KONFERENSI NASIONAL SASTRA, BAHASA BUDAYA KS2B 2016 | 77
Arsyad, 2009:4 menjelaskan, bahwa media pembelajaran meliputi alat yang digunakan secara fisik untuk menyampaikan materi pengajaran yang terdiri dari buku, perangkat
lunak, dan perangkat keras seperti komputer, TV, OHP, video, tape slide, buku film, model transparasi, dan lain-lainnya.
Penggunaan media macromedia flash pada pembelajaran teks eksposisi, merupakan hal baru bagi guru atau pun siswa. Permainan warna, suara, dan gambar, serta pemutaran
video pada sebuah macromedia flash bisa meningkatkan minat belajar siswa dalam pelajaran
Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran teks eksposisi. Menurut Ivan 2002:2, flash adalah sebuah halaman web dengan tampilan lebih indah, lebih interaktif, penuh efek
animasi yang fluid dan efek suara. Jika diaplikasikan pada media pembelajaran, tampilan macromedia flash
digunakan untuk menarik minat belajar siswa agar lebih aktif dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Siswa tidak hanya
mendengarkan suara atau hanya melihat gambar saja, tetapi juga mendapatkan satu paket lengkap media pembelajaran baru yang berisi suara, gambar, efek animasi, dan kuis-kuis
menarik.
Spesifikasi wujud kemenarikan produk dalam penelitian ini, yakni menghasilkan deskripsi kemenarikan produk hasil pengembangan macromedia flash untuk meningatkan
kemampuan memahami teks eksposisi.
A. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan Sadiman. Sadiman 2003:98 membagi prosedur penelitian menjadi delapan langkah, yaitu 1
analisis kebutuhan dan karakteristik siswa, 2 merumuskan tujuan interuksional, 3 pengembangan materi pembelajaran, 4 pengembangan alat evaluasi media, 5
penyusunan naskah media, 6 produksi media, 7 uji coba media, dan 8 revisi media.
Terdapat empat sumber data dalam penelitian ini, yaitu 1 ahli media, 2 praktisi, dan 3 siswa. Untuk mengetahui kemenarikan media pembelajaran, dilakukan uji validasi
dengan lima aspek penilaian, yaitu 1 tampilan penyajian materi, 2 tampilan soal evaluasi, 3 bahan penarik perhatian, 4 keinteraktifan, dan 5 lain-lain yang telah diuji
oleh ahli media, yaitu Indra Suherjanto, S.Pd. M.Sn. Uji kemenarikan media juga dilaksanakan melalui uji coba lapangan dalam kelompok terbatas siswa kelas X-IPA 5
SMAN 1 Batu yang berjumlah 33 siswa.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara dan angket. Pedoman wawancara berisi pertanyaan tertulis untuk dijawab
oleh praktisi. Pedoman wawancara digunakan untuk menggali informasi dari praktisi mengenai pembelajaran menanggapi berita yang biasa dilaksanakan di sekolah. Angket
digunakan untuk mengumpulkan data melalui daftar tertulis yang disusun dan disebarkan kepada para ahli, praktisi dan siswa untuk mendapatkan informasi. Terdapat dua angket
yang disebarkan dalam penelitian ini, yaitu 1 angket untuk ahli media, aspek yang dinilai tentang kemenarikan tampilan, dan 2 angket untuk siswa, berisi tentang kemenarikan
media pembelajaran. Kedua jenis angket ini digunakan sebagai dasar untuk mengumpulkan data berupa 1 penilaian dan tanggapan dari ahli media, 2 penilaian dan
tanggapan dari praktisi, dan 3 penilaian dan tanggapan dari siswa.
Pengumpulan data prapengembangan diperoleh saat studi pendahuluan. Studi pendahuluan dilaksanakan melalui kegiatan wawancara, observasi dan analisis kebutuhan
siswa. Wawancara dilakukan dengan guru Bahasa Indonesia mengenai kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan selama ini. Observasi dilakukan dengan cara mengikuti
proses belajar-mengajar untuk mengamati kegiatan siswa dalam pembelajaran menyimak
dan menanggapi berita. Analisis kebutuhan siswa dilakukan dengan melakukan tanya jawab dengan siswa tentang kegiatan belajar seperti apa yang mereka inginkan dan
mampu menarik perhatian serta bisa membuat siswa semangat untuk mengikuti pembelajaran menanggapi berita.
