Pengaruh penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II terhadap minat dan prestasi belajar PKn siswa kelas IV SDN Sengi 2.

(1)

ABSTRAK

Asngari, Munir Rozi. (2013). Pengaruh Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II Terhadap Minat dan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN Sengi 2. Skripsi: Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma

Kata kunci: Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II, minat belajar, prestasi belajar, mata pelajaran PKn.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II terhadap minat belajar dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Sengi 2 pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 mata pelajaran PKn materi kebudayaan Indonesia.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Sengi 2 yang terdiri dari kelas IVA sebanyak 25 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB sebanyak 26 siswa sebagai kelompok kontrol. Instrument penelitian berupa soal pilihan ganda untuk variabel prestasi belajar dan angket minat untuk variabel minat belajar. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan angket awal, angket akhir, pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis data yang dilakukan menggunakan program SPSS 17 dengan tiga langkah yaitu dengan uji homogenitas (perbedaan data awal), uji normalitas, dan uji perlakukan (uji beda data akhir) antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1). ada pengaruh yang signifikan antara penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II terhadap prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,017 (atau < 0,05). 2). ada pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II terhadap minat belajar siswa walaupun tidak secara signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,267 (atau > 0,05) pada selisih skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.


(2)

ABSTRACT

Asngari, Munir Rozi. (2013). The Application Effect of Cooperative Learning Method Jigsaw II for Students Learning Interest and Achievement Civics Education On 4th Grade At Sengi 2 Elementary School. A thesis : Yogyakarta : Elementary School Teaching Education Program, Sanata Dharma University of Yogyakarta

Keywords: jigsaw II cooperative teaching method, interest of study, achievement of study, PKn (educatioan of civics) subject

The goal of this research is to know the influence of jigsaw II cooperative teaching method usage toward: Learning interest and Students learning achievement in the 4th grade of Sengi Elementary School on the even semester of 2012/2013 training years for Civics subject learning “identifying the kind of Indonesian culture which is ever been shown in the internasional culture mission”

The sort of the research that is used is quasi-experimental design type non-equivalent control group design. The subject of this research is the students of 4th grade of Sengi Elementary School that consists of 25 students of 4th A as the experimental group and 26 students of 4th B as the group of control. The instruments of the reseach organized as multiple-choice test for the learning achievement variable and interest questionnaire for the learning interest variable. The technique of data collection in this research is by using the beginning questionnaire, end questionnaire, pre-test, and post-test in both of the controlled and experimentalgroup. The writer analyses the data by using the SPSS 17 program which consists of three steps, they are: homogeneity test (baseline differences), normality test, and treatment test (final data different test) between experimental group and controlled group.

The result of the research shows that: 1). There is a significant influence between the implementation of jigsaw II cooperative learning method toward the students learning achievement that shown by significant score as 0,017 (<0,05). 2). There is an influence of jigsaw II cooperative learning method implementation although it is not too significant that is shown by the score 0,267 (>0,05) in the score of controlled group and experimental group.


(3)

PENGARUH PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAWII TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKN

SISWA KELAS IV SDN SENGI 2

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh: Munir Rozi Asngari

091134042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(4)

i

PENGARUH PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAWII TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR PKN

SISWA KELAS IV SDN SENGI 2

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh: Munir Rozi Asngari

091134042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(5)

ii


(6)

(7)

iv MOTTO

“IMAJINASI ADALAH SEGALANYA, KILASAN DARI MASA DEPAN”

-Albert Einstain-

„Bergembiralah!!!Janganlah pikirkan kegagalan hari ini, pikirkanlah

kesuksesan yang akan datang esok. Sukses akan diraih jika engkau

gigih dan akan engkau temukan kegembiraan dalam menaklukkan

berbagai rintangan...”


(8)

(9)

(10)

vii ABSTRAK

Asngari, Munir Rozi. (2013). Pengaruh Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II Terhadap Minat Dan Prestasi Belajar Pkn Siswa Kelas IV Sdn Sengi 2. Skripsi: Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma

Kata kunci: Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II, minat belajar, prestasi belajar, mata pelajaran PKn.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II terhadap minat belajar dan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Sengi 2 pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 mata pelajaran PKn materi kebudayaan Indonesia.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Sengi 2 yang terdiri dari kelas IVA sebanyak 25 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas IVB sebanyak 26 siswa sebagai kelompok kontrol. Instrument penelitian berupa soal pilihan ganda untuk variabel prestasi belajar dan angket minat untuk variabel minat belajar. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan angket awal, angket akhir, pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis data yang dilakukan menggunakan program SPSS 17 dengan tiga langkah yaitu dengan uji homogenitas (perbedaan data awal), uji normalitas, dan uji perlakukan (uji beda data akhir) antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1). ada pengaruh yang signifikan antara penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II terhadap prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,017 (atau < 0,05). 2). ada pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II terhadap minat belajar siswa walaupun tidak secara signifikan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,267 (atau > 0,05) pada selisih skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.


(11)

viii ABSTRACT

Asngari, Munir Rozi. (2013). The Application Effect of Cooperative Learning Method Jigsaw II for Students Learning Interest and Achievement Civics Education On 4th Grade At Sengi 2 Elementary School. A thesis : Yogyakarta : Elementary School Teaching Education Program, Sanata Dharma University of Yogyakarta

Keywords: jigsaw II cooperative teaching method, interest of study, achievement of study, PKn (educatioan of civics) subject

The goal of this research is to know the influence of jigsaw II cooperative teaching method usage toward: Learning interest and Students learning achievement in the 4th grade of Sengi Elementary School on the even semester of 2012/2013 training years for Civics subject learning “identifying the kind of Indonesian culture which is ever been shown in the internasional culture mission”

The sort of the research that is used is quasi-experimental design type non-equivalent control group design. The subject of this research is the students of 4th grade of Sengi Elementary School that consists of 25 students of 4th A as the experimental group and 26 students of 4th B as the group of control. The instruments of the reseach organized as multiple-choice test for the learning achievement variable and interest questionnaire for the learning interest variable. The technique of data collection in this research is by using the beginning questionnaire, end questionnaire, pre-test, and post-test in both of the controlled and experimentalgroup. The writer analyses the data by using the SPSS 17 program which consists of three steps, they are: homogeneity test (baseline differences), normality test, and treatment test (final data different test) between experimental group and controlled group.

The result of the research shows that: 1). There is a significant influence between the implementation of jigsaw II cooperative learning method toward the students learning achievement that shown by significant score as 0,017 (<0,05). 2). There is an influence of jigsaw II cooperative learning method implementation although it is not too significant that is shown by the score 0,267 (>0,05) in the score of controlled group and experimental group.


(12)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmad serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian eksperimen ini dengan judul “PENGARUH PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE

JIGSAW II TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR BELAJAR PKN SISWA KELAS IV SDN SENGI 2”. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A, Ed.D., Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. Y.B. Adimassana, M.A, dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan, dorongan semangat serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan ide, saran, kritik, serta bimbinganya yang sangat berguna selama penelitian ini.

6. Slamet S.Pd, kepala sekolah Sekolah Dasar Negeri Sengi 2 Kabupaten Magelang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini di kelas IV SD Negeri Sengi 2 Kabupaten Magelang.

7. M Mushon ‘ali, S.Pd, wali kelas IV A yang telah memberikan bantuan waktu, masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis.


(13)

x

8. Surya Bawa S.Pd, wali kelas IV B yang telah memberikan masukan serta bantuan waktu untuk penulis.

9. Siswa kelas IV SD Negeri Sengi 2 Kabupaten Magelang yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.

10. Bapak, Ibu, dan adik tercinta yang selama ini telah memberi support serta doanya yang tidak pernah berhenti selama melakukan penelitian ini.

