Berdasarkan keseimbangan pengaturan antara dua tujuan tersebut maka diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi mengalirnya
perdagangan internasional, yang pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi host country.
2. Tindakan Nasionalisasi
Ada banyak istilah yang dipergunakan untuk hal yang sama dengan nasionalisasi, yaitu konfiskasi, onteigening, pencabutan hak. Kesemuanya dapat
dikatakan sebagai tindakan pencabutan hak oleh pemerintah dengan adanya ciri khusus yang membedakan.
46
Nasionalisasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan dalam rangka perubahan masyarakat danatau negara.
L. Erades memberikan arti nasionalisasi, yakni suatu peraturan dengan mana pihak penguasa memaksakan semua atau segolongan tertentu menerima
Dwingt te godegen, bahwa hak mereka atas semua atau beberapa macam benda tertentu beralih kepada negara. Dengan demikian nasionalisasi adalah suatu cara
peralihan hak dari pihak partikelir kepada pemerintah secara paksa.
47
Tentang perlakuan nasionalisasi yang diatur dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tidaklah berbeda dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 1970
tentang penanaman modal asing, Pasal 21 dan 22. Dalam Pasal 7 ayat 1 Undang- Undang No. 25 Tahun 2007 dikatakan, bahwa pemerintah tidak akan melakukan
tindakan nasionalisasi atau pengambil alihan hak pemilikan penanaman modal, kecuali dengan undang-undang. Berdasarkan hal tersebut, nasionalisasi adalah
46
Dhaniswara K. Harjono, Op.cit., hal. 110.
47
Budiman Ginting, Hukum Investasi-Perlindungan Hukum Pemegang Saham Minoritas dalam Perusahaan Penanaman Modal Asing
, Medan:Pustaka Bangsa Pers, 2007, hal. 47.
Universitas Sumatera Utara
pencabutan hak milik secara menyeluruh atas perusahaan modal asing atau tindakan mengurangi hak menguasai danatau mengurus perusahaan yang
bersangkutan. Dalam ayat 2 dikatakan bahwa dalam hal pemerintah melakukan
tindakan nasionalisasi atau pengambilalihan hak kepemilikan, pemerintah akan memberikan kompensasi yang jumlahnya ditetapkan berdasarkan harga pasar,
yaitu harga yang ditentukan menurut cara yang digunakan secara internasional oleh penilai independent yang ditunjuk oleh para pihak.
48
Maksud pengaturan nasionalisasi yang demikian adalah sebagai jaminan, khususnya yang menyangkut jaminan kepastian berusaha bagi investor asing yang
menanam modalnya di Indonesia. Jaminan tersebut adalah bahwa tindakan nasionalisasi tidak akan pernah dilakukan, kecuali memenuhi persyaratan antara
lain: a.
Dilakukan dengan Undang-Undang b.
Kepentingan negara menghendaki c.
Adanya kompensasi sesuai dengan asas-asas hukum internasional. Dalam ayat 3 dikatakan, jika diantara kedua belah pihak tidak dicapai
kesepakatan tentang kompensasi dan ganti rugi, penyelesaiannya adalah melalui arbitrase. Sebagai salah satu alternatif penyelesaian sengketa, arbitrase dipandang
sebagai cara yang efektif dan adil. Badan arbitrase akan berfungsi apabila para pihak sepakat untuk menyerahkan sengketa kepadanya baik sebelum sengketa
muncul maupun setelah sengketa muncul. Salah satu badan arbitrase untuk
48
Lihat Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Pasal 7 ayat 2
Universitas Sumatera Utara
menyelesaikan sengketa internasinal adalah ICSID. ICSID International Center for the Settlement of Investment Dispute
merupakan lembaga arbitrase yang berfungsi menyelesaikan sengketa penanaman modal asing yang bernaung dan
diprakarsai oleh bank Dunia. Konvensi yang mendirikan badan ini adalah Konvensi Washington atau disebut juga Word Bank Convention yang
ditandatangani di Washington D. C., 18 Maret 1965, mulai berlaku pada 14 Oktober 1966, yang pembentukannya merupakan akibat dari situasi perekonomian
dunia pada waktu 1950-1960-an yaitu khususnya dikala beberapa negara berkembang menasionalisasi perusahaan-perusahaan asing yang berada di dalam
wilayahnya. Tindakan ini mengakibatkan konflik-konflik ekonomi yang dapat berubah menjadi sengketa politik atau bahkan sengketa terbuka perang.
49
ICSID merupakan suatu perangkatmekanisme penyelesaian sengketa yang berdiri sendiri, terlepas dari sistem-sistem hukum nasional suatu negara tententu.
Dalam konteks ICSID, peranan utama pengadilan nasional adalah menguatkan dan meningkatkan pengakuan atas eksekusi putusan-putusan badan arbitrase
ICSID. Arbitrase ICSID dimaksudkan untuk menjaga atau memelihara keseimbangan antara kepentingan investor dengan negara penerima modal host
state.
50
Melalui ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan oleh ICSID merupakan lembaga terakhir dalam penyelesaian sengketa penenaman modal
asing sekaligus merupakan upaya terakhir dari para pihak untuk meyelesaikan sengketa mereka. Dengan demikian putusannya tidak dapat diadakan banding atau
49
Putri Vera Hutapea, Peranan Badan Arbitrase ICSID dalam Penyelesaian Sengketa Internasional
, http:putrivera.blogspot.com200804peranan-badan-arbitrase-icsid-dalam.html,
diakses pada 18 Juni 2012, pukul 10.49 WIB.
50
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
kasasi tetapi masih dimungkinkan dengan jalan meminta atau memohon pembatalan putusan annulment.
51
Dalam Pasal 7 UUPM tertulis pengaturan nasionalisasi yang lebih ditujukan kepada pengambilan kepercayaan dunia terutama negara-negara maju
akan kesediaan atau itikad baik pemerintah Indonesia untuk tunduk kepada hukum internasional dan bekerjasama dengan negara lain.
3. Pengalihan Aset