Wujud data penelitian ini diperoleh dari data prapengembangan dan pascapengembangan. Wujud data prapengembangan berupa data verbal yang diperoleh
dari observasi tentang kegiatan belajar yang biasa dilaksanakan di kelas dan kebutuhan sebuah media untuk membuat kegiatan belajar lebih menarik dan efektif, serta komentar-
komentar siswa mengenai apa yang siswa inginkan dalam kegiatan belajar-mengajar. Data pascapengembangan berupa data verbal dan data nominal. Data verbal diperoleh dari
kritik dan saran dari para ahli, praktisi, dan siswa pada saat uji kelayakan media, sedangkan data nominal diperoleh dari hasil persentase penilaian dari para ahli dan
praktisi, serta hasil persentase dari angket yang disebarkan kepada siswa. Data pascapengembangan digunakan untuk menilai kelayakan produk dan perbaikan produk
yang dikembangkan.
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui kelayakan media adalah teknik analisis data nominal dan teknik analisis data verbal. Analisis data nominal
dilakukan dengan cara merekapitulasi nilai yang diperoleh dari uji kelayakan yang telah dilaksanakan dengan menggunakan rumus Arikunto 2009:220, yaitu rumus pengolahan
data per item dan rumus pengolahan data secara keseluruhan.
Hasil rekapitulasi uji validasi yang telah dilaksanakan dilanjutkan ke jenjang kualifikasi kriteria validasi penilaian. Arikunto 2002:276 menyatakan, terdapat empat
kualifikasi kriteria kelayakan media, yaitu 1 media dikatakan layak jika memperoleh persentase penilaian sebesar 76-100, 2 media dikatakan cukup layak jika memperoleh
persentase penilaian sebesar 56-75, 3 media dikatakan kurang layak revisi jika memperoleh persentase penilaian sebesar 40-55, dan 4 media dikatakan tidak layak
revisi jika memperoleh persentase penilaian sebesar 39.
Analisis data verbal diolah dengan cara mengumpulkan kritik, saran, dan komentar dari para ahli, praktisi, dan siswa ketika uji kelayakan dan uji coba lapangan. Data verbal
yang telah terkumpul selanjutnya diaplikasikan pada produk pembelajaran untuk penyempurnaan produk, sehingga produk bisa diimplementasikan pada kegiatan
menyimak dan menanggapi berita secara berkelanjutan. B.
HASIL
Hasil Uji Coba Tingkat kemenarikan media pembelajaran dapat diketahui dari analisis data hasil
uji validitas media dengan para ahli dan uji coba lapangan. Selama proses uji validitas, diperoleh dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh
dari jumlah persentase penilaian yang sudah diakumulasi secara keseluruhan, sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara, kritik, dan saran yang disampaikan secara
lisan oleh para ahli. Uji coba dilaksanakan untuk mengetahui apakah media yang akan diimplementasikan valid dan layak digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar serta
dapat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
Hasil uji kemenarikan media dibagi menjadi lima aspek, yaitu 1 tampilan penyajian materi, persentase yang diperoleh dari ahli media sebesar 50, 2 tampilan soal
evaluasi, persentase yang diperoleh dari ahli media sebesar 75, 3 bahan penarik perhatian, persentase yang diperoleh dari ahli media sebesar 89.3, 4 keinteraktifan,
KONFERENSI NASIONAL SASTRA, BAHASA BUDAYA KS2B 2016 | 79
persentase yang diperoleh dari ahli media sebesar 87.5, dan 5 lain-lain, persentase yang diperoleh dari ahli media sebesar 91.7.