11. Teman-teman penulis, terutama teman-teman kelompok penelitian kolaboratif yang telah memberikan masukan ide, semangat, dan dorongan untuk menyelesaikan penelitian ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja yang membaca. Terima Kasih.

Yogyakarta, 26 Agustus 2013 Penulis,


(14)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i i HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Istilah ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 6

1. Pembelajaran Kooperatif ... 6

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ... 12

B. Minat ... 19


(15)

xii

2. Ciri-ciri Minat Anak ... 20

3. Cara Mengukur Minat ... 21

C. Prestasi Belajar ... 23

1. Pengertian Prestasi ... 23

2. Pengertian Belajar ... 23

3. Pengertian Prestasi Belajar... 24

4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 26

D. PKn Kelas IV SD ... 27

1. Pengertian PKn ... 27

2. Tujuan PKn ... 27

3. Materi Ajar PKn Kelas IV ... 29

E. Penelitian Yang relevan ... 29

F. Kerangka Berfikir... 34

G. Hipotesis Tindakan ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis Penelitian ... 36

B. Setting Penelitian ... 37

C. Populasi dan Sampel ... 38

1. Populasi ... 38

2. Sampel ... 38

D. Variabel Penelitian ... 39

E. Jadwal Pengmbilan Data ... 40

F. Instrumen Penelitian ... 40

1. Instrumen Tes ... 41

2. Instrumen Non Tes ... 41

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 42

1. Validitas Instrumen ... 42

2. Reliabilitas Instrumen ... 43

H. Teknik Pengumpulan Data ... 44


(16)

xiii

2. Variabel Prestasi Belajar ... 45

I. Teknik Analisis Data ... 46

1. Uji Normalitas Data ... 46

2. Uji Statistik ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian ... 50

1. Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Terhadap Minat belajar ... 50

2. Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Terhadap Prestasi Belajar ... 57

3. Rangkuman Hasil Penelitian ... 64

B. Pembahasan ... 65

C. Keterbatasan Penelitian ... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 1 Pengaruh Perlakuan ... 37

Tabel 2 Waktu Pengambilan Data ... 37

Tabel 3 Jadwal Pengambilan Data ... 40

Tabel 4 Kisi-kisi Instrumen Tes ... 41

Tabel 5 Kisi-kisi Instrumen Angket ... 42

Tabel 6 Reliabilitas ... 44

Tabel 7 Uji reliabilitas Soal Pilihan Ganda ... 44

Tabel 8 Pengumpulan Data Variabel Minat ... 45

Tabel 9 Pengumpulan Data Variabel Prestasi Belajar ... 45

Tabel 10 Deskripsi Data Minat Belajar... 51

Tabel 11 Hasil Uji Normalitas Variabel Minat Belajar ... 51

Tabel 12 Perbandingan Skor Angket Awal Variabel Minat Belajar ... 53

Tabel 13 Hasil Uji Normalitas Variabel Minat Belajar ... 54

Tabel 14 Uji Homogenitas Angket Akhir Kelompok Kontrol dan Eksperimen Variabel Minat Belajar ... 54

Tabel 15 Perbandingan Skor Angket Akhir Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Variabel Minat Belajar ... 55

Tabel 16 Diskripsi Data Prestasi Belajar ... 57

Tabel 17 Hasil Uji Normalitas Variabel Prestasi Belajar ... 58

Tabel 18 Perbandingan Skor Pretes Variabel Prestasi Belajar ... 60

Tabel 19 Hasil Uji Normalitas Variabel Prestasi Belajar ... 61

Tabel 20 Uji Homogenitas Posttest ... 61

Tabel 21 Perbandingan Skor Posttest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Variabel Prestasi Belajar ... 62

Tabel 22 Rangkuman Perbandingan Skor Pretest ... 64

Tabel 23 Rangkuman Pretes ke Posttest dan Angket Awal Ke Angket Akhir ... 64


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN Gambar 1 Literature Map ... 33 Gambar 2 Pemetaan Variabel Penelitian ... 39 Gambar 3 perbandingan Skor Angket Awal dan Angket Akhir pada

Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 56 Gambar 4 Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Pada Kelompok


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN

Lampiran 1 Permohonan Izin Penelitian ... 71

Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 72

Lampiran 3 Silabus Kelompok Eksperimen ... 73

Lampiran 4 Silabus Kelompok Kontrol ... 75

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ... 77

Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol ... 81

Lampiran 7 Materi Ajar ... 84

Lampiran 8 Hasil Validasi Instrumen ... 88

Lampiran 9 Kisi-kisi Kuisioner Minat Siswa ... 89

Lampiran 10 Kisi-kisi Soal Objektif ... 91

Lampiran 11 Lembar Pengamatan Pelaksanaan Proses Jigsaw II ... 94

Lampiran 12 Hasil Rekap Nilai Kelompok Eksperimen ... 95

Lampiran 13 Hasil Rekap Nilai Kuisioner Minat Kelompok Eksperimen ... 96

Lampiran 14 Hasil Rekap Nilai Kelompok Kontrol ... 97

Lampiran 15 Hasil Rekap Nilai Kuisioner Minat Kelompok Kontrol... 98

Lampiran 16 Data Uji Normalitas Prestasi Belajar ... 99

Lampiran 17 Data Uji Normalitas Minat Belajar ... 103

Lampiran 18 Validasi Instrumen Kelas Eksperimen ... 107

Lampiran 19 Validasi Instrumen Kelas Kontrol... 111

Lampiran 20 Hasil LKS Kelas Eksperimen ... 115

Lampiran 21 Hasil Posttest Kelompok Eksperimen ... 119

Lampiran 22 Skala Minat Kelompok Eksperimen ... 122

Lampiran 23 Hasil LKS Kelas Kontrol... 124

Lampiran 24 Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 126

Lampiran 25 Hasil Angket Minat Kelas Kontrol ... 129


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berperan penting bagi proses kehidupan manusia. Adanya pendidikan akan membuat suatu bangsa menjadi maju dan besar. Hal itu didukung dengan adanya pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan. Salah satu hal yang paling berpengaruh terhadap majunya suatu pendidikan adalah proses pembelajaran. Proses pembelajaran inilah yang menentukan tujuan belajar akan tercapai atau tidak tercapai. Ketercapaian dalam proses belajar mengajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut baik yang menyangkut perubahan bersifat kognitif, afektif maupun yang bersifat psikomotor.

Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses kegiatan belajar di sekolah memegang peranan yang sangat besar. Seorang guru bukan hanya sekedar penyampai materi, tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru harus dapat menyelenggarakan proses pembelajaran menjadi lebih efektif serta menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan dapat menumbuhkan minat belajar siswa yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.


(21)

Pada kenyataan di sekolah yang peneliti temukan, saat ini proses pembelajaran belum menerapkan pembelajaran yang menumbuhkan minat dan prestasi belajar siswa. Di dalam proses pembelajaran guru cenderung menggunakan metode ceramah dibandingkan dengan metode-metode yang lain. Hal ini membuat siswa dituntut untuk mengingat dan memahami materi yang telah dipelajari serta mencatat hal-hal yang dianggap penting. Penggunaan metode ceramah kurang efektif untuk membantu siswa dalam proses mengingat dan memahami materi secara baik, serta cenderung akan membuat siswa menjadi cepat bosan dalam menerima materi pelajaran.

Selain metode ceramah ada banyak sekali metode yang sebenarnya dapat diterapkan untuk memfasilitasi siswa dalam belajar. Pendidik atau guru sebelum mengajar harus mempertimbangkan metode yang akan digunakan agar dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Metode yang dipilih harus disesuaikan dengan materi ajar yang akan diajarkan serta karakteristik dari siswa. Metode yang digunakan harus membuat siswa belajar secara aktif, tidak membosankan, dan membuat siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran serta dapat mendorong minat belajar siswa.

