Kembar Mayang Patah Bentuk-Bentuk Simbol Pada Upacara Pernikahan Adat Jawa Di Hajoran

Kabupaten Labuhan Batu Selatan terdiri atas tujuh upacara pelaksanaan pernikahan. Hal ini disebabkan sudah mulai berkurangnya pengetahuan akan upacara-upacara pelaksanaan lainnya sehingga upacara-upacara tersebut dihilangkan, adanya upacara yang dinilai tidak sesuai dengan norma-norma setempat, untuk mempersingkat waktu. Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka ada beberapa upacara pelaksanaan pernikahan adat Jawa yang tidak lagi dilakukan di Hajoran Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Walau demikian, dengan dihilangkannya beberapa upacara pelaksanaan pernikahan adat Jawa di tersebut tidak merubah makna dan kesakralan dari pernikahan itu sendiri. Dari hasil pengamatan terhadap upacara pernikahan adat Jawa di Hajoran Kecamatan Sungai Kanan Kabupaten Labuhan Batu Selatan ditemukan ada dua belas macam simbol yang digunakan pada upacara pelaksanaan upacara pernikahan adat Jawa yaitu:

4.1.1 Kembar Mayang

Kembar mayang adalah tanda dasar. Kembar mayang adalah rangkaian yang dibuat dari bermacam-macam daun dan banyak ornamen dari janur daun kelapa muda yang dirangkai pada potongan pohon pisang dengan bermacam-macam bentuk. Adapun bentuk kembar mayang dapat berupa gunung, belalang, cemeti, payung, burung, dan keris. Selain ornamen dari janur, kembar mayang juga dilengkapi dengan daun beringin, daun dadap strep, daun kruto, dan daun dlingo bengle. Pada umumnya kembar mayang untuk pria dan wanita berbeda. Perbedaan tersebut terlihat pada bentuknya. Untuk kembar mayang pria semua bentuk lengkap sedangkan kembar mayang untuk wanita pada kembar mayangnya tidak terdapat bentuk burung. Kembar mayang dibuat bukan hanya untuk hiasan semata tetapi kembar mayang merupakan kewajiban yang harus diberikan pihak pengantin pria kepada pengantin wanita yang disebut dengan tebusan. Kembar Universitas Sumatera Utara mayang dibuat oleh orang yang memang ahli pengerjaan kembar mayang dilakukan diatas jam dua belas malam. Setelah kembar mayang selesai dibuat, pihak pengantin pria menebus atau membeli kembar mayang dari pembuatnya sesuai dengan harga yang diminta si pembuat kembar mayang hal ini sering disebut dengan tebusan. Setelah kembar mayang ditebus, kembar mayang disimpan disuatu tempat dan ditutup dengan kain putih. Menurut kepercayaan masyarakat suku Jawa apabila esok harinya kembar mayang yang telah ditebus tersebut layu dapat dipastikan bahwa pengantin wanita tidak lagi perawan. gunung Gambar No. 1Kembar Mayang Wanita Belalang Keris Cemeti Universitas Sumatera Utara Keris Belalang gunung Gambar No. 2 Kembar Mayang Pria burung cemeti

4.1.2 Patah

Patah adalah dua orang anak wanita kecil yang membawa kipas. Patah bertugas untuk mengipasi kedua pengantin selama pengantin berada atau duduk di pelaminan. Sudah menjadi tradisi bahwa yang mengipasi pengantin adalah anak perempuan yang masih kecil hal ini disebabkan karena anak perempuan yang tidak memiliki tugas. Dalam upacara pelaksanaan pernikahan adat Jawa seluruh anggota keluarga pengantin memiliki tugas masing-masing. Misalnya, untuk urusan masak memasak atau rewang dalam bahasa Jawa adalah tugas sanak saudara beserta tetangga sekitar, muda-mudinya bertugas sebagai penghidang makanan, penerima tamu, orang tua pengantin sendiri akan menemani kedua pengantin selama pengantin di pelaminan. Oleh karena itu, tugas mengipasi pengantin diberikan kepada patah. Patah merupakan simbol yang terdapat pada upacara pelaksanaan pernikahan adat Jawa . Patah pada masyarakat suku Jawa bermakna sebagai dayang-dayang. Universitas Sumatera Utara Gambar No. 3 Patah

4.1.3 Pamaes