Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

2 → Tidak baik, yang menunjukkan gambaran kondisi dalam organisasi lebih banyak salahnya daripasa benarnya. 1 → Sangat tidak baik, yang menunjukkan gambaran kondisi dalam organisasi. Pace Faules, 2006:158

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri- cirinya akan diduga. Populasi penelitian ini adalah para anggota MAS Mio Association Surabaya yang berjumlah 60 orang.

3.2.2. Sampel dan Tehnik Penarikan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk penentuan sampel berdasarkan total sampling, yaitu sampel yang diambil dar total keseluruhan. Pengambilan sampel tetap mengikuti persyaratan yang dibutuhkan dalam penelitian ini atas responden tersebut, yaitu para anggota MAS Mio Association Surabaya. Peneliti melakukan perhitungan ukuran sampel ini didasarkan atas populasi yang ada pada MAS Mio Association Surabaya.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dipakai pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden. Dalam hal ini, responden memberikan jawaban atas pertanyaan- pertanyaan dalam kuesioner yang telah disediakan peneliti. Penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Jenis Data a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung pada tempat penelitian yang baerupa hasil jawaban dari responden atas pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan secara tidak langsung melalui organisasi yang bersangkutan, dalam hal ini adalah MAS Mio Association Surabaya. 2. Sumber Data Sumber data penelitian ini adalah berupa data internal yaitu data yang diperoleh dari dalam organisasi yaitu yang ada dalam MAS Mio Association Surabaya 3. Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data primer dan sekunder penulis menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data, yaitu: a. Kuesioner Untuk memperoleh data primer penulis juga menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden dengan harapan akan dapat memperoleh data yang valid dan benar. b. Dokumentasi Untuk memperoleh data sekunder dipergunakan cara pencatatan dari dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.4. Teknik Analisis Data

Untuk mengukur nilai-nilai indikator iklim komunikasi kerja dalam organisasi, penulis menggunakan rumus milik R. Wayne Pace. 1. Untuk mengukura Nilai Iklim Komposit NIK digunakan rumus: pertanyaan individu jawaban NIK    2. Untuk mengukur Nilai Iklim Kepercayaan NIT digunakan rumus: 3 N1 NIT   N1= pertanyaan mengenai kepercayaan 3. Untuk mengukurn Nilai Pengambilan Keputusan Partispatif NIP digunakan rumus: 3 N2 NIP   N2= pertanyaan mengenai pengambilan keputusan partisipatif 4. Untuk mengukur Nilai Kejujuran NIJ digunakan rumus: 3 N3 NIJ   N3= pertanyaan mengenai kejujuran 5. Untuk mengukur Nilai Keterbukaan Dalam Komunikasi ke Bawah NIB digunakan rumus: 3 N4 NIB   N4= pertanyaan mengenai keterbukaan komunikasi ke bawah 6. Untuk mengukur Nilai Keterbukaan dalam Komunikasi ke Atas NIA digunakan rumus: 3 N5 NIA   N5= pertanyaan mengenai keterbukaan komunikasi ke atas 7. Untuk mengukur Nilai Perhatian Pada Tujuan Berkinerja Tinggi NIPBT digunakan rumus: 3 N6 NIPBT   N6= pertanyaan mengenai perhatian pada tujuan berkinerja tinggi Untuk mengukur indikator-indikator yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi, pertanyaan-pertanyaan mengenai iklim komunikasi organisasi akan digabungkan serta dianalisa secara deskriptif. Peterson dan Pace 1976 mengembangkan Inventaris Iklim Komunikasi IIK yang dirancang untuk mengukur enam pengaruh komunikasi, yang berasal dari analisis iklim ideal yang berhubungan dengan pengolahan yang dilengkapi oleh Riddig 1972. Dalam pengujian Inventaris Iklim Komunikasi IIK dalam suatu organisasi, hasil perhitungan masing-masing nilai gabungan indikator iklim komunikasi yang koefisiennya.berkisar antara 0,8-0,97 dapat dikatakan positif, sedangkan yang berkisar 0,79 ke bawah dapat dikatakan negatif. Penilaian dan analisis inventaris Iklim Komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Nilai Iklim Komposit. Untuk memperoleh Nilai Iklim Komposit Individu NIKI, jumlahkan keenam respons individu kemudian bagi dengan 16 pertanyaan yang ada. Hasil rata-rata umum memberikan Nilai Iklim Komposit NIK bagi setiap responden. Hasil yang didapatkan dalam Iklim Komposit Organisasi NIKO, dibagi dengan jumlah total responden. 2. Nilai Iklim Kepercayaan. Untuk memperoleh Nilai Iklim Kepercayaan, kalikan hasil dari item pertanyaan dengan nilai skor yang ditentukan kemudian dibagi dengan jumlah pertanyaan. Untuk memperoleh nilai kepercayaan gabungan, nilai individu dibagi dengan jumlah total responden. 3. Nilai Pengambilan Keputusan Partisipatif. Untuk memperoleh Nilai Pengambilan Keputusan Partisipatif, kalikan hasil dari item pertanyaan dengan nilai skor yang ditentukan kemudian dibagi dengan jumlah pertanyaan. Untuk memperoleh nilai pembuatan keputusan partisipatif gabungan, nilai individu dibagi dengan jumlah total responden.. 4. Nilai Iklim Kejujuran.Untuk memperoleh Nilai Iklim Kejujuran, kalikan hasil dari item pertanyaan dengan nilai skor yang ditentukan kemudian dibagi dengan jumlah pertanyaan. Untuk memperoleh nilai iklim kejujuran gabungan, nilai individu dibagi dengan jumlah total responden. 5. Nilai Keterbukaan dalam Komunikasi ke Bawah. Untuk memperoleh Nilai Keterbukaan dalam Komunikasi ke Bawah kalikan hasil dari item pertanyaan dengan nilai skor yang ditentukan kemudian dibagi dengan jumlah pertanyaan. Untuk memperoleh nilai Keterbukaan dalam Komunikasi ke Bawah gabungan, nilai individu dibagi dengan jumlah total responden 6. Nilai Mendengarkan dalam Komunikasi ke Atas. Untuk memperoleh nilai mendengarkan dalam komunukasi ke atas, kalikan hasil dari item pertanyaan dengan nilai skor yang ditentukan kemudian dibagi dengan jumlah pertanyaan. Untuk memperoleh nilai mendengarkan dalam komunukasi ke atas gabungan, nilai individu dibagi dengan jumlah total responden. 7. Nilai Perhatian Untuk Tujuan Berkinerja Tinggi. Untuk memperoleh nilai perhatian untuk tujuan berkinerja tinggi, kalikan hasil dari item pertanyaan dengan nilai skor yang ditentukan kemudian dibagi dengan jumlah pertanyaan. Untuk memperoleh nilai perhatian untuk tujuan berkinerja tinggi gabungan, nilai individu dibagi dengan jumlah total responden. 3.5. 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Obyek Penelitian

Club motor Yamaha Mio yaitu sebuah organisasi yang terdiri dari para pecinta motor Yamaha yang ada ada di Jawa Timur karena pecinta motor Yamaha terutama Yamaha Mio sangatlah banyak sehingga dibuatkan wadah yaitu berupa club yang berisikan para pecinta motor Yamaha Mio. Club motor Yamaha di Indonesia terdiri dari beberapa wilayah di pulau Jawa yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan di Jawa Timur sendiri terdapat beberapa club antara lain MAR’S, MAC’S, MICOR, MIOS, dan FMC. MAR’S ini didirikan dan dibentuk pada tanggal 19 Desember 2004 oleh Dieler Yamaha PT. SURYA TIMUR SAKTI JATIM PT. STSJ, sampai pada tahun 2006 telah terkumpul anggota Mio Club Surabaya sebanyak 50 anggota. Route pelantikan yang dilaksanakan dan dilakukan oleh seluruh anggota yang dikemas dengan kegiatan touring perjalanan sejauh minimal 200 kilo meter, yang sesuai dengan ADART. Saat ini MAR’S memiliki susunan kepengurusan yag terdiri dari pembina, penasehat, ketua, wakil, sekertaris, bendahara, humas, perlengkapan dan divisi touring.