METODE SONG TO ENHANCE YOUNG LEARNERS ENGLISH SKILL - Repository UNIKAMA

siskamling. Akan dibuat MCK di situ. Abu Kasan Sapari diserahi orang untuk menjadi Kepala Proyek.” Kuntowijoyo, 2001: 17. Realitas sosial bisa diamati pada adanya kebiasaan musim giling akan ditandai adanya cembeng atau pasar malam. Perayaan tersebut dimaksudkan untuk menghibur para buruh pabrik gula. Selain hiburan, juga pameran hasil-hasil pertanian. Berikut adalah kutipan yang menunjukkan hal itu. “Sebagai orang yang pernah tinggal di Palar, ia tahu persis bahwa hari-hari ini ada cembeng di pabrik gula Tasikmadu, perayaan tanda dimulainya musim giling. Perayaan itu dimaksudkan untuk menghibur para buruh, tetapi penduduk sekitar pabrik dan orang yang jauh juga datang. Ada pasar, ada pameran, ada pertunjukkan. Abu terpikir pergi, juga karena dia turut mempersiapkan kecamatannya untuk pameran. Kedudukannya sebagai staf kecamatan membuat dia tahu di mana bisa pinjam truk dan sopirnya.” Kuntowijoyo, 2001: 18 Realitas sosial yang lain adalah perlunya mengajarkan ilmu kepada orang lain. Pengertian ilmu itu sangatlah luas, karena hampir semua pengalaman manusia adalah ilmu. Kutipan berikut menjelaskan pentingnya mengajarkan ilmu kepada orang lain. “Nah, kaulah yang saya cari selama ini.” Ketika Abu menoleh, dilihatnya seseorang dengan iket lepasan, baju surjan lurik, dan sarung kotak-kotak. Dari cambang, kumis, dan janggutnya yang putih, serta jari-jarinya yang berotot di bawah lampu listrik tampak bahwa orang itu adalah pendekar. Laki-laki tua itu memintanya berdiri dan mengajaknya ke tempat sepi. Entah apa sebabnya, seperti kena sihir, ia mengikutinya. Sampailah keduanya di tempat sunyi. “Ini rahasia. Daun dan rumput tak boleh mendengar,” kata orang itu. Di kejauhan terdengar pengeras suara dengan musik dangdut. “Kau tidak boleh meninggal sebelum mengajarkan ilmu ini pada orang yang tepat.” “Apa itu?” “Mantra pejinak ular.” Kemudian orang itu mencari telinga kanan Abu, dan membisikkan sebuah kalimat. “Paham?” Kembali orang itu berbisik di telinga kanan Abu.” Kuntowijoyo, 2001: 19. Realitas sosial juga tampak pada persiapan akan diadakannya lomba desa. Agar menang seluruh warga desa mempersiapkan dengan bekerja keras. Berbagai persiapan dilakukan, seperti memasang bendera, umbul-umbul, adanya sambutan, panembromo, baca puisi, dan sebagainya. Dengan dipimpin oleh pak Camat, pak Lurah, sesepuh desa atau orang-orang yang disegani, seluruh warga desa bekerja mempersiapkan lomba desa. Berikut adalah kutipan yang menunjukkan hal itu. “Di kantornya ada sebuah surat tentang lomba desa se kabupaten. Tugasnya ialah supaya predikat Desa Teladan itu jatuh di salah satu desa di Kemuning. Pak Camat mempercayakan padanya. Setelah berpikir, ada dua hal yang akan dikerjakannya. Pertama, ia akan menggerakkan orang untuk membuat pagar hidup. Pagar hidup tepat untuk desa pegunungan. Lebih alamiah daripada pagar tembok, lebih murah, lebih awet, dan lebih manfaat. Kedua, tiap desa