Pengertian Aktiva dan Hutang Arti Penting Analisis Keuangan

Masalah penentuan besar kecilnya investasi atau alokasi modal dalam persediaan barang mempunyai efek langsung terhadap keuntungan perusahaan. Adanya investasi yang terlalu besar dari yang dibutuhkan perusahaan akan memperbesar kerugian karena adanya kerusakan, sehingga menimbulkan turunnya kualitas dan akan memperkecil keuntungan perusahaan.

2.2.2. Pengertian Aktiva dan Hutang

2.2.2.1.Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap Aktiva lancar menurut Husnan 2004: 159 didefinisikan sebagai aktiva yang secara normal berubah menjadi kas dalam satu tahun atau kurang. Sedangkan menurut Munawir, 1999: 14 adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk di cairkan menjadi uang tunai. Pengertian aktiva tetap menurut Niti Semito 1984:115 adalah elemen dalam aktiva yang sifatnya relative tetap dalam jangka pendek, sehingga tidak ikut naik turun dengan naiknya produksi sedangkan menurut Munawir, 1996: 16 adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen. 2.2.2.2.Hutang Lancar dan Hutang Jangka Panjang Pengertian hutang lancar menurut Munawir 1999: 18 adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasanya akan dilakukan dalam jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilki oleh perusahaan sedangkan hutang jangka panjang menurut Munawir, 1999 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. :19 adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya masih panjang meliputi : 1. Hutang Obligasi 2. Hutang Hipotik 3. Pinjaman jangka panjang lainnya.

2.2.3. Piutang

2.2.3.1. Pengertian Piutang

Menurut Baridwan 2000: 124 piutang dagang menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Dalam kegiatan ini perusahaan yang normal, biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, sehingga dikelompokkan dalam aktiva lancar. Dengan kata lain piutang dagang adalah tagihan-tagihan yang akan dilunasi dengan uang dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Sedangkan menurut Riyanto 1997: 85 menyatakan bahwa piutang sebagai elemen dari modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja, dan piutang timbul dengan adanya penjualan kredit. Piutang mempunyai tingkat likuiditas yang lebih tinggi daripada inventory. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka piutang mempunyai peranan penting bagi perusahaan terutama dalam modal kerja, sebab piutang merupakan alat likuid perusahaan. Untuk itu, maka Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. setiap perusahaan harus dapat menciptakan suatu kebijaksanaan dalam hal yang menyangkut piutang melalui manajemen atau pengelolaan piutang yang menguntungkan.

