Proses Pengawasan Pengawasan Kebijakan

Merupakan pengawasan yang dilakukan oleh perwakilan rakyat terhadap kebijaksanaan dan pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintah dan pembangunan. Menurut pendapat Handoko 1992 : 362, ada tiga tipe dasar pengawasan yaitu : 1. Pengawasan Pendahuluan Merupakan pengawasan yang dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standart atau tujuan yang memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan diselesaikan. 2. Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan Merupakan pengawasan dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus lebih disetujui terlebih dahulu atau syarat tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan bisa dilanjutkan. 3. Pengawasan Umpan balik Merupakan pengawasan untuk mengatur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah direncanakan.

2.2.5.4. Proses Pengawasan

Proses pengawasan merupakan suatu tindakan tertentu dan bersifat. Fundamental hal ini sesuai dengan pendapat Sarwoto 1994:100, bahwa ”Proses pengawasan terdiri dari beberapa tindakan atau langkah pokok tertentu yang bersifat fundamental bagi semua pengawasan, langkah- langkah tersebut adalah : a. Penentuan ukuran, pedoman baku atau standart b. Perbandingan antara tugas atau pekerjaan dengan ukuran pedoman yang telah ditentukan untuk mengetahui penyimpangan - penyimpangan yang terjadi. c. Perbaikan atau pembetulan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sehingga pekerjaan tugas tadi sesuai dengan apa yang telah direncanakan. d. Penilaian atau pengukuran terhadap pekerjaan yang sudah dikerjakan. Secara ringkas, Manullang 1992:183 mengatakan bahwa proses pengawasan tersiri dari fase-fase atau tahap-tahap sebagai berikut: a. Penetapan alat pengukur atau standart. b. Mengadakan penilaian atau evaluasi. c. Mengadakan tindakan atau perbaikan. Pada fase pertama, kata menetapkan bukan diidentikkan dengan menyusun atau menciptakan, namun pengawas tinggal mengambil atau menemukan diantara materi yang sudah ada, karena standart tersebut memang tidak dibuat oleh pengawas. Yang dimaksud menetapkan standart adalah tindakan pengawasan dalam menentukan suatu alat pengukur yang dipergunakan sebagi ukuran atau patokan bagi pengawas untuk menilai efektivitas dari suatu pelaksanaan tugas atau untuk mengetahui apakah objek yang diawasi dapat berjalan sesuai dengan semestinya atau tidak. Kemudian dalam menetapkan alat pengukur atau standart ini, dapat terwujud dalam tiga aspek, yaitu rencana yang telah ditetapkan, ketentuan serta kebijaksanaan yang berlaku, berikutnya juga penting untuk diperhatikan adalah adanya prinsip daya guna dan hasil guna. Pada fase kedua, setiap organisasi ingin mencapai tujuan sesuai dengan rencananya. Dalam proses mencapai tujuan tersebut, seringkali dijumpai hambatan-hambatan, maka dari itu perlu diadakan penilaian evaluasi. Pada fase ketiga, tindakan koreksi diperlukan apabila terjadi adanya penyimpangan atau kesalahan, maka tindakan koreksi dilakukan untuk menyelaraskan penyimpangan atau kesalahan tersebut agar sesuai dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan. Upaya tindakan koreksi perlu memperhatikan adanya keseimbangan, kejelasan serta bersifat edukatif dan konstruktif. Hal ini untuk menghindari ketidak obyektifan. Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, maka proses pengawasan dapat dikatakan sebagai langkah-langkah, fase-fase, urutan- urutan kegiatan dalam, melakukan pengawasan, yaitu pelaksanaan secara bertahap, tertib dan berkesinambungan.

2.2.6. Reward Penghargaan