Profil Yayasan Haji Karim Oei Masjid Lautze

Mega, Direktur Utama Pabrik Kaos Aseli 777, dan Direktur Utama Sumber Bengawan Mas. 49 Masjid Lautze merupakan tempat ibadah bagi umat muslim dikawasan perdagangan Pasar Baru. Bagai mercusuar, bangunan masjid ini berada di tengah himpitan ratusan pertokoan dan gudang yang mengelilinginya. Sebuah potret tempat ibadah umat Islam yang unik dan jauh dari kesan madani. Namun melalui tempat inilah, ajaran Islam telah merubah cara pandang warga keturunan Tionghoa non muslim untuk memilih ke pada satu jalan yakni Allah SWT. Masjid ini dinamakan Masjid Lautze sesuai dengan lokasi tempat masjid ini yang berada di jalan Lautze kata lautze berarti guru atau orang yang di hormati. Sekilas dari luar, bangunan ini tidak tampak sebagai tempat ibadah umat muslim. Tidak ada kubah, tidak pula ada menara menjulang yang menunjukkan sebagai bangunan masjid. Hanya pada bagian pintu masuk masjid, yang bentuknya elips, itupun diberi warna dengan warna merah, yang masih mencirikan budaya Tionghoa. 50 Dalam perjalanannya, Yayasan Haji Karim Oei mendapat ijin untuk memakai persil di Jalan Lautze 87-89 yang sekarang dijadikan semacam Islamic Center dan Masjid. Persil tersebut adalah milik Yayasan Abdi Bangsa yang didirikan oleh Bapak Soeharto mantan persiden RI. Pada awalnya sdr. Lukman Harun dan Junus Jahja menyurati beliau dan kemudian pak Harto 49 http:www.bangadang.comberitanusantara1288-masjid-lautze-dan- karim-oei-tjeng-hien diakses pada 19 april 2015, 09:00 WIB 50 http:www.indosiar.comragammasjid-lautze-masjid-cina-yang-penuh- warna_81974.html diakses pada 19 april 2015, 12:00 WIB minta pak Habibie membeli persil tersebut di atas nama Yayasan Abdi Bangsa. Kemudian persil sebelahnya ingin dijual oleh pemiliknya dan Yayasan Bina Pembangunan yang didirikan sejumlah ulama, kawan-kawan di Departemen Keuangan dan wartawan membeli persil yang ditawarkan tersebut. Selanjutnya kedua yayasan tersebut diatas yang memiliki kedua persilini secara ikhlas mempercayakan pengelolaannya kepada Yayasan Haji Karim Oei untuk kegiatan dakwah Islamiyah sesuai dengan misi dan tujuan yang diembannya. Yaitu melalui Islamic Center dan Masjidnya meningkatkan jumlah Karim Oei - Karim Oei di tanah air kita. Karena persil ini terletak di Jalan Lautze dan dijadikan Masjid, maka dikenal oleh masyarakat sebagai Masjid Lautze dan Bapak B.J.Habibie berkenan meresmikan renovasinya pada tanggal 4 Febuari 1994. 1. Tujuan visi misi Tujuan utama yayasan untuk mengembalikan supaya orang-orang tionghoa tahu kalau nenek moyang mereka lebih dahulu tahu islam daripada orang Indonesia, oleh karena itu setiap bulan selalu ada orang yang masuk islam. Setelah masuk islam yayasan ini harus membimbing juga, makanya adakan pengajian hari minggu dan haru sabtu ini ada tafakkur. 51 Visi-misi Yayasan Haji Karim Oei memberikan informasi islam kepada warganegara Indonesia keturunan tionghoa, yang selama ini 51 Wawancara pribadi dengan Pak Ali Karim melihat islam dari sisi yang lain, dan ingin merubah persepsi yang buruk tentang islam di kalangan orang tionghoa serta memberikan informasi yang benar tentang islam kepada keturunan tionghoa, memberikan informasi dan tidak memaksakan. 52 2. Struktur Pengurus Yayasan Haji Karim Oei Pada tanggal 7 Januari 2011, sesuai dengan UU Yayasan yang baru, diadakan perubahan pengurus Yayasan Haji Karim Oei. Adapun susunan pengurusnya sebagai berikut: a. Badan Pembina 1 Prof. K. H. Ali Yafie 2 Prof. DR. H. M. Din Syamsuddin 3 Prof. DR. H. M. Hembing Wijayakusuma 4 Drs. H. Fahmi Idris, MH 5 Drs. H. M. Ridwan Ibrahim Lubis b. Badan Pengawas 1 H. Marzuki Usman, MA 2 DR. H. M. Syafi’I Antonio 3 H. Moehammad Zain c. Badan Pengurus 1 Ketua Umum : Drs. H. Junus Jahja 2 Wakil Ketua Umum : H. M. Ali Karim,SH 3 Ketua : H. Umar Al Fattah Lubis 52 Wawancara pribadi dengan Pak Ali karim 4 Sekretaris Umum : Ir. H. Surya Madya 5 Wakil Sekretaris Umum : H. Azmi Ali Yafie 6 Sekretaris : Anita A. Lukman Harun 7 Bendahara Umum : Dra. Hj. Lina Liputri, Apt. 8 Wakil Bendahara Umum :H. Nova Agung Siswanto 3. Kegiatan Yayasan Haji Karim Oei a. Memberikan informasi islam kepada WNI keturunan Tionghoa b. Mendirikan dan mengelola masjid-masjid Lautze di Indonesia c. Mengadakan pengajian-pengajian, bimbingan Al Qur’an, bimbingan sholat dan lain-lain d. Konsultasi Agama Islam e. Pengislaman f. Penyelenggaraan Akad Nikah g. Menyelenggarakan silaturahmi open house antar muallaf dengan muslim sejak lahir dalam rangka Ukhuah Islamiyah h. Dalam bulan Ramadhan secara khusus memenuhi undangan berbuka puasa, sholat tarawih dengan tokoh-tokoh Islam dan Nasional i. Pada Hari Raya Iedul Fitri dan Iedul Adha menyelenggarakan Sholat Ied di halaman depan Masjid Lautze se Indonesia j. Membantu peneliti dan sarjana membuat skripsidissertasi mengenai perkembangan Islam di lingkungan keturunan Tionghoa k. Menerima tamutokoh dari dalam dan luar negeri 4. Profil Jama’ah Yayasan Haji Karim Oei merupakan sebuah bentuk pembauran di kawasan pecinaan pasar baru Jakarta Pusat, oleh karena itu yayasan serta Masjid Lautze ini menjadi icon didaerah tersebut. Jama’ah di Masjid Lautze berasal dari berbagaimacam golongan, yang rata-rata merupakan para pekerja di kawasan itu. Jama’ah Masjid Lautze tidak membedakan atau dikhususkan kepada warga keturuman tionghoa, walaupun memang fokus dari Yayasan untuk memperkenalkan islam kepada warga keturunan tionghoa akan tetapi yayasan tidak membataskan kepada siapa yang ingin mengikuti kegiatan atau ingin beribadah di masjid tersebut. Jadi, jama’ah Masjid Lautze adalah semua orang dari berbagai kalangan, bahkan membuka pintu yang sebesar-besarnya kepada orang non islam yang ingin tahu dan mengenal islam, jadi tidak heran pada setiap bulannya rata-rata lebih dari lima orang yang masuk islam atau menjadi muallaf di masjid tersebut.