2.2.3.2 Jenis-jenis Piutang

Menurut Bambang Riyanto 1997: 63, jenis-jenis piutang antara lain sebagai berikut : 1. Piutang wesel, yaitu piutang yang didukung oleh janji formal secara tertulis baik dagang maupun bukan dagang. 2. Piutang biasa, yaitu piutang yang tidak didukung oleh janji formal yang diharapkan akan berubah menjadi uang dapat tertagih dalam satu perputaran normal usaha yang umumnya satu tahun. 2.2.3.3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Investasi dalam Piutang Menurut Riyanto 1997: 85, manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya dengan kredit. Manajemen piutang terutama menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang, dan evaluasi terhadap politik kredit yang dijalankan oleh perusahaan. Menurut Riyanto 1997: 85-86 adapun faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang yaitu sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Volume Penjualan Kredit Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan tersebut harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Makin besarnya jumlah piutang berarti makin besarnya risiko, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar “profitability”-nya. 2. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit dari pada pertimbangan profitabilitas. Syarat yang ketat misalnya dalam bentuk batas waktu pembayaran yang pendek, pembebanan bunga yang berat pada pembayaran piutang yang terlambat. 3. Ketentuan tentang Penjualan Kredit Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafond bagi kredit yang diberikan kepada para langganannya. Makin tinggi plafond yang ditetapkan bagi masing- masing langganan berarti makin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang. Demikian pula ketentuan mengenai siapa yang dapat diberi kredit. Makin selektif para langganan yang dapat diberi kredit akan memperkecil jumlah investasi dalam piutang. Dengan demikian Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. maka pembatasan kredit di sini bersifat baik kuantitatif maupun kualitatif. 4. Kebiasaan Membayar Dari Para Pembayar Ada sebagian langganan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar dengan menggunakan kesempatan mendapakan cash discount dan ada sebagian lain yang tidak menggunakan kesempatan tersebut. 5. Kebijaksanaan Dalam Mengumpulkan Piutang Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang secara aktif atau pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara aktif dalam pengumpulan piutang akan mempunyai pengeluaran uang yang lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang menjalankan kebijaksanaanya secara pasif. Perusahaan yang disebutkan terdahulu kemungkinan akan mempunyai investasi dalam piutang yang lebih kecil dari pada perusahaan yang disebutkan kemudian. Tetapi biasanya perusahaan hanya akan mengadakan usaha tambahan dalam pengumpulan piutang apabila biaya tambahan tersebut tidak melampaui besarnya tambahan revenue yang diperoleh karena adanya usaha tersebut. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2.2.3.4.Penilaian Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para langganan. Sebelum perusahaan memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh para langganan, hendaknya perusahaan mengadakan evaluasi resiko kredit dari para langganan. Menurut Riyanto 1997: 219, syarat pokok yang harus dipenuhi untuk setiap perusahaan agar dapat memperoleh kredit yaitu : 1. Character Menunjukkan kemungkinan atau probabilitas dari langganan untuk secara jujur berusaha untuk memenuhi kewajiban- kewajibannya. Faktor ini sangat penting, karena setiap transaksi kredit mengandung kesanggupan untuk membayar. 2. Capacity Yaitu pendapat subyektif mengenai kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya baik kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya, kemampuan ini diukur dengan record di waktu yang lalu. 3. Capital. Yaitu menunjukkan posisi finansial perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh ratio finansialnya dan penekanan pada komposisi “tangible net worth” harta tak nampak. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 4. Collateral Yaitu menunjukkan besarnya aktiva yang akan di ikat sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh bank. 5. Conditions Menunjukkan impact pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya terhadap perusahaan yang bersangkutan atau perkembangan khusus dalam suatu bidang ekonomi tertentu yang mungkin mempunyai efek terhadap kemampuan langsung untuk memenuhi kewajibannya.

2.2.3.5. Tingkat Perputaran Piutang Menurut Riyanto 1997: 90, piutang sebagai elemen dari modal

kerja selalu dalam keadaan berputar, yang artinya piutang akan tertagih pada saat tertentu dan akan timbul lagi akibat penjualan dan seterusnya. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya, makin lunak atau makin lama syarat pembayaran, berarti makin lama modal terikat pada piutang, yang berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. Menurut Munawir 2002: 75, yaitu bahwa makin tinggi turn over menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau ratio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit. Penurunan ratio penjualan kredit dengan rata-rata piutang dapat disebabkan oleh beberapa faktor Munawir, 2002: 75 sebagai berikut : a. Turunnya penjualan dan naiknya piutang. b. Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah lebih besar. c. Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yang lebih besar. d. Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap. e. Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah. Menurut Riyanto 1997: 90 tingkat perputaran piutang receivables turnover dapat diketahui dengan membagi jumlah penjualan kredit credit sales selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang average receivables, seperti rumus di bawah ini : s Receivable Average Sales Credit Net = Turnover s Receivable Dimana rata-rata piutang average receivables dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut : 2 akhir Piutang + awal Piutang = s Receivable Average Periode terikatnya modal dalam piutang atau hari rata-rata pengumpulan piutang dapat dihitung dengan membagi tahun dalam hari Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dengan turnover-nya. Hari rata-rata pengumpulan piutang dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : 1 tahun = 360 Hari rata-rata pengumpulan piutang : hari 360 =  Turnover s Receivable hari × 360 =  Sales Credit Net eivables AverageRec Menurut Munawir 2002: 76, semakin besar days receivable hari rata-rata pengumpulan piutang suatu perusahaan, semakin besar pula risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang, dan kalau perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang allowance for bad debt berarti perusahaan telah memperhitungkan labanya terlalu besar overstated. Menurut Riyanto 1997: 91, tinggi rendahnya receivable turnover mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin tinggi turnover-nya berarti makin cepat perputarannya, yang berarti makin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang, sehingga untuk mempertahankan net credit sales tertentu, dengan naiknya turnover-nya, dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil untuk diinvestasikan dalam piutang.

