dicapainya. Kegiatan belajar yang dilakukan secara tidak rutin dan tidak teratur dapat terbentuk suatu pola kebiasaan belajar yang kurang baik serta
berpengaruh pada hasil akademik yang kurang baik pula. Menurut penelitian Hemma Ratnaningsih 2006 yang berjudul “hubungan antara
kebiasaan belajar dengan prestasi belajar dalam mata pelajaran fisika pada siswa kelas I
I SMA Pangudi Luhur Yogyakarta” dapat disimpulkan terdapat hubungan positif antara kebiasaan belajar siswa dengan prestasi
belajar fisika.
3. Hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar ekonomi
Menurut Patterson dan Loeber Syah 2012:138 mengatakan bahwa lingkungan belajar siswa adalah orang tua dalam keluarga itu sendiri.
Orang tua berperan dalam proses sosialisasi, pengenalan terhadap lingkungan serta kesadaran diri anak pertama kali dibentuk melalui
kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh anak seperti bangun tidur tepat waktu, melakukan pekerjaan rumah dengan teratur, membantu ayah dan
ibu, dan sebagainya. Ketika pendidikan di dalam keluarga telah terpenuhi, maka sebagai
orang tua yang bertanggung jawab memberikan pendidikan formal dengan memasukan anak ke dalam sekolah. Fungsi pendidikan sekolah selain
untuk menjamin kehidupan masa depan anak juga untuk mendukung perkembangan sosial anak. Namun disini timbul masalah baru yaitu siswa
dituntut menguasai semua mata pelajaran di sekolah, dimana prestasi
belajar diutamakan untuk dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Winkel 1987:301
mengemukakan bahwa
prestasi belajar
merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang
setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Siswa memperoleh prestasi belajar dari hasil yang telah dicapai melalui proses belajar. Orang tua pasti
menginginkan tercapainya sebuah prestasi belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator keberhasilan
proses belajar. Namun kenyataannya tidak semua siswa mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa yang mendapatkan prestasi
belajar yang rendah. Tinggi dan rendahnya prestasi belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi banyak faktor salah satunya karena kurangnya perhatian
dari orang tua itu sendiri. Bentuk perhatian orang tua terhadap anak ditunjukan dalam
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan atau bantuan dalam proses belajarnya, yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebaliknya kurangnya
perhatian orang tua terhadap anak cenderung mengalami kesulitan dalam proses belajar dan berakibat negatif pada prestasi belajar anak. Menurut
penelitian Lukas Purwahadi Kurniawan 2010 yang berjud ul “Hubungan
antara tingkat pendidikan orang tua, perhatian orangtua, dan motivasi belajar, dengan prestasi belajar siswa studi kasus siswa kelas VII SMPN 1
Pundong” dapat dinyatakan bahwa tidak terdapat hubungan positif antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa.
4. Hubungan motivasi belajar, kebiasaan belajar, dan perhatian orang