Landasan Teori KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Landasan Teori

Teori ilmu yang sesuai dengan penelitian ini adalah teori semiotika. Sujiman dan Van Zoust dalam Sobur, 2004: 16 menyatakan bahwa semiotika berasal dari kata Yunani: “semeion” yang berarti “tanda”. Menurut Saussure, semiologi didasarkan pada anggapan bahwa selama perbuatan dan tingkah laku manusia membawa makna atau selama berfungsi sebagai tanda, harus ada di belakangnya sistem perbedaan dan konversi yang memungkinkan makna itu. Di mana ada tanda di situ ada sistem. Sobur 2004:15 menyatakan semiotika adalah salah satu ilmu untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika atau dalam istilah Barther, semiologi pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan humanity memaknai hal-hal things. Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi dalam hal mana objek-objek hendak berkomunikasi, tetapi juga mengonstitusikan sistem terstruktur dari tanda dalam Sobur, 2004:15. Adapun ahli yang mengkaji bidang semiotika adalah Ferdinand De Saussure . Saussure dalam Sobur, 2004:46 mengembangkan dasar-dasar kerja linguistik umum. Ia menganggap bahasa sebagai sistem tanda yang masing-masing terdiri atas dua sisi yaitu signifiant penanda atau sesuatu yang dapat dipersepsikan sebagai tanda dan signifie penerima, penafsir, atau pengguna tanda itu. Tanda linguistik terdiri dari dua unsur yaitu 1. Tanda yang diartikan yang disebut signifier yaitu bidang penanda atau bentuk. 2. Tanda yang mengertikan yang disebut signified yaitu bidang petanda berupa konsep atau makna. Universitas Sumatera Utara Jadi, dengan kata lain setiap tanda bahasa terdiri dari unsur bunyi dan unsur makna. Kedua unsur ini adalah unsur dalam bahasa intralingual yang biasanya merujuk kepada suatu referen, yaitu sesuatu yang merupakan unsur di luar bahasa ekstralingual. Penanda dan petanda adalah dua hal yang berbeda. Penanda adalah sesuatu yang ada dari seseorang bagi sesuatu yang lain dalam suatu segi pandangan. Penanda itu dapat bertindak menggantikan sesuatu bagi seseorang, yakni penafsir. Penanda adalah sesuatu bagi seseorang dari segi pandangan; segi pandangan ini merupakan dasarnya. Petanda adalah sesuatu yang tersimpulkan, tertafsirkan atau terpahami maknanya dari ungkapan bahasa maupun nonbahasa. Selain pendapat De Saussure, pemahaman terhadap semiotika juga diacu dari pendapat Charles Sanders Pierce. Pierce dalam Sobur, 2004:41 dalam teori Grond Triadic mengemukakan tiga hubungan tanda dan tiga klasifikasi tanda. Tiga hubungan tanda yang dimaksud adalah ground dasar, representament menghadirkan sesuatu yang mewakili sesuatu, interpretant penerima, penafsir, dan pengguna tanda. Upacara penikahan adat Jawa dapat juga dikaji dengan tiga hubungan tanda menurut teori ground triadic Pierce yaitu: 1. Tanda dasar ground yaitu pernikahan adat Jawa 2. Representatasi pernikahan adat yaitu makna pernikahan yang terkandung dalam upacara pernikahan adat Jawa. 3. Interpretasi tanda-tanda lambang-lambang upacara pernikahan adat Jawa. Universitas Sumatera Utara

2.3 Tinjauan Pustaka