untuk memberi keterangan, mengundang, memerintah, memesan, mengingatkan, mengancam, dan lain sebagainya. Contoh fungsi
direktif adalah: Masuk, duduklah Contoh tersebut menggunakan fungsi direktif pada kata kerja yang memiliki makna perintah.
d Fungsi phatik digunakan untuk menjaga agar garis komunikasi tetap
terbuka, dan untuk terus menjaga hubungan sosial secara baik. e
Fungsi estetik, yang paling penting adalah bahwa seseorang mengatakan sesuatu, bukan apa yang dikatakan.
Semua tindak komunikasi tentunya harus memperhatikan tingkat kesantunannya, agar komunikasi itu sendiri dapat berjalan dengan baik.
2.2.10 Kesantunan Berkomunikasi
Bahasa yang santun ialah bahasa yang dapat mencerminkan perilaku penutur sebagai manusia yang mempunyai harkat dan martabat.Bahasa merupakan cermin
kepribadian seseorang juga cermin kepribadian bangsa.Melalui bahasa, seseorang atau suatu bangsa dapat diketahui kepribadiannya.Leech 1983 melihat
kesantunan bahasa dari parameter keuntunganbenefit dan kerugian loss. Semakin memaksimalkan keuntungan pada pihak penutur dan semakin
memaksimalkan kerugian pada pihak mitra tutur akan semakin tidak santunlah tuturan itu. Begitu juga sebaliknya, apabila semakin meminimalkan kesantunan
kerugian pada pihak mitra tutur, dan semakin mengoptimalkan kerugian pada pihak penutur maka akan menjadi semakin santunlah tuturan tersebut
Ungkapan seseorang yang perlu dikembangkan adalah ungkapan kepribadian yang baik, benar, dan santun sehingga mencerminkan budi pekerti
luhur seseorang.Budi pekerti merupakan tolok ukur kepribadian baik seseorang.Pemakaian bahasa secara santun belum banyak mendapat perhatian,
sehingga banyak ditemukan pemakaian bahasa yang digunakan oleh penutur terkadang menyakiti hati mitra tutur.Hal ini terjadi karena pemakai bahasa
penutur belum mengetahui bahwa di dalam suatu struktur bahasa terdapat struktur kesantunan.Pranowo 2012:4 mengungkapkan bahwa struktur bahasa
yang santun adalah struktur bahasa yang disusun oleh penuturpenulisagar tidak menyinggung perasaan pendengar atau pembaca.
Ketika berkomunikasi, penggunaan bahasa yang baik dan benar saja tidak cukup. Namun, kaidah lain yang perlu dan penting untuk diperhatikan ialah
kesantunan. Kaidah kesantunan dipakai dalam setiap tindak bahasa.Seseorang yang sedang bercanda pun hendaknya menggunakan bahasa yang santun. Agar
pemakaian bahasa terasa semakin santun, penutur dapat berbahasa menggunakan bentuk-bentuk tertentu Pranowo, 2012:6, seperti 1 menggunakan tuturan tidak
langsung, 2 pemakaian bahasa dengan bahasa kias, 3 ungkapan memakai gaya bahasa penghalus, 4 tuturan yang dikatakan berbeda dengan yang dimaksudkan,
dan 5 tuturan dikatakan secara implisit. Berbahasa yang baik, benar, dan santun dapat menjadi kebiasaan dan dapat
membentuk perilaku seseorang menjadi lebih baik.Terlepas dari tuturan santun atau tidak santun, keduanya merupakan tindak komunikasi. Komunikasi akan
berhasil apabila didukung oleh beberapa faktor, seperti: 1 ada kesepahaman topik yang dibicarakan antara penutur dengan mitra tutur, 2 ada kesepakatan
bahasa yang digunakan oleh penutur kepada mitra tutur, 3 mitra tutur tertarik
dengan pesan yang disampaikan oleh penutur, 4 penutur dan mitra tutur sama- sama dalam konteks dan situasi yang sama, 5 praanggapan penutur terhadap
mitra tutur benar, dan 6 penutur mahir memanfaatkan daya bahasa yang menjadikan komunikasi lebih efektif.
Kesantunan dalam berbahasa sangat diperlukan ketika seseorang hendak berkomnuikasi. Leech 1983 dalam Pranowo, 2012:103 mengemukakan ada
tujuh indikator kesantunan yang dikenal dengan sebutan maksim, meliputi 1 maksim kebijaksanaan memberi keuntungan bagi mitra tutur, 2 maksim
kedermawanan memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri, dan lebih meminimalkan kerugian orang lain, 3 maksim pujian memaksimalkan pujian
bagi orang lain, 4 maksim kerendahan hati meminimalkan pujian terhadap diri sendiri, 5 maksim kesetujuan memaksimalkan kesetujuan terhadap orang lain,
6 maksim simpati memaksimalkan ungkapan simpati kepada mitra tutur, 7 maksim pertimbangan meminimalkan rasa tidak senang pada mitra tutur dan
memaksimalkan rasa senang pada mitra tutur. Pranowo 2005 juga mengemukakan bahwa komunikasi dapat terasa santun
apabila ditandai hal-hal berikut, 1 Perhatikan suasana perasaan hati mitra tutur sehingga tuturan dapat membuat hati mitra tutur berkenan angon rasa, 2
Pertemukan perasaan penutur dengn mitra tutur sehingga isis komunikasi sama- sama dikehendaki adu rasa, 3 Jagalah agar tuturan dapat diterima oleh mitra
tutur karena mitra tutur sedang berkenan di hati empan papan, 4 Jagalah agar tuturan memperlihatkan rasa ketidakmampuan penutur di hadapan mitra tutur
sifat rendah hati, 5 Jagalah agar tuturan selalu memperlihatkan bahwa mitra
tutur diposisikan pada tempat yang lebih tinggi sikap hormat, 6 Jagalah agar tuturan selalu memperlihatkan bahwa apa yang dikatakan kepada mitra tutur juga
dirasakan oleh penutur sikap tepa. Selain indikator tersebut, penanda kesantunan juga dapat dilihat melalui pemakaian pilihan kata diksi, seperti “maaf”,
“tolong”, “bapak”, “ibu”.
2.2.11 Berita Politik