formal. Tetapi bila kelompok sangat kohesif tetapi tujuannya tidak sejalan dengan organisasi formal, maka perilaku kelompok akan negatif ditinjau dari sisi
organisasi formal Robbins, 1996. Suatu kelompok mempunyai kohesivitas rendah dan tujuan yang
diinginkan anggota tidak sejalan dengan manajemen, maka hasilnya mungkin negatif dari sisi organisasi, sebaliknya suatu kelompok bisa menjadi rendah
kohesivitasnya, tetapi mempunyai tujuan anggota yang sejalan dengan organisasi formal, maka hasilnya mungkin positif meskipun lebih berdasarkan basis individu
dibanding kelompok, demikian pula dalam partisipasi penyusunan anggaran, jika tujuan kelompok dengan kohesivitas yang tinggi tidak sesuai dengan tujuan
manajemen organisasi, maka hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya budgetary slack
.
2.9. Model analisis
Berdasarkan teori yang dijelaskan, maka disusun kerangka pemikiran sebagai acuan untuk memeriksa hasil analisis dan uji hipotesis yang telah
dilakukan, oleh karena itu peneliti mencoba menyajikan beberapa teori yang berhubungan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini.
Premis 1 : bahwa perbedaan hasil penelitian tersebut dapat diselesaikan melalui pendekatan kontinjensi contingency approach. Hal ini dilakukan
dengan memasukkan variabel lain yang mungkin mempengaruhi partisipasi dengan budgetary slack. Pengaruh partisipasi
penganggaran dan budgetary slack dipengaruhi oleh beberapa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
variabel pemoderasi diantaranya yaitu: informasi asimetri, budaya organisasi, dan Group Cohesiveness. Govindarajan, 1986.
Premis 2 : Bahwa bahwa interaksi antara partisipasi, informasi asimetri dan
budget emphasis mempunyai hubungan yang negatif dengan budgetary slack tetapi korelasinya signifikan. Hal ini ketika
partisipasi, informasi asimetri dan budget emphasis tinggi maka budgetary slack menjadi rendah dan sebaliknya. Dunk 1993.
Premis 3 : bahwa kondisi informasi asimetri muncul dalam teori keagenan
agency theory, yakni principal pemilik atau atasan memberikan wewenang kepada agen manajer atau bawahan untuk mengatur
perusahaan yang dimiliki. nformasi asimetri adalah suatu kondisi apabila pemilik atau atasan tidak mempunyai informasi yang cukup
mengenai kinerja agen atau bawahan sehingga atasan tidak dapat menentukan kontribusi bawahan terhadap hasil aktual perusahaan.
Anthony dan Govindarajan 2001. Premis 4 :
bahwa budaya pada hakekatnya merupakan pola yang terintegrasi dari perilaku manusia yang mencakup pikiran, ucapan, tindakan,
artifak-artifak dan bergantung pada kapasitas manusia untuk belajar dan mentransmisikannya bagi keberhasilan generasi yang ada. Deal
dan Kennedy 1982. Premis 5 :
Kelompok formal dan informal dapat memiliki kedekatan atau kesamaan dalam sikap, perilaku, dan prestasi. Kedekatan ini disebut
sebagai Group Cohesiveness yang umumnya dikaitkan dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dorongan anggota untuk tetap bersama dalam kelompoknya ibanding dorongan untuk mendesak anggota keluar dari kelompok Gibson,
1990.
Group Cohesiveness
Kultur organisasi
Informasi asimetri
Budgeting participation Budgetary Slack 2.10. Hipotesis
Sesuai dengan uraian masalah dan tujuan penelitian diatas maka hipotesis penelitian ini adalah :
1. Bahwa budgeting participation berpengaruh terhadap budgetary slack di
PDAM “Delta Tirta Sidoarjo”. 2.
Bahwa informasi asimetri sebagai variabel pemoderasi dapat memperkuat pengaruh antara partisipasi penganggaran terhadap budgetary slack di
PDAM “Delta Tirta Sidoarjo” 3.
Bahwa budaya organisasi sebagai variabel pemoderasi dapat memperkuat pengaruh antara partisipasi penganggaran terhadap budgetary slack di
PDAM “Delta Tirta Sidoarjo”. 4.
Bahwa group cohesiveness sebagai variabel pemoderasi dapat memperkuat pengaruh antara partisipasi penganggaran terhadap budgetary slack di
PDAM “Delta Tirta Sidoarjo”. Hipotesis tersebut diperoleh dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian
Falikhatun 2007 dan Supanto 2008
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat Y yaitu budgetary slack dan variabel bebas X
1
Budgeting Participation, X
2
Informasi Asimetri, Kultur Organisasi X
3
dan Group Cohesiveness X
4
. Definisi operasional pada penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen X adalah Variabel yang mempengaruhi variabel tergantung dalam penelitian ini. Yang
menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah yang terdiri dari : a. Budgeting Participation X
1
merupakan keterlibatan manajer dalam proses penyusunan anggaran. Partisipasi dalam penelitian ini diukur
menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Milani 1975 yang diadopsi Dunk 1993,dalam Falikhatun, 2007.
b. Informasi Asimetri X
2
menunjukkan perbedaan informasi yang dimiliki atasan dan bawahan dalam suatu organisasi. Informasi asimetri diukur
dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Dunk 1993, dalam Falikhatun, 2007.
c. Kultur Organisasi X
3
adalah nilai-nilai dan keyakinan belief yang dimiliki oleh anggota organisasi, yang dimanifestasikan dalam bentuk
norma-norma perilaku para individu atau kelompok organisasi yang bersangkutan. dalam Falikhatun, 2007.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.