15 Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat cahaya setelah
melewati medium rambatan yang berbeda. Contoh pembiasan misalnya pensil yang dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air, maka pensil tersebut
akan terlihat seperti patah. Hal itu bisa terjadi karena adanya perbedaan kerapatan zat antara udara dan air.
5. Cahaya dapat diuraiakn
Warna cahaya matahari adalah putih. Cahaya terdiri atas beberapa macam warna cahaya yang disebut cahaya polikromatik. Warna warni pada
pelangi terjadi karena cahaya matahari dibiaskan, diuraikan dan dipantulkan oleh tetes-tetes air hujan. Cahaya yang dihasilkan dari peristiwa pembiasan
adalah cahaya tunggal. Cahaya ini tidak dapat diuraikan lagi, disebut cahaya monokromatik
. Contohnya cahaya berwarna merah, jingga, hijau, biru, nila, ungu pada pelangi.
2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya
Berikut adalah beberapa penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
2.2.1 Penelitian tentang Inkuiri
Kitot, Ahmad Seman 2010 meneliti keefektifan pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pelajaran sejarah di
sekolah tingkat dua Matang Jaya, Kuching, Sarawak, Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan dari 0,05 antara kelompok treatment dan
kontrol. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kenaikan yang signifikan pada rata-rata skor kelas treatmen yaitu 2,7515 menjadi 4,2195 setelah implementasi
pembelajaran inkuiri. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa metode inkuiri efektif digunakan dalam pembelajaran.
Simsek Kabapinar 2010 meneliti pengaruh dari Inquiry-Based Learning IBL
lingkungan yang berhubungan dengan pemahaman materi, keterampilan proses ilmiah, dan sikap terhadap ilmu pengetahuan di tingkat 5
kelas IPA di sebuah sekolah swasta di Istanbul. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang positif pada pemahaman konsep dan keterampilan proses ilmiah
siswa, tetapi tidak terjadi perbedaan pada sikap terhadap ilmu pengetahuan. Hal
16 tersebut ditunjukkan dengan adanya kenaikan rata-rata skor konsep siswa dari
9,50 menjadi 18,55. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa metode inkuiri efektif dalam pembelajaran IPA.
Wijayanti 2011 meneliti pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori afektif khusus pada mata pelajaran
IPA. Populasi dan sampel dari peneliti adalah siswa kelas V SDK Sorowajan Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 20102011. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari analisis data membuktikan bahwa besar
Sig. 2-tailed adalah 0,006 sehingga Sig. 2-tailed kurang dari 0,05 sehingga
dapat dikatakan bahwa ada selisih yang signifikan antara skor pretest ke skor posttest
prestasi belajar kelompok eksperimen.
2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Proses Kognitif