Pengaruh penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II terhadap minat dan prestasi belajar IPS siswa kelas IV SDN Sengi 2.

(1)

ABSTRAK

Krisdiyanto, Agung. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II Terhadap Minat dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN Sengi 2. Skripsi. Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II terhadap minat belajar dan prestasi belajar IPS Kompetensi Dasar “Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental tipe nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang pada Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 51, dan sampel penelitian kelompok kontrol adalah seluruh siswa kelas IVA yang berjumlah 25, dan sampel penelitian kelompok eksperimen adalah seluruh siswa kelas IVB yang berjumlah 26. Objek penelitian ini adalah penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II terhadap minat belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS tentang materi perkembangan teknologi. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner minat untuk mengukur minat belajar, dan tes pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar. Analisis data dilakukan menggunakan program SPSS 21 dengan 3 langkah yaitu uji homogenitas (perbedaan data awal), uji normalitas, dan uji perlakukan (uji beda data akhir) dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hasil dari penelitian ini adalah penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II berpengaruh secara signifikan terhadap minat belajar dan prestasi belajar IPS Kompetensi Dasar “Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Dalam hal minat belajar, perbedaan terlihat dari data yang menunjukkan harga signifikansi sebesar 0.020 atau < 0.05 dalam perbandingan kuesioner akhir kelompok kontrol dan eksperimen. Sedangkan perbedaan dalam hal prestasi belajar, perbedaan ditunjukkan dengan harga signifikansi sebesar 0.044 atau < 0.05 antara posttest kelompok kontrol dan eksperimen.

Temuan penelitian ini memperkaya pemahaman tentang bagaimana dan mengapa metode kooperatif tipe Jigsaw II memberikan kontribusi terhadap minat belajar dan prestasi belajar siswa.


(2)

ABSTRACT

Krisdiyanto, Agung. 2013. The Application Effect of Cooperative Learning Method Jigsaw II for Students Learning Interest and Achievement in Social Subject on Fourth Grade Students of Sengi 2 Elementary School. Thesis. Yogyakarta. Elementary School Teacher Education Study Program, Department of Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research purposed to determine the application effect of cooperative learning method Jigsaw II for learning interest and achievement in Social subject Basic Competence " Understanding the development of technology production, communications , and transportation and the experience of using it " on fourth grade students of Sengi 2 Magelang Elementary School in the second semester of academic year 2012 / 2013.

This research is a quasi experimental in type of nonequivalent control group design. The research population was all fourth grade students of Sengi 2 Magelang Elementary School in the second semester of academic year 2012 / 2013 which amounted 51 , and the sample of a control group is a whole class of IVA students which amounted 25, and the sample of an experimental group is a whole class of IVB students which amounted 26. Object of this research is the application of cooperative learning method Jigsaw II for learning interest and student achievement in social subject on technology development materials. Techniques of data collection using an interest questionnaire instrument to measure students interest in learning, and multiple-choice tests to measure students learning achievement. Data analysis was performed using SPSS 21 program with 3 steps, namely homogeneity test (baseline differences), normality test, and treatment test (final data different test) in the control group and experimental group.

The results of this research is the application of cooperative learning method Jigsaw II affected significantly their learning interest and achievement in social subject Basic Competence " Understanding the development of technology production, communications, and transportation; and the experience of using it " on fourth grade students of Sengi 2 Magelang Elementary School in the second semester of academic year 2012 / 2013. In terms of learning interest, the difference can be seen from the data that showed significantly of 0.020 or < 0.05 in the final questionnaire comparing the control group and experimental group. While the difference in terms of learning achievement, the difference showed significantly of 0.044 or< 0.05 between control and experimental group posttest. The findings of this research enrich our understanding of how and why cooperative learning method Jigsaw II contributes for student learning interest and achievement.

Keywords: learning interest, learning achievement, Cooperative Learning method Jigsaw II.


(3)

PENGARUH PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW II

TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN SENGI 2

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh: Agung Krisdiyanto

NIM: 091134075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(4)

i

PENGARUH PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW II

TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN SENGI 2

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh: Agung Krisdiyanto

NIM: 091134075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(5)

(6)

(7)

iv

PER SEM BAH AN

Sebagai rasa terima kasihku kepada:

Y esus K ristus yang telah membimbing dan memberkatiku dalam

menyelesaikan kuliahku.

Orang tuaku yang telah membiayai dan memberikan semangat

dalam menj alani kuliahku.

K eluargaku yang telah memberikan semangat supaya bisa

menyelesaikan kuliahku dengan tepat waktu.

Endah T ri Utami yang telah menyemangati untuk

menyelesaikan kuliahku.

Orang-orang di sekitarku yang tidak dapat disebutkan satu per

satu yang telah memberikan dorongan semangat supaya dapat


(8)

v

M OTT O

“T uhan tidak akan mendampingiku sampai sej auh ini hanya untuk


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya yang saya tulis ini tidak memuat hasil karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan pada daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Agustus 2013 Yang menyatakan,


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Agung Krisdiyanto

NIM : 091134075

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW II

TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN SENGI 2 kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 26 Agustus 2013 Yang menyatakan,


(11)

viii ABSTRAK

Krisdiyanto, Agung. 2013. Pengaruh Penerapan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw II Terhadap Minat dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN Sengi 2. Skripsi. Yogyakarta. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II terhadap minat belajar dan prestasi belajar IPS Kompetensi Dasar “Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimental tipe nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang pada Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 51, dan sampel penelitian kelompok kontrol adalah seluruh siswa kelas IVA yang berjumlah 25, dan sampel penelitian kelompok eksperimen adalah seluruh siswa kelas IVB yang berjumlah 26. Objek penelitian ini adalah penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II terhadap minat belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS tentang materi perkembangan teknologi. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner minat untuk mengukur minat belajar, dan tes pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar. Analisis data dilakukan menggunakan program SPSS 21 dengan 3 langkah yaitu uji homogenitas (perbedaan data awal), uji normalitas, dan uji perlakukan (uji beda data akhir) dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hasil dari penelitian ini adalah penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II berpengaruh secara signifikan terhadap minat belajar dan prestasi belajar IPS Kompetensi Dasar “Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Dalam hal minat belajar, perbedaan terlihat dari data yang menunjukkan harga signifikansi sebesar 0.020 atau < 0.05 dalam perbandingan kuesioner akhir kelompok kontrol dan eksperimen. Sedangkan perbedaan dalam hal prestasi belajar, perbedaan ditunjukkan dengan harga signifikansi sebesar 0.044 atau < 0.05 antara posttest kelompok kontrol dan eksperimen.

Temuan penelitian ini memperkaya pemahaman tentang bagaimana dan mengapa metode kooperatif tipe Jigsaw II memberikan kontribusi terhadap minat belajar dan prestasi belajar siswa.


(12)

ix ABSTRACT

Krisdiyanto, Agung. 2013. The Application Effect of Cooperative Learning Method Jigsaw II for Students Learning Interest and Achievement in Social Subject on Fourth Grade Students of Sengi 2 Elementary School. Thesis. Yogyakarta. Elementary School Teacher Education Study Program, Department of Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research purposed to determine the application effect of cooperative learning method Jigsaw II for learning interest and achievement in Social subject Basic Competence " Understanding the development of technology production, communications , and transportation and the experience of using it " on fourth grade students of Sengi 2 Magelang Elementary School in the second semester of academic year 2012 / 2013.

This research is a quasi experimental in type of nonequivalent control group design. The research population was all fourth grade students of Sengi 2 Magelang Elementary School in the second semester of academic year 2012 / 2013 which amounted 51 , and the sample of a control group is a whole class of IVA students which amounted 25, and the sample of an experimental group is a whole class of IVB students which amounted 26. Object of this research is the application of cooperative learning method Jigsaw II for learning interest and student achievement in social subject on technology development materials. Techniques of data collection using an interest questionnaire instrument to measure students interest in learning, and multiple-choice tests to measure students learning achievement. Data analysis was performed using SPSS 21 program with 3 steps, namely homogeneity test (baseline differences), normality test, and treatment test (final data different test) in the control group and experimental group.

