158
Buku Guru
Kelas VIII SMP
158
Buku Guru
Kelas VIII SMP
inilah yang diinginkan, namun di sisi lain, ternyata dengan bersikap spontan seperti itu, kita tidak lagi memaknai ucapan syukur yang kita naikkan.
Apakah kita bersyukur karena itu diwajibkan? Apakah sungguh-sungguh kita bersyukur bila berada dalam situasi yang sangat sulit? Selain itu, cukup
banyak orang yang salah kaprah dalam mengartikan makna bersyukur. Apa kesalahan mereka? Kesalahan mereka adalah karena menganggap bahwa
bersyukur dilakukan dengan pasrah, tanpa dimaknai dengan sungguh- sungguh. Apa bedanya? Sikap pasrah atau disamakan juga dengan sikap
fatalistik, adalah sikap menerima apa adanya. Bahaya dari sikap ini adalah tanpa melakukan apa-apa, karena merasa tidak punya kekuatan. Kita tetap
berharap pertolongan akan tiba dengan sendirinya. Tuhan tidak ingin kita bersikap pasif seperti ini; Tuhan ingin supaya dalam keadaan sesulit apa pun,
kita tetap memiliki harapan terhadap pembebasan dari Tuhan.
Padahal, dari pelajaran sebelumnya, kita tahu bahwa apa yang kita perlu kita sampaikan kepada Allah yang Maha Tahu. Allah tidak menulikan telinga
dan membutakan mata melihat kesusahan yang kita alami. Allah menyiapkan pertolongan tepat pada waktunya, namun, Allah menunggu apakah kita
sungguh-sungguh meminta pertolongan-Nya, dan bersandar pada kuasa- Nya.
Pada saat kita tetap menunjukkan sikap bergantung kita pada Allah dalam situasi sulit, orang-orang di sekitar kita akan melihat bahwa sumber
kekuatan kita adalah dari Tuhan sendiri. Rasa syukur yang kita naikkan pada situasi sulit ini bukanlah karena kita bertindak emosional, melainkan karena
menyadari bahwa Allah tetap bekerja dalam situasi sesulit apa pun, karena bagi Allah, tidak ada yang mustahil Lukas 1: 37.
D. Penjelasan Kegiatan Pembelajaran dalam Tiap TahapLangkah
1. Menyanyikan Kidung Jemaat Nomor 457 “Ya Tuhan, Tiap Jam”
Kegiatan diawali dengan menyanyikan “Ya Tuhan, Tiap Jam.” Nyanyian ini menyatakan bahwa kita sungguh-sungguh sangat bergantung pada
Tuhan. Tidak ada sesaat pun dimana kita tidak memerlukan Tuhan. Mintalah peserta didik memberikan alasan mereka secara pribadi,
mengapa lagu ini cocok untuk mereka.
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
159
Y a Tuhan tiap jam ‘ku memerlukanMu
Engkaulah yang memb’ri sejahtera penuh. Ref: Setiap jam ya Tuhan Dikau kuperlukan;
‘Ku datang, Jurus’lamat, berkatilah Ya Tuhan, tiap jam dampingi hambaMu;
jikalau Kamu dekat, enyah penggodaku. ke Ref Ya Tuhan, tiap jam, di suka-dukaku,
jikalau Tuhan jauh, percuma hidupku. ke Ref Ya Tuhan, tiap jam ajarkan maksudMu;
b’ri janjiMu genap di dalam hidupku. ke Ref Ya Tuhan, tiap jam kupuji namaMu;
Tuhanku yang kudus, kekal ‘ku milikMu ke Ref
2. Belajar dari Pengalaman Orangtua
Kegiatan ini meminta peserta didik bertanya kepada orangtua atau wali untuk mereka yang tidak memiliki orangtua agar menceritakan
pengalaman mereka yang menunjukkan bahwa Allah adalah Maha Pengasih. Setelah itu peserta didik diminta membuat kesimpulan dan
menceritakannya di depan kelas. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar keluarga memiliki kesaksian tentang pengalaman hidup bergantung
kepada Tuhan.
3. Belajar dari Pengalaman Teman
Kegiatan ini memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya kepada tiga orang teman dari luar lingkungan sekolah, tentang alasan
mereka untuk bersyukur kepada Tuhan senantiasa dan apa saja kesulitan mereka untuk mempraktikkan rasa syukur dalam hidup sehari-hari. Hasil
dari percakapan ini dituliskan agar dapat diketahui oleh orang lain. Sejalan dengan kegiatan di Bab sebelumnya Bab 10, kegiatan ini memberikan
pengetahuan dan pengalaman, bukan hanya kepada peserta didik, tetapi juga kepada guru, tentang alasan untuk bersyukur dan kesulitan untuk
memelihara sikap bersyukur.
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
160
Buku Guru
Kelas VIII SMP
160
Buku Guru
Kelas VIII SMP
4. Memberikan Makna Bersyukur Bagi Diri Sendiri