54
penyusunan laporan keuangan. Walaupun pada beberapa UMK telah memiliki pengetahuan dan tata cara pencatatan transaksi yang baik.
Penelitian ini akan membahas permasalahan yaitu mengenai pemahaman dan bentuk pencatatan keuangan pada UMK. Penelitian ini
disusun dengan mengambil objek penelitian di empat lokasi. Hal ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi dan data yang lebih
lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga peneliti merasa bahwa tujuan penelitian ini telah dicapai. Informan kunci dalam
penelitian ini sebagai pemilik dan pelaksana UD. Peach adalah pasangan suami istri atas nama bapak Sahri dan ibu Puji. Dari informasi yang
didapat dari ibu Puji, peneliti mendapatkan informan lainnya yaitu pemilik dan pelaksana UMK atas nama Bapak Su’udi. Dari bapak Su’udi,
dikembangkan pada tiga informan lain yang juga pemilik dan pelaksana UMK di bidang produksi sepatu dan sandal wanita yang berada tidak jauh
dari kediaman bapak Su’udi yaitu pasangan suami istri atas nama bapak Mas Muhammad Didik dan ibu Yulitisnawati, bapak Muhammad Rofiq
dan ibu Musarofah, bapak M. Nasir dan ibu Nurmah.
4.2. Profil UMK Informan
4.2.1. UD. Peach
Usaha yang dimiliki pasangan suami istri atas nama bapak Sahri dan ibu Puji adalah produksi sandal wanita lihat lampiran 5. Ibu Puji
memberi nama UD. Peach untuk usahanya. Omset penjualan sandal wanita UD. Peach mampu mencapai 19.200 pasang per tahun dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
55
nominal sebesar Rp 643.200.000 enam ratus empat puluh tiga juta dua ratus ribu rupiah lihat lampiran 3. Perjuangan bapak Sahri dan ibu Puji
dimulai pada tahun 1991. Pada waktu itu Bapak Sahri bekerja sebagai tukang jahit sandal pada seorang pengusaha sandal wanita. Setelah
beberapa lama kemudian, timbullah keinginan dari bu Puji untuk membuka usaha sendiri. Pada mulanya bapak Sahri tidak begitu
berminat menanggapi keinginan istrinya. Ia sudah merasa nyaman dengan pekerjaannya ketika itu. Namun ibu Puji terus memotivasi bapak
Sahri untuk terus maju, dengan jalan membuka usaha sendiri demi kelangsungan hidup putra putrinya yang berjumlah 3 tiga orang.
Tidak lama kemudian ada seorang bos pemilik toko sandal yang menawarkan pinjaman modal sebesar Rp 500.000 lima ratus ribu
rupiah kepada bapak Sahri. Pertama kali memulai usahanya, bapak Sahri mendapat order 100 seratus pasang sepatu anak – anak. Setelah
dikirim ke toko milik bos yang memberi pinjaman tersebut, ternyata sepatu anak buatan bapak Sahri tidak bisa dijual karena desain sepatu
yang kurang bagus. Sepatu – sepatu tersebut kemudian dikembalikan oleh pemilik toko kepada ibu Puji melalui sales. Namun sales tersebut
tidak mengembalikan sepatu anak – anak tersebut kepada ibu Puji, melainkan menjualnya sendiri. Sales itu meminta ibu puji untuk
mengirim contoh sepatu dengan desain yang lebih bagus agar mendapat order yang besar. Pak Sahri dan ibu Puji lalu mencoba memperbaiki
desain pada sepatu anak dan mengirimkan desain sandal wanita yang ia
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
56
produksi. Setelah itu ibu Puji mengirimkan contoh desain sandal buatannya tersebut kepada toko sandal. Ternyata produknya diterima
dengan baik dan ibu Puji mendapat pesanan seratus pasang sandal. Tidak berapa lama kemudian mendapat pesanan seratus pasang sandal lagi, dan
order pun terus berdatangan hingga saat ini. Menurut ibu Puji jumlah sandal yang telah diproduksi mulai dari tahun 1997 hingga tahun 2010
mencapai kurang lebih 6.000 enam ribu pasang. Perjuangan ibu Puji dalam merintis usahanya mulai dari nol
tidaklah mudah. Jatuh bangun dalam membangun usahanya telah dirasakan pak Sahri dan ibu Puji selama enam tahun sejak awal berdiri,
yaitu tahun 1991. Baru pada tahun 1997, pak Sahri dan ibu Puji menikmati keberhasilan.
Menginjak tahun 1998, ketika terjadi krisis moneter, usaha milik pak Sahri dan ibu Puji pun terkena dampaknya. Harga bahan baku
melonjak tinggi. Untuk mengatasinya, ibu Puji menaikkan harga sandal. Hingga saat ini, usaha pak Sahri dan ibu Puji tetap lancar meskipun
harus jatuh bangun. Mereka mempunyai motto “biar untung sedikit, asalkan order tetap lancar”.
4.2.2 UMK Milik Bapak Su’udi