Membentengi Diri Dari Gangguan Makhluk Jin
Membentengi Diri Dari Gangguan Makhluk Jin
Membentengi diri dari gangguan jin, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang banyak atau jama‘ah atau membentengi kawasan yang didiami masyarakat. Untuk pekerjaan tersebut bacaan maupun pelaksanaannya sama, yaitu wirid-wirid atau
pelaksanaan mujahadah sebagaimana yang diajarkan oleh guru ahlinya. Namun yang berbeda hanya niat dan cara melaksanakannya. Untuk membentengi diri sendiri, berarti niatnya untuk diri sendiri dan pelaksanaannya juga dilaksanakan sendirian. Untuk membentengi wilayah atau daerah yang didiami masyarakat, niatnya juga untuk orang banyak dan cara pelaksanaannya juga secara berjama‘ah.
Seseorang membentengi suatu kaum secara komunitas bisa dilaksanakan secara sendirian asal orang tersebut mempunyai kemampuan ilmiyah maupun amaliyah. Hal itu bisa dilakukan dengan istilah ―istighotsah‖ atau do‘a untuk kepentingan bersama, sebagaimana yang sudah dilaksanakan Rasulullah saat beliau sedang menghadapi
436 - Menguak Dunia Jin 436 - Menguak Dunia Jin
(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan (beristighotsah) kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan- Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut" Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. Dan pertolongan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS:8/9-10.
Seseorang harus mampu membentengi dirinya terlebih dahulu baru kemudian berusaha membentengi orang lain. Mustahil orang dapat membentengi orang lain sebelum dia mampu membentengi dirinya sendiri. Allah talah memberikan isyarat dengan firman-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka ”. (QS.At-Tahrim:66/6)
Juga dari apa yang disabdakan oleh baginda Nabi dengan haditsnya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda: Barang siapa membaca:
“RUQYAH” dampak dan bahayanya - 437
dalam sehari sebanyak seratus kali, niscaya dia mendapat
pahala sebagaimana orang memerdekakan sepuluh orang budak. Dia juga
diampunkan seratus kejahatan, dibuatkan untuknya benteng sebagai pelindung dari setan
pada hari itu hingga petang hari. Tidak diganjarkan kepada orang lain lebih baik darinya kecuali orang tersebut melakukan amalan lebih banyak darinya. Manakala mereka yang berkata:
dalam sehari sebanyak seratus kali niscaya terhapuslah segala dosanya sekalipun dosanya itu banyaknya seperti buih di lautan. HR. Bukhori,
Muslim, Ibnu Majah, Ahmad Ibnu Hambal dan
malik. Rodhiualluanhum.
Seorang diri melaksanakan istighotsah untuk membentengi umat dalam satu wilayah tersebut, sungguh telah dilaksanakan oleh “ulama salafush- sholeh” terdahulu. Hal tersebut mereka laksanakan sebelum mereka mengajak umat di suatu tempat untuk memeluk agama Islam serta bersama-sama berjalan di jalan Allah , umat tersebut terlebih dahulu dimujahadahi atau dido‘akan kepada Allah dengan sendirian.
438 - Menguak Dunia Jin
Para ulama salafush-sholeh itu bagaikan seorang petani yang akan menggarap sawah. Sebelum sawah ditanami, tanah itu harus dibajak terlebih dahulu, dicangkul dan diairi. Setelah tanah siap tanam, bibit-bibit unggul kemudian di tanamkan di atasnya. Namun yang dilakukan ulama salafush-sholeh tersebut bukan tanah di dataran bumi, tetapi tanah yang ada di dalam dada manusia. Hati manusia itu dimujahadahi dan dido‘akan terlebih dahulu baru setelah hati itu siap, ilmunya kemudian diajarkan.
Dengan cara seperti itu banyak hati manusia mudah menjadi simpatik kepada mereka sehingga apa-apa yang mereka berikan kepada umat, baik ilmu maupun amaliyah dapat dengan mudah diterima dengan baik di hati mereka serta menjadikan kemanfaatan yang hakiki bagi mereka. Ilmu dan amal itu mampu menjadikan masyarakat di wilayah tersebut benar-benar beriman dan bertakwa kepada Allah . Dengan itulah mereka melaksan akan da‘wah “bil hal”. Hasilnya, disamping umat tersebut mendapatkan hidayah Allah , juga membentengi mereka dari gangguan setan jin. Hal itu dilaksanakan karena setan jin adalah musuh utama manusia sesudah hawa nafsu mereka sendiri.