Secara keseluruhan rata-rata persentase yang diperoleh dari uji kemenarikan media sebesar 74.6. Selain uji kemenarikan media yang dilaksanakan dengan para ahli,
diperoleh pula hasil uji coba lapangan. Persentase yang diperoleh dari angket yang disebarkan kepada siswa sebesar 81.5.
C. PEMBAHASAN
Isi Media Media pembelajaran menanggapi berita secara garis besar memuat materi, contoh,
dan latihan. Isi materi merupakan pengembangan tujuan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD pada kurikulum KTSP. SK
yang dijadika n dasar adalah “Memahami siaran atau berita yang disampaikan secara
langsung atau tidak langsung” dan KD yang digunakan adalah “Menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik berita atau non-
berita”. Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan
dalam melaksanakan pembelajaran. Hamalik 2009:138 mendefinisikan tujuan pembelajaran yaitu suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai
oleh siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Berdasarkan KD menanggapi siaran atau informasi dari media elektronik berita atau non-berita, diperoleh delapan
tujuan pembelajaran, yaitu 1 mampu menentukan apa yang sedang terjadi pada berita yang disimak, 2 mampu menentukan siapa saja yang terlibat pada berita yang disimak,
3 mampu menentukan dimana peristiwa itu terjadi pada berita yang disimak 4 mampu menentukan kapan peristiwa itu terjadi pada berita yang disimak, 5 mampu menentukan
mengapa peristiwa itu terjadi pada berita yang disimak, 6 mampu menentukan bagaimana peristiwa itu bisa terjadi pada berita yang disimak, 7 mampu menentukan
alternatif jawaban pada pilihan ganda yang tersedia, dan 8 mampu memberikan tanggapan terhadap berita yang telah disimak.
Berdasarkan analisis tujuan pembelajaran, diperoleh sub-sub pokok bahasan yang ingin dicapai. Pokok bahasan dalam media merupakan tahapan untuk menuntun siswa
mencapai tujuan umum pembelajaran, yaitu mampu menanggapi berita dengan benar. Tersaji tiga menu materi dalam media pembelajaran, yaitu 1 persiapan menyimak berita,
2 Akronim Adiksimba Apa , dan 3 menanggapi berita. Selain tiga menu materi menanggapi berita, disajikan pula halaman evaluasi, berupa kuis 1 dan 2.
Pembelajaran menanggapi berita adalah tindak lanjut dari kegiatan menyimak yang lebih difokuskan pada kegiatan menanggapi siaran atau informasi yang ada dalam
berita. Berita yang disajikan tentu saja berita yang aktual, hangat diperbincangkan, serta menarik untuk dijadikan bahan simakan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam
kegiatan belajar-mengajar adalah menyimak tidak bisa berdiri sendiri, terlepas dari kegiatan berbahasa yang lain seperti berbicara dan menulis. Haryadi dan Zamzami
1996:18, memaparkan kegiatan menyimak tidak dipisahkan secara ketat dengan kegiatan berbahasa yang lain. Artinya, kegiatan menyimak haruslah diikuti dengan kegiatan
menulis, membaca, atau berbicara.
Ada empat tahapan yang harus diperhatikan agar dapat menyimak dengan baik dan memperoleh hasil yang diinginkan, yaitu 1 mendengarkan, pada tahap ini, penyimak
baru mendengar segala sesuatu yang dibicarakan dalam berita yang disimak, hearing, 2 memahami, tahap ini dilaksanakan setelah penyimak mendengarkan, maka ada keinginan
bagi penyimak untuk mengerti atau memahami dengan baik isi berita yang disampaikan
oleh pembaca berita, understanding, 3 mengevaluasi, setelah memahami, penyimak mulai menilai atau mengevaluasi isi serta informasi-informasi dalam berita yang disimak,
evaluating, dan 4 menanggapi, menanggapi merupakan tahap terakhir dalam kegiatan
menyimak, penyimak menyambut, mencamkan, menyerap, serta menerima informasi yang ditayangkan dalam berita yang disimak, responding. Tanggapan adalah sambutan
terhadap hal, peristiwa, masalah, ucapan, pendapat, atau gagasan. Isi tanggapan dapat berupa kritik, saran, komentar, dan lain sebagainya. Tanggapan dapat berupa pernyataan
setuju, tidak setuju, suka, tidak suka, atau menambahkan pendapat. Tanggapan yang dikeluarkan harus bersifat objektif disertai dengan alasan yang logis.
