Menyanyikan Kidung Jemaat Nomor 457 “Ya Tuhan, Tiap Jam” Belajar dari Pengalaman Orangtua Belajar dari Pengalaman Teman

158 Buku Guru Kelas VIII SMP 158 Buku Guru Kelas VIII SMP inilah yang diinginkan, namun di sisi lain, ternyata dengan bersikap spontan seperti itu, kita tidak lagi memaknai ucapan syukur yang kita naikkan. Apakah kita bersyukur karena itu diwajibkan? Apakah sungguh-sungguh kita bersyukur bila berada dalam situasi yang sangat sulit? Selain itu, cukup banyak orang yang salah kaprah dalam mengartikan makna bersyukur. Apa kesalahan mereka? Kesalahan mereka adalah karena menganggap bahwa bersyukur dilakukan dengan pasrah, tanpa dimaknai dengan sungguh- sungguh. Apa bedanya? Sikap pasrah atau disamakan juga dengan sikap fatalistik, adalah sikap menerima apa adanya. Bahaya dari sikap ini adalah tanpa melakukan apa-apa, karena merasa tidak punya kekuatan. Kita tetap berharap pertolongan akan tiba dengan sendirinya. Tuhan tidak ingin kita bersikap pasif seperti ini; Tuhan ingin supaya dalam keadaan sesulit apa pun, kita tetap memiliki harapan terhadap pembebasan dari Tuhan. Padahal, dari pelajaran sebelumnya, kita tahu bahwa apa yang kita perlu kita sampaikan kepada Allah yang Maha Tahu. Allah tidak menulikan telinga dan membutakan mata melihat kesusahan yang kita alami. Allah menyiapkan pertolongan tepat pada waktunya, namun, Allah menunggu apakah kita sungguh-sungguh meminta pertolongan-Nya, dan bersandar pada kuasa- Nya. Pada saat kita tetap menunjukkan sikap bergantung kita pada Allah dalam situasi sulit, orang-orang di sekitar kita akan melihat bahwa sumber kekuatan kita adalah dari Tuhan sendiri. Rasa syukur yang kita naikkan pada situasi sulit ini bukanlah karena kita bertindak emosional, melainkan karena menyadari bahwa Allah tetap bekerja dalam situasi sesulit apa pun, karena bagi Allah, tidak ada yang mustahil Lukas 1: 37.

D. Penjelasan Kegiatan Pembelajaran dalam Tiap TahapLangkah

1. Menyanyikan Kidung Jemaat Nomor 457 “Ya Tuhan, Tiap Jam”

Kegiatan diawali dengan menyanyikan “Ya Tuhan, Tiap Jam.” Nyanyian ini menyatakan bahwa kita sungguh-sungguh sangat bergantung pada Tuhan. Tidak ada sesaat pun dimana kita tidak memerlukan Tuhan. Mintalah peserta didik memberikan alasan mereka secara pribadi, mengapa lagu ini cocok untuk mereka. Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 159 Y a Tuhan tiap jam ‘ku memerlukanMu Engkaulah yang memb’ri sejahtera penuh. Ref: Setiap jam ya Tuhan Dikau kuperlukan; ‘Ku datang, Jurus’lamat, berkatilah Ya Tuhan, tiap jam dampingi hambaMu; jikalau Kamu dekat, enyah penggodaku. ke Ref Ya Tuhan, tiap jam, di suka-dukaku, jikalau Tuhan jauh, percuma hidupku. ke Ref Ya Tuhan, tiap jam ajarkan maksudMu; b’ri janjiMu genap di dalam hidupku. ke Ref Ya Tuhan, tiap jam kupuji namaMu; Tuhanku yang kudus, kekal ‘ku milikMu ke Ref

2. Belajar dari Pengalaman Orangtua

Kegiatan ini meminta peserta didik bertanya kepada orangtua atau wali untuk mereka yang tidak memiliki orangtua agar menceritakan pengalaman mereka yang menunjukkan bahwa Allah adalah Maha Pengasih. Setelah itu peserta didik diminta membuat kesimpulan dan menceritakannya di depan kelas. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar keluarga memiliki kesaksian tentang pengalaman hidup bergantung kepada Tuhan.

3. Belajar dari Pengalaman Teman

Kegiatan ini memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya kepada tiga orang teman dari luar lingkungan sekolah, tentang alasan mereka untuk bersyukur kepada Tuhan senantiasa dan apa saja kesulitan mereka untuk mempraktikkan rasa syukur dalam hidup sehari-hari. Hasil dari percakapan ini dituliskan agar dapat diketahui oleh orang lain. Sejalan dengan kegiatan di Bab sebelumnya Bab 10, kegiatan ini memberikan pengetahuan dan pengalaman, bukan hanya kepada peserta didik, tetapi juga kepada guru, tentang alasan untuk bersyukur dan kesulitan untuk memelihara sikap bersyukur. Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id 160 Buku Guru Kelas VIII SMP 160 Buku Guru Kelas VIII SMP

4. Memberikan Makna Bersyukur Bagi Diri Sendiri