Pengertian Pengawasan Tujuan dan Fungsi Pengawasan

2.2.5. Pengawasan Kebijakan

2.2.5.1. Pengertian Pengawasan

Menurut Sujamto 1995 : 18 Mengemukakan bahwa pengertian pengawasan adalah segala usaha-usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai sasaran yang diperiksa. Pendapat lain, yaitu Siagian 1994 : 135 menyatakan pengawasan sebagai proses pengamatan dari pelaksanan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaa yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Sejalan dengan pendapat di atas Handoko 1992 : 359 juga berpendapat bahwa pengawasan juga diartikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan- tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai. Sarwoto 1994 : 145 berpendapat, bahwa pengawasan adalah tugas untuk mencocokkan sampai dimana program atau rencana yang telah digariskan itu dilaksanakan. Pendapat terakhir adalah dari Tjitrosidojo 1996 : 8, yang mengartikan pengawasan sebagai suatu bentuk pengamatan yang pada umumnya dilakukan secara menyeluruh dengan jalan mengadakan pemeriksaan yang ketat secara teratur. Berdasarkan berbagai pengertian pengawasan diatas dapat disimpulkan, bahwa pengawasan adalah sebagai suatu tindakan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya, serta mengarahkan agar pelaksanaan tugas dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

2.2.5.2. Tujuan dan Fungsi Pengawasan

Menurut Wursanto 1993 : 158, Pengawasan pada umumnya bertujuan, untuk : 1. Menemukan dan menghilangkan sebab-sebab yang menimbulkan kemacetan. 2. Mengadakan pencegahan dan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang timbul. 3. Mencegah penyimpangan-penyimpangan. 4. Mendidik pegawai agar mempertebal rasa tanggung jawab. 5. Memperbaiki efisiensi dan efektifitas. Sedangkan Manullang 1992:173 Mengatakan tujuan pengawasan untuk mengetahui apakah segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, sudah berjalan sesuai instruksi serta prinsip- prinsip yang telah ditetapkan , apakah ada kelemahan, kesulitan dan kegagalannya sehingga dapat diadakan perubahan untuk memperbaiki serta mencegah pengulangan kegiatan yang salah, apakah segala sesuatu berjalan efisien dan apakah mungkin mengadakan perbaikan. Di dalam Instruksi Presiden nomot 15 tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan, yang dikutip oleh Sujamto 1995:337, disebutkan bahwa tujuan pengawasan adalah agar sejauh mungkin mencegah terjadinya pemborosan, kebocoran, dan penyimpangan dalam penggunaan wewenang, tenaga, uang, dan perlengkapan milik negara, sehingga dapat terbina aparatur yang tertib, bersih, berwibawa, berhasil guna dan berdaya guna. Tujuan utama dari pengawasan Saleh, 1991:3 adalah untuk memperlancar pola pembangunan serta mengamankan hasil-hasil pembangunan, pengawasan pembangunan berupaya agar tidak terjadi penyelewengan dalam melaksanakan suatu rencana dan segera mengambil jalan keluar dari kemelut yang mungkin muncul serta akhirnya mengamankan hasil-hasil yang telah dicapai. Berdasarkan dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan dari semua kegiatan pengawasan yang dilakukan adalah guna menjamin dan merealisasikan apa yang direncanakan menjadi sebuah kenyataan. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa kedudukan peran pengawasan dalam manajemen adalah sebagai alat untuk mengontrol setiap kegiatan yang dilakukan oleh organisasi dalam setiap kegiatan manajemennya, mulai dari merencanakan mengorganisasikan sampai dengan mengkoordinasikannya dalam rangka mencari tujuan sesuai dengan rencana. Pengawasan ditujukan terutama untuk mencegah jangan sampai terjadi kesalahan-kesalahan yang merugikan dan kalau terjadi penyimpangan dan kekeliruan dapat segera ditanggulangi dengan memberikan koreksi dan pembinaan agar pelaksanaan tugas dapat terselenggara secara efektif. Untuk mewujudkan tujuan pengawasan dalam melaksanakan tugas, pimpinan unit kerja melakukan tidakan atau kegiatan untuk mengatasi bawahannya sesuai dengan fungsinya. Menurut pendapat Abdurachman 1989:99 fungsi pengawasan pada umumnya adalah, untuk : 1. Mencegah penyimpangan-penyimpangan. 2. Memperbaiki kesalahan-kesalahan. 3. Mendinamisir organisasi serta segenap kegiatan manajemen yang lainnya. 4. Mempertebal rasa tanggung jawab. 5. Mendidik tenaga kerja. Sedangkan menurut pendapat Nawawi 1994:4 fungsi pengawasan dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu : 1. Fungsi pengawasan yang dilaksanakan oleh aparatu pemerintah di bidang pengawasan dalam membantu Presiden sebagai Administrator Pemerintahan yang tertinggi dalam mengendalikan Sistem Administrasi Negara. Dengan kata lain, fungsi-fungsi pengawasan dilaksanakan oleh badan unit kerja organisasi yang volume dan beban kerja atau tugas pokoknya dibidang pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh badan ini terhadap aparatur pemerintah dalam melaksanakan tugas umum Pemerintah dan pembangunan, disebut juga sebagai pengawasan dari luar. 2. Fungsi pengawasan yang dilakukan oleh setiap atasan langsung terhadap bawahannya dalam mewujudkan manajemen yang sehat dilingkungan organisasi unit kerja masing-masing. Pengawasan ini disebut juga pengawasan atasan langsung sebagai wujud pelaksanaan fungsi pengawsan melekat. Untuk melaksanakan tugas pengawasan ini, setiap atasan langsung dapat melakukannya sendiri dan dapat pula menunjuk sejumlah pembantu, misalnya berupa tim tetap atau berkala.

2.2.5.3. Macam Pengawasan