The results of this research is the application of cooperative learning method Jigsaw II affected significantly their learning interest and achievement in social subject Basic Competence " Understanding the development of technology production, communications, and transportation; and the experience of using it " on fourth grade students of Sengi 2 Magelang Elementary School in the second semester of academic year 2012 / 2013. In terms of learning interest, the difference can be seen from the data that showed significantly of 0.020 or < 0.05 in the final questionnaire comparing the control group and experimental group. While the difference in terms of learning achievement, the difference showed significantly of 0.044 or< 0.05 between control and experimental group posttest. The findings of this research enrich our understanding of how and why cooperative learning method Jigsaw II contributes for student learning interest and achievement.

Keywords: learning interest, learning achievement, Cooperative Learning method Jigsaw II.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan berkat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian eksperimen dengan judul “PENGARUH PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW II TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN SENGI 2” ini. Skripsi ini disusun dalam rangka pemenuhan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph. D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, S.J., SS., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. E. Catur Rismiati, S. Pd., M.A, Ed.D., Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 4. Drs. Y.B. Adimassana, M.A., dosen pembimbing I, yang telah memberikan

arahan, dorongan semangat serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.


(14)

xi

5. Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum., dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan yang berupa saran, kritik, serta bimbingannya yang sangat berguna selama penelitian ini.

6. Bapak, Ibu, dan segenap keluarga tercinta yang telah memberikan fasilitas serta support yang tidak pernah berhenti selama melakukan penelitian ini. 7. Teman-teman penulis, terutama teman-teman kelompok penelitian payung

yang telah memberikan masukan, semangat, dan dorongan untuk menyelesaikan penelitian ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membaca. Terima Kasih.

Yogyakarta, 26 Agustus 2013 Yang menyatakan,


(15)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Istilah ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Teori... 7

1. Pengertian Belajar ... 7

2. Minat Belajar ... 8

a. Pengertian Minat ... 8

b. Ciri-ciri Minat ... 8

c. Pentingnya Minat dalam Belajar... 9

d. Faktor Pendorong Minat... 10


(16)

xiii

3. Prestasi Belajar ... 12

a. Pengertian Prestasi ... 12

b. Pengertian Prestasi Belajar ... 13

4. Pembelajaran Kooperatif ... 13

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ... 13

b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif ... 14

c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 15

d. Manfaat Pembelajaran Kooperatif ... 16

5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I ... 17

6. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II... 19

a. Pengertian Jigsaw II ... 19

b. Langkah-langkah Jigsaw II ... 20

7. Pembelajaran IPS ... 23

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 23

b. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ... 25

c. Ruang Lingkup IPS di Sekolah Dasar ... 25

B. Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan ... 26

C. Kerangka Berpikir ... 30

D. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III. METODE PENELITIAN ... 32

A. Jenis Penelitian ... 32

B. Setting Penelitian ... 33

1. Lokasi Penelitian ... 33

2. Waktu Penelitian ... 33

3. Populasi dan Sampel ... 34

4. Jadwal Pengambilan Data ... 35

5. Variabel Penelitian ... 35

6. Instrumen Penelitian ... 36

a. Soal Pilihan Ganda ... 37

b. Kuesioner Minat Belajar ... 37

C. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38


(17)

xiv

2. Uji Reliabilitas ... 43

D. Teknik Pengumpulan Data ... 44

1. Minat Belajar ... 44

2. Prestasi Belajar ... 45

E. Teknik Analisis Data ... 46

1. Uji Homogenitas ... 46

2. Uji Normalitas ... 46

3. Uji Hipotesis ... 47

a. Uji Beda Data Akhir ... 47

b. Uji Selisih Skor ... 48

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian ... 50

1. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Terhadap Minat Belajar ... 50

a. Uji Homogenitas ... 52

b. Uji Pengaruh Perlakukan ... 54

2. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II Terhadap Prestasi Belajar... 57

a. Uji Homogenitas ... 58

b. Uji Pengaruh Perlakuan ... 60

3. Rangkuman Hasil Penelitian ... 63

B. Pembahasan ... 64

C. Keterbatasan Penelitian ... 65

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 67


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Pengaruh Perlakuan ... 33

3.2 Waktu Pengambilan Data ... 34

3.3 Jadwal Pengambilan Data ... 35

3.4 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda ... 37

3.5 Kisi-kisi Kuesioner ... 38

3.6 Tabel Korelasi ... 40

3.7 Kualifikasi Reliabilitas ... 43

3.8 Uji Reliabilitas Soal Pilihan Ganda ... 44

3.9 Pengumpulan Data dan Variabel Minat ... 44

3.10 Pengumpulan Data Variabel Prestasi Belajar ... 45

4.1 Data Minat Belajar ... 51

4.2 Data Uji Normalitas Kuesioner Awal ... 51

4.3 Perbandingan Skor Kuesioner Awal Variabel Minat Belajar ... 53

4.4 Uji Normalitas Kuesioner Akhir ... 54

4.5 Uji Homogenitas Kuesioner Akhir ... 54

4.6 Perbandingan Skor Kuesioner Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Variabel Minat Belajar ... 56

4.7 Data Prestasi Belajar ... 57

4.8 Data Uji Normalitas Pretest ... 58

4.9 Perbandingan Skor Pretest Variabel Prestasi Belajar ... 60

4.10 Uji Normalitas Posttest ... 61

4.11 Uji Homogenitas Posttest ... 61

4.12 Perbandingan Skor Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Variabel Prestasi Belajar ... 62

4.13 Rangkuman Kuesioner Awal dan Pretest ... 64

4.14 Rangkuman Kuesioner awal ke kuesioner Akhir dan Pretest ke Posttest . 64 4.15 Rangkuman Perbandingan Skor Kuesioner Akhir dan Skor Posttest ... 64


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran Kelompok Eksperimen ... 72

Lampiran 2. Silabus Pembelajaran Kelompok Kontrol ... 76

Lampiran 3. RPP Kelompok Eksperimen ... 79

Lampiran 4. RPP Kelompok Kontrol ... 85

Lampiran 5. Materi Pembelajaran ... 91

Lampiran 6. LKS Kelompok Eksperimen ... 98

Lampiran 7. LKS Kelompok Kontrol ... 101

Lampiran 8. Kuesioner Minat Belajar ... 103

Lampiran 9. Lembar Evaluasi ... 105

Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal Evaluasi ... 109

Lampiran 11. Lembar Penilaian Afektif dan Psikomotorik Kelompok Eksperimen ... 110

Lampiran 12. Pedoman Afektif Kelompok Eksperimen ... 112

Lampiran 13. Lembar Penilaian Psikomotorik Kelompok Eksperimen ... 114

Lampiran 14. Pedoman Penilaian Psikomotorik Kelompok Eksperimen ... 116

Lampiran 15. Lembar Penilaian Afektif Kelompok Kontrol ... 117

Lampiran 16. Pedoman Penilaian Afektif Kelompok Kontrol ... 119

Lampiran 17. Lembar Penilaian Psikomotorik Kelompok Kontrol ... 121

Lampiran 18. Pedoman Penilaian Psikomotor Kelompok Kontrol ... 123

Lampiran 19. Hasil Kuesioner Minat Siswa Kelompok Eksperimen ... 124

Lampiran 20. Hasil Kuesioner Minat Siswa Kelompok Kontrol ... 126

Lampiran 21. Hasil LKS Kelompok Eksperimen ... 128

Lampiran 22. Hasil LKS Kelompok Kontrol ... 131

Lampiran 23. Hasil Tes Pilihan Ganda Siswa Kelompok Eksperimen ... 133

Lampiran 24. Hasil Tes Pilihan Ganda Siswa Kelompok Kontrol ... 135

Lampiran 25. Daftar Nilai Kuesioner Kelompok Eksperimen ... 137

Lampiran 26. Daftar Nilai Kuesioner Kelompok Kontrol ... 138

Lampiran 27. Daftar Nilai Tes Pilihan Ganda Kelompok Eksperimen ... 139


(20)

xvii

Lampiran 29. Daftar Nilai Afektif dan Psiomotorik Kelompok Eksperimen ... 141

Lampiran 30. Daftar Nilai Afektif dan Psiomotorik Kelompok Kontrol ... 142

Lampiran 31. Hasil Perhitungan SPSS Nilai Kuesioner Minat Belajar ... 143

Lampiran 32. Hasil Perhitungan SPSS Nilai Tes Pilihan Ganda ... 146

Lampiran 33. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Kelompok Kontrol ... 149

Lampiran 34. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran Kelompok Eksperimen 154 Lampiran 34. Lembar Pengamatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II ... 159

Lampiran 35. Dokumentasi Penelitian ... 160

Lampiran 36. Surat Izin Penelitian ... 167


(21)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1 Literatur Map ... 29 3.1 Variabel Penelitian ... 36 4.1 Perbandingan Skor Antara Skor Kuesioner Awal dan Kuesioner

Akhir pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ... 56 4.2 Perbandingan Skor antara Skor Pretest dan Posttest pada


(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari karena pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu manusia dalam mengembangkan potensinya. Melalui pendidikan siswa belajar untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang lebih baik. Pendidikan yang baik dapat tercermin dari proses pembelajaran yang dapat membantu mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang dimiliki oleh siswa dari tahap yang paling rendah sampai pada tahap yang paling tinggi. Slameto (2010:2) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri dalam interaksi lingkungannya. Menurut Winkel (1989:36), belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap.

