Tabel 4.23.Uji Hipotesis IV
Variabel Beta
Standard Error
t
hitung
Signifikansi Constant
34.592 0.949
36.467 0,000
Partisipasi Anggaran -.804
0.038 -21.141
0,000 Group Cohesiveness
-.833 0.035
-24.022 0,000
M4 .002
0.000 36.913
0,000
Sumber: data diolah Berdasarkan tabel 4.23. Menunjukkan bahwa Group Cohesiveness
berpengaruh positif, signifikan terhadap budgetary slack dari tabel di atas ditunjukkan bahwa nilai nilai interaksi t
hitung
= 36,913 dengan tingkat signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05, nilai pembilang k=4, nilai penyebut
n-k = 68-4 = 64, maka diperoleh t
tabel
= 2.000. Karena t
hitung
36,913 t
tabel
2.000 maka nilai t
hitung
berada didaerah penerimaan Ho, sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, sehingga hipotesis keempat diterima dan terbukti
kebenarannya didukung data.
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian Dan Pengujian 4.6.1. Pembahasan Hipotesis Pertama H
1
Pengujian hipotesis pertama memberikan hasil yang signifikan, yang berarti partisipasi anggaran mempengaruhi budgetary slack. Temuan ini sesuai
dengan hasil penelitian menurut Nouri dan Parker 1996, dalam penelitiannya menyebutkan bahwa didalam anggaran partisipasi tingkat komitmen organisasi
seseorang mempengaruhi keinginan mereka untuk menciptakan budgetary slack. Hal ini menandakan realitas yang terjadi di PDAM “Delta Tirta” Sidoarjo,
yang berarti pekerja atau karyawan memiliki partisipasi yang tinggi terhadap proses penyusunan anggaran terhadap institusi tersebut sehingga dapat
menimbulkan slack anggaran.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa partisipasi penganggaran dalam organisasi sektor publik utamanya PDAM “Delta Tirta” Sidoarjo akan
meningkatkan adanya Budgetary Slack, hal ini sesuai dengan penelitian Mardiasmo 2001 yang menyatakan bahwa adanya pendanaan dari pemerintah
pusat ke pemerintah daerah cenderung menyebabkan ketergantungan keuangan yang menimbulkan terjadinya slack.
4.6.2. Pembahasan Hipotesis Kedua H
2
Hasil pengujian hipotesis kedua ditunjukkan pengaruh partisipasi anggaran terhadap budgetary slack yang di moderasi oleh variable informasi asimetri
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan partisipasi penganggaran dengan budgetary slack, sehingga hipotesis yang menyatakan
bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh positif terhadap budgetary slack pada informasi asimetri yang tinggi, dapat diterima didukung data.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wartono 1998 yang menyatakan bahwa informasi asimetri berpengaruh sebagai variabel yang
memoderasi pada hubungan partisipasi penganggaran dengan budgetary slack. Hal ini dimungkinkan karena sampel yang digunakan pada PDAM “Delta
Tirta” Sidoarjo mempunyai mekanisme penganggaran yang sama dengan private sector
, sehingga adanya informasi asimetri yang tinggi digunakan oleh bawahan untuk menciptakan budgetary slack. Menurut dugaan peneliti, dalam organisasi
sektor publik salah satunya PDAM “Delta Tirta” Sidoarjo diindikasikan adanya informasi asimetri sangat besar, hal ini dikarenakan adanya peraturan yang jelas
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mengenai tugas dan kewajiban setiap karyawan termasuk aturan yang terkait informasi yang dimiliki oleh bawahan yang harus dilaporkan kepada atasannya
.
Semakin tinggi informasi asimetri artinya pegawai semakin mengenal secara teknis tentang pekerjaan dan pegawai mempunyai pemahaman lebih baik
mengenai apa yang dapat dicapai di area tanggung jawab masing-masing sehingga secara tidak langsung terjadi penekanan kesenjangan anggaran dikarenakan
anggaran yang di buat paling tidak sudah memenuhi kebutuhan. Bahwa dalam partisipasi penganggaran, bawahan dapat menyembunyikan
sebagian dari informasi pribadi mereka, yang dapat menyebabkan budgetary slack.