2.2.3.6. Cara-Cara Mempercepat Perputaran Piutang

Menurut Nitisemito 1983: 97 apabila kita sanggup mempercepat perputaran piutang maka kita akan mendapatkan dua keuntungan. Yang pertama adalah modal yang terikat pada piutang dapat lebih efisien. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Keuntungan yang kedua adalah perputaran yang lebih cepat maka akan berarti bahwa waktu terikatnya modal dalam piutang akan lebih pendek sehingga keuntungan resiko diundur atau tidak dibayar lebih kecil. Untuk itu setiap perusahaan harus dapat meningkatkan perputaran dari piutangnya. Cara yang ditempuh untuk itu antara lain : a. Memberikan potongan harga bagi yang membayar kontan atau dalam tempo waktu yang lebih pendek. b. Mengusahakan agar barang atau jasa lebih digemari. c. Melatih salesman yang baik.

2.2.4. Persediaan

2.2.4.1.Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Standar Akuntansi Keuangan 2007: 14.2 persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, misalnya, barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan properti lainnya untuk dijual kembali seperti pada perusahaan real estate. Persediaan juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi perusahaan, dan termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi. Di dalam perusahaan dagang, persediaan yang ada hanya satu jenis persediaan saja yaitu persediaan barang dagangan merchandise inventory, tetapi dalam perusahaan industri ada tiga macam jenis Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Persediaan barang dagang adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali, persediaan pada umumnya meliputi jenis barang yang cukup banyak dan merupakan bagian yang cukup berarti dari seluruh aktiva perusahaan. Persediaan barang dagang pada umumnya dinilai pada harga terendah antara harga perolehan dan harga pasar atau nilai yang diharapkan dapat direalisasikan. Cara penilaian dan metode penetapan harga pokok harus diungkapkan dalam laporan keuangan Soemarsono, 2004: 384. Menurut Riyanto 1997: 69 menerangkan bahwa inventory atau persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, di mana secara terus menerus mengalami perubahan. Masalah investasi dalam inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif, seperti halnya investasi dalam aktiva-aktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam inventory mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan. Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gedung, memperbesar kemungkinan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga semuanya ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. Demikian pula sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil dalam inventory akan mempunyai efek yang menekan keuntungan juga, karena kekurangan material perusahaan tidak dapat bekerja dengan luas produksi yang optimal. Oleh karena perusahaan tidak bekerja dengan full-capacity, berarti bahwa “capital assets” dan “direct labor” tidak dapat didayagunakan dengan sepenuhnya, sehingga hal ini akan mempertinggi biaya produksi rata-ratanya, yang pada akhirnya akan menekan keuntungan yang diperolehnya. Fungsi dari persediaan adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan tanpa harus tergantung pada supplier, melalui penyimpanan persediaan perusahaan juga dapat mengurangi biaya yang timbul karena adanya pembelian barang setiap kali akan melaksanakan proses produksi dan untuk mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi di dalam melakukan proses produksi sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa gangguan karena adanya kekurangan bahan baku untuk melakukan produksi sehingga memerlukan persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman.