Salah satu mata pelajaran wajib di sekolah dasar adalah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Menurut Wiharyanto (2008:6) PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk


(22)

menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

Berdasarkan uraian di atas, proses pembelajaran hendaknya divariasi dengan menggunakan metode pembelajaran lain yang tidak membosankan, membuat siswa belajar secara aktif, serta dapat mendorong minat belajar siswa. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran ini yaitu metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. Metode pembelajaran tipe jigsaw II dapat menciptakan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam diskusi kelompok dan menimbulkan suasana belajar yang partisipatif, sehingga mendorong timbulnya rasa ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akhirnya dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui pengaruh keefektifan penggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II, peneliti melakukan penelitian yang menggunakan penelitian jenis eksperimental dengan cara membandingkan antara dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada siswa kelas IVA dan IVB SD Negeri sengi 2 Kabupaten Magelang semester genap tahun ajaran 2012/2013.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah penerapan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar siswa pada materi kebudayaan Indonesia dalam misi kebudayaan internasional siswa kelas IV SDN Sengi 2 Tahun Ajaran 2012/2013?


(23)

2. Apakah penerapan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada materi kebudayaan Indonesia dalam misi kebudayaan internasional siswa kelas IV SDN Sengi 2 Tahun Ajaran 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui apakah penerapan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat belajar siswa pada materi kebudayaan Indonesia dalam misi kebudayaan internasional siswa kelas IV SDN Sengi 2 Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Mengetahui apakah penerapan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada materi kebudayaan Indonesia dalam misi kebudayaan internasional siswa kelas IV SDN Sengi 2 Tahun Ajaran 2012/2013?

D. Manfaat penelitian 1. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan kepada guru untuk lebih mengenal model pembelajaran yang inovatif khususnya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam membantu dalam proses pembelajaran kepada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Kabupaten Magelang.

2. Bagi Siswa

Memberikan pengalaman kepada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2012/2013 dalam menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II dalam belajar PKn.


(24)

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam menerapkan Metode kooperatif tipe jigsaw II dalam kegiatan pembelajaran sebagai upaya dalam meningkatkan keaktifan, minat dan prestasi belajar siswa.

4. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman baru dari penelitian yang telah dilakukan tersebut sehingga dapat memberi motivasi untuk selalu mengembangkan metode atau pendekatan pembelajaran lain yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar.

E. Defininsi Istilah

1. Metode kooperatif tipe Jigsaw II adalah suatu metode pembelajaran kooperatif dimanasiswa mendapat kesempatan belajar secara keseluruhan konsep sebelum ia belajar spesialisasi dalam kelompok untuk menjadi expert.

2. Minat belajar adalah rasa suka dan tertarik pada suatu hal atau aktivitas yang muncul tanpa ada yang menyuruh.

3. Prestasi belajar adalah prestasi siswa pada mata pelajaran PKn di kelas IV SDN Sengi 2 yang ditunjukkan dengan nilai yang diberikan guru pada setiap periode tertentu.

4. Siswa SD adalah siswa kelas IVA dan IVB yang bersekolah di SD Negeri Sengi 2 kabupaten Magelang pada tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 51 anak.


(25)

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab II berisi kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis. Tinjauan pustaka membahas teori-teori yang relevan dan beberapa hasil penelitian terdahulu. Selanjutnya dirumuskan kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian. A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

1. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Slavin (2008:4) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Menurut Rusman (2011:202) pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Sedangkan pendapat lain menurut Suyatno (2009:51), model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inquiri. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Dalam proses


(26)

pembelajaran, dapat juga digunakan berbagai strategi belajar mengajar yang dapat membantu siswa untuk menyadari bahwa pengetahuan yang siswa miliki dapat digunakan pada situasi baru untuk memperoleh pengetahuan baru.

Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang berfokus pada kerjasama antar siswa di dalam kelompok untuk mencapai tujuan yang sama, menguasai bahan pelajaran atau masalah yang diberikan guru agar dapat menyelesaikannya.

b. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran lainnya. Perbedaan tersebut dilihat dari prosesnya, dimana pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan utama yang ingin dicapai yaitu tidak hanya kemampuan akademik tetapi juga adanya unsur-unsur kerja sama dalam penguasaan materi satu kelompok. Menurut Rusman (2010: 207), terdapat karakteristik pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1) Pembelajaran Secara Tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus membuat siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.


(27)

2) Didasarkan pada Manajemen Kooperatif

Manajemen kooperatif memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai perencanaan, sebagai organisasi, dan sebagai kontrol. Dengan demikian pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang

agar proses belajar berjalan secara efektif.

3) Kemauan untuk Bekerja Sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh karena itu prinsip kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal.

4) Ketrampilan Bekerja Sama

Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Dari beberapa karakteristik pembelajaran kooperatif yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa secara berkelompok dimana siswa di dalam kelompok tersebut melakukan kerja sama dan saling keterlibatan antar anggota kelompok dengan tujuan mencapai hasil belajar yang optimal.


(28)

c. Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Wina Sanjaya (2006:246-247), mengemukakan bahwa prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu : (1) Penjelasan Materi; (2) Belajar dalam Kelompok; (3) Penilaian; dan (4) Pengakuan Tim.

1) Penjelasan Materi

Pada tahap ini diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Guru memberikan gambaran umum tentang materi yang harus dikuasai dan selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran secara berkelompok. 2) Belajar dalam Kelompok

Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa belajar dalam kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik latar belakang agama, sosial ekonomi, perbedaan gender, etnik dan perbedaan kemampuan akademik.

3) Penilaian

Penilaian dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Tes individu


(29)

digunakan untuk memberikan informasi kemampuan setiap siswa dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan tiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai kelompok setiap siswa sama, karena nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerjasama setiap anggota kelompok.

4) Pengakuan Tim

Pengakuan tim dalam penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Hal ini dimaksudkan agar dapat memotivasi kelompok agar terus berprestasi dan agar membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih meningkatkan prestasi mereka.

d. Unsur-unsur pembelajaran Kooperatif

Menurut Suprijono (2011:58), ada lima unsur metode pembelajaran kooperatif menurut Roger dan David, yaitu:

1) Saling Ketergantungan Positif

Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggung jawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan. Saling ketergantungan dapat dicapai melalui saling ketergantungan mencapai tujuan, saling


(30)

ketergantungan menyelesaikan tugas, saling ketergantungan bahan atau sumber, dan saling ketergantungan peran.

2) Tanggung Jawab Perseorangan

Pertanggungjawaban ini muncul ketika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama

3) Interaksi Promotif

Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri-ciri interaksi promotif adalah saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi informasi dan sarana yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien, saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi, saling percaya, serta saling memotivasi. Tujuannya adalah untuk memperoleh keberhasilan bersama.

4) Komunikasi antar Anggota

Untuk mengkoordinasikan kegiatan peserta didik dalam pencapaian tujuan, peserta didik harus saling mengenal dan saling percaya, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius,


(31)

saling menerima dan saling mendukung, serta mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.

5) Pemprosesan Kelompok

Pemprosesan mengandung arti menilai. Tujuannya adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok. Ada dua tingkat pemprosesan yaitu dengan kelompok kecil dan kelas secara keseluruhan.

Berdasarkan beberapa uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang diarahkan oleh guru sebagai fasilitator dan berfokus pada penggunaan kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok dalam mencapai tujuan belajar.

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw a. Pengertian Jigsaw I

Tipe pembelajaran jigsaw I ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan dari Universitas Texas sebagai model pembelajaran kooperatif dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan (Sugiyanto, 2009:45). Tipe pembelajaran ini bisa digunakan dalam pembelajaran membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Tipe pembelajaran ini juga cocok digunakan untuk semua kelas atau tingkatan. Slavin (2008:14) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran jigsaw I siswa saling bekerja dalam anggota


(32)

kelompok yang sama, yaitu 4 orang dengan latar belakang yang berbeda.

