28. Rasa kecil:
Sempit dan kecil.
2.2.7 Konteks
Pragmatik adalah salah satu cabang linguistik yang menonjolkan konteks dalam analisisnya.Dalam bukunya, Levison 1997 membuat beberapa definisi
tentang pragmatik yang berhubungan dengan konteks.
a. Pragmatik adalah kajian ihwal hubungan antara bahasa dan konteks yang digramatikalisasikan atau dikodekan di dalam unsur bahasa.
b. Pragmatik adalah kajian ihwal hubungan antara bahasa dan konteks yang merupakan dasar bagii penjelasan tentang pemahaman bahasa.
Berdasarkan definisi pragmatik di atas, dapat disimpulkan bahwa konteks diperlukan oleh pragmatik. Tanpa konteks, analisis pragmatik tidak akan berjalan,
karena daya pragmatik itu bergantung pada konteks yang berlangsung pada waktu tuturan diujarkan dalam sebuah peristiwa tutur.
Konteks ialah situasi atau latar terjadinya suatu komunikasi Mulyana:2005. Konteks dapat dianggap sebagai sebab dan alasan terjadinya suatu pembicaraan
atau dialog.Segala sesuatu yang berhubungan dengan tuturan, sangat bergantung pada konteks yang melatarbelakangi peristiwa.
2.2.8 Gaya Bahasa
Gaya atau khususnya bahasa dikenal dalam retorika dengan style.Style merupakan suatu kemampuan untuk menulis atau mempergunakan kata-kata
secara indah. Hal ini sependapat dengan Tarigan 1985:5 bahwa gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan
memperkenalkan serta memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Gaya bahasa atau style disini menjadi
masalah atau bagian dari diksi atau pilihan kata yang mempersoalkan cocok tidaknya pemakaian kata, frasa atau klausa. Oleh sebab itu, prsoalan gaya bahasa
meliputi semua hierarki kebahasaan seperti, pilihan kata, farasa, klausa, dan
kalimat, bahkan mencakup pula sebuah wacana secara keseluruhan.
Bila kita melihat gaya secara umum, tentu kita dapat mengatakan bahwa gaya adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah melalui bahasa, tingkah laku,
atau pun cara berpakaian. Untuk itu gaya bahasa dapat dikatakan sebagai cara menggunakan bahasa Keraf, 1984: 113. Cara menggunakan bahasa yang baik
juga harus mengandung tiga unsur seperti: kejujuran, sopan-santun, dan menarik. Dengan gaya bahasa, memungkinkan kita dapat menilai bagaimana kepribadian
seseorang. Watak, dan kemampuan seseorang dalam mempergunakan bahasa itu sendiri. Semakin baik gaya bahasa yang digunakan, semakin baik pula penilaian
orang lain terhadapnya. Sebaliknya, semakin buruk gaya bahasa seseorang, maka semakin buruk pula penilaian yang diberikan padanya. Jadi dapat dikatakan
bahwa gaya bahasa itu merupakan cara mengungkapkan pikirian melalui bahasa
secara khas sesuai dengan jiwa dan kepribadian penulis pemakai bahasa.
Berdasarkan pilihan katanya, gaya bahasa mempersoalkan kata mana yang paling tepat dan sesuai untuk posisi-posisi tertentu dalam kalimat, serta tepat
tidaknya penggunaan kata-kata yang dilihat dari lapisan pemakaian bahasa dalam
masyarakat. Dengan kata lain, gaya bahasa ini mempersoalkan ketepatan dan kesesuaian dalam menghadapi situasi-situasi tertentu.
2.2.9 Fungsi Komunikatif Bahasa