secara langsung, akan tetapi masih terdapat variabel antara yaitu kehendak atau niat Ajzen Fishbein ; Fishbein Middlestadt. Hasil korelasi kemungkinan akan lebih
besar jika penelitian dilakukan dengan mempergunakan variabel sikap dan kehendakniat untuk berperilaku tertentu ataupun antara variabel kehendakniat
dengan perilaku.
2.3 Kerangka Konseptual
Pengertian dasar dari Sikap adalah sikap terhadap suatu obyek, isue atau seseorang pada dasarnya merupakan perasaan suka atau tidak suka, tertarik atau tidak,
percaya atau tidak, dan seterusnya. Kita juga berasumsi bahwa perasaan itu dapat direfleksikan dalam bentuk pernyataan yang dibuatnya, cara seseorang melakukan
tindakan terhadap obyek sikap, dan reaksinya terhadap ekspresi opini dari orang lain. Dengan kata lain sikap memiliki keterkaitan dengan perasaan di satu sisi dan perilaku
disi lain. Problem tentang sikap muncul ketika seseorang akan menghubungkan antara
perasaan dengan perilaku, dan menyusun definisi tentang sikap yang mencerminkan keduanya.
Oleh karena itu berbagai definisi ditawarkan oleh para ahi psikologi sosial, tidak hanya tetang apakah sikap itu, tetapi juga tentang bagaimana proses belajar,
memproses informasi, pembuatan keputusan, memory, dan seterusnya tentang sikap. Yang seringkali dilakukan oleh para ahli psikologi adalah mereka ini membuat
batasan tentang sikap baik definisinya ataupun teori konsepnya. Dalam membuat definisi tentang sikap yang mencerminkan hubungan antara
perasaan dan pengalaman pribadi di satu sisi dan perilaku verbal maupun nonverbal
Universitas Sumatera Utara
yang dapat dobservasi di sisi lain, para ahli psikologi tampaknya memiliki dua asumsi yang krusial. Pertama, sikap itu berbeda dalam entitasna dengan eksistensi yang
independen. Kedua adalah hubungannya dengan perilaku yang observable sebagai kausal. Menurut penulis kedua pandangan itu salah. Hubungan sikap dengan ekspresi
perilaku analog dengan hubungan antara makna dengan ucapan. Kita perlu berasumsi bahwa sebuah kata itu memiliki makna untuk memahami
perilaku verbal, tetapi kita tidak perlu melihat suatu makna kata sebagai yang memiliki eksistensi yang indpenden ataupun sebagai entitas yang berbeda yang
menyebabkan perilaku verbal. Seperti halnya kata memiliki makna, maka orang memiliki sikap, dan konsep sikap itu tidak kalah pentingnya untuk memahami
perilaku sosial dibandingkan dengan konsep makna untuk memahami bahasa. Sikap seseorang merupakan makna dari ekspresi perilakunya.
Apabila akan melakukan observasi dan analisis tentang perilaku individual, dan performanya, maka perlu diperhatikan tiga kelompok variabel yang secara
langsung memengaruhi perilaku individual, atau apa yang dilakukan seseorang karyawan misalnya: menghasilkan output, menjual kendaraan mobil, menyervis
mesin-mesin. Interaksi karyawan dalam lingkungan perusahaanorganisasiinstansi
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan yang mana akan menimbulkan tingkat kepuasan kerja karyawan. Situasi lingkungan perusahaan dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya antara karyawan yang satu dengan yang lain tidak terlepas dari interaksi satu sama lainnya demi kelancaran dan keharmonisan kerja. Dengan sarana hubungan
yang nyaman akan lebih betah dan senang dalam menyelesaikan tugas. Hubungan antar manusia human relation dalam perusahaan merupakan hal yang penting
Universitas Sumatera Utara
karena merupakan jembatan antara karyawan dengan sesama karyawan maupun karyawan dengan pimpinan.
Dengan sikap dan perilaku diatas maka etos kerja dalam perusahaan tersebut tidak akan dapat timbul maupun berkembang, perlu adanya suatu usaha yang
sungguh-sungguh agar etos kerja karyawan dapat dikembangkan.
Sumber: Thoha, Miftah, 2007:34 data diolah Gambar 2.5 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian