Efek Toksis Toksikologi Logam Pada Hewan Air

seterusnya sampai pada tingkatan puncak dari rantai makanan yang ada didalam tatanan perairan. Ikan-ikan kecil dan ikan besar akan dimakan oleh burung-burung air. Puncak dari rantai makanan adalah manusia yang akan mengkonsumsi baik ikan maupun burung air yang telah mengakumulasi atau terkontaminasi oleh senyawa merkuri Hg Palar, 2008. Ternyata kemudian, proses transformasi ion metal merkuri dalam sistem rantai makanan mengalami pelipatgandaan. Konsentrasi dari ion metal merkuri yang masuk terakumulasi dalam jaringan biota terus meningkat seiring dengan peningkatan strata atau posisi dari biota tersebut dalam sistem rantai makanan. Sehingga biota seperti ikan-ikan besar yang telah memakan ikan-ikan yang lebih kecil yang telah terkontaminasi oleh ion metal merkuri , disinyalir mempunyai kandungan metal merkuri Hg Hg yang lebih besar dalam tubuhnya. Pelipatgandaan akumulasi merkuri Hg dalam jarigan biota merkuri Hg perairan sesuai pula dengan proses biomagnifikasi yang terjadi dalam lingkungan perairan. Akhirnya manusia yang menempati posisi puncak dari semua sistem rantai makanan akan mengkonsumsi metal merkuri dalam jumlah yan cukup besar. Pemanfaatan ikan-ikan yang telah terkontaminasi oleh metal merkuri sebagai bahan makanan dapat mengakibatkan keracunan kronis akan merkuri Palar, 2008.

2.4.4 Efek Toksis

Berdasarkan sifat kimia dan fisika merkuri Hg , tingkat atau daya racun logam berat terhadap hewan air secara berurutan adalah merkuri Universitas Sumatera Utara Hg, kadmium, seng, timah hitam, krom, nikel, dan kobalt. Urutan toksisitas logam dari yang paling toksis terhadap manusia adalah . Logam berat bersifat toksis karena tidak bisa dihancurkan oleh organisme hidup yang ada di lingkungan sehingga logam-logam tersebut terakumulasi ke lingkungan, terutama mengendap di dasar perairan dan membentuk senyawa kompleks bersama bahan organik dan anorganik Widowati, 2008.

2.4.4.1. Mekanisme Toksisitas Merkuri Hg Anorganik

Toksisitas dan metabolisme Hg tergantung pada berbagai faktor, antara lain bentuk senyawa Hg, jalur paparan Hg, lamanya paparan, serta kandungan unsur lain yang terdapat dalam makanan.Menurut Bartik dan Piskac 1981 dalam Widowati 2008, garam merkuri Hg anorganik bisa mengakibatkan presipitasi protein, merusak mukosa alat pencernaan, termasuk mukosa usus besar, dan merusak membran ginjal, menjadi lebih permeable terhadap protein plasma yang sebagian besar akan masuk kedalam urin Widowati, 2008. Toksisitas akut dari uap Hg meliputi gejala muntah, kehilangan kesadaran, mulut terasa tebal, sakit abdominal, diare disertai darah dalam fases, oliguria, albuminuria, anuria, uraemia, ulserasi, dan stomatitis. Toksisitas atau garam merkuri yang larut bisa menyebabkan kerusakan membran alat pencernaan, eksantema pada kulit, dekomposisi eritrosit, serta menurunkan tekanan darah Widowati, 2008. Universitas Sumatera Utara Toksisitas kronis dari merkuri Hg anorganik meliputi gejala gangguan sistem syaraf meliputi berupa tremor, terasa pahit pada mulut, gigi tidak kuat dan rontok, anemia, albuminaria, dan gejala lain berupa kerusakan ginjal, serta kerusakan mukosa usus Widowati, 2008.