Pada hakikatnya kegiatan belajar mengajar dilakukan antara guru dan siswa. Guru merupakan komponen yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Guru bukan hanya menyampaikan suatu materi tetapi juga menjadi orang tua kedua siswa di sekolahan. Guru berperan juga sebagai pengatur sekaligus proses dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian


(23)

tugas guru sangatlah berat, karena guru harus mampu membuat anak didiknya senang dan mudah dalam menerima mata pelajaran. Salah satu cara yang dilakukan guru untuk meningkatkan rasa senang siswa terhadap pelajaran adalah dengan belajar secara berkelompok. Metode pembelajaran yang memanfaatkan pembagian kelompok adalah metode pembelajaran kooperatif. Slavin (2005:4) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam materi pelajaran. Pendapat lain dari Sugiyanto (2010:37) adalah pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil sehingga siswa dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan belajar. Jadi, pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang menggunakan pembagian kelompok supaya siswa dalam kelompok bekerja sama satu sama lain untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran yang dilakukan hendaknya bersifat inovatif dan bervariasi untuk meningkatkan minat atau semangat siswa dalam proses kegiatan belajar di kelas, sehingga prestasi belajar siswa dapat berkembang dengan baik. Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran yaitu dengan metode kooperatif tipe Jigsaw II yang akan membantu peserta didik dalam belajar di kelas secara aktif. Beberapa peneliti melakukan penelitian menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II untuk mengetahui pengaruh metode ini terhadap proses maupun hasil belajar siswa. Contohnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2009) yang meneliti tentang penggunaan metode pembelajaran tipe Jigsaw II untuk meningkatkan motivasi, partisipasi,


(24)

dan prestasi belajar siswa kelas X SMAN 1 Jogonalan Klaten, contoh lainnya adalah penelitian yang dilakukan Yuwita (2008) yang meneliti tentang keefektifan Cooperative Learning tipe Jigsaw II yang melibatkan siswa dalam pembelajaran Matematika pada sekolah inklusi di kelas XII IPS 2 MAN Maguwoharjo. Penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa metode kooperatif tipe Jigsaw II memiliki pengaruh positif terhadap proses belajar yaitu motivasi dan partisipasi, dan juga dalam hal hasil belajar yaitu prestasi belajar siswa. Untuk membuktikan dan menguatkan penelitian-penelitian sebelumnya tentang metode kooperatif tipe Jigsaw II, peneliti melakukan penelitian eksperimental yang membandingkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang menggunakan Jigsaw II dan kelompok kontrol yang tidak menggunakan Jigsaw II pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang pada semester genap Tahun Ajaran 2012/2013 dengan Standar Kompetensi: 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi, dan Kompetensi Dasar: 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat belajar IPS Kompetensi Dasar ”Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang Tahun Ajaran 2012/2013?


(25)

2. Apakah penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi belajar IPS Kompetensi Dasar ”Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang Tahun Ajaran 2012/2013?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II terhadap minat belajar IPS Kompetensi Dasar ”Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Mengetahui pengaruh penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II terhadap prestasi belajar IPS Kompetensi Dasar ”Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang Tahun Ajaran 2012/2013.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman melakukan penelitian eksperimental khususnya menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II dalam upaya untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan dalam hal minat dan prestasi belajar IPS Kompetensi Dasar “Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya” antara kelompok eksperimen yang menggunakan


(26)

metode kooperatif tipe Jigsaw II dan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II siswa kelas siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Bagi Siswa

Memberikan pengalaman mempraktekkan metode kooperatif tipe Jigsaw II dalam belajar IPS tentang perkembangan teknologi kepada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang Tahun Ajaran 2012/2013.

3. Bagi Guru

Guru akan lebih mengenal model pembelajaran yang inovatif khususnya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II, dan dapat membantu dalam proses pembelajaran yaitu dalam mengajarkan mata pelajaran IPS Kompetensi Dasar ”Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat” kepada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang.

4. Bagi Sekolah

Dapat memberikan inspirasi bagi guru-guru SDN Sengi 2 Magelang untuk melakukan eksperimental dalam pembelajaran khususnya menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran lainnya.

5. Bagi Program Studi

Menambah bahan pustaka/ bacaan yang terkait dengan penelitian eksperimental khususnya penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS Kompetensi Dasar “mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta


(27)

pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang semester genap Tahun Ajaran 2012/2013.

E. Definisi Istilah

Supaya tidak menimbulkan suatu pertanyaan dan tidak menimbulkan kesalahan tafsiran tentang suatu istilah yang dikemukakan, maka perlu adanya definisi istilah. Berikut ini merupakan definisi istilah yang peneliti ambil, yaitu sebagai berikut.

1. Minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu objek yang cenderung menetap yang di dalamnya ada unsur rasa senang.

2. Minat belajar adalah minat dalam mempelajari sesuatu yang diukur dengan kuesioner minat belajar.

3. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah melakukan sesuatu usaha.

4. Prestasi belajar adalah prestasi yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, yang diukur menggunakan instrument tes yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda.

5. Metode kooperatif tipe Jigsaw II adalah suatu metode dimana di dalam tersebut siswa mendapat kesempatan belajar secara keseluruhan konsep, sebelum ia belajar spesialisasi dalam kelompok untuk menjadi expert. 6. IPS adalah suatu ilmu pengetahuan yang merupakan paduan sejumlah


(28)

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab II ini diuraikan segala sesuatu yang mendasari teori penelitian, yaitu kajian teori, hasil penelitian sebelumnya yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Slameto (2010:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Sependapat dengan Slamento, Hamalik (2003:28) mengungkapkan belajar adalah “suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Gagne dalam Suprijono (2009:2) menyatakan bahwa belajar adalah “perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah”.

Berdasarkan pengertian-pengertian belajar di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan tingkah laku secara menyeluruh yang tidak didapatkan dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.


(29)

2. Minat Belajar

a. Pengertian Minat

Menurut Winkel (2004:212), minat diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Sependapat dengan Winkel, Syah (2008:151), minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu). Senada dengan Winkel dan Syah, Slameto (2010:180) mengungkapkan minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Soewardi (1987: 183) mengungkapkan minat adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari luar.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah rasa kecenderungan lebih suka pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu, sehingga dapat mendorong seseorang untuk menerima sesuatu dari luar yang dalam hal ini adalah materi pelajaran.

b. Ciri-ciri Minat

Menurut Winkel (2004:212), ciri-ciri minat adalah cenderung merasa tertarik dan senang pada materi atau topik yang sedang dipelajarinya. Sebagai contoh siswa senang terhadap mata pelajaran IPS, maka siswa tersebut akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Syah (2008:151), menyatakan


(30)

“pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan”. Sependapat dengan Syah, Slameto (1988:182), menyatakan sebagai berikut:

suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut.