B. Profil Singkat Pak Budhi Mar’at Fasilitator Kegiatan Tafakkuran

Beliau adalah seorang lulusan arsitektur di Parahiyangan Bandung, dan tidak ada latar belakang pendidikan agama yang didalaminya, namun pada tahun 1992 beliau mulai memperdalam agama dengan cara memanggil guru ngaji kerumah, di tahun 2004 beliau mengenal metode tafakkuran yang menurut beliau lebih merasakan manfaatnya dan merasakan perubahan didalam hidupnya. 53 Setelah mengenal metode tafakkur ini beliau memperdalam metode ini, dan dari situ beliau merasa banyak jawaban yang merubah hidupnya, setelah itu beliau berfikir bagaimana caranya agar lebih cepet benernya, jadi menurut beliau jalan yang lebih cepet itu adalah dengan cara menyampaikan, karena kalau hanya jadi pendengar tidak ada persiapan, jadi semenjak 2006 akhirnya beliau mencoba memberanikan diri untuk menjadi fasilitator dari situ terasa makin beliau menyiapkan semakin memperdalam dan akhirnya beliau merasakan banyak diberi hidayah oleh Allah SWT. Jadi dari situ sampai sekarang beliau menjadi jadi fasilitator setiap hari sabtu. 54 53 Wawancara pribadi dengan Pak Budhi 54 Wawancara pribadi dengan Pak Budhi 54

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Profil Responden

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel berupa responden dari jama’ah Masjid Lautze yang kebetulan juga bertempat di Yayasan Haji Karim Oei, responden berjumlah 40 orang yang rata-rata rutin mengikuti pengajian Tafakkur. Jadi, pada penelitian ini menekankan kepada jama’ah yang mengikuti kegiatan Tafakkur saja. 1. Responden Dari Segi Umur Adapun penulis mengkategorikan responden kepada umur dan pendidikan terakhir, berikut adalah deskripsi responden berdasarkan katergorinya. Tabel 5. Umur Responden No Umur Frekuensi Presentase 1 25-34 14 orang 35 2 35-44 22 orang 55 3 45-54 4 orang 10 Jumlah 40 orang 100 Dari tabel 5 di atas diketahui bahwa jumlah responden yang paling banyak ditemui penulis adalah responden yang kategorinya masuk ke kategori no 2 yaitu umur 35-44 yang berjumlah 22 orang dengan persentase 55, dan pada tingkat kedua ditemui responden yang berkategori umur 25-34 berjumlah 14 orang dengan persentase 35, sedangkan pada tingkat terakhir responden yang berkategori umur 45-54 dengan jumlah 4 orang dengan persentase 10. Dari hasil diatas dapat disimpulkan responden yang ikut dalam kegiatan Tafakkuran paling banyak diikuti oleh responden yang berumur 35-44 tahun, sedangkan yang paling sedikit yaitu responden dengan kategori umur 45-54. 2. Responden Dari Segi Pendidikan Terakhir Pada kategori pendidikan,ditemukan tingkat pendidikan responden yang berbeda-beda, peneliti mendeskripsikan tingkat pendidikan terakhir responden sebagai berikut. Dari tabel diatas penulis mendapatkan data yangdapat diketahui yaitu pendidikan terakhir responden adalah SMA, S1, dan S2 dilihat dari jumlah persentase didapat responden dengan pendidikan S2 yang paling kecil yaitu 4 orang dengan jumlah persentase 10 , dan jumlah responden yang paling banyak adalah S1 sekitar 25 orang dengan jumlah persentase 63. Dari hasil diatas dapat diketahui Tabel 6. Latar Belakang Pendidikan Responden No Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase 1 SMA 12 orang 30 2 S1 24 orang 60 3 S2 4 orang 10 Jumlah 40 orang 100