“RUQYAH” dampak dan bahayanya - 439
Tidak seperti kebanyakan para ilmuwan zaman sekarang. Mereka terkadang hanya memaksakan pendapatnya sendiri kepada masyarakat. Kalau masyarakat tidak mau menerima ilmu mereka, penduduk setempat itu dianggap berbuat mungkar dan dihujat. Amaliyah masyarakat setempat yang tidak dicocoki itu dianggap perbuatan syirik dan bid‘ah yang harus dibumi hanguskan dari lingkungan tersebut. Akibatnya, yang terjadi dari hasil dakwah mereka bukan membangun ukhuwah islamiyah sebagaimana yang telah dilakukan ulama salafush sholeh, tetapi malah menghan- curkannya sehingga umat jadi terpecah belah.
Terkadang mereka hanya mengemas ilmunya seperti orang mengemas barang dagangan yang kemudian dijajakan dari satu hotel ke hotel yang lain. Keuntungan yang diperhitungkan dari perbuatan tersebut hanyalah keuntungan duniawi. Ilmu yang tidak layak jual —menurut mereka, mereka tidak mau menyampaikannya kepada masyarakat. Akibat- nya, yang semestinya kebaikan, karena cara penyampaiannya kurang tepat, kebaikan itu tidak mudah membuahkan kemanfaatan yang hakiki. Dahwah tersebut tidak menjadikan sebab orang mendapatkan hidayah Allah yang dapat mendorong untuk berbuat amal yang ikhlas.
440 - Menguak Dunia Jin
Dakwah tersebut terkadang malah membuahkan kesombongan di dalam hati para pendengarnya. Hal itu karena para pendengar itu merasa telah menjadi kelompok pengajian yang elit. Jama‘ah pengajian di hotel-hotel berbintang. Selanjutnya mereka tidak mau lagi duduk dalam satu majlis dengan masyarakatnya semata karena memandang rendah kepada orang lain. Mereka memandang orang-orang yang ada di lingkung- annya sebagai masyarakat terbelakang dengan alasan karena hanya itu-itu saja yang dilakukan, paling-paling tahlil dan yasin yang sudah kuno.
Ilmu-ilmu itu tidak dapat membuahkan hasil yang baik melainkan hanya kebanggaan belaka. Apa yang sudah didapatkan hanya untuk modal bicara dan tidak untuk diamalkan dengan ibadah. Bukan berarti yang demikian itu salah. Sebab yang dibicarakan bukan salah atau benarnya melainkan aspek kemanfaatannya.
Ketika tujuan pengajian di hotel-hotel berbintang itu tidak murni atau ikhlas semata untuk melaksanakan pengabdian kepada Allah. Tujuan itu dicampur-campur dengan kepentingan yang lain terutama untuk sekedar mencari uang. Pekerjaan ini seperti orang dagang di pasar tetapi yang dijual adalah ilmu pengetahuan. Celakanya ilmu itu adalah ilmu agama, ilmunya Allah.
“RUQYAH” dampak dan bahayanya - 441
Dengan cara penyampaian seperti tersebut, dikhawatirkan acara itu tidak mendapatkan perlindungan Allah dari gangguan setan jin. Kalau sudah demikian jangan harap acara tersebut dapat membuahkan kemanfaatan yang hakiki, karena setan jin pasti sejak awal sudah bekerja sama dengan mereka.
Adapun bacaan-bacaan untuk melindungi gangguan jin yang harus diamalkan dan tata cara mengamalkannya, baik untuk membentengi diri sendiri maupun untuk membentengi masyarakat secara jama‘ah adalah sama. Bacaan itu disamping dengan ayat-ayat al- Qur‘an al-Karim dan do‘a-do‘a yang telah diajarkan oleh Rasulullah , ulama-ulama ahlinya juga —dengan menyesuaikan keadaan dan medan yang dihadapi —telah mengajarkan kepada santri-santri dan pengikut-pengikutnya.
