63
Apabila dalam perundingan bipartit mencapai kesepakatan penyelesaian, maka sesuai Undang-undang nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial Pasal 7, berlaku ketentuan sebagai berikut : a.
Berdasarkan kesepakatan tersebut dibuat Perjanjian Bersama yang ditandatangani oleh para pihak.
b. Perjanjian Bersama tersebut mengikat dan menjadi hukum serta wajib
dilaksanakan oleh para pihak. c.
Perjanjian Bersama wajib didaftarkan oleh para pihak yang melakukan perjanjian pada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah para
pihak mengadakan Perjanjian Bersama. d.
Perjanjian Bersama yang yang telah didaftarkan di Pengadilan Hubungan
Industrial diberikan akta bukti pendaftaran Perjanjian Bersama dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Bersama.
e. Apabila Perjanjian Bersama tersebut tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak,
maka pihak yang dirugikan dapat mengajukan permohonan eksekusi kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri di wilayah Perjanjian
Bersama didaftar untuk mendapat penetapan eksekusi.
f. Dalam hal pemohon eksekusi berdomisili di luar Pengadilan Negeri tempat
pendaftaran Perjanjian Bersama tersebut di atas, maka pemohon eksekusi dapat mengajukan permohonan eksekusi melalui Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri di wilayah domisili pemohon eksekusi.
6. Hubungan kerja setelah pengusaha dinyatakan pailit
Dalam hal pengusaha dinyatakan pailit maka :
107
a. Pekerja yang bekerja pada pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja dan
sebaliknya kurator dapat memberhentikan pekerja dengan mengindahkan jangka waktu menurut persetujuan atau ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
dengan pengertian bahwa hubungan kerja tersebut dapat diputuskan dengan pemberitahuan paling singkat 45 hari sebelumnya.
107
Pasal 39 UUK dan PKPU
Universitas Sumatera Utara
64
b. Sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan, upah yang terutang sebelum
maupun sesudah putusan pernyataan pailit diucapkan merupakan utang harta pailit
Penjelasan Pasal 39 UUK dan PKPU menyebutkan : a.
Dalam pelaksanaan
pemutusan hubungan
kerja tersebut, Kurator
tetap berpedoman pada peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan ;
b. Yang dimaksud dengan upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja atas suatu pekerjaan atas jasa yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan, dan dibayarkan
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang- undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya.
Berdasarkan ketentuan Pasal 39 UUK dan PKPU dapat diketahui bahwa inisiatif untuk mengajukan pemutusan hubungan kerja pada saat pengusaha telah
dinyatakan pailit dapat berasal dari pekerja atau kurator yang ditunjuk sesuai putusan kepailitan dimaksud yang dalam pelaksanaannya berpedoman kepada peraturan
perundang-undangan di
bidang ketenagakerjaan
dengan ketentuan
bahwa pemberitahuan tersebut harus mengindahkan jangka waktu yang disetujui oleh kedua
belah pihak pekerja dan kurator atau sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan pemutusan hubungan kerja dilakukan paling singkat 45 hari setelah
pemberitahuan oleh pihak yang melakukan pemutusan hubungan kerja. Apabila pemutusan hubungan kerja dilakukanoleh pekerja, berlaku ketentuan
Pasal 162 Undang-undang Nomor13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
65
1 Pekerja yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri, memperoleh uang
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat 4 ; 2
Bagi pekerja yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri, yang tugas dan fungsinya tidak mewakili kepentingan pengusaha secara langsung selain
menerima uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat 4 diberikan uang pisah yang besarnya dan pekasanaannya diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama; 3
Pekerjaburuh yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus memenuhi syarat :
a Mengajukan permohonan pengunduruan diri secara tertulis selambat-
lambatnya 30 hari sebelum tanggal mulai pengunduruan diri; b
Tidak terikat dalam ikatan dinas ; dan c
Tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal pengunduruan diri. 4
Pemutusan hubungan kerja dengan alasan pengunduruan diri atas kemauan sendiri dilakukan tanpa penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial. Apabila
pemutusan hubungan
kerja dilakukan
oleh kurator
maka pelaksanaannya dilakukan sesuai ketentuan Pasal 165 Undang-undang nomor13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yaitu : Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerjaburuh
karena perusahaan pailit, dengan ketentuan pekerjaburuh berhak atas uang pesangon sebesar 1 kali ketentuan Pasal 156 ayat 2, uang penghargaan masa kerja sebesar 1
kali ketentuan Pasal 156 ayat 3 dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat 4.
