73
1 Ketika terjadi insolvensi parah. Maksudnya tidak ada lagi biaya yang dapat
dibayarkan dari harta pailit atau harta pailit hanya cukup untuk membayar biaya- biaya perkara dan tagihan pajak. Dalam kondisi tersebut, mau tidak mau, pekerja
tidak akan mendapatkan apa-apa. 2
Ketika harta pailit hanya berupa benda-benda yang dijaminkan kepada kreditor separatis. Apabila nilai tagihan kreditor separatis melampaui nilai benda-benda
yang dieksekusi, maka otomatis tidak ada lagi yang tersisa dari harta pailit. Namun, apabila nilai eksekusi dapat menutup piutang pemegang hak jaminan,
maka sisanya masih dapat dibagi. Tentu saja, posisi buruh ada di bawah biaya- biaya perkara termasuk upah kurator dan tagihan pajak.
Mengenai upah dan hak-hak lainnya dari pekerja terhadap debitor pailit yang harus didahulukan pembayarannya dari piutang lainnya sebagaimana disebutkan
dalam Pasal 95 ayat 4 Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, sering diartikan oleh pekerja bahwa upah dan hak lainnya dari
pekerja harus dibayarkan lebih dahulu dari piutang lainnya, pada hal ada piutang kreditur lainnya yang kedudukannya lebih tinggi dari tagihan pekerja, yaitu piutang
kreditur separatis, piutang pajak, biaya kepailitan termasuk feekurator dan lain-lain. Mengenai kedudukan didahulukan ini akan dibahas lebih lanjut dalam Bab IV.
7. Kedudukan Pekerja Outsourcing Dalam Kepailitan Pengusaha
Definisi outsourcing menurut Iftida Yasaadalah sebagai berikut :
116
116
Iftida Yasar, OutsourcingTidak Akan Pernah Bisa Dihapus, Pelita Fikir Indonesia, Jakarta, 2012, hal. 20
Universitas Sumatera Utara
74
“Outsoucingadalah penyerahan pekerjaan kegiatan perusahaan baik sebagian atau secara keseluruhan kepada pihak lain yang tertuang dalam kontrak perjanjian.
Penyerahan kegiatan ini dapat meliputi bagian produksi beserta tenaga kerjanya, fasilitas, peralatan, teknologi dan asset lain serta pengambilan keputusan dalam
perusahaan”.
Dalam Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia, istilah outsourcing sebenarnya bersumber dari ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang nomor 13 Tahun 2003
Pasal 64, yaitu :
117
Perusahaan dapat
menyerahkan sebagian
pelaksanaan pekerjaan
kepada perusahaanlainnya melalui perjanjian pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa
pekerjaburuhyang dibuat secara tertulis. Pengertian pemborongan pekerjaan dalam Kitab Undang-undang Hukum
Perdata Pasal 1601b,yakni : Pemborongan
pekerjaan adalah
perjanjian dengan
mana pihak
yang satu,
sipemborong mengikatkan diri untuk menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi pihak lain, pihak yang memborongkan, dengan menerima suatu harga yang ditentukan.
Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain yang dilaksanakan melalui perjanjian pemborongan pekerjaan dengan persyaratan sebagai
berikut :
118
a. Dibuat secara tertulis ; b. Bagian dari pekerjaan yang diserahkan tersebut harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
117
Adrian Sutedi, loc cit, hal. 217
118
Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 Pasal 65 ayat 1 sampai dengan 8
Universitas Sumatera Utara
75
1 Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama;
2 Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi
pekerjaan; 3
Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan; dan 4
Tidak menghambat proses produksi secara langsung. c. Perusahaan yang memborong harus berbentuk badan hukum.
d. Perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja bagi pekerjaburuh pada perusahaan pemborong
sekurang-kurangnya sama dengan perlindungan kerja dan syarat- syarat kerja pada perusahaan pemberi pekerjaan atau sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. e. Perubahan danatau penambahan syarat-syarat sebagaimana dimaksud diatas diatur
lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Menteri yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan.
f. Hubungan kerja dalam pelaksanaan pekerjaan pemborongan diatur dalam perjanjian kerja secara tertulis antara perusahaan lain dan pekerjaburuh yang
dipekerjakannya. g. Hubungan kerja antara perusahaan pemborong dengan pekerja didasarkan atas
perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu apabila memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 Undang – undang
nomor 13 Tahun 2003, yaitu : 1
pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
Universitas Sumatera Utara
76
2 pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu
lama dan paling lama 3 tiga tahun; 3
pekerjaan yang bersifat musiman; atau
4
pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan.
Yang dimaksud dengan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu PKWTT adalah perjanjian kerja reguler atau disebut juga pegawai tetap
sedangkan yang dimaksud dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu PKWT adalah perjanjian kerja sementara atau disebut juga sebagai pekerja kontrak.
119
h. Dalam hal ketentuan dalam persyaratan huruf b dan c tidak terpenuhi,maka demi hukum status hubungan kerja pekerjaburuh dengan perusahaan penerima
pemborongan beralih menjadi hubungan kerja pekerjaburuh dengan perusahaan pemberi pekerjaan.