Jadi, ciri-ciri minat adalah rasa ingin tahu yang begitu besar kepada materi atau topik membuat siswa merasa tertarik terhadap suatu topik atau materi yang sedang dibahas atau dipelajari sehingga siswa memusatkan perhatian secara penuh terhadap materi yang telah dipelajari. Dengan perhatian yang terpusat, siswa belajar lebih giat terhadap materi sehingga siswa akan berusaha penuh untuk memahami pelajaran, jika siswa mengalami kesulitan siswa akan berusaha bertanya atau mengungkapkan pendapat kepada guru, dan memberikan tanggapan dengan menyampaikan ide yang dimiliki siswa.

c. Pentingnya Minat dalam Belajar

Purnomo (2008:253) menambahkan bahwa minat memerankan peran yang besar atas perilaku dan sikap, antara lain menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar, mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi anak, semakin yakin mereka mengenai pekerjaan yang diidamkan, semakin besar minta mereka terhadap kegiatan yang mendukung tercapainya aspirasinya itu, menambah


(31)

kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni, dan meningkatkan prestasi.

d. Faktor Pendorong Minat

Menurut Esti (2002:365) salah satu cara untuk menarik minat selama pelajaran adalah menghubungkan pengalaman belajar dengan minat siswa. Jika seorang guru tahu apa yang diminati siswa, banyak tugas mengajar di kelas yang dapat dihubungkan dengan minat-minat siswa. Sependapat dengan Esti, Soewardi (1987:183), minat-minat didorong oleh motivasi. Motivasi merupakan suatu tenaga yang mendorong setiap individu bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu. Minat dimanifestasikan berdasarkan komponen dorongan yang mendorongnya. Dari tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor pendorong minat adalah motivasi yang ada pada setiap individu yang akan melaksanakan suatu tujuan atau tindakan dalam belajar.

e. Indikator Minat

Menurut Isnandar (2012:14-15), ada 5 indikator minat, yaitu: 1) Ekspresi perasaan senang, yang meliputi: siswa mengikuti

pelajaran dengan antusias, siswa tidak mengeluh jika mendapatkan tugas dari guru, siswa datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai, siswa menyiapkan buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai, dan siswa duduk dengan tenang untuk belajar. 2) Perhatian dalam mengikuti pelajaran, yang meliputi: siswa aktif bertanya di dalam kelas, siswa aktif menjawab pertanyaan, siswa menyimak penjelasan guru dengan seksama, siswa tidak


(32)

melamun di dalam kelas, dan siswa tidak mengobrol atau mengganggu teman lain ketika belajar.

3) Ketertarikan siswa pada materi, yang meliputi: siswa giat membaca buku pelajaran, siswa membaca materi terlebih dahulu sebelum diajarkan oleh guru, siswa membuat catatan, siswa serius menyelesaikan tugas yang diberikan guru.

4) Ketertarikan siswa pada metode guru, yang meliputi: siswa menanyakan kesulitan yang dialami guru, siswa antusias dengan metode pembelajaran yang diajarkan guru, siswa memperhatikan saat guru menjelaskan IPS di depan kelas, siswa memperhatikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang disampaikan guru.

5) Keterlibatan siswa dalam pembelajaran, meliputi: siswa aktif menyampaikan pendapat saat diskusi, siswa mau membantu teman lain yang mengalami kesulitan dalam belajar, siswa bekerja sama dengan kelompok, siswa maju mengerjakan tugas, dan siswa mengajukan diri untuk menjawab spontan dari guru.

Sedangkan menurut Legowo (2012:15) indikator-indikator siswa yang memiliki minat, antara lain:

1) Ekspresi perasaan senang, meliputi: siswa mengikuti pelajaran dengan antusias, siswa tidak mengeluh bila diberi tugas dari guru, siswa mengikuti pembelajaran dengan tepat waktu, dan siswa duduk dengan tenang dan siap untuk belajar.


(33)

2) Perhatian dalam belajar, meliputi: siswa aktif bertanya di dalam kelas, siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru, siswa memperhatikan penjelasan dari guru dengan sungguh-sungguh, tidak melamun di dalam kelas, tidak mengantuk, tidak mengobrol atau selalu mengganggu teman lain ketika belajar. 3) Kemauan mengembangkan diri, meliputi: siswa giat membaca

buku IPS, siswa menanyakan kesulitan kepada guru, siswa membuat catatan mengenai materi yang sedang dipelajari, siswa mengerjakan tugas dari guru, dan siswa membawa buku atau sumber lain untuk belajar.

Berdasarkan penjelasan tentang indikator minat menurut pendapat Isnandar (2012) dan Legowo (2012), dapat peneliti simpulkan bahwa indikator minat mencakup: 1) ekspresi perasaan senang; 2) merespon terhadap pertanyaan atau materi; 3) memberikan perhatian dalam mengikuti pelajaran; 4) bersikap baik dalam kegiatan belajar, contohnya bekerja sama dalam kelompok. 3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi

Winkel (1984:64) mengatakan prestasi adalah pembuktian dari semua usaha yang dapat dicapai. Hasil yang dicapai dapat diukur dengan tes atau evaluasi, hal ini mempunyai tujuan untuk mengetahui keberhasilan dalam pembelajaran. Menurut KBBI (2008:1101) prestasi adalah “hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dsb)”. Jadi, prestasi adalah segala hasil yang


(34)

dicapai yang sesuai dengan tujuan dari suatu kegiatan. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah segala hasil yang dicapai yang sesuai dengan tujuan kegiatan yang dapat diukur dengan evaluasi.

b. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut KBBI (2008:1101) prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang telah diberikan oleh guru”. Menurut Winkel (1983:162) prestasi belajar adalah bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai. Prestasi belajar dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu. Arifin (1990:3) menyatakan bahwa prestasi adalah “kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”.

Jadi, prestasi belajar adalah segala hasil yang dicapai yang sesuai dengan tujuan dari suatu kegiatan belajar, yang dapat berupa penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, yang ditunjukkan oleh nilai tes atau nilai yang diberikan guru.

4. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Suprijono (2009:54), pembelajaran kooperatif adalah “konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk


(35)

bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru”. Menurut Sugiyanto (2010:paragraf pertama) pembelajaran kooperatif adalah “pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Sedangkan menurut Rusman (2011), Cooperative Learning adalah teknik pengelompokan yang di dalamnya siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran yang mempunyai fokus untuk membentuk kelompok demi mencapai tujuan belajar dengan setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang.

b. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif

Roger dan David Johnson dalam Suprijono (2009:58-61) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif memiliki lima unsur, yaitu positive interdependence (saling ketergantungan positif), personal responsibility (tanggung jawab perseorangan), face to face promotive interaction (interaksi promotif), interpersonal skill (komunikasi antar anggota), dan group processing (pemrosesan kelompok). Nurulhayati dalam Rusman (2011:204) mengatakan unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif adalah ketergantungan positif, pertanggungjawaban individual, kemampuan bersosialisasi, tatap muka, dan evaluasi kelompok. Menurut Johnson & Johnson


(36)

(1994); Sutton (1990) dalam Trianto (2010:60-61), terdapat lima unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu saling ketergantungan yang positif antar siswa, interaksi antara siswa yang saling mengikat, tanggung jawab individual, keterampilan interpersonal dan kelompok kecil, dan proses kelompok.

Menurut pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur pembelajaran kooperatif adalah positive interdependence (saling ketergantungan positif), personal responsibility (tanggung jawab perseorangan/individual), face to face promotive interaction (interaksi promotif), interpersonal skill (komunikasi antar anggota), group processing (pemrosesan kelompok), dan evaluasi kelompok.

c. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Johnson & Johnson (1994) dalam Trianto (2010:57) menyatakan bahwa tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah “memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun kelompok”. Menurut Suprijono (2009:59), tujuan pembelajaran kooperatif adalah “membentuk suatu kelompok menjadi pribadi yang kuat”. Rusman (2011:210) menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah “untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi”.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan


(37)

belajar siswa untuk meningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun kelompok, serta mengajarkan kepada siswa tentang keterampilan bekerja sama dan kolaborasi di antara anggota kelompok.

d. Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Zamroni (2000) dalam Trianto (2010:57), mengemukakan manfaat penerapan pembelajaran kooperatif adalah “dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individu, di samping itu belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa”. Rusman (2011:202), mengemukakan sebagai berikut:

dengan belajar berkelompok memberikan kesempatan kepada siswa secara aktif dan kesempatan untuk mengungkapkan sesuatu yang dipikirkan siswa kepada teman akan membantunya untuk melihat sesuatu dengan lebih jelas bahkan melihat ketidak sesuaian pandangan mereka sendiri.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat pembelajaran kooperatif adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasannya, sehingga dapat membantu siswa untuk melihat sesuatu dengan lebih jelas dengan cara membandingkan pengetahuannya dengan pendapat siswa lain dalam kelompok, sehingga kesenjangan pengetahuan masing-masing individu dalam kelompok dapat terkurangi, di samping itu belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa.