2.2.4.2. Peranan Persediaan Peranan dari persediaan adalah sangat besar sekali di dalam

menentukan maju tidaknya suatu perusahaan, karena itu semua perusahaan baik perusahaan industri, dagang, maupun jasa selalu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. mengadakan persediaan karena tanpa adanya persediaan apabila langganan meminta barang atau jasa di luar kemampuan produksi perusahaan, dengan adanya persediaan maka hal tersebut akan dapat teratasi, sehingga peluang untuk mendapatkan keuntungan akan selalu terbuka.

2.2.4.3. Arti Pentingnya Perputaran Persediaan

Menurut Alex Nitisemito 1983: 71, yang dimaksud dengan perputaran persediaan adalah berapa kali modal yang tertanam dalam persediaan tersebut berputar dalam satu tahunnya. Jadi kalau suatu perusahaan perputarannya 12 kali untuk inventory-nya, maka hal ini berarti persediaan barang digunakan rata-rata adalh selama 36012 = 30 hari. Dengan demikian makin cepat perputaran dari persediaan, berati makin efisiensi-lah pemakaian modal untuk persediaan. Kalau ini kita hubungkan dengan pembelian, maka makin cepat perputaran persediaan berarti makin kecil-lah jumlah pembelian setiap kali dan makin lambat perputaran persediaan maka makin besar-lah jumlah pembelian setiap kali. Dengan demikian berarti makin dipercepat inventory turn over berati pembelian setiap kali lebih kecil dan dengan modal yang ada produksi dapat dinaikkan atau dengan produksi yang sama modal dapat ditekan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4.4. Tingkat Perputaran Persediaan

Menurut Riyanto 1997: 70, dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan inventory, yang mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu yang disebut “merchandise inventory” persediaan barang dagangan. Inventory ini merupakan persediaan barang yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut di dalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan. Tingkat perputaran dapat diukur dengan rumus sebagai berikut Riyanto, 1997: 70 : Inventory e Merchandis Average Sales Net Turnover e Merchandis = Atau bisa juga dengan rumus : Inventory e Merchandis Average Sold Goods of Cost = Turnover e Merchandis Dimana persediaan rata-rata barang : Persediaan rata-rata 2 tahun akhir + tahun awal barang Pesediaan = Dengan mengetahui turnover dapat ditentukan pula hari rata-rata penjualannya atau hari rata-rata barang disimpan di gudang yaitu dengan membagi hari dalam satu tahun dengan persediaan rata-rata. Diketahui dengan rumus sebagai berikut Riyanto, 1997: 70 : hari = persediaan Perputaran 360  Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. atau dengan rumus : hari = penjualan pokok a arg H rata rata Persediaan × 360 

2.2.5. Rentabilitas

2.2.5.1. Pengertian Rentabilitas

Menurut Riyanto 1997: 35, rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama satu periode tertentu. Sedangkan menurut Munawir 2002: 33, rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Hal ini lebih penting daripada masalah laba karena laba yang besar bukanlah merupakan suatu ukuran bahwa perusahaan tersebut telah dapat bekerja secara efisien. Untuk itu dengan tingkat rentabilitas dapat mengetahui efisiensi tidaknya suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya atau kegiatannya. Rentabilitas merupakan kriteria penilaian secara luas dan dianggap paling valid untuk dipakai sebagai alat pengukur tentang hasil pelaksanaan operasi perusahaan, karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Rentabilitas merupakan alat pembanding pada berbagai alternatif investasi penanaman modal yang sudah sesuai dengan tingkat Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. risikonya masing-masing. Secara umum dapat dikatakan semakin besar risiko penanaman modal dituntut rentabilitas yang semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. 2. Rentabilitas mampu menggambarkan tingkat laba yang dihasilkan menurut jumlah modal yang ditanamkan karena rentabilitas dinyatakan dalam angka relatif. Menurut Munawir 2002: 33, juga mengemukakan rentabilitas atau profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan perusahaan menggunakan aktivitasnya secara produktif, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal perusahaan tersebut, yang dapat dirumuskan sebagai berikut : 100 × Modal Laba = ntabilitas Re Jadi rentabilitas merupakan tolak ukur dari perusahaan untuk mengukur efisiensi modal guna mencapai keuntungan, sebab dengan laba tersebut belum cukup untuk mengukur apakah penggunaan modal itu efisien atau tidak karena laba hanya bersifat data.