Suprijono (2011:89), juga mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif dengan tipe jigsaw I diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru bisa menuliskan topik yang dipelajari pada papan tulis, penayangan power point dan sebagainya. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I terdapat dua kelompok yaitu, kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli adalah kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami suatu topik serta menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan topiknya untuk selanjutnya dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw I anggota dari kelompok-kelompok yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi dalam kelompok ahli dan saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa kelompok ahli itu kembali pada kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada kelompok ahli.


(33)

Menurut Suprijono (2011: 45), terdapat beberapa langkah penerapan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw I sebagai berikut:

1) Siswa suatu kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri 4 atau 5 siswa dengan karakteristik yang berbeda. Kelompok terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda (heterogen).

2) Materi pembelajaran dibagikan kepada siswa dalam kelompok asal dan setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian materi pembelajaran tersebut.

3) Selanjutnya semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama, berkumpul dalam kelompok ahli. Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi yang sama serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan informasi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

4) Kemudian para siswa yang berada dalam kelompok ahli kembali menuju kelompok asal untuk menyampaikan materi pembelajaran yang sudah di diskusikan dalam kelompok ahli. 5) Setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam kelompok asal,

para siswa dievaluasi mengenai materi pembelajaran yang telah dipelajari.

Dari beberapa uraian pendapat para ahli yang telah disebutkan diatas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe


(34)

jigsaw I merupakan strategi pembelajaran, dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang anggotanya heterogen, saling bekerjasama dan bertanggung jawab atas bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lain. b. Pengertian Jigsaw II

Menurut Trianto (2009:75) dalam metode pembelajaran jigsaw II yang dikembangkan oleh Slavin terdapat sedikit perbedaan. Perbedaan pembelajaran jigsaw II yang dikembangkan oleh Slavin yaitu setiap siswa memperoleh kesempatan belajar secara keseluruhan konsep sebelum siswa belajar spesialisasinya untuk menjadi ahli (expert). Hal tersebut digunakan agar siswa memperoleh gambaran menyeluruh dari konsep yang akan dibicarakan.

Dalam belajar kooperatif tipe jigsaw II, siswa dikelompokkan secara heterogen dalam berbagai kemampuan (Rusman 2011:218). Disini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan ketrampilan berkomunikasi. Anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari serta dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain.

Melalui metode jigsaw II, siswa oleh guru diberikan tugas untuk membaca beberapa bab dengan topik yang berbeda-beda. Setelah masing-masing tim selesai membaca, siswa dari tim yang


(35)

berbeda yang mempunyai topik sama berkumpul dalam kelompok ahli untuk mendiskusikan topik mereka. Selesai membahas kumudian anggota kelompok ahli tersebut kembali kepada tim kelompok asal untuk mengajari teman satu timnya sesuai dengan topik yang telah mereka bahas. Pada tahap terakhir para siswa menerima penilaian yang mencakup seluruh topik dan skor kuis akan digunakan dalam skor tim untuk kelompok asal.

c. Langkah-Langkah Pembelajaran Dalam Jigsaw II

Menurut Trianto (2009:75-78), terdapat langkah-langkah model pembelajaran kooperatif learning teknik Jigsaw II:

1) Orientasi

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan dengan memberikan penekanan manfaat penggunaan Jigsaw dalam kegiatan belajar mengajar kepada anak didik. Seorang guru senantiasa mengingatkan pada siswa untuk percaya diri, kritis, dan kooperatif selama kegiatan berlangsung. Peserta didik diminta belajar konsep secara keseluruhan agar memperoleh gambaran keseluruhan dari konsep yang akan dipelajari.

2) Pengelompokan

Dalam pembentukan kelompok, seorang pendidik dapat mengelompokkan berdasarkan peringkat kemampuan siswa. Masing-masing kelompoknya diisi siswa secara heterogen berdasarkan peringkat kemampuan siswa di bidang mata


(36)

pelajaran. Berikan indeks 1 untuk kelompok sangat baik, indeks 2 untuk kelompok baik, indeks 3 untuk kelompok sedang, dan indeks 4 untuk kelompok rendah. Misalkan : A1 berarti group A dari kelompok sangat baik, …, A4 group A dari kelompok rendah. Tiap group akan berisi:

Group A {A1, A2, A3, A4} Group B {B1, B2, B3, B4} Group C {C1, C2, C3, C4} Group D {D1, D2, D3, D4} Group E {E1, E2, E3, E4}

3) Pembentukan dan pembinaan kelompok expert

Selanjutnya group yang telah terbentuk tadi dipecah menjadi kelompok yang mempelajari materi yang akan diberikan dan dibina supaya jadi expert, berdasarkan indeksnya adalah sebagai berikut:

Kelompok 1 (A1, B1, C1, D1, E1) Kelompok 2 (A2, B2, C2, D2, E2) Kelompok 3 (A3, B3, C3, D3, E3) Kelompok 4 (A3, B3, C3, D3, E3)

Setiap kelompok diharapkan dapat mempelajari topik yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya sebelum kembali ke dalam group sebagai tim ahli “expert”, tentunya peran guru sangat penting dalam fase ini.


(37)

4) Diskusi (Pemaparan) kelompok ahli dalam group

Siswa “ahli” dalam konsep tertentu ini masing-masing kembali dalam group semula. Pada fase ini masing-masing group memiliki ahli dalam konsep-konsep tertentu sesuai dengan worksheet masing-masing. Selanjutnya siswa dipersilahkan mempresentasikan keahliannya dalam group masing-masing, satu persatu. Pada proses ini akan terjadi sharing pengetahuan antara tiap anggota group. Aturan dalam fase ini sebagai berikut:

a) Siswa harus bertanggung jawab untuk memastikan setiap anggota tim mempelajari materi yang telah diberikan.

b) Memperoleh pengetahuan baru adalah tanggung jawab bersama, jadi tidak ada yang selesai belajar sampai setiap anggota menguasai konsep.

c) Apabila ada yang kurang dimengerti siswa, tanyakan pada anggota sebelum bertanya pada pendidik.

d) Pembicaraan dilakukan dengan suara pelan tujuannya agar tidak mengganggu grup lain.

e) Akhiri diskusi dengan “merayakan” agar siswa memperoleh kepuasan.

5) Tes (Penilaian)

Pada fase ini guru memberikan tes tulis untuk dikerjakan oleh siswa yang seluruh konsep yang didiskusikan. Pada tes ini siswa tidak diperkenankan untuk bekerja sama.


(38)

6) Pengakuan kelompok

Penilaian pada pembelajaran kooperatif berdasarkan skor peningkatan individu, tidak didasarkan pada skor akhir yang diperoleh siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor sebelumnya. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimum pada kelompoknya dalam sistem skor kelompok. Siswa memperoleh skor untuk kelompoknya didasarkan pada skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka.

B. Minat

1. Pengertian Minat

Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang minat. Menurut Surya (2004:121) menyatakan bahwa, minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu obyek. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Muhibbin Syah (2008:151) menyatakan bahwa minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Slameto (2010:180), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.


(39)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu rasa suka dan rasa keterikatan pada suatu hal, tanpa ada tekanan dari suatu hal/paksaan dari orang lain dan tanpa ada yang menyuruh. Selain itu juga dapat dikatakan bahwa minat erat hubungannya dengan perasaan, individu, obyek, aktivitas, dan situasi. 2. Ciri-ciri Minat Anak

Menurut Winkel (2004:212), ciri-ciri minat adalah cenderung merasa tertarik dan senang pada materi atau topik yang sedang dipelajarinya. Sebagai contoh siswa senang terhadap mata pelajaran PKn, maka siswa tersebut akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya terhadap pelajaran PKn itu. Sedangkan menurut Slameto (2003:58), siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.

b) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.

c) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati.

d) Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati. e) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang

lainnya.