(38)

5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw I

Pelajaran Jigsaw I dikembangkan oleh Erriot A. dan kawan-kawan dari Universitas Texas sebagai model pembelajaran kooperatif dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan (Sugiyanto,2019:45). Menurut Slavin (2005:14) pembelajaran dalam Jigsaw I siswa saling bekerja dalam anggota kelompok yang sama, yaitu 4 orang dengan latar belakang yang berbeda.

Suprijono (2009:89) mengemukakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw I diawali dengan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru selanjutnya menuliskan topic atau materi yang akan dipelajari pada papan tulis. Dalam Jigsaw I terdapat dua kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal merupakan gabungan dari kelompok ahli sedangkan kelompok ahli adalah kelompok siswa yang terdiri dari kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan memahami dan mempelajari sesuatu topik tertentu serta diminta untuk mengerjakan tugas sesuai dengan topiknya kemudian setelah selesai dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Dalam pembelajaran Jigsaw I anggota kelompok yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk berdiskusi dalam kelompok ahli dan saling membantu bekerja sama tentang topik yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa kembali pada kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok lain tentang apa yang telah dipelajari pada kelompok ahli.

Dalam pembelajaran Jigsaw I menurut Suprijono (2009:45) terbagi dari langkah-langkah sebagai berikut:


(39)

a. Siswa suatu kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 5 anak dengan karakteristik berbeda. Kelompok terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan akademik, jenis kelamin dan latar belakang social yang berbeda. b. Materi pelajaran dibagikan kepada siswa dalam kelompok asal dan

setiap siswa bertanggung jawab untuk mempelajari suatu bagian materi pembelajaran tersebut.

c. Selanjutnya semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama berkumpul dalam kelompok ahli. Dalam kelompok ahli siswa mendiskusikan materi atau topik yang sama serta menyusun rencana bagaimana penyampaian materi pada anggota kelompok yang lain.

d. Kemudian pada siswa yang berada dalam kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan materi pembelajaran yang sudah didiskusikan dalam kelompok ahli

e. Setelah itu siswa berdiskusi pada kelompok asal, para siswa saling bertukar dan saling mengevaluasi mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari.

Dari beberapa uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran Jigsaw I adalah pembelajaran yang terdiri dari beberapa kelompok kecil yang heterogen, siswa dibagi menjadi kelompok asal dan kelompok ahli. Siswa saling bekerja sama dan berdiskusi atas materi yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut pada kelompok lain.


(40)

6. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II

a. Pengertian Jigsaw II

Jigsaw II dikembangkan oleh Slavin (Roy Killen, 1996) dengan sedikit perbedaan dengan Jigsaw I. Dalam belajar kooperatif tipe Jigsaw, secara umum siswa dikelompokkan secara heterogen dalam kemampuan. Siswa diberi materi yang baru atau pendalaman dari materi sebelumnya untuk dipelajari. Masing-masing anggota kelompok secara acak ditugaskan untuk menjadi ahli (expert). Setelah membaca dan mempelajari materi, “ahli” dari kelompok berbeda berkumpul untuk mendiskusikan topik yang sama dari kelompok lain sampai mereka menjadi “ahli” pada konsep yang dipelajari. Kemudian kembali lagi ke kelompok semula untuk mengajarkan topik yang mereka kuasai kepada teman sekelompoknya. Terakhir diberikan tes atau assessment yang lain pada semua topik yang diberikan.

Metode pembelajaran Jigsaw II sudah dikembangkan oleh Slavin. Ada perbedaan mendasar antara pembelajaran Jigsaw I dan Jigsaw II. Pada tipe I, awalnya siswa hanya belajar konsep tertentu yang akan menjadi spesialisasinya sementara konsep-konsep yang lain didapatkan melalui diskusi dengan teman segrupnya. Sedangkan pada tipe Jigsaw II setiap siswa memperoleh kesempatan belajar secara keseluruhan konsep (scan read) sebelumnya belajar spesialisasinya untuk menjadi ahli (expert).


(41)

b. Langkah-langkah Jigsaw II

Dalam Trianto (2010) disebutkan bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan Jigsaw II adalah:

1) Orientasi

Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diberikan. Memberikan penekanan tentang manfaat penggunaan metode Jigsaw II dalam proses belajar mengajar. Mengingatkan senantiasa percaya diri, kritis, kooperatif dalam model pembelajaran ini. peserta didik diminta belajar konsep secara keseluruhan untuk memperoleh gambaran keseluruhan dari konsep.

2) Pengelompokan

Misalkan dalam kelas ada 20 siswa, selanjutnya akan dibagi menjadi 5 grup (A-E) yang isi tiap-tiap grupnya heterogen dalam kemampuan IPS. Berilah indeks 1 untuk siswa sangat baik, indeks 2 untuk kelompok baik, indeks 3 untuk kelompok sedang, dan indeks 4 untuk kelompok rendah, misalkan (A1 berarti grup A dari kelompok sangat baik,..., A4 grup A dari kelompok rendah).

Tiap grup akan berisi: Grup A (A1, A2, A3, A4) Grup B (B1, B2, B3, B4) Grup C (C1, C2, C3, C4) Grup D (D1, D2, D3, D4)


(42)

Grup E (E1, E2, E3, E4)

3) Pembentukan dan pembinaan kelompok expert

Selanjutnya grup itu dipecah menjadi kelompok yang akan mempelajari materi yang kita berikan dan dibina supaya jadi expert, berdasarkan indeksnya.

Kelompok 1 (A1, B1, C1, D1, E1) Kelompok 2 (A2, B2, C2, D2, E2) Kelompok 3 (A3, B3, C3, D3, E3) Kelompok 4 (A4, B4, C4, D4, E4)

Tiap kelompok diberi konsep IPS (transformasi) sesuai dengan kemampuannya. Setiap kelompok diharapkan bisa belajar topik yang diberikan dengan sebaik-baiknya sebelum ia kembali ke dalam grup sebagai tim ahli “expert”. Tentunya peran pendidik cukup penting dalam fase ini.

4) Diskusi (Pemaparan) kelompok ahli dalam grup

Expertist (peserta didik ahli) dalam konsep tertentu ini, masing-masing kembali dalam grup semula. Pada fase ini kelima grup (1-5) memiliki ahli dalam konsep-konsep tertentu (worksheet 1-4). Selanjutnya pendidik mempersilahkan anggota grup untuk mempresentasikan keahliannya kepada grupnya masing-masing secara bergantian satu persatu.

Aturan dalam fase ini adalah :

a) Siswa memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap anggota tim mempelajari materi yang diberikan.


(43)

b) Memperoleh pengetahuan baru adalah tanggung jawab bersama, jadi tidak ada yang selesai belajar sampai setiap anggota menguasai konsep.

c) Tanyakan kepada anggota grup sebelum tanya kepada pendidik.

d) Pembicara dilakukan secara pelan agar tidak mengganggu grup lain.

e) Akhiri diskusi dengan “merayakannya” agar memperoleh kepuasan.

5) Tes (Penilaian)

Pada fase ini guru memberikan tes tulis untuk dikerjakan oleh siswa yang seluruh konsep yang didiskusikan. Pada tes ini siswa tidak diperkenankan untuk bekerja sama.

6) Pengakuan kelompok

Penilaian pada pembelajaran kooperatif berdasarkan skor peningkatan individu, tidak didasarkan pada skor akhir yang diperoleh siswa, tetapi berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor sebelumnya. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimum pada kelompoknya dalam sistem skor kelompok. Siswa memperoleh skor untuk kelompoknya didasarkan pada skor kuis mereka melampaui skor dasar mereka.


(44)

7. Pembelajaran IPS

Sebelum membahas mengenai materi permasalahan sosial pada mata pelajaran IPS, maka perlu diketahui beberapa hal, sebagai berikut:

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (2003:424), ilmu pengetahuan sosial diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial (seperti sejarah, ekonomi, geografi).

