61
perubahan keadaan dimana pekerjaan yang dilakukan sedemikian rupa sifatnya sehingga adalah layak untuk memutuskan hubungan kerja.
102
5. Proses Pemutusan Hubungan Kerja
Pasal 151 ayat 1 Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 menyebutkan bahwa
pengusaha, pekerjaburuh, serikat pekerjaserikat buruh, dan pemerintah, dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan
kerja. Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja
tidak dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan oleh pengusaha dengan serikat pekerja atau dengan pekerja apabila pekerjaburuh
yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat pekerjaserikat buruh, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 151 ayat 2
Undang-undang nomor 13 Tahun 2003.Perundingan
ini disebut
perundingan bipartit
yang dilakukan
secara musyawarah untuk mencapai mufakat.Apabila dalam jangka waktu 30 tiga puluh
hari, perundingan tidak menghasilkan kesepakatan maka perundingan dianggap gagal, dansalah satu atau kedua belah pihak mencatatkan perselisihannya kepada
instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat untuk diperantarai dengan melampirkan bukti bahwa upaya-upayapenyelesaian melalui
perundingan bipartit telah dilakukan.
103
Setelah instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat menerima pencatatan perselisihan, instansi tersebut
wajib menawarkan kepada para pihak untuk menyepakati memilih penyelesaian
102
Lalu Husni, loc cit, hal. 188
103
Undang-undang nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial, Pasal 3 dan Pasal 4 ayat 1.
Universitas Sumatera Utara
62
melalui konsiliasi atau melalui arbitrase.
104
Jika para pihak tidak memilih penyelesaian melalui konsiliasi dan arbitrase maka penyelesaian perselisihan
dilakukan dengan mediator. Dalam hal penyelesaian melalui konsiliasi atau mediasi tidak mencapai
kesepakatan, maka salah satu pihak dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan Hubungan Industrial PHI.Pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja
setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
105
Pemutusan hubungan kerja yang dilakukan tanpa adanya penetapan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial adalah batal demi hukum
kecuali dalam hal-hal seperti yang dimaksud dalam Pasal154 Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan , yaitu :
106
a. pekerjaburuh masih dalam masa percobaan kerja, bilamana telah dipersyaratkan secara tertulis sebelumnya;
b. pekerjaburuh mengajukan permintaan pengunduran diri, secara tertulis atas kemauan sendiri tanpa ada indikasi adanya tekananintimidasi dari pengusaha,
berakhirnya hubungan kerja sesuai dengan perjanjian kerja waktu tertentu untuk pertama kali;
c. pekerjaburuh mencapai usia pensiun sesuai dengan ketetapan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau peraturan perundang-
undangan; atau
d.
pekerjaburuh meninggal dunia. Dalam hal ini hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerja putus dengan
sendirinya demi hukum dan pengusaha tidak perlu mendapatkan penetapan pemutusan hubungan kerja dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial.
104
Undang-undang nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial, Pasal4 ayat 3.
105
Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 Pasal 151 ayat 3
106
Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 Pasal 155 ayat 1
Universitas Sumatera Utara
63
Apabila dalam perundingan bipartit mencapai kesepakatan penyelesaian, maka sesuai Undang-undang nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial Pasal 7, berlaku ketentuan sebagai berikut : a.
Berdasarkan kesepakatan tersebut dibuat Perjanjian Bersama yang ditandatangani oleh para pihak.
b. Perjanjian Bersama tersebut mengikat dan menjadi hukum serta wajib
dilaksanakan oleh para pihak. c.
Perjanjian Bersama wajib didaftarkan oleh para pihak yang melakukan perjanjian pada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah para
pihak mengadakan Perjanjian Bersama. d.
Perjanjian Bersama yang yang telah didaftarkan di Pengadilan Hubungan
Industrial diberikan akta bukti pendaftaran Perjanjian Bersama dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Bersama.
e. Apabila Perjanjian Bersama tersebut tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak,
maka pihak yang dirugikan dapat mengajukan permohonan eksekusi kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah Perjanjian
Bersama didaftar untuk mendapat penetapan eksekusi.
f. Dalam hal pemohon eksekusi berdomisili di luar Pengadilan Negeri tempat
pendaftaran Perjanjian Bersama tersebut di atas, maka pemohon eksekusi dapat mengajukan permohonan eksekusi melalui Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri di wilayah domisili pemohon eksekusi.
6. Hubungan kerja setelah pengusaha dinyatakan pailit