(40)

Berdasarkan beberapa ciri yang dikemukakan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri minat yaitu rasa ingin tahu yang besar terhadap suatu materi atau topik sehingga membuat siswa merasa tertarik terhadap topik atau materi yang dipelajari serta siswa dapat memusatkan perhatian secara penuh terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Dengan perhatian yang menyeluruh, siswa belajar lebih terhadap materi dan berusaha penuh untuk memahami materi pelajaran. Jika siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang sedang dipelajari maka siswa akan berusaha bertanya atau mengungkapkan pendapat kepada guru, setelah itu memberikan tanggapan dengan menyampaikan ide yang dimiliki siswa kedalam kelompoknya.

3. Cara Mengukur Minat

Seorang pendidik tidak bisa melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Oleh karena itu, pendidik dapat mengamati aspek-aspek saat kegiatan belajar berlangsung sebagai indikator untuk mengidentifikasi minat belajar siswa. Menurut Setyawan (2012:17-19), indikator minat dapat dikenali melalui proses belajar sebagai berikut:

a) Perhatian terhadap pelajaran

Siswa yang berminat cenderung akan memperhatikan kegiatan pembelajaran. Siswa mempersiapkan diri sebelum kegiatan pelajaran dimulai dan menyimak setiap penjelasan dari guru.


(41)

b) Terciptanya konsentrasi pada pelajaran

Siswa yang mempunyai minat belajar tinggi akan senantiasa konsentrasi selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan cara menjaga suasana kelas tetap kondusif, tidak ramai atau mengganggu teman, tidak berjalan-jalan pada saat guru menyampaikan materi serta tetap konsentrasi meskipun hampir istirahat atau menjelang pulang sekolah.

c) Respon dari pertanyaan guru maupun teman

Siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan menyimak kegiatan pembelajaran, menghargai teman yang sedang menyampaikan pendapat serta memberikan tanggapan.

d) Menyelesaikan tugas yang diberikan guru

Siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan penuh rasa tanggung jawab. Siswa selalu mengerjakan setiap tugas dengan sungguh-sungguh, dapat bekerjasama dengan teman satu kelompoknya, dan menyelesaikan tugas dengan tepat waktu

e) Sikap terhadap pelajaran

Siswa yang memiliki minat belajar tinggi ditunjukkan dengan sikap siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran seperti membuat catatan pelajaran, mencari sumber belajar lain, mempelajari kembali materi pelajaran, mempelajari materi yang akan dibahas keesokan harinya, siap mengikuti ulangan atau ujian, dan juga menunjukkan sikap senang terhadap pelajaran.


(42)

f) Rasa suka terhadap objek

Siswa yang memiliki minat belajar tinggi selalu semangat mengikuti kegiatan pembelajaran, mengerjakan tugas-tugas dengan senang hati, serta mempunyai rasa ingin tahu untuk memahami materi yang sedang dibahas.

g) Pengaruh suasana pelajaran

Siswa yang memiliki minat belajar akan menjaga dan menciptakan suasana yang kondusif. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan sikap siswa seperti tidak ramai di kelas, tidak mengganggu teman pada saat pembelajaran sedang berlangsung dan menciptakan hubungan yang baik dengan teman dan guru.

C. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997;787) prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari usaha yang telah dilakukan dan dikerjakan. Menurut Hamalik (2000:203) prestasi adalah usaha untuk mengetahui berapa banyak hal yang telah dimiliki oleh siswa setelah mempelajari keseluruhan materi yang telah disampaikan. Dari dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah segala hasil yang dicapai oleh seseorang dari usaha yang telah dilakukan/dikerjakan.

2. Pengertian Belajar

Muhibbin Syah, (2003:64) menerangkan bahwa belajar adalah semata-mata menyimpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang terjadi dalam


(43)

bentuk materi/informasi pelajaran. Menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Lain lagi dengan Mustaqim (2008:34) yang menyimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang terjadi karena latihan dan pengalaman. Dengan kata lain yang lebih rinci, belajar adalah sebagai berikut :

a) Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja

b) Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang baru baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya beberapa penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah dipelajari

c) Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan ketrampilan jasmani, kecepatan persepsual, isi ingatan, abilitas berpikir dan,

d) Perubahan tersebut telatif bersifat konstan.

Dari beberapa pengertian belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku dengan serangkaian kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan lingkungannya sehingga membawa pada kondisi kehidupan yang lebih baik.

3. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan. Istilah tersebut biasa digunakan sebagai sebutan penilaian dari hasil belajar. Penilaian tersebut bertujuan melihat kemajuan belajar peserta


(44)

didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajari sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Prestasi belajar terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar. Prestasi belajar digunakan untuk menunjukkan hasil yang optimal dari suatu hasil belajar sehingga tidak dapat dipisahkan dari pengertian belajar.

Menurut Darsono (2000:110) prestasi belajar siswa merupakan perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pengetahuan/kognitif, keterampilan/psikomotor, dan nilai sikap/afektif sebagai akibat inetraksi aktif dengan lingkungan. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa hasil belajar dapat dilihat dari tingkah laku siswa dari aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif setelah mereka memperoleh pengalaman belajar.

Sedangkan menurut Purnomo (2008: 369) prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar. Prestasi belajar dan proses belajar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Prestasi belajar pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari proses belajar untuk mengetahui prestasi belajar siswa, biasanya dilakukan evaluasi atau tes terhadap materi belajar yang telah diajarkan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar yang mencakup aspek kognitif, afektif dan juga psikomotor.


(45)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991:130-131) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :

1) Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam individu (siswa). Faktor ini dapat dibagi dalam beberapa bagian yaitu :

a) Faktor jasmaniah (fisiologis)

Faktor ini dapat bersifat bawaan maupun perolehan. Faktor ini antara lain meliputi alat indera, struktur tubuh, dsb.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah faktor yang berkaitan dengan keadaan rohani siswa yang termasuk di dalamnya adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat dan emosi.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar diri. Faktor eksternal terdiri dari :

a) Faktor sosial, yang termasuk faktor sosial adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan juga lingkungan kelompok.

b) Faktor budaya, yang termasuk faktor budaya diantaranya adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim


(46)

D. PKn Kelas IV SD 1. Pengertian PKn

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang bertujuan membantu siswa dalam pembentukan sikap mental dan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Menurut Wiharyanto (2008:6) mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bagian dari kelompok pelajaran pengembangan kepribadian yang dapat menumbuhkan wawasan, kesadaran bernegara dan membentuk sukap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan bangsa. PKn tidak hanya mengandung ranah kognitif tetapi sekaligus mencakup ranah afektif dan psikomotorik. Menurut Pasha (2002:12) PKn merupakan materi yang menyangkut pemahaman tentang persatuan dan kesatuan, kesadaran warga negara dan bernegara, hak dan kewajiban warga negara dalam berbangsa dan bernegara serta pendidikan bela negara.

2. Tujuan PKn

Menurut Kardiyat Wiharyanto (2008:5), secara umum tujuan PKn adalah membawa siswa untuk menjadi ilmuwan dan professional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis dan berkeadaban; dan menjadi warganegara yang memiliki daya saing;


(47)

berdisiplin; berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila. Sedangkan tujuan khusus PKn adalah sebagai berikut:

a) Mengantar siswa memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, pola sikap, dan perilaku untuk cinta tanah air Indonesia

b) Menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa dan bernegara pada diri siswa, sehingga terbentuk daya tangkal sebagai ketahanan nasional

c) Siswa dapat menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam menciptakan ketahanan nasional

d) Siswa mampu menuangkan pemikiran berdasarkan nilai-nilai Pancasila dalam menganalisa permasalahan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan PKn adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai sikap yang harus dilakukan dalam perwujudannya sebagai warga negara. Tujuan ini harus dicapai agar siswa sebagai generasi penerus bangsa mempunyai bekal dalam mengendalikan dirinya. Penguasaan materi PKn juga dapat membantu siswa untuk mengenali dirinya sebagai warga negara yang mampu mempertahankan jati diri bangsa


(48)

3. Materi Ajar PKn Kelas IV

Materi ajar kelas IV yang diteliti yaitu pada standar kompetensi 4 yaitu “Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya” dan Kompetensi dasar yang 4.2 “mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional”.