Materi pokok yang harus dipahami oleh siswa ketika menyimak berita adalah enam unsur berita, 5W+1H. Mariani dan Kuncoro 2001:41 menuturkan, sebuah berita
dikatakan lengkap jika menjawab unsur 5W + 1 H, yaitu 1 whatwatapa yang menjadi pokok berita. Contohnya: peresmian pabrik, kecelakaan pesawat, dan sebagainya, 2
whowie
siapa pelaku berita. Seorang anak, seorang pejabat, tokoh masyarakat, presiden, gubernur, dan sebagainya, 3 wherewaardimana tempat kejadian tersebut. Di kota mana,
negara mana, gedung pertandingan apa, di atas kapal, di daerah perbatasan, dan sebagainya, 4 whenwannerbilamana waktu peristiwa itu berlangsung. Apakah kemarin,
hari rabu, satu bulan lalu, belum lama ini, baru-baru ini, dan sebagainya, 5 whywaarom
mengapa peristiwa tersebut terjadi. Contohnya: “Karena sudah terkepung oleh pihak berwajib, maka kepala gerombolan pengacau keamanan tersebut menyerahkan
diri”. Keterangan mengapa peristiwa penyerahan diri tersebut terjadi menjawab unsur “mengapa”, dan 6 howbagaimana kejadian tersebut terjadi. Contohnya: “Dengan
perjuangan yang tak kenal lelah sejak dari set pertama, hingga set terakhir, Susi Susanti berhasil menundukkan lawannya”. Keterangan dengan cara “Bagaimana kemenangan
Susi Susanti” ini, menjawab unsur “how”. Menanggapi berita merupakan kegiatan lanjutan yang dilaksanakan siswa setelah
menyimak dan menyimpulkan isi berita. Mengetahui isi berita secara umum dapat memberikan gambaran pada siswa tentang apa yang harus dilakukan siswa untuk
menyimpulkan dan menanggapi berita yang telah disimak. Menurut Arsjad dan Mukti 1988:75, dalam pembelajaran menanggapi berita, ketika menyampaikan tanggapan
diperlukan data dan fakta untuk dapat membuktikan bahwa pendapatnya benar. Terdapat dua jenis tanggapan dalam menanggapi sebuah berita, yaitu pro dan kontra, atau biasa
juga disebut dengan persetujuan dan penolakan. Senada dengan Saryono 1997:48 yang menegaskan bahwa ada dua sisi dalam menanggapi sebuah berita, yaitu sepihak dan tak
sepihak.
Pada media pembelajaran menanggapi berita, terdapat soal-soal evaluasi untuk mengukur
pemahaman siswa
dalam menanggapi
berita. Purwanto
2006:3 mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses yang sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran dapat dicapai siswa. Sejalan dengan hal tersebut, evaluasi perlu dilakukan agar guru mengetahui tingkat
ketercapaian KD dalam pembelajaran menanggapi berita. Arsyad 2002:165 menyatakan, untuk membuat pembelajaran dengan bantuan media terutama permainan intruksional
terdapat tiga unsur yang perlu diperhatikan, yaitu 1 menantang, memberikan tingkat kesulitan yang berbeda atau memberi bonus hadiah apabila telah berhasil menjawab
pertanyaan, 2 fantasi, menampilkan contoh-contoh praktis dan gambaran utuh mengenai jenis ketrampilan yang sedang dilatih, dan 3 ingin tahu, yaitu menggabungkan efek-efek
audio
dan visual serta musik dan grafik. Sejalan dengan hal itu, kuis dalam media menampilkan pertanyaan berupa pilihan ganda disertai dengan efek musik. Contoh dan
latihan yang disajikan pada media disusun berdasarkan materi pembelajaran menanggapi