36 Dari hasil analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil penelitian
menolak hipotesis penelitian, artinya bahwa penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi.
Diagram berikut akan memperlihatkan selisih skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Gambar 4. Diagram selisih pretest dan posttest Kemampuan Mengevaluasi
4.1.1.4. Uji Besar Pengaruh terhadap Kemampuan Mengevaluasi
Setelah melakukan uji pengaruh, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengukur besar pengaruh effect size. Pengujian ini dilakukan pada
kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Uji besar pengaruh ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode yang digunakan
dalam hal ini metode ceramah dan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi
. Dari hasil penghitungan data penelitian menggunakan rumus effect size
diperoleh hasil sebagai berikut Hasil perhitungan uji besar pengaruh dapat dilihat pada lampiran 10.e.
0,0259
0,02
37 Tabel 12. Uji Besar Pengaruh terhadap Kemampuan Mengevaluasi
No Kelompok
Z r
Kualifikasi R
2
Persentase effect size
1 Kontrol
-1,038 -0,14
Efek r kecil 0,0196
1,96 2
Eksperimen -0,46
-0,07 Efek r kecil
0,0049 0,49
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa metode inkuiri memberikan sumbangan sedikit terhadap kemampuan mengevaluasi siswa yaitu ditunjukkan
dengan harga Z = -0,46; Mdn = 1,5; r = -0,07; R
2
= 0,0049. Sesuai dengan kriteria, maka besar pengaruh metode yang digunakan dalam kelompok eksperimen
memiliki efek kecil dengan presentase sebesar 0,49. Sedangkan metode ceramah juga memberikan sumbangan sedikit terhadap kemampuan mengevaluasi
kelompok kontrol ditunjukkan dengan harga Z = -1,038; Mdn = 1,5; r = -0,14; R
2
= 0,0196. Sesuai dengan kriteria, maka besar pengaruh metode yang digunakan
dalam kelompok kontrol memiliki efek kecil dengan persentase efek sebesar 1,96.
4.1.1.5. Uji Retensi Pengaruh
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah uji retensi pengaruh. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah treatment yang diberikan
memberikan efek yang cukup kuat sampai beberapa waktu atau tidak. Pengujian ini dilakukan 2 bulan setelah diberikan treatment. Uji retensi pengaruh dilakukan
untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan atau tidak pada skor posttest
I dan posttest II. Sebelum melakukan uji retensi, dilakukan uji normalitas terlebih dahulu pada skor posttest I dan posttest II kemampuan mengevaluasi.
Dari hasil uji normalitas data dengan menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov
, diperoleh hasil distribusi data tidak normal yaitu Sig. 2- tailed
= 0,000 atau 0,05 untuk kelompok kontrol dan 0,005 atau 0,05 untuk kelompok eksperimen, maka analisis statistik yang digunakan adalah statistik
Two-Related Samples Tests dalam hal ini Wilcoxon. Analisis data dilakukan
dengan tingkat kepercayaan 95. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
38 H
null
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan skor posttest II, dengan kata lain tidak ada penurunan yang
signifikan yang terjadi antara skor posttest I ke skor posttest II. H
i
: Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan skor posttest II
, dengan kata lain ada penurunan yang signifikan yang terjadi antara skor posttest I ke skor posttest II.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka H
null
ditolak dan H
i
diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan pada skor posttest I ke posttest II atau dengan kata
lain terjadi penurunan yang signifikan pada skor posttest I ke posttest II. Jika harga sig. 2-tailed .05 maka H
null
diterima dan H
i
ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor posttest I ke posttest II atau dengan kata lain
tidak terjadi penurunan yang signifikan pada skor posttest I ke posttest II. Hasil uji retensi pengaruh kemampuan mengevaluasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Hasil perhitungan uji retensi pengaruh dapat dilihat pada lampiran 10.f:
Tabel 13. Uji Retensi Pengaruh pada Kemampuan Mengevaluasi
No Kelompok
Rerata tes Peningkatan
penurunan Harga
Sig.2-tailed Keterangan
Posttest 1 Posttest 2
1 Kontrol
1,60 1,48
-7,5 0,204
Tidak berbeda 2
Eksperimen 1,64
1,92 17,07
0,252 Tidak berbeda
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa siswa pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode inkuiri mencapai skor yang lebih tinggi
yaitu dengan nilai Mdn = 1,5; Sig. 2-tailed = 0,252; p 0,05; Z = -1,146 dibandingkan kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah dengan nilai
Mdn = 1,5; Sig. 2-tailed = 0,204; p 0,05; dan Z = -1,271.
Dari tabel di atas, dapat dilihat harga Sig. 2-tailed kelompok kontrol adalah 0,204 atau 0,05, maka H
null
diterima dan H
i
ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor posttest I ke skor posttest II pada kelompok
kontrol atau dengan kata lain tidak terjadi peningkatan ataupun penurunan yang signifikan pada skor posttest I ke skor posttest II kemampuan mengevaluasi pada
kelompok kontrol. Sedangkan harga Sig. 2-tailed untuk kelompok eksperimen
39 adalah 0,252 atau 0,05, maka H
null
diterima dan H
i
ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor posttest I ke skor posttest II pada kelompok
eksperimen atau dengan kata lain metode yang digunakan memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk kemampuan mengevaluasi pada kelompok eksperimen.
Diagram berikut ini akan memperlihatkan skor pretest, posttest I,dan posttest
II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Gambar 5. Skor Pretest, Posttest I,dan Posttest II
4.1.2. Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan