Metode Korelasi .1 Hubungan Antara Sikap keseluruhan dengan Perilaku Kelompok

Dari variabel Y Perilaku Kelompok secara umum maka dapat dilihat secara dominan responden menyatakan hubungan mereka dengan rekan-rekan kerja di perusahaan ini dapat dikatakan baik dan jika berselisih jalan dengan rekan kerja maka mereka akan memberikan senyum. Ini terlihat dari persentase 83,3 dan 83,3. 4.5 Metode Korelasi 4.5.1 Hubungan Antara Sikap keseluruhan dengan Perilaku Kelompok Untuk meneliti hubungan sikap dengan perilaku kelompok dilakukan dengan statistic Rank Correlation Spearman. Diperoleh hasilnya seperti tabel di bawah ini: Tabel 4.12 Hubungan sikap keseluruhan dengan perilaku kelompok Correlations sikap karyawan perilaku kelompok Spearmans rho sikap karyawan Correlation Coefficient 1.000 .835 Sig. 2-tailed . .000 N 30 30 perilaku kelompok Correlation Coefficient .835 1.000 Sig. 2-tailed .000 . N 30 30 Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan output SPSS pada tabel hasil angka Sig. 2-tailed sikap dengan perilaku adalah 0.000. ini menunjukkan bahawa sesengguhnya dapat dipastikan ada hubungan yang nyata antara sikap karyawan keseluruhan dengan perilaku karyawan. Angka koefosien korelasi diperoleh pada rs 0.835. Hal ini berarti terdapat hubungan yang sangat erat dan positif antara sikap karyawan keseluruhan dengan perilaku kelompok. Uji hipotesis : Hubungan antara sikap karyawan keseluruhan dengan perilaku kelompok pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani. Universitas Sumatera Utara Hipotesis yang diuji : sikap karyawan keseluruhan mempunyai hubungan dengan perilaku kelompok. Hipotesis tersebut dirumuskan sebagai berikut: H : ρ 0 H1 : ρ 0 Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan uji t dengan pengujian sebagai berikut: a. Jika t hitung t tabel, maka H ditolak, H1 diterima Artinya sikap karyawan keseluruhan memiliki hubungan yang berarti dengan perilaku kelompok. b. Jika t hitung t tabel, maka H diterima, H1 diterima Artinya sikap karyawan keseluruhan tidak memiliki hubungan yang berarti dengan perilaku kelompok. Dimana t hitung = r s √n - 2 √1 – r s 2 t hitung = 0.835 √30 – 2 √1 – 0.835 2 t hitung = 8.03 α = 0.10, two tale 0.102= 0.05 Nilai t hitung t table 8.03 1.70, keputusan diambil adalah H ditolak, H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik dapat dibuktikan adanya hubungan sikap karyawan keseluruhan dengan perilaku kelompok. Universitas Sumatera Utara Dari hasil rangkaian pengujian statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif sikap karyawan keseluruhan dengan perilaku kelompok.

