diskriminasi pada setiap negara anggota.
39
Dengan prinsip MFN, negara berkewajiban untuk memberikan hak yang sama kepada setiap anggota WTO
lainnya dengan kondisi dan syarat yang sama, seperti yang dilakukan Jepang yang mengizinkan bank-bank Eropa mendirikan cabang di Tokyo.
40
Dalam Pasal 6 ayat 1 ditegaskan bahwa pemerintah memberi perlakuan yang sama kepada semua penanam modal yang berasal dari negara manapun
yang melakukan kegiatan penanaman modal di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Perlakuansama tersebut di sisi lain seperti dikesampingkan oleh UU Penanaman Modal Indonesia karena ada kesempatan perlakuan berbeda bagi
penanam modal dari suatu negara yang memperoleh hak istimewa. Hak istimewa itu antara lain hak istimewa yang berkaitan dengan kesatuan kepabeanan, wilayah
perdagangan bebas, pasar bersama, kesatuan moneter, kelembagaan yang sejenis, dan perjanjian antara Pemerintah Indonesia dan pemerintah asing yang bersifat
bilateral, regional, atau multilateral yang berkaitan dengan hak istimewa tertentu dalam penyelenggaraan penanaman modal.
41
c. National Treatment Principle
Berdasarkan prinsip National Treatment, host country disyaratkan untuk memperlakukan penanam modal asing dan penanaman modalnya yang beroperasi
di wilayah teritorialnya sama seperti mereka memperlakukan penanam modal domestik dan penanaman modalnya. Prinsip National Treatment ini secara
39
Bismar Nasution, Op.cit., hal. 12.
40
Peter van den Bossche, Daniar Natakusumah, Josep Wira Koesnaidi, Op.cit., hal. 13
41
Lihat dan bandingkan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 6 ayat 2 dan bagian penjelasannya.
Universitas Sumatera Utara
reguler dimasukkan di dalam bilateral investment treaties yang melibatkan baik negara-negara maju developed countries maupun negara-negara yang sedang
berkembang developing countries, secara umum tanpa perkecualian sektoral. Jelasnya, penerapan prinsip tersebut hanya meliputi penanaman modal asing yang
didirikan sesuai dengan peraturan-peraturan dan hukum-hukum host country.
42
Dalam National treatment rule tersebut, setiap negara anggota tidak dibenarkan mengenakan pajak lebih tinggi terhadap produk impor dibandingkan
dengan pajak produk domestik. Dalam UU No. 25 Tahun 2007 Pasal 4 ayat 2 huruf a dan bagian penjelasannya, semakin dijelaskan bahwa pemerintah tidak
membedakan perlakuan terhadap penanam modal yang telah menanamkan modalnya di Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan.
43
Maksud dari penjelasan Pasal 24 ayat 2 “kecuali ditentukan lain oleh
ketentuan peraturan perundang- undangan” adalah perlakuan yang diberikan itu
harus tetap memperhatikan kepentingan nasional sehingga akan disesuaikan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi baik oleh investor asing maupun
domestik atau memperhatikanmelihat wilayah teritorialnya. Hal ini disampaikan juga oleh Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007,
yaitu adanya pemberian hak istimewa berdasarkan perjanjian dengan Indonesia. Hak istmewa yang dimaksud adalah antara lain hak istimewa yang berkaitan
dengan kesatuan kepabeanan, wilayah perdagangan bebas, pasar bersama common market, kesatuan moneter, kelembagan yang sejenis, dan perjanjian
42
Muchammad Zaiddun, Op.cit., hal. 6.
43
Bismar Nasution, Op.cit., hal. 5.
Universitas Sumatera Utara
antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah asing yang bersifat bilateral, regional dan multilateral yang berkaitan dengan hak istimewa tertentu dalam
penyelenggaraan penanaman modal.
44
Sehingga, keadaan atau hal inilah yang akan dapat melahirkan ketentuan atau persyaratan yang berbeda kepada penanam modal baik asing maupun
domestik yang diatur melalui peraturan yeng ditetapkan oleh pemerintah Indonesia host country, misalnya Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 yang
mengatur tentang daftar bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal yang bertujuan
meningkatkan kegiatan penanaman modal di Indonesia dalam rangka pelaksanaan komitmen Indonesia dalam kaitannya dengan ASEAN Economic Community
AEC, pemberian hak atas tanah yang lebih terbuka kepada penanam modal domestik daripada asing yang diatur oleh UUPA, dan lainnya. Jadi, masih
dimungkinkan adanya perbedaan syarat kepada penanam modal baik asing atau domestik yang semuanya itu dikarenakan demi kepentingan nasinal.
Dalam menguraikan prinsip-prinsip pengaturan penanaman modal asing, maka yang penting untuk dipertimbangkan adalah tujuan utama negara mengatur
penanaman modal asing itu sendiri, yaitu keseimbangan antara keinginan:
45
a. untuk mendorong sebesar-besarnya masuknya penanaman modal ke dalam
wilayah teritorial, b.
usaha meminimalisasi kerugian dampak negatif dari masuknya penanaman modal asing tersebut.
44
Indonesia, UU No. 25 Tahun 2007, penjelasan Pasal 6 ayat 2
45
Muchammad Zaiddun, Op.cit., hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan keseimbangan pengaturan antara dua tujuan tersebut maka diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi mengalirnya
perdagangan internasional, yang pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi host country.
2. Tindakan Nasionalisasi