Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Mengevaluasi

34 Tabel 10. Perbedaan skor pretest ke posttest kemampuan mengevaluasi No Kelompok Rerata tes Peningkatan Harga Sig.2-tailed Keterangan Pretest Posttest 1 Kontrol 1,58 1,60 1,27 ,299 Tidak berbeda 2 Eksperimen 1,62 1,64 1,23 ,963 Tidak berbeda Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa siswa pada kelompok kontrol mencapai skor yang lebih tinggi yaitu dengan nilai Mdn = 1,5; Sig. 2-tailed = 0,299; p 0,05; Z = -1,038 dibandingkan kelompok eksperimen yang menggunakan metode inkuiri dengan nilai Mdn = 1,5; Sig. 2-tailed = 0,963; p 0,05; Z = -0,46. Dari tabel di atas, dapat dilihat harga Sig. 2-tailed kelompok kontrol adalah 0,299 atau 0,05, maka H null diterima dan H i ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor pretest ke skor posttest pada kelompok kontrol atau dengan kata lain tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada skor pretest ke skor posttest kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol. Sedangkan harga Sig. 2-tailed untuk kelompok eksperimen adalah 0,963 atau 0,05, maka H null diterima dan H i ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor pretest ke skor posttest pada kelompok eksperimen atau dengan kata lain tidak terjadi peningkatan yang signifikan pada skor pretest ke skor posttest kemampuan mengevaluasi pada kelompok eksperimen.

4.1.1.3. Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Mengevaluasi

Langkah ketiga yang dilakukan adalah membandingkan selisih skor pretest ke posttest baik dari kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi. Perhitungan uji selisih ini dilakukan dengan cara mengurangkan skor posttest dengan skor pretest pada masing-masing kelompok. Sebelum melakukan uji selisih skor, dilakukan uji normalitas terlebih dahulu pada selisih skor kemampuan mengevaluasi. Dari hasil uji normalitas, didapat hasil distribusi tidak normal yaitu dengan ditunjukkan harga Sig. 2-tailed selisih skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,000 atau 0,05 maka data tersebut dikategorikan 35 tidak normal sehingga analisis statistik yang digunakan adalah statistik Mann- Whitney Test . Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut: H null : Tidak ada perbedaan yang signifikan pada selisih skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen H i : Ada perbedaan yang signifikan pada selisih skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H null ditolak dan H i diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan pada skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi. Jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H null diterima dan H i ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi. Hasil uji selisih skor posttest kemampuan mengevaluasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini Hasil perhitungan uji selisih skor pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran 10.d: Tabel 11. Uji selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan mengevaluasi Selisih skor pretest dan posttest Harga Sig. 2-tailed Keterangan Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ,349 Tidak berbeda Dari tabel di atas, dapat dilihat harga Sig. 2-tailed adalah 0,349 atau 0,05, maka H null diterima dan H i ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada selisih skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi. 36 Dari hasil analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penelitian menolak hipotesis penelitian, artinya bahwa penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi. Diagram berikut akan memperlihatkan selisih skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Gambar 4. Diagram selisih pretest dan posttest Kemampuan Mengevaluasi

4.1.1.4. Uji Besar Pengaruh terhadap Kemampuan Mengevaluasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

2 26 214

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 6 192

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 162

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SDN Tamanan 1 Yogyakarta.

0 0 190

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 0 156

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 173

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta

0 3 160

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA SDN Tamanan 1 Yogyakarta

0 0 156

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA SKRIPSI

0 1 154

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA SDN Tamanan 1 Yogyakarta - USD Repository

0 0 188