Nuh Abraham Iman dan Percaya Kepada Allah

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 35 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 35 C. Bagaimana Beriman? Beriman berarti percaya pada hal-hal berikut. 1. Bahwa Allah mengatur hidup kita, 2. Allah menuntut pertanggungjawaban pada-Nya, yaitu bagaimana kita hidup dan apa yang kita perbuat. 3. Allah terlibat dalam hidup kita, Ia mengasihi kita; Ia berinteraksi dengan kita; Ia menyelamatkan kita dari dosa 4. Allah memberi upah kepada orang-orang yang sungguh-sungguh mencari- Nya, yaitu keselamatan dan hidup baru.

D. Iman dan Percaya Kepada Allah

Menurut Niftrik dan Boland, aspek iman tidak dapat dipisahkan dari percaya. Manusia beriman membangun imannya dengan kepercayaan yang menjadi akar dari iman. Alkitab menyatakan bahwa “tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah” Ibrani 11:6 . Selanjutnya Ibrani 6:7- 9 menulis tentang Nuh dan Abraham yang telah menunjukkan imannya yang luar biasa kepada Allah. Iman mereka terus bertumbuh dalam perjalanan hidupnya dan mereka terus memelihara imannya. Beberapa tokoh di bawah ini merupakan contoh bagaimana iman dan percaya kepada-Nya telah menyelamatakan manusia.

1. Nuh

Nuh merupakan tokoh fenomenal pada zamannya, ketika ia mulai mengerjakan bahtera sebagaimana diperintahkan Tuhan padanya, banyak orang memperolok dirinya bahkan menganggap Nuh kurang waras. Berbagai tekanan yang dialaminya tidak mudah untuk dihadapi, namun ia percaya kepada Tuhan. Imannya tidak goyah menghadapi tekanan dari penduduk kota sampai tiba saatnya mereka sekeluarga masuk ke dalam bahtera dan turun hujan 40 hari lamanya sehingga seluruh bumi tergenang air dan tidak ada manusia yang selamat kecuali Nuh dan keluarganya seisi rumahnya. Diunduh dari http:bse.kemdikbud.go.id 36 Buku Guru Kelas VIII SMP 36 Buku Guru Kelas VIII SMP

2. Abraham

Ketika Abraham disuruh Tuhan untuk meninggalkan tempat tinggalnya dan pergi ke suatu negeri yang belum ia ketahui, ia taat kepada perintah Tuhan itu tanpa bertanya atau mengeluh. Allah berjanji akan menjadikan keturunan Abraham sebagai bangsa yang besar dan diberkati oleh Allah. Demikianlah, Abraham pergi tanpa kejelasan arah dan tujuan. Ia hanya mengandalkan janji Allah dan ia tetap memegang teguh janji tersebut. Abraham percaya dan dengan sepenuh hati menyerahkan masa depannya kepada janji Allah. Ia harus berpisah dengan sanak keluarganya, dari habitatnya demi menjalani perintah Allah. Berbagai rintangan dan kesulitan ia hadapi, puncak dari perjuangannya adalah ketika Allah meminta Abraham mempersembahkan Ishak sebagai kurban bagi-Nya. Anak tunggal yang diperoleh dari Allah setelah lama menantikannya. Iapun memenuhi perintah Allah untuk mengurbankan Ishak. Namun, Allah meluputkan Ishak. Sebagai gantinya, Ia menyediakan hewan kurban bagi Abraham. Melalui ujian ini, Abraham disebut sebagai bapa segala orang beriman. Riwayat Nuh dan Abraham dapat menjadi petunjuk bagaimana manusia beriman menampakkan iman dan percayanya kepada Tuhan. Mereka bertindak menyenangkan hati Tuhan. Tindakan Nuh dan Abraham didasari oleh aspek “percaya” kepada janji Tuhan, mereka mengenal Tuhan yang dipercayai, mereka merasakan kedekatan dengan- Nya, mereka membangun relasi atau hubungan yang intim dengan Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya secara teratur. Hubungan dengan Tuhan dibangun berdasarkan pengenalan, kedekatan serta pengetahuan akan Tuhan yang melibatkan seluruh diri mereka, baik hati nurani maupun akal budi.

3. Perempuan Kanaan yang Percaya