Akses Kendaraan dan Parkir Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Ruang terbuka di area sungai akan dikembangkan, sehingga masyarakat sekitar ataupun masyarakat kota Medan dapat menikmati pemandangan ataupun tempat rekreasi di kawasan tersebut. Mengenai sirkulasi kendaraan, akan dibuat jalur sirkulasi kendaraan yang bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat, agar setiap sudut tapak bisa terintegrasi. Kebanyakan bangunan yang berada di sekitar kawasan tidak memperhatikan KDB, KLB, dan GSS. Koefisien Dasar Hijau KDB di sekitar kawasan tidak telihat karena lahan kosong yang ada di sekitar kawasan yang seharusnya digunakan sebagai ruang terbuka hijau, tidak dimanfaatkan oleh warga sekitar. Tata guna lahannya yaitu berfungsi sebagai lahan pemukiman, perekonomian, pemerintahan, pendidikan, peribadatan, dan kesehatan.

2.4. Akses Kendaraan dan Parkir

Mengenai akses sirkulasi di Kampung Hamdan ini memiliki sistem jalur pejalan kaki dan kendaraan yang tidak terpisah. Lanjut usia dan difabel juga sulit untuk melakukan aktivitas di kawasan ini karena tidak adanya sarana pendukung aksesibilitas bagi mereka. Penyediaan halte angkutan umum di sekitar kawasan, penyediaan jalur pedestrian bagi pejalan kaki, penyediaan fasilitas pendukung lansia dan difabel seperti : ramp, rambu-rambu, toilet khusus, tempat duduk di beberapa tempat, merupakan konsep desain yang ingin disediakan. Pada kawasan Kampung Hamdan ini terdapat banyak jalan-jalan kecil yang hanya bisa dilewati pejalan kaki, sepeda motor dan becak karena padatnya perumahan penduduk. Jalan primer pada kawasan ini terletak pada jalan sekitar tapak yaitu, Jalan Ir. H. Juanda, Jalan Samanhudi, dan Jalan Multatuli. Jalan sekundernya merupakan gang- Universitas Sumatera Utara gang kecil yang terdapat di dalam tapak yang tidak dapat dilalui kendaraan beroda empat, dan diharapkan pada kawasan ini akses pejalan kaki dan kendaraan dapat dipisahkan, dan membuat akses jalan yang lebih lebar mudah untuk dilalui. Untuk area parkir mungkin akan disediakan pada beberapa titik yang tidak menimbulkan kemacetan di sepanjang jalan yang melewati kawasan ini.

2.5. Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Area hijau yang dimiliki Kampung Hamdan ini bisa dikatakan sangat minim. Pohon atau tanaman yang biasanya sengaja ditumbuhkembangkan di area pekarangan rumah, sebagian besar tidak tampak di kawasan ini. Ruang terbuka yang biasanya banyak ditanami oleh pohon-pohon rindang sebagai area yang digunakan untuk bermain anak- anak ataupun area bercengkrama warga malah digunakan sebagai tempat untuk menumpuk barang-barang yang tidak terpakai lagi, bahkan sebagai tempat pembuangan sampah oleh warga. Selain itu, ada juga ruang terbuka yang berukuran cukup besar, namun sudah ditutup oleh perkerasan atau semen sehingga kurang indah dipandang karena tidak ditanami oleh pohon ataupun tanaman. Hal ini menyebabkan sirkulasi udara di sekitar tapak menjadi kurang nyaman dan terasa sangat panas ketika siang hari. Bukan hanya di pemukimannya saja, pinggiran sungai yang terdapat di kawasan ini yang seharusnya ditanami banyak pohon sebagai area resapan air yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau sehingga bisa digunakan sebagai area pendukung dari aktivitas sosial warga masyarakat sekitar, kebanyakan pada tapak ini justru dijadikan sebagai lahan pemukiman bagi warga dan menjadikan sungai sebagai area privasi bagi setiap keluarga yang tinggal di pinggiran sungai untuk melakukan kegiatan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, bahkan sebagai Tempat Pembuangan Akhir Universitas Sumatera Utara TPA baik sampah maupun limbah. Di sekitar kawasan Kampung Hamdan ini tidak memiliki Tempat Pembuangan Sampah TPS yang jelas.

2.6. Jalur Dreinase