32
C. Pihak-Pihak Yang Dapat Mengajukan Pailit Dan Dapat Dinyatakan Pailit Serta Akibat Pernyataan Pailit
1. Pihak-Pihak Yang Dapat Mengajukan Pailit
Pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan pailit disebutkan dalam Pasal 2 UUK dan PKPU yaitu :
a. Debitor sendiri
Berdasarkan Pasal 2 ayat 1 UUK dan PKPU, debitor yang mempunyai hutang kepada dua orang kreditur atau lebih dan tidak membayar lunas
sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih atas permintaan sendiri
dapat mengajukan permohonankepada Pengadilan Niaga untuk dinyatakan pailit.
43
Terhadap debitor yang terikat dalam pernikahan yang sah, permohonan pailit hanya dapat diajukan atas persetujuan suamiisterinya kecuali perkawinan
dimaksud tidak ada persatuan harta sebagaimana disebutkan dalam Pasal 4 ayat 2 UUK dan PKPU;
b. Seorang atau beberapa orang kreditur
Hal ini masih terkait dengan Pasal 2 ayat 1 UUK dan PKPU dan kreditur yang dimaksud disini adalah kreditur sebagaimana yang disebutkan dalam Pasal
1 angka 2 yaitu orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau Undang – undang yang dapat ditagih di muka pengadilan. Pengertian kreditur ini lebih
43
Rahayu Hartini,
Hukum Kepailitan, Edisi Revisi, Unit
Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang, Malang, 2008, hal. 38
Universitas Sumatera Utara
33
dipertegas lagi dalam penjelasan Pasal 2 ayat 1 UUK dan PKPU bahwa kreditur yang dimaksud adalah baik kreditur konkuren, kreditur separatis
maupun kreditur preferen, mereka dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit tanpa kehilangan hak agunan atas kebendaan yang mereka miliki terhadap
harta debitor dan haknya untuk didahulukan. Bila mana terdapat sindikasi kreditur maka masing – masing kreditur adalah kreditur sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 angka 2 ; c.
Kejaksaan untuk kepentingan umum Menurut penjelasan Pasal 2 ayat 2 UUK dan PKPU, Kejaksaan dapat
mengajukan permohonan pailit dengan alasan kepentingan umum dalam hal persyaratan debitor untuk dapat dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat 1 UUK dan PKPU sudah terpenuhi dan tidak ada pihak yang mengajukan permohonan pailit. Yang dimaksud dengan kepentingan umum
adalah kepentingan bangsa dan Negara danatau kepentingan masyarakat luas, misalnya :
1 Debitor melarikan diri ; 2 Debitor menggelapkan bagian dari harta kekayaan ;
3 Debitor mempunyai hutang kepada Badan Usaha Milik Negara atau badan usaha lain yang menghimpun dana dari masyarakat ;
4 Debitor mempunyai hutang yang berasal dari penghimpunan dana dari masyarakat luas ;
Universitas Sumatera Utara
34
5 Debitor tidak beritikad baik atau tidak kooperatif dalam menyelesaikan masalah hutang piutang yang telah jatuh waktu ; atau
6 Dalam hal lainnya menurut kejaksaan merupakan kepentingan umum . d.
Bank Indonesia dalam hal debitor adalah bank Penjelasan Pasal 2 ayat 3 UUK dan PKPU menyebutkan bahwa pengajuan
permohonan pernyataan pailit bagi bank sepenuhnya merupakan kewenangan Bank Indonesia semata – mata didasarkan atas penilaian atas kondisi keuangan
dan kondisi perbankan secara keseluruhan, oleh karena itu tidak perlu dipertanggungjawabkan kewenangan Bank Indonesia terkait dengan pencabutan
izin usaha bank, pembubaran badan hukum, dan likuidasi bank sesuai peraturan perundang-undangan.
Pengajuan permohonan pernyataan pailit bank perlu dibatasi dan hanya dapat dilakukan melalui Bank Indonesia dengan pertimbangan agar bank tidak
senantiasa dibayang-bayangi pengajuan permohonan pernyataan pailit. Bila kondisi ini terjadi jelas akan mengganggu kinerja perbankan nasional, yang
selanjutnya akan mengganggu perekonomian nasional karena bank merupakan agent of modernization.
44
e. Badan Pengawas Pasar Modal
Dalam hal debitor adalah Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, permohonan
pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal. Hal
44
Sunarmi, loc cit, hal. 55
Universitas Sumatera Utara
35
ini disebabkan lembaga tersebut melakukan kegiatan yang berhubungan dengan dana masyarakat yang diinvestasikan dalam efek dibawah pengawasan Badan
Pengawas Pasar Modal. f.
Menteri Keuangan Kewenangan mengajukan permohonan pernyataan pailit dalam hal debitor
merupakan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Reasuransi, Dana Pensiun atau Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepentingan publik ada pada
Menteri Keuangan. Adanya pembatasan kewenangan pengajuan permohonan pernyataan pailit oleh Menteri Keuangan ini menurut Penjelasan Pasal 2 ayat 5
UUK dan PKPU adalah dengan pertimbangan sebagai berikut : 1 Terhadap Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi sebagai lembaga
pengelola risiko dan sekali gus sebagai lembaga pengelola dana masyarakat yang memiliki kedudukan strategis dalam pembangunan dan kehidupan
perekonomian ; 2 Terhadap Dana Pensiun adalah untuk membangun tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap Dana Pensiun dimaksud, mengingat Dana Pensiun mengelola dana masyarakat dalam jumlah besar dan dana tersebut
merupakan hak dari peserta yang banyak jumlahnya ; 3 Terhadap Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepentingan
publik mengingat seluruh modalnya dimiliki oleh Negara dan tidak terbagi atas saham
2. Pihak – pihak yang Dapat Dinyatakan Pailit