TPA baik sampah maupun limbah. Di sekitar kawasan Kampung Hamdan ini tidak memiliki Tempat Pembuangan Sampah TPS yang jelas.
2.6. Jalur Dreinase
Masalah dreinase pada kawasan ini juga merupakan masalah yang cukup rumit untuk diselesaikan. Kurangnya kesadaran warga akan pentinganya kesehatan menjadi
sorotan utama pada kawasan ini. Dimulai dari kesadaran warga mengenai membuang sampah pada tempatnya. Malah kebanyakan warga meletakkan sampah begitu saja di
samping rumah atau di tepi jalan pedestrian, di selokan-selokan yang berada di sekitar
rumah warga.
Gambar 2.4 Gambar keadaan saluran dreinase pada tapak Sumber. Penulis 2014
Selokan warga baik yang besar maupun kecil dipenuhi oleh sampah rumah tangga maupun sampah-sampah organik dan non organik. Kondisi ini dapat dilihat pada
Gambar 2.4.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Gambar keadaan pinggiran sungai sebagai Tempat Pembuangan Sampah TPS Sumber. Penulis 2014
Pinggiran sungai juga dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah rumah tangga dan industri, dapat dilihat pada Gambar 2.5. Kondisi ini membuat Sungai Deli di
kawasan ini tercemar dan mengurangi kedalaman sungai karena sampah yang masuk ke dalam sungai, yang mengakibatkan sampah mengendap di dasar sungai.
2.7. Struktur Pemukiman Warga
Mengenai masalah struktur bangunan di pemukiman, warga banyak menggunakan material seng, kayu, dan beton. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan
kenyamanan dan kesehatan pada warga karena rumah yang menggunakan material seng untuk dinding dan atapnya akan terasa panas di siang hari dan akan terasa sangat dingin
pada malam hari, serta akan cepat mengalami pelapukan bagi rumah yang bermaterialkan kayu karena terkena banjir. Seperti yang kita ketahui bahwa area ini adalah area yang
cukup bersahabat dengan banjir apabila hujan turun. Ini terjadi karena kebanyakan warga Kampung Hamdan adalah warga yang berpenghasilan menengah dan cenderung rendah.
Universitas Sumatera Utara
Jadi, kebanyakan warga hanya menggunakan material-material yang murah ataupun menggunakan material bekas yang tidak terpakai lagi.
Gambaran kondisi pemukiman warga dibagi menjadi dua daerah yaitu daerah pemukiman yang terletak di pinggiran jalan dan tengah tapak, serta pemukiman yang
berada di pinggiran sungai. Pada pemukiman warga yang berada di daerah pinggiran jalan dan tengah tapak, rata-rata rumah warga sudah menggunakan bata sebagai material
bangunannya, atap terbuat dari seng dan genteng, lantai sudah berupa keramik, dan menggunakan pondasi batu kali. Sedangkan rumah yang berada di daerah pinggiran
sungai, kebanyakan rumah warga masih menggunakan kayu dan seng sebagai material dindingnya, atap terbuat dari seng, lantai masih berupa perkerasan atau semen, dan
menggunakan pondasi batu kali, walaupun terdapat juga rumah dengan konstruksi rumah panggung karena berbatasan langsung dengan Sungai Deli.
Selain itu, kebanyakan jenis rumah yang ada di Kampung Hamdan ini, yaitu tipe rumah deret, rumah couple, dan rumah tunggal. Tipe bangunan yang berada di tapak ini
tidak sesuai dengan standart rumah yang baik, karena perbandingan jumlah anggota keluarga dengan luas rumah tidak sesuai dengan ketentuan rumah yang layak huni.
Keadaan rumah yang berdempet menyebabkan kurangnya bukaan pada setiap rumah di kawasan ini yang berdampak pada kenyamanan termalpenerang menjadi kurang baik.
Desain rumah susun harus memiliki bukaan yang mencukupi dan peletakan bukaan harus se-efektif mungkin. Bahan material yang digunakan harus bisa meredam
kebisingan.
2.8. Aspek Keberlanjutan Bangunan