2.2.5.2. Rentabilitas Ekonomi

Menurut Riyanto 1997: 36, cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan adalah bermacam-macam dan tergantung pada laba dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. aktiva atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya. Ada dua cara penilaian rentabilitas yaitu : 1. Rentabilitas Ekonomi Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Oleh karena pengertian rentabilitas sering dipergunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam suatu perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasi perusahaan yang disebut dengan laba usaha net operating income, sedangkan laba yang diperoleh dari usaha-usaha di luar perusahaan atau dari efek tidak diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi. Rumus dari rentabilitas ekonomi yaitu : 100 × g sin A Modal + Sendiri Modal Usaha Laba = Ekonomi ntabilitas Re 2. Rentabilitas Modal Sendiri Rentabilitas modal sendiri atau sering juga dinamakan rentabilitas usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal sendiri di satu pihak dengan jumlah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Atau dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Adapun rumus dari rentabilitas modal sendiri yaitu : 100 × Sendiri Modal Bersih Laba = Sendiri Modal ntabilitas Re Menurut Riyanto 1997: 37, bagi perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas adalah lebih penting daripada masalah laba, karena laba yang besar saja belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien. Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan kekayaan atau modal yang menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain ialah menghitung rentabilitasnya. Dengan demikian maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya. Oleh karena itu perusahaan pada umumnya usahanya lebih diarahkan untuk mendapatkan titik rentabilitas maksimal daripada laba maksimal.

2.2.6. Arti Penting Analisis Keuangan

Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan perlulah mengadakan interprestasi atau Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. analisa terhadap data keuangan itu akan tercermin di dalam laporan keuangannya Riyanto, 1997: 327. Laporan finansial memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, dimana neraca mencerminkan nilai aktiva, hutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan laba rugi mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama satu periode satu tahun. Menurut Munawir 2002: 1 mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari neraca laporan perhitungan laba rugi serta laporan-laporan keuangan lainnya. Dengan mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca akan dapat diketahui atau akan diperoleh gambaran tentang posisi keuangannya, sedangkan analisa terhadap laporan laba ruginya akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan. Dengan mengadakan analisa laporan keuangan perusahaan, maka akan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial dari perusahaannya, dan akan dapat diketahui hasil-hasil finansial yang telah dicapai di waktu-waktu yang lalu dan waktu yang sedang berjalan. Dengan demikian dapat diketahui kelemahan dari perusahaan, maka dapat diusahakan agar dalam penyusunan rencana untuk tahun-tahun Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. yang akan datang kelemahan tersebut dapat diperbaiki sehingga akan diperoleh kenaikan laba usaha bagi perusahaan.

2.2.7. Hubungan Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap Rentabilitas Ekonomis Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

18 94 84

Pengaruh Perputaran Piutang dan Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Dagang yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

15 110 86

Pengaruh Perputaran piutang dan Perputaran persediaan Terhadap Rentabilitas ekonomis Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

20 278 94

Pengaruh Perputaran Piutang Usaha Dan Perputaran Persediaan Terhadap Tingkat Rentabilitas Perusahaan Otomotif Dan Komponennya Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 38 81

PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

3 7 126

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

2 3 118

336 Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada Perusahaan Otomotif Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016

3 6 13

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMIS PADA PERUSAHAAN DAGANG YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 2 11

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG, DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 2 25

PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN PIUTANG DAN PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP RENTABILITAS EKONOMI PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 16