Materi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional dalam mata pelajaran PKn untuk siswa kelas IV SD dapat diperkenalkan dengan berbagai metode pembelajaran inovatif. Dalam penelitian ini metode pembelajaran yang akan digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II. Metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II diharapkan akan melatih siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Siswa mampu untuk berdiskusi serta melatih keberaniannya dalam menanggapi pendapat siswa yang lain. Hal tersebut akan menjadi indikator minat belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Minat yang baik, diharapkan akan meningkatkan prestasi peserta didik.

E. Penelitian-penelitian yang Relevan

Yuwita (2008) meneliti tentang keefektifan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II yang melibatkan siswa dalam pembelajaran Matematika pada sekolah inklusi di kelas XII IPS 2 MAN Maguwoharjo. Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II pada umumnya cukup efektif mengaktifkan siswa untuk terlibat


(49)

dalam diskusi kelompok. Peningkatan keterlibatan siswa pada siklus II meningkat 2.58% dari siklus I.

Wulansih (2009) meneliti tentang peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya melalui pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw II. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa penggunaan metode kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan peningkatan 73.33% untuk konsep sifat-sifat zat, 63.33% untuk konsep definisi masa jenis zat, 60% untuk konsep definisi zat, dan 43.33% untuk konsep kapilaris.

Endarwati (2009) meneliti tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam peningkatan keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan operasi hitung pada bentuk aljabar di SMP 3 Godean. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam pembelajaran matematika ada peningkatan rata-rata sebesar 42,6% pada keterlibatan siswa dan prestasi belajar siswa.

Susanto (2010) dengan penelitian berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar Menggunakan Model Cooperative Learning Teknik Jigsaw II dalam Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Kanisius Gowongan Tahun Pelajaran 2009/2010”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II mampu meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 22,47%


(50)

pada pelajaran IPS siswa kelas IV SDK Gowongan tahun pelajaran 2009/2010.

Jaya (2011) meneliti tentang meningkatkan hasil belajar siswa dan minat dalam proses pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing pada pokok bahasan prisma di kelas 8.1 SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada peningkatan dalam hal hasil belajar dan minat siswa dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Hasil belajar mengalami peningkatan 20.65%, sedangkan untuk minat belajar mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan hasil wawancara yang menyatakan siswa merasa senang dan semakin berminat untuk belajar matematika.

Elentaty (2011) meneliti tentang peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah tentang pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat Indonesia melalui pemanfaatan multimedia pembelajaran pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia ternyata mampu meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Sejarah tentang pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat Indonesia. Nilai minat belajar siswa mengalami peningkatan 3.37 poin, dan nilai prestasi belajar meningkat sebesar 4.67 poin.

Adheyanto (2012) dengan penelitian berjudul “Peningkatan Sikap, Minat, dan Prestasi Belajar Siswa dengan Pendekatan Pedagogi Reflektif


(51)

pada Mata Pelajaran IPS Kelas V SD Kanisius Gayam Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses pembelajaran dengan PPR mampu meningkatkan sikap siswa sebesar 22,10%, dan prestasi belajar IPS sebesar 10,22% pada siswa kelas V SD Kanisius Gayam Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011

Joko Purnomo (2012) meneliti tentang peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan metode eksperimen pada materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SD Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan metode eksperimen mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA tentang materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan minat sebesar 6.05 poin, dan untuk peningkatan prestasi belajar sebesar 36.37%.

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti diatas belum ada satupun yang meneliti tentang minat belajar, prestasi belajar, dan metode kooperatif tipe jigsaw II secara bersamaan. Selain itu metode jigsaw II pada penelitian sebelumnya belum pernah diterapkan pada mata pelajaran PKn. Jadi dapat disimpulkan bahwa peneliti menyumbangkan hal baru dalam dunia penelitian pendidikan.


(52)

Gambar 1. Literature Map Penelitian-penelitian Sebelumnya

Minat dan prestasi belajar

Pembelajaran Kooperatif Teknik

Jigsaw II

Jaya (2011) penemuan terbimbing, hasil belajar, dan minat belajar

Yuwita (2008) Jigsaw II dan keaktifan siswa

Elentaty (2011) Pemanfaatan

multimedia, minat, dan prestasi belajar

Wulansih (2009) Jigsaw II dan pemahaman konsep

Adeyanto (2012) peningkatan sikap, minat dan prestasi belajar

Endarwati (2009) Jigsaw II dan keterlibatan siswa

Purnomo (2012) Eksperimen, minat, dan prestasi belajar

Susant o (2010) peningkat an belajar dengan jigsaw

Yang perlu diteliti: Teknik Jigsaw II, minat,


(53)

F. Kerangka Berpikir

Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di tingkat SD/MI/SDLB. Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang mempunyai tujuan untuk membentuk warga negara yang mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai amanat Pancasila dan UUD 1945.

Minat dan prestasi belajar sangat bergantung dengan bagaimana strategi guru dalam mendidik siswa. Model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw II dapat diterapkan untuk menciptakan keaktifan siswa yang dapat diterapkan dengan cara bekerja secara kelompok. Pembelajaran tersebut dapat menimbulkan suasana yang menyenangkan bagi siswa. Untuk itu peneliti berasumsi jika guru menggunakan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw II pada mata PKn kelas IV semester genap SDN Sengi 2 kabupaten Magelang tahun ajaran 2012/2013 pada KD “4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional” maka dapat meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa SD Sengi 2 kabupaten Magelang.

Peneliti menggunakan metode jigsaw II ini dikarenakan peneliti ingin mencoba memberikan solusi terhadap upaya pembelajaran. Dengan pembelajaran dilakukan secara menarik diharapkan siswa semakin aktif dan memiliki minat belajar, sehingga prestasi belajar siswa akan meningkat.


(54)

G. Hipotesis Tindakan

1. Ada pengaruh positif dan signifikan dalam hal minat belajar PKn Kompetensi Dasar ”Mengidentifikasi jenis kebudayaan Indonesia dalam misi kebudayaan internasional” antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Ada pengaruh positif dan signifikan dalam hal prestasi belajar PKn Kompetensi Dasar ”Mengidentifikasi jenis kebudayaan Indonesia dalam misi kebudayaan internasional” antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II dan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw II pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2012/2013.


(55)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

Di dalam bab ini, diuraikan metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan tentang metode penelitian meliputi: jenis penelitian, populasi dan sampel, rencana penelitian, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Menurut Sugiyono (2010:114-116) penelitian ini menggunakan jenis penelitian quasi eksperimental tipe nonequivalent control group design. Penelitian ini disebut penelitian quasi experimental karena dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan dua kelompok dengan pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan secara acak/random. Kedua kelompok tersebut lalu diberi pretest dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal dari masing-masing kelompok dan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara kelompok tersebut. Kemudian kelompok kelas eksperimen diberi perlakukan atau treatment yaitu dengan menerapkan pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II sedangkan pada kelompok kontrol tidak. Setelah diberi perlakuan yang berbeda, kemudian dilakukan posttest pada masing-masing kelompok. Posttest ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh atau tidak dengan adanya treatment yang telah dilakukan pada kelas eksperimen. Pengaruh perlakuan dihitung dengan cara: (O2-O1)-(O4-O3)


(56)

Tabel 1. Pengaruh Perlakuan

Keterangan : O1= hasil observasi pretest kelompok eksperimen O2= hasil observasi posttest kelompok eksperimen

O3= hasil observasi pretest kelompok kontrol O4= hasil observasi posttest kelompok kontrol

x = perlakuan atau treatment penerapan tipe jigsaw II B. Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Sengi 2 Kabupaten Magelang. SD Negeri Sengi 2 beralamat di Dusun Gawok, Kelurahan Sengi, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, kode pos 56482.

