“Affect”, afeksi yang merupakan komponen emosional atau “perasaan”.
Sebuah sikap dipelajari dari orang tua, guru, dan para anggota kelompok rekan-rekan. Afektif, segmen emosional dari suatu sikap. Afektif adalah ranah yang berkaitan
dengan sikap dan nilai. Afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak dalam berbagai tingkah laku. Seperti:
perhatiannnya terhadap pekerjaannya, kedisiplinannya dalam melakukan pekerjaannya, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pekerjaann
yang lain, penghargaan dan sebagainya. Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Aspek emosional
inilah yang biasanya berakar paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang.
2.1.1.3 Perilaku
Perilaku suatu maksud untuk perilaku dalam suatu cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu. Sementara itu komponen perilaku berisi kecenderungan untuk
bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu. Komponen “perilaku” sebuah sikap berhubungan dengan kecendrungan seseorang untuk
bertindak terhadap seseorang atau hal tertentu dengan cara tertentu. Seseorang
Universitas Sumatera Utara
misalnya dapat bertindak terhadap orang lain, atau hal lain dengan cara bersahabat, hangat, agresif, bermusuh atau apatis, ataupun dengan cara-cara lain
Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya.Sebagai gambaran dari pemahaman ungkapan ini,
misalnya: seorang tukang parkir yang melayani memparkir mobil, seorang tukang pos yang menyampaikan surat-surat ke alamat, seorang mekanik yang bekerja dalam
bengkel, seorang karyawan asuransi yang datang kerumah menawarkan jasa asuransinya, seorang perawat di rumah sakit, dan juga seorang manajer di kantor yang
membuat keputusan. Mereka semuanya akan berperilaku berbeda satu sama lain, dan perilakunya adalah ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang memang
berbeda. Apabila akan melakukan observasi dan analisis tentang perilaku individual,
dan performanya, maka perlu diperhatikan tiga kelompok variabel yang secara langsung memengaruhi perilaku individual, atau apa yang dilakukan seseorang
karyawan misalnya: menghasilkan output, menjual kendaraan mobil, menyervis mesin-mesin.
Adapun ketiga macam kelompok yang dimaksud yaitu latar belakang dan variable-variabel: individual, psikologikal, keorganisasian. Sebagai contoh misalnya
dapat dikemukakan bahwa variabel-variabel kemampuan dan keterampilan, variabel- variabel latar belakang, dan variabel-variabel demografik.
2.1.1.4 Pembentukan Sikap
Menurut Azwar 2003, Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap:
Universitas Sumatera Utara
1. Pengalaman pribadi Pengalaman yang telah lalu maupun yang sedang kita alami ternyata memiliki
pengaruh pada penghayatan kita terhadap suatu objek psikologis tertentu dalam Azwar, 2003 mengatakanbahwa tidak adanya pengalaman sarna sekali erhadap suatu
objek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. Selanjutnya dikatakan oleh Azwar 2003 bahwa pembentukan kesan atau tanggapan
terhadap objek merupakan proses yang kompleks dalam diri individu yang melibatkan individu yang bersangkutan, situasi dimana tanggapan tersebut terbentuk, dan ciri.-ciri
objektif yang dimiliki stimulus. Oleh karena itu sebagai dasar pembentukan sikap, maka pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karenanya sikap akan
lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan
2. Kebudayaan Kebudayaan yang berkembang dimana seseorang hidup dan dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap. Sebagai contoh, misalnya sikap orang desa dengan orang kota terhadap kebebasan dalam pergaulan antara
muda-mudi barangkali memiliki perbedaan yang amat tajam. Orang kota cenderung memiliki sikap yang lebih permisif dibandingkan orang desa yang masih memegang
teguh norma-norma. Di lain pihak apabila seseorang tinggal di dalam lingkungan yang sangat mengutamakan kehidupan berkelompok, maka akan sangat mungkin apabila ia
memiliki sikap yang negatif terhadap kehidupan yang individualistis yang mementingkan perorangan. Tanpa kita sadari bersama, kebudayaan ternyata telah
menanamkan pengaruh yang kuat terhadap sikap terhadap berbagai macam hal.
Universitas Sumatera Utara
Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan tersebut yang berperan di dalam memberi corak pengalaman-pengalaman individu
yang menjadi anggotanya.Pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut dibesarkan. Contoh pada sikap orang kota dan orang desa terhadap
kebebasan dalam pergaulan.
3. Orang lain yang dianggap penting Significant Otjhers Yaitu: orang-orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak
tingkah laku dan opini kita, orang yang tidak ingin dikecewakan, dan yang berarti khusus. Misalnya: orangtua, pacar, suamiisteri, teman dekat, guru, pemimpin.
Umumnya individu tersebut akan memiliki sikap yang searah konformis dengan orang yang dianggap penting.
4. Media massa Media massa berupa media cetak dan elektronik. Dalam penyampaian pesan,
media massa membawa pesan-pesan sugestif yang dapat mempengaruhi opini kita. Jika pesan sugestif yang disampaikan cukup kuat, maka akan memberi dasar afektif
dalam menilai sesuatu hal hingga membentuk sikap tertentu.
5. Institusi Lembaga Pendidikan dan Agama Institusi yang berfungsi meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam
diri individu. Pemahaman baik dan buruk, salah atau benar, yang menentukan sistem kepercayaan seseorang hingga ikut berperan dalam menentukan sikap seseorang.
Universitas Sumatera Utara
6. Faktor Emosional Suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya sebagai semacam
penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisime pertahanan ego. Dapat bersifat sementara ataupun menetap persistentahan lama. Contoh: Prasangka sikap
tidak toleran, tidak fair
2.1.1.5 Mengubah Sikap