Perjanjian pemborongan pekerjaan harus dibuat tertulis yang sekurang- kurangnya harus memuat :
120
a. Hak dan kewajiban masing-masing pihak ; b. Menjamin
terpenuhinya perlindungan kerja
dan syarat-syarat
kerja bagi
pekerjaburuh sesuai peraturan perundang-undangan; dan c. Memiliki tenaga kerja yang mempunyai kompetensi di bidangnya.
119
Iftida Yasar, op cit, hal. 26
120
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan
LainPasal9 ayat 2
Universitas Sumatera Utara
77
Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan penyedia jasa pekerja merupakan kegiatan jasa penunjang atau yang tidak berhubungan langsung dengan
proses produksi, meliputi :
121
a. Usaha pelayanan kebersihan cleaning service ; b. Usaha penyediaan makanan bagi pekerja catering ;
c. Usaha tenaga pengamanan securitysatuan pengamanan ; d. Usaha jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan ; dan
e. Usaha penyediaan angkutan bagi pekerja.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan penyedia jasa pekerja adalah :
122
a. adanya hubungan kerja antara pekerjaburuh dan perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh;
b. perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja sebagaimana dimaksud padahuruf a adalah perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 danatau perjanjian kerja waktu tidak tertentu yang dibuat secara
tertulis dan ditandatangani oleh kedua belah pihak;
c. perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh; dan
d.
perjanjian antara perusahaan pengguna jasa pekerjaburuh dan perusahaan lainyang bertindak sebagai perusahaan penyedia jasa pekerjaburuh dibuat secara
tertulis dan wajib memuat pasal-pasal sebagaimana dimaksud dalam undang- undang ini.
Berdasarkan ketentuan yang disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan ketenagakerjaan outsourcing adalah antara pekerja outsourcing dengan
perusahaan penyedia jasa tenaga kerja outsourcing atau antara perusahaan pemborong pekerjaan dengan pekerjanya.Perusahaan penyedia jasa tenaga kerja dan perusahaan
pemborong pekerjaan bertanggung jawab terhadap kesejahteraan, syarat-syarat kerja
121
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia nomor 19 Tahun 2012 tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain,
Pasal 17 ayat 2 dan 3.
122
Undang-undang nomor 13 Tahun 2003 Pasal 66 ayat 2
Universitas Sumatera Utara
78
serta perselisihan yang timbul dengan pekerja di perusahaan pengguna jasa tenaga kerja.Sedangkan pemberi kerja hanya bertanggung jawab kepada perusahaan
penyedia jasa tenaga kerja atau perusahaan pemborong pekerjaan sesuai perjanjian yang dibuat antara pemberi kerja dengan perusahaan penyedia jasa tenaga kerja atau
perusahaan pemborong pekerjaan tersebut. Dengan demikian apabila perusahaan pemberi kerja pailit maka pekerja
outsorcing tidak mendapatkan pembayaran uang pesangon, uang penghargaan masa kerja ataupun uang penggantian hak dari perusahaan pemberi kerja yang pailit karena
pekerja outsourcing bukan pekerja perusahaan yang pailit tetapi pekerja dari perusahaan penyedia jasa tenaga kerja atau perusahaan pemborong pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
79
BAB III HAK-HAK PEMEGANG HAK TANGGUNGAN
TERHADAP BOEDEL PAILIT
A. Lahirnya Hak Tanggungan 1.
Pengertian Hak Tanggungan
Menurut Undang – undang Hak Tanggungan,Pasal 1 angka 1 : Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah yang
selanjutnya disebut Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria,berikut atau tidak berikut benda-benda
lain yang merupakan satu kesatuandengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikankedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap
kreditur-krediturlain.
Memperhatikan definisi Hak Tanggungan yang termuat di dalam Pasal 1 angka 1 Undang-undang Hak Tanggungan tersebut, ditemukan unsur-unsur pokok
dari Hak Tanggungan, yaitu :
123
a. Hak Tanggungan adalah hak jaminan untuk pelunasan hutang ;
b. Obyek Hak Tanggungan adalah hak atas tanah sesuai Undang-undang No.5
Tahun 1960 tentang Paraturan Dasar Pokok-pokok Agraria ; c.
Hak Tanggungan dapat dibebankan atas tanahnya hak atas tanah saja, tetapi dapat pula dibebankan berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan
dengan tanah itu ; d.
Hutang yang dijamin harus suatu hutang tertentu ;
123
Sutan Remy Sjahdeni, Hak Tanggungan, Azas-azas Ketentuan-ketentuan Pokok dan Masalah yang Dihadapi Oleh Perbankan, Bandung, Alumni, Bandung, 1999, hal. 11.
79
Universitas Sumatera Utara
80
e. Memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap
kreditur-kreditur lainnya
2. Hak Tanggungan lahir dari perjanjian