Universitas Sumatera Utara
66
Berdasarkan ketentuan tersebut, apabila kurator bermaksud melakukan pemutusan hubungan kerja, maka kurator harus menempuh prosedur pemutusan
hubungan kerja sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab II huruf E angka 5 tentang proses pemutusan hubungan kerja. Selanjutnya kurator harus memperhatikan hak-hak
pekerja, baik berupa uang pesangon, uang penghargaan masa kerja maupun uang penggantian hak sebagaimana disebutkan dalam Pasal 162,Pasal 165 dan Pasal 156
Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Besarnya uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian
hak diatur dalam Pasal 156 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yaitu :
1 Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar
uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima.
2 Perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling sedikit
sebagai berikut : a.
Masa kerja kurang dari 1 tahun, 1 bulan upah ; b.
Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun, 2 bulan upah ; c.
Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun, 3 bulan upah ; d.
Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun, 4 bulan upah ; e.
Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun, 5 bulan upah ; f.
Masa kerja5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun, 6 bulan upah ; g.
Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun, 7 bulan upah ; h.
Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 tahun, 8 bulan upah ; i.
Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 bulan upah 3
Perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan sebagai berikut :
a. Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun, 2 bulan upah ;
b. Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun, 3 bulan upah ;
c. Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun, 4 bulan upah ;
d. Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun, 5 bulan upah ;
Universitas Sumatera Utara
67
e. Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun, 6 bulan upah ;
f. Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun, 7 bulan upah ;
g. Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun, 8 bulan upah ;
h. Masa kerja 24 tahun atau lebih, 10 bulan upah
4 Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 meliputi : a.
Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur ; b.
Biaya dan ongkos pulang untuk pekerjaburuh dan keluarganya ke tempat dimana pekerjaburuh diterima bekerja ;
c. Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15
dari uang pesangondanatau uang penghargaan masa kerja bagi memenuhi syarat ;
d. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan
atau perjanjian kerja bersama. Komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon,
uangpenghargaan masa kerja, dan uang pengganti hak yang seharusnya diterimaoleh pekerja diatur dalam Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 Pasal 157, yaitu :
1 Komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon, uangpenghargaan masa kerja, dan uang pengganti hak yang seharusnya diterima
yangtertunda, terdiri atas : a.
Upah pokok ; b.
Segala macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan kepadapekerjaburuh dan keluarganya, termasuk harga pembelian dari catu
yangdiberikan kepada pekerjaburuh secara cuma-cuma, yang apabila catu harusdibayar pekerjaburuh dengan subsidi, maka sebagai upah dianggap
selisih antaraharga pembelian dengan harga yang harus dibayar oleh pekerjaburuh
2 Dalam hal penghasilan pekerjaburuh dibayarkan atas dasar perhitungan harian, makapenghasilan sebulan adalah sama dengan 30 kali penghasilan sehari ;
3 Dalam hal upah pekerjaburuh dibayarkan atas dasar perhitungan satuan hasil,potonganborongan atau komisi, maka penghasilan sehari adalah sama
denganpendapatan rata-rata per hari selama 12 bulan terakhir, dengan ketentuantidak boleh kurang dari ketentuan upah minimum provinsi atau
kabupatenkota ;
4 Dalam hal pekerjaan tergantung pada keadaan cuaca dan upahnya didasarkan padaupah borongan, maka perhitungan upah sebulan dihitung dari upah rata-rata
12 bulan terakhir.