Penelitian ini dilaksanakan pada akhir Januari sampai dengan April 2013. Peneliti mengambil hari untuk penelitian sesuai dengan keputusan dari wali kelas IV di SD tersebut. Masing-masing dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pengambilan data dilaksanakan dalam 6 jam pelajaran dengan pembagian alokasi waktu sebagai berikut :

Tabel 2. Waktu Pengambilan Data

Kelompok Hari dan Tanggal Kegiatan Alokasi

Waktu

Kelas Eksperimen (kelas IVA)

Sabtu, 16 Februari 2013

Pengamatan kelas, pretest, dan pengisian

angket minat awal 1 x35 menit

Sabtu, 13 April 2013

Penyampaian materi ajar dengan metode

jigsaw II 2 x35 menit

Rabu, 17 April 2013

Penyampaian materi ajar dengan metode

jigsaw II

Postest dan pengisian angket minat akhir

3 x 35 menit

Kelas Kontrol (kelas IVB)

sabtu, 16 Februari 2013

Pengamatan Kelas, pretest, dan pengisian

angket minat awal 1 x35 menit

Sabtu, 20 April 2013

Penyampaian materi pelajaran

2 x 35 menit

Rabu, 24 April 2013 Penyampaian materi pelajaran

Postest dan pengisian angket minat akhir 3 x35 menit

O1 x O2 ……… O4 O3


(57)

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Moh. Nazir (2005:271), populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:297), bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penelitian ini menggunakan seluruh populasi yang ada yaitu siswa kelas IVA dengan jumlah siswa 25 dan IVB dengan jumlah siswa 26 sebagai sampel penelitian

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2010:297) sampel adalah sebagian dari populasi tertentu. Sampel penelitian ini ada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Penelitian ini menggunakan seluruh populasi yang ada yaitu siswa kelas IVA dan IVB sebagai sampel. Penelitian ini mengambil subyek SDN Sengi 2 dengan studi kasus kelas IVA dengan jumlah anak sebanyak 25 siswa sebagai kelompok eksperimen dan IVB dengan jumlah anak sebanyak 26 siswa sebagai kelompok kontrol.

Pemilihan kelompok eksperimen dan kontrol tersebut, dipilih dengan cara diundi dan disaksikan oleh guru mitra. Guru mitra disini adalah guru kelas masing-masing kelas dan mereka mengampu mata pelajaran PKn untuk kelasnya masing-masing. Kegiatan pengamatan dan


(58)

dokumentasi dilakukan oleh peneliti dengan dibantu oleh teman sejawat dan juga guru kelas agar suasana kelas menjadi terkontrol.

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:61) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian dibagi menjadi 2 yaitu : (1) Variabel independen (bebas), (2) Variabel dependen (terikat)

Variabel penelitian

Variabel Independen variabel dependen

Gambar 2 : Pemetaan Variabel Penelitian a. Variabel Independen (bebas)

Sugiyono (2010:61) variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat), dalam hal ini variabel independen adalah metode kooperatif tipe jigsaw II

b. Variabel dependen (terikat)

Sugiyono (2010:61) variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel

Minat

Penggunaan jigsaw II


(59)

bebas. Dalam hal ini yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat dan dan prestasi belajar.

E. Jadwal Pengambilan Data

Penelitian dilaksanakan pada akhir Januari sampai dengan April 2013. Berikut ini tabel pengambilan datanya:

Tabel 3. Jadwal Pengambilan Data

No. Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus 1. Izin Kepala Sekolah

2. Penyusunan

Instrumen Penelitian 3. Uji Validitas Soal

Objektif

4. Pengambilan Data Penelitian

5. Pembuatan Proposal 6. Pengumpulan

Proposal Penelitian 7. Penyusunan laporan

Ujian skripsi

F. Instrumen Penelitian

Menurut Margono (2003:155) instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Alat tersebut berupa tes dan non-tes. Penelitian ini berdasarkan standar kompetensi mata pelajaran PKn dengan Kompetensi Dasar “4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional”.


(60)

1. Instrumen Tes

Tes banyak digunakan dalam pengukuran prestasi belajar di sekolah. Isi tes merupakan sampel dari hal yang hendak diukur. Tes prestasi belajar adalah suatu tes yang mengukur prestasi seseorang dalam suatu bidang sebagai hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai (Masidjo, 2006:40).

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen tes

Standar Kompetensi : 4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya Kompetensi Dasar: 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya di Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan Nasional

Indikator No Item

Menjelaskan pengertian budaya 1, 19 Menyebutkan hasil kebudayaan yang terdapat di

Indonesia

2, 3, 9, 11, Menjelaskan berbagai macam budaya yang ada di

Indonesia

4, 5, 6, 7, 10, 17, 18, 20 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah

ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional

8, 12, 13, 14, 15, 16,

2. Instrumen Non tes

Instrumen penelitian non tes digunakan untuk mengukur minat belajar siswa. Instrument non tes disini yang digunakan adalah angket minat siswa. Angket digunakan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya dari siswa tersebut, angket ini diisi oleh siswa sendiri.

Berikut ini kisi-kisi pengembangan yang akan digunakan untuk membuat instrumen penelitian.


(61)

Tabel 5: Kisi-kisi Instrumen angket

Standar Kompetensi : 4. Menunjukkan sikap globalisasi di lingkungannya Kompetensi Dasar: 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya di Indonesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan Nasional

No Variabel Indikator No soal

1. Minat

Perhatian terhadap pelajaran 1, 2, 3 Terciptanya konsentrasi pada mata

pelajaran

4, 5, 6 Respon dari pertanyaan guru maupun

teman

7, 8 Menyelesaikan tugas yang diberikan guru 9, 10, 11 Sikap terhadap pelajaran 12, 13, 14 Rasa suka terhadap objek 15, 16, 17, 18 Pengaruh suasana pelajaran 19, 20

G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Instrumen

Masidjo (2006:242), berpendapat bahwa validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu instrumen dikatakan valid apabila tes tersebut tepat dan teliti mengukur apa yang hendak diukur.

a. Validitas soal

Validasi Instrumen soal ditempuh secara empiris dengan cara diujikan di lapangan yaitu di SDN Sengi 2. Pengujian dilakukan di SD


(62)

yang sama dengan alasan untuk memperoleh tingkat taraf kemampuan siswa yang hampir sama. Peneliti telah membuat 40 soal pilihan ganda, setelah diujikan diperoleh 25 soal pilihan ganda yang valid.

Rincian hasil perhitungan uji validitas dihitung dengan SPSS 17 for Windows menggunakan rumus product moment terhadap 40 soal pilihan ganda dicantumkan dalam lampiran 8.

b. Validitas Angket

Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban. Dalam penelitian ini peneliti membuat 20 pernyataan kemudian dilakukan expert judgment untuk instrumen minat. Expert Judgment adalah validitas yang dapat ditempuh atau dapat dikonsultasikan dengan cara menanyakan pada ahli dalam hal ini adalah dosen pembimbing dan juga guru kelas IV SDN Sengi 2 kemudian dilakukan perbaikan pada masing-masing instrumen.

