Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan bimbingan manasik haji merupakan bagian dari pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap jamaah haji yang menjadi salah satu tugas pemerintah sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan Ibadah Haji. Pemerintah sebagai penanggung jawab penyelenggaraan ibadah haji dari tahun ke tahun telah berupaya meningkatkan sistem manajemen, pembinaan, pelayanan, perlindungan serta akuntabilitas penyelenggaraan ibadah haji secara komprehensif. Dalam hal bimbingan manasik haji, selain yang difasilitasi oleh pemerintah, setiap jamaah haji secara mandiri perlu meningkatkan pengetahuan, pemahaman serta wawasan tentang ibadah haji dari berbagai aspeknya sehingga memperoleh haji mabrur yang tercermin dalam prilaku sehari-hari. 1 Setiap jamaah pasti mendambakan haji-nya akan menjadi mabrur, untuk menuju kearah kemabruran tidak akan tercapai manakala tidak didukung pemahaman jamaah haji terhadap manasik dan ibadah lainnya serta dapat melaksanakannya sesuai tuntunan ajaran agama Islam, hal ini menjadi prasyarat kesempurnaan ibadah haji untuk memperoleh haji mabrur oleh karena itu maka diperlukan pembelajaran 1 Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Jakarta, Tuntunan Manasik Haji dan Umrah, 2013 praktek haji atau dengan yang biasa disebut dengan bimbingan manasik haji . Selanjutnya ibadah haji memerlukan persiapan fisik dan mental yang sungguh-sungguh, dan tidak hanya diperlukan ilmu mengenai manasik, Ilmu Fiqh dan lain-lainnya tapi juga pengetahuan mengenai bagaimana melakukan praktek manasik tersebut, mulai persiapan selama di tanah air, apa dan bagaimana selama di Asrama Haji, di Pesawat, di bandara, bahkan hingga bagaimana menyiasati situasi di Tanah Suci yang luar biasa. 2 Agar bisa beribadah haji dengan sebaik-baiknya dan menjadi haji mabrur, disamping harus ikhlas kita harus memiliki ilmu yang cukup seputar bagaimana menjalankan ibadah haji sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Salah satu cara belajar haji adalah dengan manasik haji. Oleh karena itu, proses belajar melalui manasik haji harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Oleh karena itu Kementerian Agama senantiasa menyampaikan informasi tentang haji kepada masyarakat, yang lebih diarahkan pada pembentukan kualitas jemaah haji mandiri, maka peran Kantor Urusan Agama KUA Kecamatan dalam pemberian penyuluhan dan pembinaan haji merupakan pola strategis sesuai tuntutan dan dinamika yang berkembang dewasa ini. 2 Gus Arifin, Peta Perjalan Haji dan Umrah,Jakarta:PT Elex Media Komputindo, 2012, h.1 Kantor Urusan Agama Kecamatan merupakan perpanjangan tangan Kantor Kementerian Agama Kabupaten yang langsung berhubungan dengan masyarakat. Kantor Urusan Agama KUA yang merupakan Instansi pemerintah yang menangani masalah agama mempunyai peranan penting dalam memberikan pelatihan bimbingan manasik haji yang mencakup Panduan Perjalanan Haji, Bimbingan Kesehatan Dalam Pelaksanaan Ibadah Haji, Tata Cara Pelaksanaan Ibadah Haji, Bimbingan Manasik Haji Mengenai Tawaf dan Sa’i, Wukuf di Arafah dan Praktek, Bimbingan Manasik Haji Mengenai Mabit di Musdalifah, Mina, Melontar Jumrah, Tawaf Ifada dan Tawaf Wada, serta Praktek Lapangan. bimbingan manasik haji kepada para calon jamaah. 3 Bedasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2008 tentang penyelenggaraan ibadah haji mengamanatkan bahwa kebijakan dan pelaksanaan penyelenggaran ibadah haji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab pemerintah yang dikoordinasikan oleh Mentri Agama dan bekerja sama dengan masyarakat, departemen dan instansi terkait lainnya. Maka untuk memenuhi undang-undang diatas Pemerintah berkewajiaban melakukan pembinaan kepada para jamaah haji dari persiapan berangkat sampai pulang ke Indonesia. Sebagai upaya peningkatan pelayanan ibadah haji dan keselamatan, kelancaran, 3 http:jaksel.kemenag.go.idindex.php?a=beritaid=142191. Rabu,27november2013, 23:15 ketertiban, dan kesejahteraan jamaah haji demi kesempurnaan ibadah, maka pemerintah melalui Kantor Urusan Agama KUA Kecamatan berkewajiban melakukan pembinaan jamah haji dengan mengadakan bimbingan manasik haji. Akan tetap pembimbingan manasik haji di KUA yang sudah diatur oleh Kementrian Agama dalam pasal-pasal yang telah disebutkan sebelumnya, pada kenyataanya masih kurang dimanfaatkan oleh para calon jamaah haji dan juga masih kurang profesional yang dilakukan oleh KUA, sehingga harapan untuk menyiapkan haji yang mandiri yang memang merupakan tujuan yang dicanangkan oleh kementrian agama itu tidak terpenuhi sehingga kepercayaan terhadap KUA menjadi kian menurun. Wajar jika kemudian para calon jamaah haji lebih memilih untuk mengikuti bimbingan manasik di yayasan-yayasan atau KBIH. Oleh sebab itu, setiap penyelenggaraan sebuah kegiatan, dibutuhkan sebuah sistem evaluasi. Begitu juga dalam penyelenggaraan bimbingan manasik haji ini perlu diadakannya sebuah sistem evaluasi untuk mencari penyebab suatu masalah dan mengatasi semua masalah yang timbul serta merancang sebuah gagasan atau solusi agar pada saat penyelenggaraan bimbingan manasik haji selanjutnya bisa berlangsung dengan keadaan yang lebih baik. Maka melihat dari profil calon jamaah haji yang sangat beragam serta pengetahuan tentang manasik yang terbatas dan materi bimbingan yang luas menjadi masalah yang kerap terjadi dalam bimbingan manasik. Dan dari semua rangkaian bimbingan manasik yang intinya adalah evaluasi penyelenggaraan ini dirasa kurang diperhatikan maka penulis dalam hal ini mengambil judul evaluasi bimbingan manasik. Penelitian ini lebih diarahkan untuk memfokuskan kepada suatu KUA yang ada di Kecamatan khususnya Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan periode 2014.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah