Tanda Simbol Pernikahan adat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep

Malo 1985:16 menyatakan bahwa konsep merupakan ide-ide, penggambaran hal-hal atau benda-benda ataupun gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata. Oleh karena itu, konsep dari penelitian ini menyangkut makna simbolik pernikahan adat Jawa.

2.1.1 Tanda

Santosa 1993:4 menyatakan bahwa tanda merupakan bagian dari ilmu semiotika yang menandai objek kepada subjek, dalam hal ini tanda menunjukkan pada suatu hal yang nyata, misalnya benda, tulisan, bahasa, peristiwa, dan tanda-tanda lain. Sebagai contoh konkret yaitu adanya petir selalu ditandai oleh adanya kilat. Wujud tanda-tanda alamiah ini merupakan satu bagian dari hubungan secara alamiah pula, yang menunjuk pada bagian yang lain, yakni adanya petir dikarenakan adanya kilat. Jadi, tanda adalah arti yang statis, umum, lugas, dan objektif.

2.1.2 Simbol

Simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang lain berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Simbol meliputi kata-kata pesan verbal, perilaku nonverbal dan objek yang maknanya disepakati bersama Sobur, 2004:157. Poerdarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia 1983:556 menyebutkan simbol atau lambang adalah semacam tanda, lukisan, perkataan, lencana, dan sebagainya. Simbol tidak selalu diungkapkan melalui bahasa verbal. Eickeimen dan Piscatori dalam Sobur, 2004:176 Universitas Sumatera Utara menyatakan simbol merupakan tanda yang menunjukkan kepada nalai-nilai dan meskipun tidak selalu simbol itu diungkapkan dengan bahasa. Simbol adalah bentuk yang menandai sesuatu yang lain di luar perwujudan bentuk simbolik itu sendiri.

2.1.3 Pernikahan adat

Salah satu adat yang dimiliki oleh berbagai suku adalah pernikahan yang biasanya dilaksanakan dalam bentuk upacara. Anggota masyarakat merasa hanya dapat melihat adat sebagai sesuatu yang konkret dalam bentuk upacara yang harus diselenggarakan sebagai tradisi yang wajib dipatuhi Ritonga,1997:5. Pernikahan bukanlah masalah seorang saja. Segala sesuatu yang bersangkutan dengannya juga menjadi tanggung jawab bersama. Dalam melaksanakan pernikahan tentu ada berbagai cara atau proses pelaksanaannya. Pernikahan berdasarkan adat berarti berlangsungnya acara pernikahan tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma adat. Upacara pernikahan adat merupakan unsur budaya yang dihayati dari masa ke masa yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang sangat luas dan kuat, mengatur dan mengarahkan tingkah laku setiap individu dalam masyarakat Suwondo, 1978:2. Upacara pernikahan adat memiliki proses. Dalam proses tersebut terdapat hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang yang bersangkutan. Mereka melakukan tindakan dan sikap tertentu sesuai norma-norma yang berlaku. Tindakan dalam bentuk gerak gerik tubuh pasti memiliki makna tertentu, bukan hanya kata-kata yang diucapkan. Universitas Sumatera Utara

2.2 Landasan Teori