IPS didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang manusia di dalam kelompok yang disebut masyarakat, dengan menggunakan ilmu politik, ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, dan antropologi Menurut Solehatin (2007:15) pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan. Mata pelajaran yang dapat dijadikan sumber pada pengajaran IPS yaitu geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, politik, dan sosiologi. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1) Geografi: mengungkapkan kesuburan tanah, jenis-jenis mata pencaharian penduduk, jenis dan penyebaran sumber daya, transportasi-komunikasi, iklim dan pengaruhnya terhadap kehidupan, pemukiman, tenaga air, globe dan peta, dan lain sebagainya.

2) Sejarah: mengungkapkan peristiwa-peristiwa berdasarkan kurun waktunya.


(45)

3) Ekonomi: mengungkapkan usaha memenuhi kebutuhan materi dari sumber daya dan modal yang terbatas, produksi bahan kebutuhan, pengangkutannya, distribusinya.

4) Antropologi: mengungkapkan bagaimana kemampuan manusia menciptakan hasil-hasil kebudayaan dengan perkembangannya dari keadaan yang sederhana kepada keadaan yang maju.

5) Ilmu politik: menyajikan pelajaran tentang pemerintahan, kenegaraan, proses politik, dan tentang kebijaksanaan.

6) Sosiologi: mengungkapkan relasi sosial manusia dengan segala faktor dan pengorganisasiannya.

Ilmu pengetahuan sosial merupakan kajian tentang manusia dan dunia sekelilingnya. IPS lahir dari keinginan para pakar pendidikan untuk “membekali” para siswa supaya nantinya mampu menghadapi dan menangani kompleksitas kehidupan di masyarakat yang sering berkembang secara tidak terduga. “Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang-bidang keilmuwan yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan yaitu mereka memandang IPS sebagai suatu ilmu, IPS mempelajari hubungan antara manusia dan sekelilingnya sebagai anggota masyarakat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan suatu ilmu yang memiliki kajian luas antara manusia dan dunianya.


(46)

b. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memperkenalkan kepada siswa bahwa manusia dalam hidup bersama dituntut adanya kebersamaan. Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan siswa dan keterampilan dasar yang dapat digunakan dalam kehidupannya. Pada kurikulum 1994, materi pelajaran IPS di SD dibagi menjadi dua bagian, yakni sejarah dan materi pengetahuan sosial. Pengajaran IPS di sekolah diharapkan dapat melatih sikap peka dan tanggap untuk bertanggung jawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

IPS berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan pengajaran sejarah berfungsi untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan kebanggaan terhadap perkembangan masyarakat. Jadi pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki tujuan untuk mengantarkan siswa supaya memiliki kepekaan terhadap kenyataan yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

c. Ruang Lingkup IPS di Sekolah Dasar

Ruang lingkup pengajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar dibatasi sampai gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau oleh geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada pada lingkungan hidup murid-murid Sekolah Dasar.


(47)

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disebutkan bahwa ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan. 2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan. 3) Sistem Sosial dan Budaya.

4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. B. Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan

Kurniawati (2009) meneliti tentang penggunaan metode pembelajaran tipe Jigsaw II untuk meningkatkan motivasi, partisipasi, dan prestasi belajar siswa kelas X dalam pembelajaran ekonomi di SMAN 1 Jogonalan Klaten. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II mampu meningkatkan motivasi, partisipasi, dan prestasi belajar siswa Kelas X SMAN 1 Jogonalan Klaten dalam pembelajaran Ekonomi. Data peningkatan dari setiap aspek adalah sebagai berikut: 1) peningkatan motivasi sebesar 12.5%; 2) peningkatan partisipasi sebesar 5%; 3) peningkatan prestasi sebesar 17.5%.

Yuwita (2008) meneliti tentang keefektifan metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II yang melibatkan siswa dalam pembelajaran Matematika pada sekolah inklusi di kelas XII IPS 2 MAN Maguwoharjo. Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode Cooperative Learning tipe Jigsaw II pada umumnya cukup efektif mengaktifkan siswa untuk terlibat dalam diskusi kelompok. Peningkatan keterlibatan siswa pada siklus II meningkat 2.58% dari siklus I.


(48)

Endarwati (2009) meneliti tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam peningkatan keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan operasi hitung pada bentuk aljabar di SMP 3 Godean. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dalam pembelajaran matematika ada peningkatan pada keterlibatan siswa dan prestasi belajar siswa. Peningkatan keterlibatan siswa dari siklus I sampai dengan tes akhir sebesar 10.14%.

Wulansih (2009) meneliti tantang peningkatan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta pada pokok bahasan zat dan wujudnya melalui pembelajaran dengan metode kooperatif tipe Jigsaw II. Hasil dari penelitian tersebut adalah penggunaan metode kooperatif tipe Jigsaw II dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan peningkatan 73.33% untuk konsep sifat-sifat zat, 63.33% untuk konsep definisi masa jenis zat, 60% untuk konsep definisi zat, dan 43.33% untuk konsep kapilaris.

Rine Pertiwi, dkk. Meneliti tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 97 Pekanbaru. Rata-rata aktivitas belajar siswa pada siklus I yaitu 70,88% (baik) dan pada siklus II mengalami peningkatan yaitu 86,09% (sangat baik) jadi aktivitas belajar siswa naik sebesar 15,21%. Nilai rata-rata ulangan siswa setelah tindakan siklus I diperoleh hasil rata-rata siswa mencapai 75,35 dengan persentase ketuntasan 65% dan siklus II nilai rata-rata mencapai 85,5 dengan persentase 85%.


(49)

Yulius (2011) meneliti tentang peningkatan minat dan kemampuan menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan metode karya wisata siswa kelas X Semester I SMA Surya Mandala Barong Tongkak Kutai Barat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan metode karya wisata terbukti meningkatkan minat dan kemampuan menulis paragraf deskripsi siswa kelas X semester I SMA Surya Mandala, Barong Tongkok, Kutai Barat Tahun Pelajaran 2009/2010. Peningkatan minat menulis paragraph deskripsi sebesar 74.29%, dan untuk kemampuan menulis paragraf deskripsi mengalami peningkatan nilai 2.23 poin untuk aspek kesesuaian judul, 1.78 poin untuk aspek perincian objek, 1.15 poin untuk sudut pandang, 0.57 poin untuk aspek diksi, 0.49 poin untuk aspek tata bahasa, 0.67 poin untuk aspek ejaan, dan 0.41 poin untuk aspek kerapian dan kebersihan.

Elentaty (2011) meneliti tentang peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah tentang pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat Indonesia melalui pemanfaatan multimedia pembelajaran pada siswa kelas XI IPS 2 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia ternyata mampu meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran Sejarah tentang pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarakat Indonesia. Nilai minat belajar siswa mengalami peningkatan 3.37 poin, dan nilai prestasi belajar meningkat sebesar 4.67 poin.

Purnomo (2012) meneliti tentang peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan metode eksperimen pada materi sifat-sifat cahaya siswa kelas


(50)

V SD Negeri 1 Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan metode eksperimen mampu meningkatkan minat dan prestasi belajar IPA tentang materi sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri Bakung, Klaten semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan minat sebesar 6.05 poin, dan untuk peningkatan prestasi belajar sebesar 36.37%.

