10
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan tersebut dan dengan tercapainya tujuan penulisan tesis ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut : 1.
Secara teoritis,
penelitian ini
untuk memberikan
masukan terhadap
pengembangan Hukum
Ketenagakerjaan, Hak
Tanggungan dan
Hukum Kepailitan ;
2. Secara praktis, peneilitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para pekerja
dan kreditur pemegang Hak Tanggungan, sehingga azas keadilan dan kepastian hukum dapat dicapai.
E. Keaslian Penulisan
Berdasarkan informasi dan penulusuran yang dilakukan terhadap hasil – hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis sebelumnya di Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara atau oleh orang lain, belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya dengan judul “Tinjauan Yuridis Hak Pekerja Terhadap Boedel Pailit
yang SudahDibebani Hak Tanggungan”. Dengan demikian penelitian ini dapat dijamin keasliannya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah.
F. Kerangka Teori dan Konsepsi
1. Kerangka Teori
Menurut M. Solly Lubis, landasan teori adalah suatu kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan problem
yang dijadikan bahan perbandingan, pegangan teoritis yang mungkin disetujui
Universitas Sumatera Utara
11
ataupun tidak disetujui yang dijadikan masukan dalam membuat kerangka berpikir dalampenulisan.
10
Sedangkan menurut Soerjono Soekanto teori adalah suatu sistem yang berisikan proposisi-proposisi yang telah diuji kebenarannya untuk menjelaskan aneka
macam gejala sosial yang dihadapinya dan memberikan pengarahan pada aktifitas penelitian yang dijalankan serta memberikan taraf pemahaman tertentu.
11
Pentingnya kerangka teori dalam suatu penelitian menurut Ronny Hanitjio disebabkan karena adanya hubungan timbal balik antara teori dengan kegiatan-
kegiatan pengumpulan data, konstruksi data, pengolahan data dan analisis data.
12
Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kerangka teori merupakan kerangka pemikiran berupa teori, konsep, azas-azas, pendapat-
pendapat dari ilmuwan yang dinilai relevan dengan permasalahan yang diteliti yang dapat membuat jelas permasalahan dan dapat digunakan untuk memecahkan
permasalahan yang diteliti. Bahwa
tujuan hukum
adalah untuk
mewujudkan keadilan
rechtgerechtigheid, kemanfaatan
rechtsutiliteit dan
kepastian hukum
rechtszekerheid.
13
Tujuan hukum menurut van Apeldoornadalah untuk mengatur tata tertib dalam masyarakat secara damai dan adil. Untuk mencapai kedamaian dan
keadilan hukum harus diciptakan masyarakat yang adil dengan mengadakan
10
M.Solly Lubis, Filsafat Ilmu Hukum dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, hal. 80
11
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1998, hal. 3
12
Ronny Hanitjio, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri,, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990, hal. 41.
13
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis, Gunung Agung, Jakarta, 2002, hal. 85
Universitas Sumatera Utara
12
perimbangan antara kepentingan yang saling bertentangan satu sama lain dan setiap orang harus memperoleh sedapat mungkin apa yang menjadi haknya.
14
Menurut W. Friedman, untuk mewujudkan keadilan, suatu Undang-undang haruslah memberikan keadilan yang sama kepada semua walaupun terdapat
perbedaan-perbedaan di antara pribadi-pribadi tersebut.
15
Mengenai keadilan, Aristoteles berpendapat bahwa keadilan dipahami dalam pengertian kesamaan.Namun Aristoteles membuat pembedaan penting antara
kesamaan numerik dan kesamaan proporsional.Kesamaan numerik mempersamakan setiap manusia sebagai satu unit. Inilahyang sekarang biasa kita pahami tentang
kesamaan dan yang kita maksudkanketika kita mengatakan bahwa semua warga negara adalah sama di depan hukum.Kesamaan proporsional memberi tiap orang apa
yang menjadi haknya sesuaidengan kemampuannya, prestasinya, dan sebagainya.
