Gambar yang disajikan, menyatakan bahwa praktik manejerial efektif mengharuskan bahwa kita perlu mengetahui perbedan-perbedaan dalam perilaku
individual, dan apabila hal itu dianggap penting.
2.1.4 Komponen Perilaku Manusia dalam Organisasi
Perilaku kelompok dibagi dalam tiga jenis yang membuat dinamika kelompok, yang oleh George Homans disebut sebagai tiga ‘unsur dasar’:
1. Kegiatan-kegiatan Activities, ialah apa yang dikerjakan atau diperbuat, seperti mengangkat, berjalan, menggali, mengambil dan sebagainya, yang
memerlukan gerakan-gerakan otottubuh. 2. Interaksi Interactions, ialah komunikasi dalam bentuk apapun diantara para
anggota kelompok. Interaksi ini tidak harus verbal, bahkan kebanyakan non- verbal.
3. Sentimen Sentiments, ialah keadaan internalbatin manusia, yang mencakup motivasi, dorongan, emosi, perasaan, dan sikap. Tidak seperti activities dan
interactions , sentiment tidak dapat dilihat atau dipandang.
Atas dasar nilai-nilai, sikap, pandangan dan kepribadiannya, terdapat berbagai perilaku dalam organisasi. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sang cekatan the eager beaver Yaitu orang yang cekat kerjanya dan suka menolong. Kendati maksudnya baik,
orang seperti ini dapat menyulitkan keadaan, jika ia dalam pertemuan ingin terus menerus bicara, hingga menghalangi orang lain untuk turut serta. Manejer dapat
Universitas Sumatera Utara
memanfaatkan orang seperti ini, misalnya diminta untuk membuat risalah dari pembicara pada akhir dari pertemuan rapat. Manejer akan melihat bahwa ia dapat
memberikan sumbangan yang positif bagi kelompok, terutama bila datang saatnya untuk mengambil kesimpulan dari pembicaraan.
2. Sang Area the immovable object Yaitu orang yang suka menentang semua gagasan dan saran. Orang seperti ini
tampaknya tidak dapat digerakkan pikirannya untuk maju. Ia biasanya dalam keadaan masih menikmati status quo. Manejer perlu memberi teguran, tugas-tugas tertentu,
atau assignment supaya ia mau berpikir dan mau bicara. 3. Sang Penghambat the dampener
Yaitu orang yang selalu menunjukkan aspek paling jelek dari setiap gagasan yang diajukan orang lain dalam pertemuan. Jarang, bahkan mungkin tidak pernah
dirinya menawarkan suatu jalan keluar yang lain. Dia tidak memberikan ide-idenya, melainkan menunjukkan jeleknya gagasan yang dibawa oleh orang lain kedalam
pertemuan. Pendapat orang seperti ini dapat digunakan untuk mengangkat pendapat orang lain. Namun, manejer harus dapat mengatasi jangan sampai menimbulkan
konflik dengan orang lain. 4. Sang serba setuju the indiscriminate agreer
Yaitu orang yang ingin menyenangkan orang lain dengan memberikan persetujuannya, apakah sesuatu saran itu baik atau buruk. Orang seperti ini biasanya
tidak memiliki pendapat, pokoknya ia beradaptasi dengan orang lain atau dengan kelompok.
Universitas Sumatera Utara
5. Sang Asal-debat the indiscriminate arguer Yaitu orang agresif yang senang berpendapat lain atau merasa terganggu
mengenai masalah pribadinya. Terhadap orang seperti ini perlu diberi pengertian yang objektif mengenai maslah umum yang dibicarakan, bukan mengenai perseorangan.
Hindari untuk tidak menjadi perdebatan yang saling menyerang, apabila hal itu terjadi di dalam pertemuan.
6. Sang Pembicara-sulit the inarticulate talker Yaitu orang yang mempunyai ide atau pikiran yang bagus, tetapi sulit untuk
menyampaikan dengan kata-kata. Berilah kepadanya kesempatan untuk mengulangi dan mengulangi lagi bila perlu, tanpa menyinggung perasaannya.
7. Sang Pembicara-samping the side conversationalist Yaitu orang yang suka bicara dengan orang lain sewaktu mengikuti pertemuan.
Seolah-olah ia acuh tak acuh terhadap apa yang sedang dibicarakan, meskipun ia mungkin mengikuti pembicaraan. Pimpinan pertemuan rapat dan orang lain dalam
pertemuan itu dapat terganggu karena ulahnya. Pimpinan pertemuan bilamana perlu menegor kepada orang-orang seperti ini, karena dapat menganggu jalamnya
pertemuan. 8. Sang Penyimpang the reambler
Universitas Sumatera Utara
Yaitu orang yang suka mebicarakan hal-hal di luar dari apa yang sedang dibicarakan di dalam pertemuan, meskipun pada awalnya ia mengikuti topic yang
sedang dibicarakan dalam pertemuan, akan tetapi lama-lama ia menyimpang dari topik pembicaraan. Orang seperti ini harus diingatkan untuk kembali kepada masalah
yang sedang dibicarakan “back to the problem”. 9. Sang Pendiam the silent one
Yaitu orang yang enggan bicara. Ini disebabkan oleh beberapa kemungkinan. Sudah bosan, malu, tidak tenang, tak peduli atau merasa lebih tahu. Apapun
alasannya, orang seperti ini tidak menguntungkan bagi kelompok. Manejer dapat membangkitkan perhatiannya, dengan mengajukan pertenyaan-pertanyaan kepadanya
supaya mengeluarkan pembicaraannya. 10. Sang Pelamun the inattentive one
Yaitu oranang yang tampaknya tidak menggunakan pikirannya, karena ia seperti pendiam, yang dibicarakan orang seperti ini juga perlu diperingatkan dengan
“back to the problem”. 11. Sang Penarik-Perhatian the griper
Yaitu orang yang suka bicara keras tetap menjajukan keluhan untuk dirinya. Ia mencoba supaya orang lain memperhatikan dirinya. Jika ia bicara bukan mengenai
subjek yang dibicarakan, tapi bahkan mengenai tentang dirinya.orang seperti ini juga perlu diajak untuk membali kemasalah yang dibicarakan, dan diperhatikan apa yang
menjadi masalah mengenai dirinya, apakah perlu dibawa kedalam pertemuan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Bentuk-Bentuk Kelompok