Literature Map

Gambar 2.1 Literature Map Mengenai Penelitian-penelitian yang Relevan Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw II

Minat dan Prestasi Belajar

Kurniawati (2009) Jigsaw II, motivasi, partisipasi, dan prestasi belajar

Endarwati (2009) Jigsaw II dan keterlibatan siswa

Yuwita (2008) Jigsaw II dan keaktifan siswa

Elentaty (2011) Pemanfaatan multimedia, minat, dan prestasi belajar

Yulius (2011) Karya wisata, minat, dan kemampuan menulis paragraf

Jaya (2011) penemuan terbimbing, hasil belajar, dan minat belajar

Yang perlu diteliti: Teknik Jigsaw II, minat,

dan prestasi belajar

Purnomo (2012) Eksperimen, minat, dan prestasi belajar Rine Pertiwi, Jigsaw II dan


(51)

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah minat, prestasi, dan metode kooperatif tipe Jigsaw II. Ketiga variable tersebut belum pernah digunakan secara bersamaan dalam sebuah penelitian. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peneliti menyumbangkan hal baru dalam dunia penelitian pendidikan. C. Kerangka Berpikir

Mata pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran pokok di tingkat SD. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk membimbing siswa supaya dapat belajar dengan mudah dan memiliki prestasi yang baik pada mata pelajaran IPS. Metode kooperatif tipe Jigsaw II yang memanfaatkan pembagian kelompok dalam belajar dianggap mampu menciptakan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa menjadi lebih aktif, dan menimbulkan suasana yang partisipatif sehingga mendorong timbulnya rasa ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran. Dengan timbulnya ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran maka minat siswa untuk belajar akan cenderung tinggi, dan minat yang tinggi dalam diri siswa akan berdampak positif bagi prestasi belajar siswa. Sehingga jika pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II diterapkan, maka minat dan prestasi belajar siswa akan cenderung tinggi jika dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan metode-metode pembelajaran tradisional seperti metode ceramah.

D. Hipotesis Penelitian

1. Penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap minat belajar IPS Kompetensi Dasar ”Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta


(52)

pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi belajar IPS Kompetensi Dasar ”Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya” pada siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang Tahun Ajaran 2012/2013.


(53)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab III akan dibahas tentang metode penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, populasi dan sampel, jadwal pengambilan data, variable penelitian, instrument penelitian, dan uji validitas dan reliabilitas.

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian quasi eksperimental tipe nonequivalent control group design (Sugiyono,2010:112). Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pemilihan kelompok ini dilakukan dengan cara pengundian yang disaksikan oleh dua orang guru mitra yaitu guru kelas IVA dan IVB SDN Sengi 2 Magelang. Peneliti mengetahui keadaan awal kelas dengan memberikan pretest kepada tiap masing-masing kelas dan untuk mengetahui homogenitas antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelas pertama (kelas eksperimen) diberikan perlakuan yaitu dengan menerapkan pembelajaran yang menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II, dan di akhir pembelajaran diberi posttest untuk mengetahui pengaruh treatment atau perlakuan yang telah diberikan pada kelompok eksperimen. Pada kelompok kedua (kelas kontrol) tidak diberi perlakuan dengan menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II. Guru melakukan pembelajaran di kelompok kontrol ini dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Pada akhir pembelajaran diberi posttest untuk mengetahui pengaruh treatment atau perlakuan yang telah


(54)

dilakukan pada kelompok kontrol. Pengaruh perlakuan dihitung dengan cara: (O2-O1)-(O4-O3).

Tabel 3.1 Pengaruh Perlakuan O1 X O2

O3 O4

Keterangan :

O1: minat awal dan pretest kelompok eksperimen

O2: minat akhir dan posttest kelompok eksperimen

O3: minat awal dan pretest kelompok kontrol

O4: minat akhir dan posttest kelompok kontrol

X : perlakuan atau treatment penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II

B. Setting Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Sengi 2 Magelang. Alamat SD ini beralamat di Gowok Pos, Sengi, Dukun, Magelang, Kode Pos 56482. 2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada akhir Maret dan sampai pertengahan April. Perlakuan kelompok eksperimen berlangsung 2 kali pertemuan, pada pertemuan pertama 2 jam pelajaran, selanjutnya 3 jam pelajaran dan untuk kelompok kontrol 5 jam pelajaran dalam sekali pertemuan. Waktu pelaksanaan perlakuan diambil berdasarkan konsultasi dengan guru kelas dari kelas IVA dan kelas IVB. Berikut ini tabel waktu pengambilan data.


(55)

Tabel 3.2 Waktu Pengambilan Data

Kelompok Tanggal Pertemuan Kegiatan Alokasi

Waktu Kelompok

Kelas Eksperimen

21 Maret 2013 I Penyampaian kuesioner awal dan pretest

2x35 menit

27 Maret 2013 II Perlakuan pertemuan I

2x35 menit 28 Maret 2013 III Perlakuan pertemuan

II dan penyampaian kuesioner akhir dan posttest

3x 35 menit

Kelompok Kelas Kontrol

21 Maret2013 I Penyampaian kuesioner awal dan pretest

2x35 menit

15 April 2013 II Perlakuan 5x 35 menit

3. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:117), yang dimaksud dengan populasi yaitu wilayah generalisasi atau menyeluruh yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010:118).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang yang berjumlah 51 siswa yang terdiri dari 2 kelas yaitu kelas IVA dan IVB. Kelas eksperimen dan kelas kontrol yang masing-masing memiliki siswa berjumlah 26 dan 25 siswa. Seluruh siswa kelas IVB terpilih menjadi sampel kelas eksperimen dan seluruh siswa kelas IVA terpilih sebagai sampel kelas kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kontrol tersebut dilakukan dengan cara diundi dan disaksikan oleh 2 orang guru mitra. Guru mitra merupakan guru kelas IV A dan guru kelas IV B. Pengundian dimaksudkan


(56)

supaya sampel dari setiap kelompok benar-benar bersifat acak/random sehingga tidak berat sebelah antara kedua kelompok. Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan oleh peneliti sendiri supaya kegiatan pembelajaran dapat sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan sesuai dengan kebutuhan penelitian ini.

4. Jadwal Pengambilan Data

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2013 dengan jadwal berikut ini:

Tabel 3.3 Jadwal Pengambilan Data

No. Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus 1. Izin Kepala Sekolah

2. Penyusunan Instrumen Penelitian

3. Uji Validitas Soal Objektif

4. Pengambilan Data Penelitian

5. Pembuatan Proposal 6. Pengumpulan

Proposal Penelitian 7. Penyusunan laporan

5. Variabel Penelitian

Sugiyono (2010:60) menjelaskan yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah atribut atau segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal yang diteliti kemudian ditarik kesimpulan. Variabel disebut atribut yang akan diteliti oleh peneliti dalam penelitian dibagi menjadi 2 yaitu, variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen


(57)

merupakan atribut yang mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel dependen, dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II. Variabel dependen merupakan atribut yang terikat karena merupakan atribut yang dipengaruhi oleh variabel independen, yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah minat belajar dan prestasi belajar.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1 Variabel Penelitian 6. Instrumen Penelitian

Menurut Margono (2003:155) instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Penelitian ini berdasarkan standar kompetensi mata pelajaran IPS yaitu SK 2 Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. Kompetensi dasar yang akan diteliti yaitu KD 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Peneliti membuat instrumen penelitian dengan menggunakan 20 soal objektif (pilihan ganda) untuk mengukur prestasi belajar. Sedangkan untuk mengukur minat belajar peneliti menggunakan kuesioner minat, dan lembar pengamatan minat belajar.

Penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw II

Minat Belajar


(58)

a. Soal Pilihan Ganda

Peneliti menggunakan tes objektif (pilihan ganda) karena bentuk tes ini mempunyai satu jawaban yang benar, sehingga hasil yang diperoleh lebih valid dan jelas.

Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : IV/2

Standar Kompetensi : 2 Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

Kompetensi Dasar : 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda

No. Indikator Nomor Item Soal

1. Menjelaskan pengertian teknologi. 1, 3, 16 2. Menyebutkan contoh-contoh teknologi

tradisional dan modern.

5, 14, 19 3. Menjelaskan macam-macam teknologi

tradisional dan modern.

2, 4, 7, 8, 9, 12, 13, 15 4. Membandingkan teknologi tradisional

dan modern.

6, 10, 11, 20 5. Menjelaskan manfaat perkembangan

teknologi.