Universitas Sumatera Utara
68
Pada prinsipnya upah hanya dibayarkan apabila pekerja masuk kerja kecuali sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 Pasal 93 ayat
2, yaitu : 1
Pekerja sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; 2
Pekerja perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
3 Pekerja tidak masuk bekerja karena pekerjaburuh menikah, menikahkan,
mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua
atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia;
4 Pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan
kewajiban terhadap negara; 5
Pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalan-kan ibadah yang diperintahkan agamanya;
6 Pekerja bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha
tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha;
7 Pekerja melaksanakan hak istirahat;
8 Pekerja melaksanakan tugas serikat pekerjaserikat buruh atas persetujuan
pengusaha; dan
9
Pekerja melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan. Upah yang dibayarkan kepada pekerjaburuh yang sakit sebagaimana
dimaksud dalam ayat 2 angka 1 sebagai berikut :
108
a Untuk 4 bulan pertama, dibayar 100 dari upah ;
b Untuk 4 empat bulan kedua, dibayar 75 dari upah ;
c Untuk 4 empat bulan ketiga, dibayar 50 dari upah; dan
d Untuk bulan selanjutnya dibayar 25 dari upah sebelum pemutusan hubungan
kerja dilakukan oleh pengusaha. Upah yang dibayarkan kepada pekerjaburuh yang tidak masuk bekerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 angka 3 sebagai berikut :
109
108
Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 Pasal 93 ayat 3
109
Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 Pasal 93 ayat 4
Universitas Sumatera Utara
69
a Pekerjaburuh menikah, dibayar untuk selama 3 tiga hari;
b Menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 dua hari;
c Menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 dua hari ;
d Membaptiskan anaknya, dibayar untuk selama 2 dua hari ;
e Isteri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2 dua hari :
f Suamiisteri, orang tuamertua atau anak atau menantu meninggal dunia, dibayar
untuk selama 2 dua hari; dan g
Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk selama 1 satu hari.
Pengaturan upah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 Pasal 93 ayat 2 ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan
atau perjanjian kerja bersama.
110
Dalam hal komponen upah terdiri atas upah pokok dan tunjangan tetap, besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75 dari upah pokok dan
tunjangan tetap.
111
Berkenaan dengan upah yang pembayarannya terlambat dilaksanakan oleh pengusaha, Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah,
Pasal 19, mengatur sebagai berikut : 1Apabila upah terlambat dibayar, maka mulai dari hari keempat sampai hari
kedelapan terhitung dari hari dimana seharusnya upah dibayar, upah tersebut ditambah dengan 5 untuk tiap hari keterlambatan. Sesudah hari kedelapan
tambahan itu menjadi 1 untuk tiap hari keterlambatan, dengan ketentuan bahwa tambahan untuk 1 bulan tidak boleh melebihi 50 dari upah yang
seharusnya dibayarkan ;
110
Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 Pasal 93 ayat 5
111
Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 Pasal 94
Universitas Sumatera Utara
70
2Apabila sesudah sebulan upah masih belum dibayar, maka disamping berkewajiban untuk membayar sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
pengusaha diwajibkan pula membayar bunga sebesar yang ditetapkan oleh bank untuk kredit perusahaan yang bersangkutan. Penyimpangan yang
mengurangi ketentuan dalam pasal ini adalah batal demi hukum. Dengan demikian hak-hak pekerja apabila pengusaha dinyatakan pailit adalah
sebagai berikut : a.
Upah yang belum dibayarkan ; b.
Uang pesangon sebesar 1 kali ketentuan Pasal 156 ayat 2 ; c.
Uang penghargaan masa kerja sebesar 1 kali ketentuan Pasal 156 ayat 3 ; d.
Uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat 4. Untuk mendapatkan pembayaran atas upah dan hak lainnya pekerja harus
mendaftarkannya kepada kurator dengan menyampaikan dokumen berupa Putusan Pengadilan
Hubungan Industrial
atau Perjanjian
Bersama yang
merupakan kesepakatan dalam perundingan bipartit, mediasi atau konsiliasi.
Selanjutnya dilakukan pencocokan piutang pada Rapat Kreditur yang dilakukan dalam jangka waktu dan di tempat yang ditentukan oleh kurator. Jangka
waktu dan tempat untuk menyampaikan tagihan kepada kurator diumumkan oleh kurator paling lambat 5 hari setelah tanggal putusan pernyataan pailit diterima oleh
kurator dan hakim pengawas, dalam Berita Negara Republik Indonesia dan paling
Universitas Sumatera Utara
71
sedikit dalam 2 surat kabar harian yang ditetapkan oleh hakim pengawas.
112
Selanjutnya pekerja dan kreditur lainnya harus menghadiri Rapat Kreditur yaitu forum resmi bagi para Kreditor untuk memutuskan berbagai hal yang berkaitan
dengan kepailitan atau Penundaan Kewajiban Pempayaran Utang PKPU yang terjadi.
Rapat Kreditur
tersebut dipimpin
oleh seorang
hakim pengawas.
113
Pencocokanverifikasi piutang dilakukan dalam Rapat Kreditur yang bertujuan untuk menentukan status dari masing-masing kreditur terhadap debitornya.
Rapat ini juga dipimpin oleh seorang Hakim Pengawas serta dihadiri oleh para kreditur, debitor dan kurator.