16
Bahwa terhadap harta benda debitor yang telah dinyatakan pailit terdapat beberapa pihak yang berhak untuk mendapatkan pembayaran didahulukan dari pihak
lainnya antara lainpekerja yang dinyatakan berhak oleh Pasal 95 ayat 4 Undang- undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa upah dan hak-hak
lainnya dari pekerja merupakan utang yang didahulukan pembayarannya.
14
R. Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hal. 57
15
W. Friedman, Teori dan Filsafat Hukum dalam Buku Telaah Krisis atas Teori-teori Hukum, diterjemahkan dari buktu aslinya Legal Theory oleh Muhammad Arifin, Raja Grasindo
Persada, Jakarta, 1993, hal. 7
16
Ahmad Zaenal Fanani, Teori Keadilan dalam Perspektif Filsafat Hukum dan Islam, http:www.badilag.netdataartikelwacana-hukum-islamteori-keadilan-prespektif-filsafat-hukum-
islam.pdf diakses tanggal 8 Desember 2011.
Universitas Sumatera Utara
13
Selain pekerja, kreditur pemegang Hak Tanggungan juga dinyatakan berhak untuk mendapatkan pembayaran yang didahulukan sebagaimana dinyatakan dalam :
a. Pasal 21 Undang-undang Hak Tanggungan, menyatakan bahwa apabila pemberi
Hak Tanggungan dinyatakan pailit, pemegang Hak Tanggungan tetap berwenang melakukan segala hak yang diperolehnya menurut ketentuan Undang-undang
Hak Tanggungan atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan Dengan Tanah;
b. Pasal 55 UUK dan PKPU menyatakan bahwa
dengan tetap memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56, Pasal 57 dan Pasal 58, setiap
kreditur pemegang Gadai, Jaminan Fidusia, Hak Tanggungan, hipotek atau hak agunan atas kebendaan lainnya, dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak
terjadi kepailitan. Berdasarkan Undang – Undang tersebut di atas, pekerjadan
kreditur pemegang Hak Tanggungan memiliki hak didahulukan untuk mendapatkan
pembayaran atas hasil penjualanlelang asetdebitor pailit. Permasalahan timbul apabila asetharta benda tidak cukup untuk membayar kewajibanhutangnya kepada
pekerjadan kreditur
pemegang Hak
Tanggungan atau
untuk membayar
hutangkewajiban kepada salah satu saja pekerja atau kreditur pemegang Hak Tanggungan,
hutangkewajiban kepada
siapa yang
harus didahulukan
pembayarannya?.
Universitas Sumatera Utara
14
Adanya Undang-undang
atau ketentuan
yang saling
bertentangan menimbulkan ketidakpastian hukum sehingga tujuan dari dibentuknya Undang-
undang atau ketentuan tersebut yaitu untuk mewujudkan kepastian hukum dan keadilan bagi seluruh anggota mansyarakat tidak terwujud, karena itu diperlukan
sinkronisasi dan harmonisasi atas Undang-undang atau ketentuan yang saling bertentangan tersebut.
Pemikiran harmonisasi bermula dari Rudolf Stammler yang mengemukakan bahwakonsep dan prinsip-prinsip hukum yang adil mencakup “harmonisasi”
antaramaksud, tujuan dan kepentingan individu dengan maksud, tujuan dan kepentingan masyarakat umum. Dengan kata lain, hukum akan tercipta baik apabila
terdapat keselarasan antara maksud, tujuan dan kepentingan penguasa pemerintah dengan masyarakat.Di sisi lain, Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen
Hukum dan Hak Azasi Manusia , memberikan pengertian harmonisasi hukum sebagai kegiatan
ilmiah untuk
menuju proses
perharmonisasian penyelarasankesesuaiankeseimbangan hukum tertulis yang mengacu pada nilai-
nilai filosofis, sosiologis, ekonomis dan yuridis.
17
Dalam hal ini diperlukan campur tangan Pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan sebagai akibat adanya beberapa peraturan perundang – undangan yang
saling bertentangan dalam pelaksanaannya.
2. Konsepsi