17, 18

b. Kuesioner Minat Belajar

Peneliti menggunakan kuesioner untuk memperoleh data mengenai tingkat minat belajar siswa kelas IV SDN Sengi 2 Magelang terhadap pembelajaran IPS. Kuesioner minat yang digunakan adalah hasil validasi


(59)

dosen pembimbing yaitu Drs. YB. Adimassana, M.A.. Kisi-kisi Kuesioner minat belajar yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar Mata Pelajaran IPS

No. Indikator Item Soal

Positif Negatif 1. Menunjukkan ekspresi rasa senang 1, 3 2, 5 2. Menunjukkan perhatian terhadap

pelajaran

6, 7 4, 15 3. Merespon pertanyaan atau materi 8, 10 9 4. Keterlibatan siswa dalam diskusi

kelompok

11, 14 12, 13

Untuk kelompok eksperimen seluruh kisi-kisi digunakan, sedangkan pada kelompok kontrol item kuesioner yang berada pada indikator nomor 4 yaitu “keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok” tidak dipergunakan. Hal tersebut disebabkan pada kelompok eksperimen pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe Jigsaw II yang dalam penerapannya terdapat pembagian kelompok. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada pembagian kelompok, karena menggunakan metode ceramah yang tidak terdapat pembagian kelompok dalam penerapannya. Kuesioner minat yang digunakan pada kedua kelompok sama, hanya saja item kuesioner yang termasuk dalam indikator ke-4 tidak dikerjakan oleh siswa dalam kelompok kontrol.

C. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Masidjo (1995:242) mengungkapkan “validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur”. Surapranata (2008:50) mengungkapkan bahwa validitas adalah “suatu


(60)

konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur”.

Peneliti menguji validitas instrument-instrumen yang digunakan yaitu soal pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, dan kuesioner minat yang digunakan untuk mengukur minat belajar siswa. Soal pilihan ganda diuji melalui penghitungan empirik menggunakan program IBM SPSS 21 for Windows 32 bit, sedangkan kuesioner minat diuji validitasnya melalui expert judgement dengan berkonsultasi kepada tiga orang yang dianggap ahli yaitu dosen pembimbing Drs. YB Adimassana, M.A., dan dua orang guru kelas IV SDN Sengi 2 Magelang yaitu Mushon Ali, S.Pd. dan Surya Wibawa, S.Pd..

Peneliti menggunakan instrumen dengan soal pilihan ganda karena mempunyai kelebihan antara lain untuk menjawab tes objektif tidak banyak memakan waktu, reliabilitasnya tinggi karena penilaiannya bersifat objektif, pemberian nilai dan cara menilai tes objektif lebih cepat dan mudah karena tidak menuntut keahlian khusus dari pada si pemberi nilai, dan validitas tes objektif tergolong tinggi karena samplingnya lebih luas. Kelemahan dari soal pilihan ganda yang digunakan yaitu murid sering mereka-reka dalam memberikan jawaban, tidak bisa mengajak murid untuk berpikir taraf tinggi, dan banyak memakan biaya, karena lembaran item-item tes harus sebanyak jumlah pengikut tes. Soal-soal tersebut diuji cobakan pada siswa kelas VA dan VB SDN Sengi 2 Magelang dengan jumlah keseluruhan 46 siswa. Hasil yang diperoleh


(61)

dari uji soal tersebut dianalisis dengan uji Pearson Correlation menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 21 untuk memperoleh perhitungan validitas soal, dan data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Tabel Korelasi

Nomor Item Soal Analisis Keterangan

1

Pearson Correlation 0.477**

Valid Sig. (2-tailed) 0.001

N 46

2

Pearson Correlation 0.013

Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.930

N 46

3

Pearson Correlation 0.465**

Valid Sig. (2-tailed) 0.001

N 46

4

Pearson Correlation 0.250

Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.094

N 46

5

Pearson Correlation 0.282

Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.057

N 46

6

Pearson Correlation 0.283

Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.056

N 46

7

Pearson Correlation 0.264

Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.076

N 46

8

Pearson Correlation -0.286

Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.054

N 46

9

Pearson Correlation 0.370*

Valid Sig. (2-tailed) 0.011

N 46

10

Pearson Correlation 0.371*

Valid Sig. (2-tailed) 0.011

N 46

11

Pearson Correlation 0.396**

Valid Sig. (2-tailed) 0.006

N 46

12 Pearson Correlation 0.005 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.974


(62)

N 46 13

Pearson Correlation 0.407**

Valid Sig. (2-tailed) 0.005

N 46

14

Pearson Correlation 0.513**

Valid Sig. (2-tailed) 0.000

N 46

15

Pearson Correlation 0.499**

Valid Sig. (2-tailed) 0.000

N 46

16

Pearson Correlation 0.447**

Valid Sig. (2-tailed) 0.002

N 46

17

Pearson Correlation 0.580**

Valid Sig. (2-tailed) 0.000

N 46

18

Pearson Correlation 0.237

Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.113

N 46

19

Pearson Correlation 0.584**

Valid Sig. (2-tailed) 0.000

N 46

20

Pearson Correlation 0.589**

Valid Sig. (2-tailed) 0.000

N 46

21

Pearson Correlation 0.403**

Valid Sig. (2-tailed) 0.006

N 46

22

Pearson Correlation 0.110

Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.468

N 46

23

Pearson Correlation 0.235

Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.116

N 46

24

Pearson Correlation 0.336*

Valid Sig. (2-tailed) 0.023

N 46

25

Pearson Correlation 0.629**

Valid Sig. (2-tailed) 0.000

N 46

26

Pearson Correlation 0.462**

Valid Sig. (2-tailed) 0.001

N 46

27 Pearson Correlation 0.039 Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.797


(63)

N 46

28

Pearson Correlation 0.490**

Valid Sig. (2-tailed) 0.001

N

46

29

Pearson Correlation 0.544**

Valid Sig. (2-tailed) 0.000

N 46

30

Pearson Correlation 0.505**

Valid Sig. (2-tailed) 0.000

N 46

31

Pearson Correlation 0.312*

Valid Sig. (2-tailed) 0.035

N 46

32

Pearson Correlation 0.653**

Valid Sig. (2-tailed) 0.000

N 46

33

Pearson Correlation 0.338*

Valid Sig. (2-tailed) 0.022

N 46

34

Pearson Correlation 0.378**

Valid Sig. (2-tailed) 0.010

N 46

35

Pearson Correlation 0.255

Tidak Valid Sig. (2-tailed) 0.087

N 46

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil Pearson correlation dan terdapat 23 item dari 35 item soal yang menunjukkan kemampuan di atas 0,005 serta harga Sig.(2-tailed). Maka 23 item soal tersebut termasuk instrumen yang valid (Sugiyono, 2010:177-183). Peneliti mengambil 20 item dari 23 item yang valid untuk digunakan sebagai instrumen pengukuran prestasi belajar yaitu item nomor 1, 3, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 25, 26, 28, 29, 30, 32, 33, dan 34 karena item-item tersebut memiliki Pearson Correlation yang paling tinggi.


(64)

2. Uji Reliabilitas

Masidjo (2006:233) menyatakan bahwa suatu tes yang reliabel atau andal adalah suatu tes yang hasil pengukurannya dalam satu atau berbagai pengukuran menunjukkan hasil yang konsisten atau hasil yang tepat dan teliti. Menurut Arifin (2009:258) reliabilitas adalah “tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda”. Jadi dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah tingkat konsistensi, dan instrument dapat dikatakan reliable jika instrument tersebut dapat digunakan dalam waktu yang berbeda.

Untuk penentuan reliabilitas hanya diambil item-item yang valid saja, yaitu 23 item soal pilihan ganda. Penentuan reliabilitas menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Hasil perhitungan reliabilitas internal seluruh instrumen dikonsultasikan dengan tabel kriteria koefisien reliabilitas berikut ini.

Tabel 3.7 Kualifikasi Reliabilitas (Masidjo, 2006:209) Koefisien Korelasi Kualifikasi ±0,91 - ±1,00

±0,71 - ±0,90 ±0,41 - ±0,70 ±0,21 - ±0,40 0 - ±0,20

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

Suatu soal dapat dikatakan reliable jika memberikan hasil yang tetap. Dari pengujian soal pilihan ganda dari 35 soal diperoleh 23 soal yang valid. Untuk penentuan reliabilitas hanya diambil item-item yang valid saja.

Berikut ini perhitungan reliabilitas dengan SPSS18 for Windows menggunakan rumus Alpha Cronbach untuk soal pilihan ganda:


(1)

Penghargaan Kelompok


(2)

B. Dokumentasi Penelitian Kelompok Kontrol

Perkenalan dan apersepsi


(3)

Siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa Siswa mempelajari materi pembelajaran


(4)

Perwakilan siswa maju mendeskripsikan LKS yang telah dikerjakan


(5)

SURAT IZIN PENELITIAN Lampiran 36


(6)

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN Lampiran 37