2.2.1.5. Unsur-unsur Modal Kerja
Menurut Riyanto 1997: 59 modal kerja sama dengan jumlah aktiva lancar, maka unsur-unsur yang terkandung didalamnya adalah :
a. Kas
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas baik untuk membiayai operasional perusahaan
maupun untuk mengadakan investasi aktiva tetap. Perusahaan memiliki risiko yang lebih kecil untuk memenuhi kewajiban
finansialnya apabila jumlah kas yang tersedia di perusahaan tersebut besar atau cukup.
Menurut Husnan 2004: 105 kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi
kewajiban finansial perusahaan. Menurut John Maynard Keynes dalam buku Husnan,
2004:105 menyatakan bahwa ada 3 motif untuk memilki kas yaitu: 1.
Motif transaksi, dimana perusahaan menyediakan kas untuk membayar berbagai transaksi bisnisnya.
2. Motif berjaga-jaga, dimaksudkan untuk mempertahankan saldo
kas guna memenuhi permintaan kas yang sifatnya tidak terduga.
3. Motif spekulasi, dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan
dari memiliki atau menginvestasiakan kas dalam bentuk investasi yang sangat likuid.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
b. Piutang
Dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualannya kebanyakan perusahaan besar menjual produknya
dengan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan, dan barulah
kemudian pada hari jatuhnya terjadi aliran kas masuk cash inflows yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian
maka pengumpulan piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar terus menerus dalam rantai perputaran
modal kerja Riyanto, 1997: 85. c.
Persediaan Menurut Agus Sartono 2001: 443, persediaan merupakan
salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan karena persediaan merupakan faktor penting dalam
menentukan kelancaran operasi perusahaan. Di tinjau dari segi neraca, persediaan adalah barang-barang atau bahan yang masih
tersisa pada tanggal neraca, atau barang-barang yang akan segera dijual, digunakan atau diproses dalam periode normal perusahaan.
Menurut PSAK No.14 2007: 141, persediaan adalah aset : a.
tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, b.
dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau c.
dalam bentuk bahan atau perlengkapan supplies untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Masalah penentuan besar kecilnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan barang mempunyai efek langsung terhadap
keuntungan perusahaan. Adanya investasi yang terlalu besar dari yang dibutuhkan perusahaan akan memperbesar kerugian karena
adanya kerusakan, sehingga menimbulkan turunnya kualitas dan akan memperkecil keuntungan perusahaan.
2.2.2. Pengertian Aktiva dan Hutang