52

Tabel 5 : Kompetensi Pemasaran ... 55

Tabel 6 : Kompetensi Kolaborasi atau Kerjasama ... 57


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Terbuka Pendukung Penelitian ... 67 Lampiran 2 : Hasil Isian Kuesioner Terbuka Pendukung Penelitian ... 71 Lampiran 3 : Tabel Rekapitulasi Pemustaka yang Membutuhkan Informasi

di Bidang Pelayanan Koleksi Rujukan Per 1 Januari s.d 31

Desember 2015... 83 Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian ... 86 Lampiran 5 : Surat Balasan Izin Penelitian ... 87