2.4.4.2. Mekanisme Toksisitas Merkuri Hg Organik

Alkil merkuri ataupun metil merkuri lebih toksik dibandingkan merkuri anorganik karena alkil merkuri bisa membentuk senyawa lipophilus yang mampu melintasi membran sel dan lebih mudah diabsorpsi serta berpenetrasi menuju sistem syaraf. Demikian juga ia mampu berpenetrasi placental barrier dan akan lebih lama tersimpan dalam tubuh Widowati, 2008. Menurut Palar 1994 dalam Widowati 2008, senyawa merkuri Hg organik, seperti metal merkuri HgCl dan alkil merkuri banyak digunakan sebagai bahan pestisida. Senyawa HgCl merupakan penyebab keracunan merkuri Hg. Lebih dari 95 metil merkuri terabsorpsi dan ditransportasikan ke dalam sel darah merah. Lalu diedarkan keseluruh jaringan tubuh dan hanya sejumlah kecil yang terakumulasi dalam plasma protein. Metil merkuri pada umumnya terakumulasi dalam sistem syaraf pusat dan ditemukan paling banyak pada bagian korteks dan serebelum . Waktu paruh alkil merkuri adalah 70 hari dan akan dieksresikan sebesar 1 dengan sisa 99 terakumulasi pada berbagai organ. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Konsentrasi Hg pada Berbagai Organ Induk dan Janin Organ Hg pada induk µgg Hg pada janin µgg Ginjal 518 5,8 Paru-paru 77,5 0,6 Hati 8 10,1 Cerebrum 10,9 0,05 Cerebellum 5,8 0,24 Jantung 3,2 0,15 Limpa 5,2 1,8 Darah 15 µg100 mL 2,35 µg100 mL Sumber : Smith dalam Palar, 1994 Gejala toksisitas merkuri Hg organik meliputi kerusakan syaraf pusat, berupa anoreksia, ataksia, dismetria, gangguan pandangan mata yang bisa mengakibatkan kebutaan, gangguan pendengaran, konvulsi, paresis, koma, dan kematian Widowati, 2008. 2.4.4.3.Keracunan Akut Keracunan akut yag disebabkan oleh logam merkuri Hg umumnya terjadi pada pekerja-pekerja industri, pertambangan dan pertanian, yang menggunakan merkuri Hg sebagai bahan baku, katalis, danatau pembentuk amalgam ata pestisida Palar, 2008. Keracunan akut yang ditimbulkan oleh logam merkuri Hg dapat diketahui dengan mengamati gejala-gejala berupa : peradangan pada tekak, dyspaghia, rasa sakit pada bagian perut, mual-mual, dan muntah, disertai darah dan shok. Bila gejala-gejala awal ini tidak segera diatasi, penderita selanjutnya akan mengalami pembengkakan pada kelenjar ludah, radang pada ginjal dan radang pada hati Palar, 2008. Universitas Sumatera Utara 2.4.4.4.Keracunan Kronis Keracunan kronis adalah keracunan yang terjadi secara perlahan dan berlangsung dalam selang waktu yang panjang. Dalam kasus ini biasanya penderita tidak menyadari bahwa logam berat sudah menumpuk dalam tubuhnya sehingga racun tersebut terus mengendap hingga selang waktu lamanya paparan logam berat tersebut pada pekerja dan akan melebihi batas toleransi yang dimiliki tubuh sehingga gejala keracunan akan terlihat. Keracuan kronis biasanya akan sulit dalam pengobatan dan bahkan terkadang membutuhkan waktu yang lama Palar,2008. Pada peristiwa keracunan kronis oleh Hg, ada dua organ tubuh yang paling sering mengalami gangguan, yaitu gangguan pada sistem pencernaan dan sistem syaraf. Gangguan terhadap sistem syaraf dapat terjadi dengan atau tanpa diikuti oleh gangguan pada lambung da usus. Ada dua bentuk gejala umum yang dapat dilihat bila korban mengalami gangguan pada sistem syaraf sebagai keracunan kronis merkuri Hg, yaitu tremor ringan dan parkinsonisme yang disertai dengan termor pada fungsi otot sadar Palar, 2008. Tanda-tanda seseorang penderita keracunan kronis merkuri Hg dapat dilihat dari organ mata. Biasanya pada lensa mata penderita terdapat warna abu-abu sampai gelap, atau abu-abu kemerahan, yang semua itu dapat dilihat dengan mikroskop mata. Disamping itu, gejala keracunan kronis merkuri Hg yang lainnya adalah terjadinya anemia ringan pada darah Palar,2008. Universitas Sumatera Utara

2.4.5 Kadar Batas Aman