Ulama ahlinya tersebut bagaikan dokter- dokter yang telah mampu menerbitkan resep- resep obat. Untuk itu mereka juga telah menerbitkan resep-resep obat untuk mengobati umatnya. Bedanya, apabila para dokter hanya mampu menerbitkan resep obat untuk penyakit jasad saja, mereka – para ‗Ulama tersebut - justru jauh lebih luas lagi dari itu. Ulama tersebut telah menerbitkan resep-resep ruqyah yang dapat
442 - Menguak Dunia Jin 442 - Menguak Dunia Jin
Resep-resep tersebut telah menunjukkan hasil yang luar biasa bahkan telah berhasil merubah karakter dan aqidah manusia. Sejarah telah membuktikan dari hasil yang telah dilaksanakan para Walisongo dan pengikutnya di tanah Jawa. Tapak tilas mereka masih dapat kita baca kapan saja dengan mudah. Meskipun kenyataannya ajaran yang luhur itu banyak dipungkiri oleh anak cucu orang-orang yang penyakitnya berhasil mereka sembuhkan. Anak cucu orang yang telah disembuhkan dari kafir menjadi iman, dari musyrik menjadi tauhid, dari menyembah batu menjadi menyembah Tuhan Semesta alam yang Maha pengasih lagi Maha Pemurah.
Ironisnya anak cucu orang yang telah diselamatkan dari neraka tersebut sekarang malah mengikari jasa-jasa para Wali Songgo itu. Mereka bahkan mensyirikkan orang-orang yang datang ke maqom-maqom para Wali tersebut. Padahal para peziarah tersebut sekedar melahirkan rasa syukur kepada Allah melalui hamba-Nya yang telah berjasa atas kenikmatan iman dan taufik yang telah dianugerahkan
“RUQYAH” dampak dan bahayanya - 443 “RUQYAH” dampak dan bahayanya - 443
Ratib- ratib (ratibul hadad, ratibul „ath-thosy dan lain-lain), istighotsah maupun hizib-hizib yang telah diajarkan para ulama salafush-sholeh kepada para pengikutnya adalah untuk kepentingan ini. Resep tersebut untuk meruqyah penyakit umat manusia secara universal, baik untuk kepentingan manusia secara individu maupun secara jama‘ah. Sesungguhnya bacaan Tahlil dan surat Yasin yang sudah membudaya di mana-mana pada setiap malam jum‘at atau malam-malam yang lain adalah sudah mencukupi untuk kebutuhan ruqyah massal ini. Dalam hal ini para ulama salafus sholeh itu telah membimbing langsung kepada pengikutnya serta bersama-sama dalam satu kelompok jama‘ah.
Sesungguhnya ruqyah sudah dilaksanakan oleh umat Islam secara berkesinambungan sejak zaman shahabat, tabi‘in dan tabi‘it-tabi‘in dan yang mengikutinya sampai sekarang. Ruqyah ini bahkan telah mengakar dan mentradisi di masyarakat terutama dari masyarakat yang beraqidah Ahli sunnah wal jama‟ah. Hanya saja para pelaku wirid-wirid dan ratib-ratib tersebut
444 - Menguak Dunia Jin 444 - Menguak Dunia Jin
Demikianlah ulama terdahulu telah berhasil memasukkan ajaran mereka kepada umatnya, baik faham maupun amalan dengan strategi yang sangat jitu. Mereka tidak mengedepankan nama-nama dan atribut-atribut. Bagi mereka yang penting bagaimana umat manusia secara keseluruhan dapat meminum obat dari resep yang diterbitkannya tanpa harus menjadikan umat terkotak-kotak akibat pengaruh nama-nama dan atribut yang diberikan.