Menurut Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 Pasal 95 ayat 4 tentang Ketenagakerjaan bahwa dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerja merupakan utang yang didahulukan pembayarannya. Dalam
Penjelasan Pasal
tersebut dijelaskan
bahwa yang
dimaksud didahulukan
pembayarannya adalah upah pekerja harus dibayar lebih dahulu dari pada utang lainnya.
Mengenai upah pekerja ini juga ditegaskan dalam UUK dan PKPU Pasal 39 ayat 2 bahwa sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan, upah yang
terhutang sebelum maupun sesudah putusanpernyataan pailit diucapkan merupakan
112
UUK dan PKPU Pasal 15 ayat 4 jo Pasal 115
113
Pengadilan Negeri Medan, Menjadi Kreditor yang Efektif dalam Perkara Kepailitan dan
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPUhttp:www.pn-medankota.go.id, , diakses tanggal 23 Januari 2013
Universitas Sumatera Utara
72
hutang harta pailit.Dengan demikian , kurator wajib untuk mencatat, sekaligus
mencantumkan sifat istimewa pembayaran upah yang merupakan hutang harta pailit dalam daftar hutang piutang harta pailit.Daftar tersebut harus diumumkan pada
khalayak umum sebelum akhirnya dicocokkan dengan tagihan yang diajukan oleh kreditor sendiri.Apabila kemudian ada perselisihan, karena ada perbedaan antara
daftar kurator dengan tagihan kreditor, maka Hakim Pengawas berwenang untuk mendamaikan. Apabila perselisihan tetap belum selesai, maka perselisihan tersebut
harus diselesaikan melalui pengadilan.
114
Sekilas posisi tawar buruh dalam memperjuangkan haknya sudah cukup kuat karena :
1 Tagihan pembayaran upah pekerja adalah tagihan yang diistimewakan ;
2 Telah ada pengakuan Undang-undang bahwa pembayaran upah menjadi hutang
pailit ; dan 3
Apabila terjadi perbedaan antara hitungan dan daftar yang dikeluarkan oleh
kurator, ada peran instansi pengadilan yang akan menengahi permasalahan tersebut.
Hal ini berarti posisi preferen didahulukan yang dimiliki oleh buruh tidak dapat begitu saja didahulukan pembayarannya, tetapi ada beberapa kondisi di mana buruh
tidak mendapatkan hak atas pembayaran upahnya, yaitu :
115
114
Imam Nasima dan Eryanto Nugroho, Pembayaran Upah Buruh dalam Proses Kepailitan, http:www.hukumonline.comberitabacahol19037pembayaran-upah-buruh-dalam-proses-kepailitan-
, diakses tanggal 23 Januari 2013
115
Ibid
Universitas Sumatera Utara
73
1 Ketika terjadi insolvensi parah. Maksudnya tidak ada lagi biaya yang dapat
dibayarkan dari harta pailit atau harta pailit hanya cukup untuk membayar biaya- biaya perkara dan tagihan pajak. Dalam kondisi tersebut, mau tidak mau, pekerja
tidak akan mendapatkan apa-apa. 2
Ketika harta pailit hanya berupa benda-benda yang dijaminkan kepada kreditor separatis. Apabila nilai tagihan kreditor separatis melampaui nilai benda-benda
yang dieksekusi, maka otomatis tidak ada lagi yang tersisa dari harta pailit. Namun, apabila nilai eksekusi dapat menutup piutang pemegang hak jaminan,
maka sisanya masih dapat dibagi. Tentu saja, posisi buruh ada di bawah biaya- biaya perkara termasuk upah kurator dan tagihan pajak.
Mengenai upah dan hak-hak lainnya dari pekerja terhadap debitor pailit yang harus didahulukan pembayarannya dari piutang lainnya sebagaimana disebutkan
dalam Pasal 95 ayat 4 Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sering diartikan oleh pekerja bahwa upah dan hak lainnya dari
pekerja harus dibayarkan lebih dahulu dari piutang lainnya, pada hal ada piutang kreditur lainnya yang kedudukannya lebih tinggi dari tagihan pekerja, yaitu piutang
kreditur separatis, piutang pajak, biaya kepailitan termasuk feekurator dan lain-lain. Mengenai kedudukan didahulukan ini akan dibahas lebih lanjut dalam Bab IV.
7. Kedudukan Pekerja Outsourcing Dalam Kepailitan Pengusaha