Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
7
menginginkan supaya ada keterpaduan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, dengan demikian membentuk wawasan dan sikap
keilmuan dalam diri peserta didik. Melalui proses tersebut, diharapkan peserta didik tidak memahami ilmu secara fragmentaris dan terpilah-pilah
namun dalam satu kesatuan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka dalam struktur kurikulum baru tidak ada rumusan Standar Kelulusan kelas dan Standar Kompetensi
tetapi diganti dengan Kompetensi Inti, yaitu rumusan kompetensi yang menjadi rujukan dan acuan bagi seluruh mata pelajaran pada tiap jenjang
dan tiap kelas. Jadi, penyusunan Kompetensi Dasar mengacu pada rumusan Kompetensi Inti yang ada pada tiap jenjang dan kelas. Kompetensi inti
merupakan pengikat seluruh mata pelajaran sebagai satu kesatuan ilmu termasuk mata pelajaran Pendidikan Agama. Namun, mata pelajaran
Pendidikan Agama tidak termasuk dalam model integratif tematis karena dipandang memiliki kekhususan tersendiri. Oleh karena itu, mata pelajaran
Pendidikan Agama termasuk Pendidikan Agama Kristen tetap berdiri sendiri sebagai mata pelajaran seperti sebelumnya.
C. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar
adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai
peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri suatu mata pelajaran.
Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu
yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari
berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif ataupun humanisme. Karena filosofi
yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi, maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk
kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaidah filosofi esensialisme dan perenialisme.
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
8
Buku Guru
Kelas VIII SMP
8
Buku Guru
Kelas VIII SMP
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti.
Ciri Khas Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 memiliki beberapa ciri khas, antara lain: 1. Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan yang terkait satu dengan yang lain serta memiliki kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas.
2. Konsep dasar pembelajaran mengedepankan pengalaman individu melalui observasi meliputi menyimak, melihat, membaca, mendengarkan,
bertanya, asosiasi, menyimpulkan, mengomunikasikan, menalar, dan berani bereksperimen yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan
kreativitas anak didik. Pendekatan ini lebih dikenal dengan sebutan pembelajaran berbasis pengamatan observation-based learning. Selain
itu proses pembelajaran juga diarahkan untuk membiasakan anak didik beraktivitas secara kolaboratif dan berjejaring untuk mencapai suatu
kemampuan yang harus dikuasai oleh anak didik pada aspek pengetahuan kognitif yang meliputi daya kritis dan kreatif, kemampuan analisis dan
evaluasi. Sikap afektif, yaitu religiusitas, mempertimbangkan nilai-nilai moralitas dalam melihat sebuah masalah, mengerti dan toleran terhadap
perbedaan pendapat. Keterampilan psikomotorik meliputi terampil berkomunikasi, ahli dan terampil dalam bidang kerja.
3. Pendekatan pembelajaran adalah Student centered: proses pembelajaran berpusat pada peserta didikanak didik, guru berperan sebagai
fasilitator atau pendamping dan pembimbing peserta didik dalam proses pembelajaran. Active and cooperative learning: dalam proses pembelajaran
peserta didik harus aktif untuk bertanya, mendalami, dan mencari pengetahuan untuk membangun pengetahuan mereka sendiri melalui
pengalaman dan eksperimen pribadi dan kelompok, metode observasi, diskusi, presentasi, melakukan proyek sosial dan sejenisnya. Contextual:
pembelajaran harus mengaitkan dengan konteks sosial di mana anak didikpeserta didik hidup, yaitu lingkungan kelas, sekolah, keluarga, dan
masyarakat. Melalui pendekatan ini diharapkan dapat menunjang capaian kompetensi anak didik secara optimal.
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
9
4. Penilaian untuk mengukur kemampuan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan hidup peserta didik yang diarahkan untuk menunjang dan memperkuat pencapaian kompetensi yang dibutuhkan oleh anak didik di
abad ke-21. Dengan demikian, penilaian yang dilakukan sebagai bagian dari proses pembelajaran adalah penunjang pembelajaran itu sendiri.
Dengan proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, maka sudah seharusnya penilaian juga dapat dikreasi sedemikian rupa hingga
menarik, menyenangkan, tidak menegangkan, dapat membangun rasa percaya diri dan keberanian peserta didik dalam berpendapat, serta
membangun daya kritis dan kreativitas.
5. Di Sekolah Dasar Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain sikap dan keterampilan berbahasa dan pendekatan tematik diberlakukan
dari kelas satu sampai kelas enam kecuali pada mata pelajaran pendidikan agama.
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
10
Buku Guru
Kelas VIII SMP
10
Buku Guru
Kelas VIII SMP
Perubahan Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen No
Implementasi Kurikulum Lama
Kurikulum Baru
1 Rumusan yang ada tanpa
indikator dan silabus dikembangkan oleh sekolah
Kurikulum Nasional dan silabus disusun oleh pemerintah pusat
2 Asesmen atau penilaian
terpisah dari pembelajaran karena dilakukan setelah
selesai proses pembelajaran Penilaian berlangsung sepanjang
proses, penilaian tidak hanya berorientasi pada hasil belajar
namun mencakup proses belajar. Tiga ranah: kognitif, afektif dan
psikomotorik memperoleh porsi yang seimbang tapi disesuaikan
dengan ciri khas PAK. Penerapan penilaian otentik.
3 Pemahaman teologi lebih
banyak terfokus pada teks Pemahaman teologi digali secara
lebih berimbang antara teks dan konteks. Tindak lanjut
dari pembahasan teks dan konteks adalah dalam buku guru
dicantumkan teks yang dilengkapi dengan penjelasan bahan Alkitab
yang juda memuat tafsiran dan konteks.
4 Ruang lingkup materi
cenderung bersifat issue oriented berpusat pada
tema-tema kehidupan Ruang lingkup materi berpusat pada
Alkitab dan tema-tema kehidupan. Penalaran teologis memperoleh
porsi dominan dalam pengayaan materi PAK.
Diunduh dari
http:bse.kemdikbud.go.id
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
11
Pendidikan Agama Kristen PAK merupakan wahana pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk mengenal Allah melalui karya-Nya serta
mewujudkan pengenalannya akan Allah Tritunggal melalui sikap hidup yang mengacu pada nilai-nilai kristiani. Dengan demikian, melalui PAK peserta
didik mengalami perjumpaan dengan Allah yang dikenal, dipercaya dan diimaninya. Perjumpaan itu diharapkan mampu mempengaruhi peserta
didik untuk bertumbuh menjadi garam dan terang kehidupan.
Secara khusus buku PAK memfasilitasi peserta didik untuk tidak hanya memahami makna hidup sebagai orang beriman namun mewujudkan
nilai-nilai iman dalam berbagai bentuk tanggung jawab sosial pada lingkup keluarga, gereja dan masyarakat.
Pendidikan Agama Kristen merupakan rumpun mata pelajaran yang bersumber dari Alkitab yang dapat mengembangkan berbagai kemampuan
dan kecerdasan peserta didik. Antara lain dalam memperteguh iman kepada Tuhan Allah, memiliki budi pekerti luhur, menghormati serta menghargai
semua manusia dengan segala persamaan dan perbedaannya termasuk agree in disagreementsetuju untuk tidak setuju.
A. Hakikat Pendidikan Agama Kristen