Gambar 1.3. Peta Kecamatan Medan Maimun Sumber. Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan 2014
Gambar 1.3 di atas merupakan peta lokasi dari tapak yang akan didesain dilihat dari peta Kecamatan Medan Maimun. Kawasan ini terletak antara Kecamatan Medan
Kota dengan Medan Petisah. Pada kawasan Medan Kota dan Medan Petisah banyak terjadi aktivitas ekonomi dengan jumlah penduduk yang lumayan banyak. Jadi,
diharapkan dengan kenyataan tersebut kawasan Kampung Hamdan ini bukan hanya dapat menarik pengunjung dari daerah sekitar saja, melainkan dapat menarik beberapa
pengunjung dari kecamatan sekitar ataupun penduduk Kota Medan secara umum.
1.1. Aspek Topografi Lahan
Berdasarkan segi topografi, kawasan Kampung Hamdan memiliki garis kontur yang cukup banyak menunjukkan perbedaan 1 m dari setiap levelnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.4. Garis kontur pada kawasan Sumber. Google 2014
Permukaan tertinggi pada tapak terdapat pada ketinggian lebih dari dua puluh enam meter, sedangkan daerah permukaan yang paling rendah berada di area pinggiran
sungai yang berada pada ketinggian lebih dari dua puluh tiga meter pada tapak dapat dilihat pada Gambar 1.4. Kondisi ini menunjukkan bahwa kawasan Kampung Hamdan ini
memiliki tanah yang cukup berkontur sehingga bisa dimanfaatkan untuk pengolahan air limbah termasuk dreinase, karena menggunakan ilmu fisika mengenai sifat dari air yang
mengalir dari permukaan yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah. Selain itu tanah yang berkontur ini bisa dimanfaatkan untuk pemanfaatan angin sebagai
penghawaan alami dalam bangunan yang akan dibangun. Namun walaupun kawasan ini memiliki tanah yang berkontur, pada saat musim
hujan air sungai pasti akan meluap sehingga menggenangi pemukiman warga. Hal ini dapat terjadi karena sistem aliran dreinase dari kawasan yang kurang baik, serta
kurangnya area hijau sebagai area resapan air juga menjadi permasalahan yang cukup rumit di kawasan pemukiman padat penduduk ini.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Pohon dan Tanaman
Area hijau yang dimiliki Kampung Hamdan ini juga bisa dikatakan sangat minim. Pohon atau tanaman yang biasanya sengaja ditumbuhkembangkan di area
pekarangan rumah, sebahagian besar tidak tampak pada kawasan ini.
Gambar 1.5. Gambar kondisi ruang terbuka yang dijadikan tempat pembuangan sampah Sumber. Penulis 2014
Ruang terbuka yang biasanya banyak ditanami oleh pohon-pohon rindang sebagai area yang digunakan untuk bermain anak-anak ataupun area bercengkrama warga malah
digunakan sebagai tempat untuk menumpuk barang-barang yang tidak terpakai lagi, bahkan sebagai tempat pembuangan sampah oleh warga, dapat dilihat pada Gambar 1.5.
Hal ini menyebabkan sirkulasi udara di sekitar kawasan menjadi kurang nyaman dan terasa sangat panas ketika siang hari. Bukan hanya dipemukimannya saja, pinggiran
sungai yang terdapat di kawasan ini yang seharusnya ditanami banyak pohon sebagai area resapan air yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau sehingga bisa digunakan
sebagai area pendukung dari aktivitas sosial warga masyarakat sekitar, kebanyakan pada tapak ini justru dijadikan sebagai lahan pemukiman bagi warga. Ini menunjukkan bahwa
kurangnya kesadaran penduduk mengenai masalah lingkungan yang sehat untuk bermukim.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1.6. Gambar kondisi perumahan di sekitar Sungai Deli Sumber. Penulis 2014
Area bantaran sungai sangat terlihat kumuh. Pada tepian sungai juga terdapat pemukiman liar yang tidak beraturan dan tidak memiliki pohon atau tanaman yang
ditanam di area resapan sungai, serta tepi sungai yang dipenuhi sampah yang bertumpukan, dapat terlihat pada Gambar 1.6. Keadaan sungai yang sangat kotor dan
sudah mulai dangkal merupakan akibat sedimentasi dari sampah-sampah rumah tangga. Sebagian besar penduduk dan masyarakat sekitar menjadikan sungai ini menjadi area
pembuangan sampah.
1.3. Aspek Sosial