Mereka tidak mengatasnamakan suatu golongan yang sifatnya mengkotak-kotak umat dalam skub kecil. Mereka adalah golongan yang mampu menampung aspirasi umat Islam secara keseluruhan di dalam naungan panji-panji yang universal, yaitu panji-panji Ukhuwah Islamiyah. Persaudaraan yang hakiki yang pondasi pertamanya telah ditancapkan oleh manusia paling utama. Manusia yang paling berhak memberikan syafa‘at atau pertolongan kepada umat manusia sejak saat itu sampai dengan hari kiamat nanti, yaitu Junjungan kita Nabi Besar Muhammad .
“RUQYAH” dampak dan bahayanya - 445
Pelaksanaan “ruqyah” yang sekarang inilah yang harus dipertanyakan, baik aspek pelaksa- naan maupun tujuannya. Mereka sedemikian gencar membudayakannya, bahkan hampir di setiap RT di seluruh kota-kota besar di Indonesia sudah terbentuk wadah dan kepengurusan yang layaknya seperti pengurus partai politik saja. “Partai Ruqyah” barangkali…? Ada apa di balik itu …..? Dampaknya, semua orang memahami bahwa ruqyah mereka identik dengan salah satu partai yang ada di Bumi tercinta ini. Apakah mereka mengira yang demikian itu dapat menguntungkan kepentingan partai politiknya..?,
Padahal kalau mereka mengerti ilmu politik sufi, sungguh yang demikian itu sangat merugikan dalam banyak hal. Kerugian pertama; orang yang sudah fanatik dengan golongannya sejak dini segera akan menjauhinya tanpa terlebih dahulu melihat apa isi kandungan yang dikemas. Kedua; ketika ruqyah itu dikemas untuk kepentingan suatu golongan, maka golongan lain yang merasa kepentinganya terancam segera ancang-ancang dan menyusun kuda-kuda serta mengerahkan seluruh kekuatan yang ada untuk menolaknya.
Akibatnya, ruqyah yang semestinya obat yang diharapkan dapat menyembuhkan penyakit
446 - Menguak Dunia Jin 446 - Menguak Dunia Jin
Fenomena yang ada, bahkan “ruqyah” yang asalnya dilaksanakan di mesjid-mesjid yang besar dan luas, entah karena alasan yang mana akhirnya ruqyah itu dilaksanakan hanya di musholla yang kecil dan terpencil. Pada akhirnya menimbulkan kesan yang kurang harmonis di masyarakat terhadap “ruqyah” itu sendiri.
Kalau demikian, bukan saja merugikan golongan itu sendiri, melainkan justru jauh lebih luas lagi yaitu merugikan kepentingan umat Islam secara keseluruhan. Dengan dengan alat “ruqyah” itu sesungguhnya setan jin telah menyusupkan kepentingan politiknya untuk mengadu bomba kaum muslimin secara keseluruhan. Secara filosofi jauh-jauh Allah telah memberikan sinyalemen kepada hamba- Nya dengan firman-Nya:
“RUQYAH” dampak dan bahayanya - 447
“Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu ”(QS.Al- Ma‟idah:5/91)
Jadi ruqyah itu disamping dapat untuk mengobati orang sakit, lahir maupun batin, juga dapat dipergunakan untuk membentengi diri dari gangguan jin. Namun pelaksanaan ruqyah yang benar itu bukan orang yang sadar malah menjadi tidak sadar, tetapi sebaliknya, bagaimana orang yang tidak sadar menjadi sadar kembali. Bukan keutuhan masyarakat menjadi terkotak-kotak tetapi masyarakat yang asalnya terkotak-kotak menjadi utuh kembali.
Ruqyah itu harus dilaksanakan oleh seorang hamba yang hatinya sudah istiqomah. Manusia yang pijakan aqidahnya sudah kokoh. Orang yang pengabdiannya secara vertikal maupun horizontal sudah benar dan mantab. Allah yang memelihara alam semesta, baik alam yang ada di ufuk langit maupun alam yang ada di ufuk dalam dada mereka. Dengan yang demikian itu, maka pelaksanan ruqyah tersebut tidak melenceng arah, baik secara tehnik maupun tujuannya. Sungguh benar Allah dengan segala firman-Nya:
448 - Menguak Dunia Jin
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". - Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa
yang kamu minta ”(QS.Fush Shilat:41/30-31)
“RUQYAH” dampak dan bahayanya - 449