4.5.2 Hubungan Antara Dimensi-Dimensi Sikap Kognisi, Afeksi dan perilaku dengan Perilaku Kelompok

Untuk mempertajan analisis maka selanjutnya akan dilakukan penggujian variabel sikap dikembangkan menjadi tiga sub variabel yang didasarkan pada dimensi- dimensi sikap yaitu: a. Hubungan Dimensi Kognisi dengan Perilaku Kelompok Tabel 4.13 Hubungan Dimensi Kognisi dengan Perilaku Kelompok Correlations sikap kognisi perilaku kelompok Spearmans rho sikap kognisi Correlation Coefficient 1.000 .771 Sig. 2-tailed . .000 N 30 30 perilaku kelompok Correlation Coefficient .771 1.000 Sig. 2-tailed .000 . N 30 30 Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan output SPSS pada tabel hasil angka Sig. 2-tailed sikap dengan perilaku adalah 0.000. ini menunjukkan bahawa sesengguhnya dapat dipastikan ada hubungan yang nyata antara sikap karyawan kognisi dengan perilaku karyawan. Angka koefosien korelasi diperoleh pada rs 0.771. Hal ini berarti terdapat hubungan yang sangat erat dan positif antara sikap karyawan kognisi dengan perilaku kelompok. Uji hipotesis : Hubungan antara sikap karyawan kognisi dengan perilaku kelompok pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani. Universitas Sumatera Utara Hipotesis yang diuji : sikap karyawan kognisi mempunyai hubungan dengan perilaku kelompok. Hipotesis tersebut dirumuskan sebagai berikut: H : ρ 0 H1 : ρ 0 Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan uji t dengan pengujian sebagai berikut: a. Jika t hitung t tabel, maka H ditolak, H1 diterima Artinya sikap karyawan keseluruhan memiliki hubungan yang berarti dengan perilaku kelompok. a. Jika t hitung t tabel, maka H diterima, H1 diterima Artinya sikap karyawan keseluruhan tidak memiliki hubungan yang berarti dengan perilaku kelompok. Dimana t hitung = r s √n - 2 √1 – r s 2 t hitung = 0.771 √30 – 2 √1 – 0.771 2 t hitung = 8.31 α = 0.10, two tale 0.102= 0.05 Nilai t hitung t tabel 8.311.70, keputusan diambil adalah H ditolak, H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik dapat dibuktikan adanya hubungan sikap karyawan kognisi dengan perilaku karyawan dalam kelompok. Universitas Sumatera Utara Dari hasil rangkaian pengujian statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif sikap karyawan kognisi dengan perilaku karyawan dalam kelompok. b. Hubungan Dimensi Afeksi dengan Perilaku Kelompok Tabel 4.14 Hubungan Dimensi Afeksi dengan Perilaku Kelompok Correlations sikap afeksi perilaku kelompok Spearmans rho sikap afeksi Correlation Coefficient 1.000 .353 Sig. 2-tailed . .056 N 30 30 perilaku kelompok Correlation Coefficient .353 1.000 Sig. 2-tailed .056 . N 30 30 Berdasarkan output SPSS pada tabel hasil angka Sig. 2-tailed sikap dengan perilaku adalah 0.056. Ini menunjukkan bahawa sesengguhnya dapat dipastikan tidak ada hubungan yang nyata antara sikap karyawan afeksi dengan perilaku karyawan dalam kelompok. Angka koefosien korelasi diperoleh pada rs 0.353. Hal ini berarti terdapat hubungan yang cukup dan positif antara sikap karyawan afeksi dengan perilaku kelompok. Uji hipotesis : ada hubungan antara sikap karyawan afeksi dengan perilaku karyawan dalam kelompok pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani. Hipotesis yang diuji : sikap karyawan afeksi mempunyai hubungan dengan perilaku kelompok. Hipotesis tersebut dirumuskan sebagai berikut: H : ρ 0 H1 : ρ 0 Universitas Sumatera Utara Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan uji t dengan pengujian sebagai berikut: a. Jika t hitung t tabel, maka H ditolak, H1 diterima Artinya sikap karyawan keseluruhan memiliki hubungan yang berarti dengan perilaku kelompok. b. Jika t hitung t tabel, maka H diterima, H1 diterima Artinya sikap karyawan keseluruhan tidak memiliki hubungan yang berarti dengan perilaku kelompok. Dimana t hitung = r s √n - 2 √1 – r s 2 t hitung = 0.056 √30 – 2 √1 – 0.056 2 t hitung = 8.31 α = 0.10, two tale 0.102= 0.05 Nilai t hitung t tabel 5.291.70, keputusan diambil adalah H ditolak, H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik dapat dibuktikan adanya hubungan sikap karyawan afeksi dengan perilaku karyawan delam kelompok. Dari hasil rangkaian pengujian statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif sikap karyawan afeksi dengan perilaku karyawan dalam kelompok. c. Hubungan Dimensi Perilaku dengan Perilaku Kelompok Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Hubungan Dimensi Perilaku dengan Perilaku Kelompok Correlations Sikap Perilaku perilaku kelompok Spearmans rho sikap perilaku Correlation Coefficient 1.000 .804 Sig. 2-tailed . .000 N 30 30 perilaku kelompok Correlation Coefficient .804 1.000 Sig. 2-tailed .000 . N 30 30 Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Berdasarkan output SPSS pada tabel hasil angka Sig. 2-tailed sikap dengan perilaku adalah 0.000. Ini menunjukkan bahawa sesengguhnya dapat dipastikan ada hubungan yang nyata antara sikap karyawan perilaku dengan perilaku karyawan dalam kelompok. Angka koefosien korelasi diperoleh pada rs 0.804. Hal ini berarti terdapat hubungan yang sangat erat dan positif antara sikap karyawan perilaku dengan perilaku kelompok. Uji hipotesis : Hubungan antara sikap karyawan perilaku dengan perilaku karyawan dalam kelompok pada PT. Bank Mandiri Cabang Ahmad Yani. Hipotesis yang diuji : sikap karyawan perilaku mempunyai hubungan dengan perilaku karyawan dalam kelompok. Hipotesis tersebut dirumuskan sebagai berikut: H : ρ 0 H1 : ρ 0 Untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan uji t dengan pengujian sebagai berikut: a. Jika t hitung t tabel, maka H ditolak, H1 diterima Universitas Sumatera Utara Artinya sikap karyawan keseluruhan memiliki hubungan yang berarti dengan perilaku kelompok. b. Jika t hitung t tabel, maka H diterima, H1 diterima Artinya sikap karyawan keseluruhan tidak memiliki hubungan yang berarti dengan perilaku kelompok. Dimana t hitung = r s √n - 2 √1 – r s 2 t hitung = 0.804 √30 – 2 √1 – 0.804 2 t hitung = 8.90 α = 0.10, two tale 0.102= 0.05 Nilai t hitung t tabel 8.901.70, keputusan diambil adalah H ditolak, H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik dapat dibuktikan adanya hubungan sikap karyawan perilaku dengan perilaku karyawan dalam kelompok. Dari hasil rangkaian pengujian statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif sikap karyawan perilaku dengan perilaku karyawan dalam kelompok.

4.6 Pembahasan