Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab II berisi kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis. Tinjauan pustaka membahas teori-teori yang relevan dan beberapa hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya dirumuskan kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian.

A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

1. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Slavin 2008:4 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Menurut Rusman 2011:202 pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Sedangkan pendapat lain menurut Suyatno 2009:51, model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inquiri. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Dalam proses pembelajaran, dapat juga digunakan berbagai strategi belajar mengajar yang dapat membantu siswa untuk menyadari bahwa pengetahuan yang siswa miliki dapat digunakan pada situasi baru untuk memperoleh pengetahuan baru. Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang berfokus pada kerjasama antar siswa di dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama, menguasai bahan pelajaran atau masalah yang diberikan guru agar dapat menyelesaikannya. b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran lainnya. Perbedaan tersebut dilihat dari prosesnya, dimana pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan utama yang ingin dicapai yaitu tidak hanya kemampuan akademik tetapi juga adanya unsur-unsur kerja sama dalam penguasaan materi satu kelompok. Menurut Rusman 2010: 207, terdapat karakteristik pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1 Pembelajaran Secara Tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus membuat siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2 Didasarkan pada Manajemen Kooperatif Manajemen kooperatif memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai perencanaan, sebagai organisasi, dan sebagai kontrol. Dengan demikian pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses belajar berjalan secara efektif. 3 Kemauan untuk Bekerja Sama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh karena itu prinsip kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal. 4 Ketrampilan Bekerja Sama Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dari beberapa karakteristik pembelajaran kooperatif yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa secara berkelompok dimana siswa di dalam kelompok tersebut melakukan kerja sama dan saling keterlibatan antar anggota kelompok dengan tujuan mencapai hasil belajar yang optimal. c. Prosedur Pembelajaran Kooperatif Wina Sanjaya 2006:246-247, mengemukakan bahwa prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu : 1 Penjelasan Materi; 2 Belajar dalam Kelompok; 3 Penilaian; dan 4 Pengakuan Tim. 1 Penjelasan Materi Pada tahap ini diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Guru memberikan gambaran umum tentang materi yang harus dikuasai dan selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran secara berkelompok. 2 Belajar dalam Kelompok Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa belajar dalam kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik latar belakang agama, sosial ekonomi, perbedaan gender, etnik dan perbedaan kemampuan akademik. 3 Penilaian Penilaian dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Tes individu digunakan untuk memberikan informasi kemampuan setiap siswa dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan tiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai kelompok setiap siswa sama, karena nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerjasama setiap anggota kelompok. 4 Pengakuan Tim Pengakuan tim dalam penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Hal ini dimaksudkan agar dapat memotivasi kelompok agar terus berprestasi dan agar membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih meningkatkan prestasi mereka. d. Unsur-unsur pembelajaran Kooperatif Menurut Suprijono 2011:58, ada lima unsur metode pembelajaran kooperatif menurut Roger dan David, yaitu: 1 Saling Ketergantungan Positif Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggung jawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan. Saling ketergantungan dapat dicapai melalui saling ketergantungan mencapai tujuan, saling ketergantungan menyelesaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, dan saling ketergantungan peran. 2 Tanggung Jawab Perseorangan Pertanggungjawaban ini muncul ketika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama 3 Interaksi Promotif Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri-ciri interaksi promotif adalah saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien, saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi, saling percaya, serta saling memotivasi. Tujuannya adalah untuk memperoleh keberhasilan bersama. 4 Komunikasi antar Anggota Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan, peserta didik harus saling mengenal dan saling percaya, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling menerima dan saling mendukung, serta mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif. 5 Pemprosesan Kelompok Pemprosesan mengandung arti menilai. Tujuannya adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok. Ada dua tingkat pemprosesan yaitu dengan kelompok kecil dan kelas secara keseluruhan. Berdasarkan beberapa uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang diarahkan oleh guru sebagai fasilitator dan berfokus pada penggunaan kelompok- kelompok kecil untuk bekerja sama dalam kelompok dalam mencapai tujuan belajar.

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw