dalam komunikasike bawah dan mendengarkan dalam komunikasi ke atas serta perhatian pada tujuan berkinerja tinggi.
2.2. Kerangka Pikir
Pada saat ini banyak sekali berdiri organisasi-organisasi, hal itu bisa dilihat dengan semakin maraknya organisasi yang bermunculan. Dengan
keadaan seperti ini tentu masyarakat juga ingin bergabung dengan organisasi-organisasi tersebut baik organisasi masyarakat, organisasi
keagamaan ataupun organisasi yang lain. Bagi organisasi yang ingin maju dan berkembang tentu harus
mempunyai komunikasi yang baik antara anggota dengan anggota, maupun antara anggota dengan ketua dari organisasi tersebut. Organisasi adalah
sebuah sistem sosial yang kompleksitasnya jelas terlihat melalui jenis, peringkat, bentuk dan jumlah interaksi yang berlaku. Proses dalam
organisasi adalah salah satu faktor penentu dalam mencapai organisasi yang efektif. Salah satu proses yang akan selalu terjadi dalam organisasi apapun
adalah proses komunikasi. Melalui organisasi terjadi pertukaran informasi, gagasan, dan pengalaman. Mengingat perannya yang penting dalam
menunjang kelancaran berorganisasi, maka perhatian yang cukup perlu dicurahkan untuk mengelola komunikasi dalam organisasi.
Iklim komunikasi organisasi yang terjadi pada MAS Mio Association Surabaya adalah kurang komunikasi antara anggota dan
anggota yang lain, bahkan juga antara anggota dengan ketua, sehingga informasi yang ada kurang bisa dipahami oleh anggota, dan ketika ada acara
touring ke suatu tempat, terpecah menjadi dua grup yang mengakibatkan sering terjadi anggota tersesat dan bahkan sering terjadi juga kecelakaan
kecil bahkan kecelakaan besar. Selain itu para anggota juga memangbelum bisa mengungkapkan semau ide yang ada dipikirannya, padahal ide-ide dari
para anggota itu bisa membangun organisasi itu sendiri dan bisa memajukan organisasinya.
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Iklim Komunikasi Organisasi
Pada Mio Association Surabaya MAS
Variabel Penelitian: 1.
Kepercayaan, dengan indikator: kepercayaan, keyakinan dan kredibilitas. 2.
Pembuatan keputusan bersama, dengan indikator: kegiatan konsultasi, perhatian pihak manajemen dan tanggapan pihak manajemen.
3. Kejujuran, dengan indikator: konflik antar pihak, penyampaian ide kepada
karyawan dan penyampaian ide kepada pihak manajemen. 4.
Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, dengan indikator: penyebarluasan informasi dan kegiatan pihak manajemen dalam
mengkomunikasi.
5. Keterbukaan dalam komunikasi ke atas, dengan indikator: tanggapan pihak
manajemen dan penerimaan pihak manajemen. 6.
Tujuan-tujuan berkinerja tinggi, dengan indikator: komitmen pada pencapain tujuan, produktivitas kerja karyawn dan kualitas kerja karyawan.
Iklim Komposit: 1.
Positif 2.
Negatif Iklim Komunikasi Organisasi
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Opersional dan Pengukuran Variabel
3.1.1. Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim komunikasi orgnisasi merupakan situasi dalam lingkungan kerja disuatu organisasi secara keseluruhan. Iklim komunikasi organisasi
dibentuk dari interaksi anggota yang terdapat didalamnya dalam mempersepsi aturan, kebijakan dan nilai yang akan ada dalam organisasi
tersebut. Iklim komunikasi organisasi yang akan dilihat dari 6 faktor, yaitu: kepercayaan, pengambilan keputusan bersama, kejujuran,
keterbukaan dalam komunikasi ke bawah dan mendengarkan dalam komunikasi ke atas serta perhatian pada tujuan berkinerja tinggi.
Menurut Petersn dan Pace 1976, dalam pengujian inventaris iklim komunikasi dalam suatu organisasi, hasil perhitungan masing-masing nilai
gabungan indikator iklim komunikasi adalah sebagai berikut: 1.
Koefisien berkisar antar 0,8 - 0,97 dapat dikatakan memiliki iklim organisasi yang positif.
2. Koefisien kurang dari 0,79 dapat dikatakan memiliki iklim organisasi
yang negatif.