2. Reliabilitas Instrumen

Menurut Masidjo (2006:233), suatu tes yang reliabel atau handal adalah suatu tes yang hasil pengukurannya dalam satu atau berbagai pengukuran menunjukkan hasil yang konsisten atau hasil yang tepat dan teliti. Untuk menentukan reliabilitas hanya diambil item yang valid yaitu 25 soal pilihan ganda. Penentuan reliabilitas menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Hasil perhitungan reliabilitas seluruh instrumen didasarkan dalam tabel kriteria koefisien reliabilitas berikut ini :


(63)

Tabel 6. Reliabilitas (Masidjo, 2006:209) Koefisien Korelasi Kualifikasi ±0.91 - ±1.00 Sangat tinggi ±0.71 - ±0.90 Tinggi

±0.41 - ±0.70 Cukup

±0.21 - ±0.40 Rendah

±0 - ±0.20 Sangat rendah

Berikut ini hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan SPSS 17 for Windows 64 bit menggunakan rumus Cronbach’s Alpha untuk soal pilihan ganda :

Tabel 7: Uji reliabilitas soal pilihan ganda Cronbach’s Alpha Kulifikasi

.844 Tinggi

Berkaitan dengan data diatas, Nunnally mengungkapan bahwa “suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika harga Cronbach Alpha > 0,60” ( Nunnaly dalam Ghozali, 2009:46). Berdasarkan tabel diatas harga Cronbach Alpha sebesar 0,844. Dari harga Cronbach Alpha tersebut maka instrument soal dalam penelitian ini dinyatakan reliabel dan layak dijadikan sebagai alat untuk pengambilan data tentang prestasi siswa. H. Teknik Pengumpulan Data

1. Variabel Minat Belajar

Teknik pengumpulan data untuk variabel minat belajar pada penelitian ini dengan menggunakan angket minat yang diberikan di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Angket diberikan sebelum


(64)

dan sesudah pemberian treatment. Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Pengumpulan data variabel minat

No Kelompok Variabel Data Pengumpulan Instrumen

1 Kelompok Eksperimen (IVA) Minat Belajar

Skor Angket Awal

Angket Pernyataan angket Skor Angket

Akhir

Angket Pernyataan angket

2

Kelompok Kontrol (IVB)

Skor Angket Awal

Angket Pernyataan angket Skor Angket

Akhir

Angket Pernyataan angket

2. Variabel Prestasi Belajar

Teknik pengumpulan data untuk variabel prestasi belajar pada penelitian ini dengan menggunakan pretest dan posttest yang diberikan di kelompok kontrol dan eksperimen dengan soal yang sama. Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9. Pengumpulan Data Variabel Prestasi Belajar

No Kelompok Variabel Data Pengumpulan Instrumen

1 Kelompok Eksperimen (IV A) Prestasi Belajar Skor

Pretest Pretest Soal pilihan ganda Skor

Posttest Posttest Soal pilihan ganda

2

Kelompok Kontrol (IV B)

Skor

Pretest Pretest Soal pilihan ganda Skor


(65)

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 17 for Windows 64-bit yang meliputi beberapa langkah sebagai berikut:

1. Uji normalitas data

Uji normalitas data menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Penggunaan Kolmogorov-Smirnov bertujuan untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan. Kriteria yang digunakan dalam teknik Kolmogorov-Smirnov, sebagai berikut :

a) Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, distribusi data normal. Jika distribusi data normal, teknik statistik inferensial yang digunakan adalah statistik parametrik uji t atau t-test.

b) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, distribusi data tidak normal. Jika distribusi data tidak normal, teknik statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik Mann-Whitney atau Wilcoxon.

Setelah semua data diuji normalitasnya, data dapat diuji dengan uji statistik. Berikut ini langkah-langkah dalam uji statistik .

2. Uji Statistik a. Uji homogenitas

Uji persamaan dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data memiliki dasar yang sama sehingga memungkinkan untuk dilakukannya pembandingan. Uji beda ini dilakukan dengan menganalisis hasil pretest yang dilakukan oleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jika


(66)

nilai signifikansi >0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari kedua kelompok data adalah sama. Syarat atau kriteria untuk menilai perbedaan data yaitu :

1) Jika harga sig.(2-tailed)>0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan eksperimen. Dengan kata lain antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak memiliki perbedaan data.

2) Jika harga sig.(2-tailed)<0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki perbedaan data.

b. Uji pengaruh perlakuan

Uji pengaruh perlakuan dilakukan untuk memastikan apakah ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen dan skor posttest kelompok kontrol. Kriteria yang digunakan dalam uji pengaruh antara lain sebagai berikut:

1) Jika harga sig.(2-tailed)<0,05, terdapat perbedaan yang signifikan nilai posttest antara kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan kata lain perlakuan penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh secara signifikan terhadap minat dan prestasi belajar. 2) Jika harga sig.(2-tailed)>0,05, tidak terdapat perbedaan yang

signifikan nilai posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian penggunaan metode kooperatif tipe


(67)

jigsaw II tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat dan prestasi belajar.

c. Uji selisih skor

Uji selisih skor dilakukan jika tidak terdapat persamaan data dari skor pretestkelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Dengan kata lain antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak berasal dari titik pijak yang sama, sehingga tidak menggunakan analisis pengaruh perlakuan. Namun menggunakan perhitungan selisih skor yang dapat dilakukan dengan cara mengurangkan hasil skor posttest dengan pretest pada masing-masing kelompok. Kemudian selisih skor dari kedua kelompok tersebut diuji statistik. Jika data yang diperoleh merupakan data yang berdistribusi normal maka data tadi dianalisis dengan menggunakan parametrik uji t atau t-test. Sedangkan, jika distribusi data tersebut tidak normal maka data dianalisis dengan menggunakan analisis nonparametrik Mann-Whitney atau Wilcoxon. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu:

1) Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan kata lain penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II tidak berpengaruh secara signifikan terhadap minat dan prestasi belajar.


(68)

2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antaraselisih skor di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan katalain penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh secara signifikan terhadap minat dan prestasi belajar.


(69)

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi analisa data penelitian penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw II terhadap minat belajar dan prestasi belajar

A. Hasil Penelitian

1. Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Terhadap Minat Belajar

Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan instrumen angket awal dan angket akhir yang diberikan sebelum dan sesudah pemberian treatment. Angket diberikan kepada masing-masing kelas. Kelompok yang dipilih sebagai kelompok eksperimen adalah kelas IVA dengan jumlah siswa 25 dan kelompok yang dipilih sebagai kelas kontrol adalah kelas IVB dengan jumlah siswa sebanyak 26 anak. Instrumen pada angket awal dan angket akhir yang dibuat digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II terhadap minat belajar siswa.

Signifikansinya diukur dengan analisis statistik. Signifikansi dilihat dari perubahan nilai angket awal ke nilai angket akhir atau pada perbedaan skor angket akhir antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Variabel independen pada penelitian ini adalah penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II sedangkan variabel dependennya yaitu minat belajar. Hipotesis sementara yaitu penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II berpengaruh secara signifikan


(1)

LAMPIRAN 25


(2)

(3)

LAMPIRAN 26

FOTO KEGIATAN KELAS EKSPERIMEN

Guru memulai pelajaran dengan doa Guru melakukan presensi sebelum pelajaran dimulai dilanjutkan dengan

apersepsi

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen

Guru memberi penjelasan kepada siswa agar saat bekerja dalam kelompok tidak


(4)

Siswa bekerja dalam kelompok asal Siswa saling mengeluarkan pendapat dalam kelompok asal

Siswa masuk kedalam kelompok ahli Guru memberikan contoh cara memasangkan tanda pengenal


(5)

Siswa bekerja dalam kelompok ahli Guru memeriksa diskusi kelompok ahli

Guru menegur siswa yang ramai Siswa saling bertanya jawab dalam kelompok ahli

Siswa dalam kelompok asal mengerjakan LKS

Salah satu kelompok asal maju mempresentasikan hasil pekerjaannya


(6)

FOTO KEGIATAN KELAS KONTROL

Guru sedang menjelaskan materi kepada siswa