Bagi tujuan perencanaan, anggaran yang dilaporkan seharusnya sama dengan kinerja yang diharapkan. Namun, oleh karena informasi bawahan lebih
baik daripada atasan terdapat informasi asimetri, maka bawahan mengambil kesempatan dari partisipasi penganggaran. Karyawan dapat memberikan
informasi yang bias dari informasi pribadi mereka, dengan membuat budget yang relative lebih mudah dicapai, sehingga terjadilah budgetary slack yaitu dengan
melaporkan anggaran dibawah kinerja yang diharapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi asimetri merupakan
variabel pemoderasi pengaruh Partisipasi Penganggaran terhadap Budgetary Slack di PDAM “Delta Tirta” Sidoarjo.
4.6.3. Pembahasan Hipotesis Ketiga H
3
Hasil pengujian hipotesis ketiga bahwa variabel budaya organisasi mempunyai pengaruh terhadap hubungan partisipasi penganggaran dengan
budgetary clack, sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa partisipasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
penganggaran berpengaruh positif terhadap budgetary slack pada budaya organisasi diterima didukung data.
Pengaruh negatif dan tidak signifikan budaya organisasi terhadap budgetary slack
menunjukkan bahwa penganggaran partisipatif dengan menerapkan budaya organisasi yang berorientasi pada orang Employee Oriented
tidak akan menimbulkan budgetary slack. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Supomo Indriantoro 1998 yang menyatakan bahwa budaya
organisasi yang berorientasi pada orang mempunyai pengaruh positif dalam anggaran partisipatif yang berarti mengurangi terjadinya slack. Perbedaan hasil
penelitian ini dimungkinkan karena perbedaan sampel yang digunakan yaitu organisasi sektor publik. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Retno
1995, pada organisasi sektor publik, tipe budaya yang paling dominan adalah tipe budaya birokratis. Tipe budaya ini ditandai dengan adanya lingkungan kerja
yang terstruktur, teratur, tertib, berurutan dan memiliki regulasi yang jelas. Selanjutnya tipe budaya birokaratis selalu menerapkan pengawasan yang sangat
ketat dalam bentuk penetapan aturan baku atau standar, sehingga garis wewenang dan tanggung jawab sangat jelas dan tegas sesuai dengan level organisasi
Falikhatun, 2003. Bahwa anggapan tentang integritas pelaksanaan pekerjaan harus
dikedepankan dalam bekerja, serta sikap jujur, dipercaya dan berperilaku terpuji sebagai modal dalam menjalin hubungan dengan pimpinan berimplikasi terhadap
partisipasinya dalam penyusunan anggaran guna menurunkan kesenjangan anggaran sebab pada organisasi sektor publik seperti di PDAM “Delta Tirta”
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sidoarjo, tipe budaya yang paling dominan adalah budaya birokratis, ditandai dengan lingkungan kerja yang terstruktur, teratus, tertib, berurutan dan memiliki
regulasi yang jelas. PDAM “Delta Tirta” Sidoarjo sebagai organisasi sektor publik mempunyai penetapan aturan baku atau standar sehingga garis wewenang dan
tanggung jawab sangat jelas dan tegas sesuai dengan level organisasi dan tentunya dengan pengawasan yang sangat ketat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi merupakan variable pemoderasi pengaruh Partisipasi Penganggaran terhadap Budgetary Slack
di PDAM “Delta Tirta” Sidoarjo.
4.6.4. Pembahasan Hipotesis Keempat H
4
Hasil pengujian hipotesis keempat ditunjukkan bahwa variabel Group Cohesiveness
yang tinggi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap hubungan partisipasi penganggaran dengan budgetary slack, sehingga hipotesis
yang menyatakan bahwa partisipasi penganggaran berpengaruh positif terhadap budgetary slack
pada Group Cohesiveness yang tinggi, tidak ditolak didukung data.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Alvin Zander 1979, dalam Ikhsan, 2005 yang menyatakan bahwa Group Cohesiveness yang kuat akan
meningkatkan kepuasan dan mengurangi absenteisme serta tingkat pergantian karyawan. Di lain pihak, Group Cohesiveness berpengaruh pada efektivitas dan
efisiensi dalam proses pengambilan keputusan.di dalam PDAM “Delta Tirta” Sidoarjo. Dalam kaitannya dengan Budgetary Slack, proses pengambilan
keputusan bergantung pada keselarasan sikap kelompok terhadap tujuan formal
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dan tujuan organisasi. Jika sikap tersebut menguntungkan dan tingkat kohesivitas tinggi, maka efisiensi dan efektifitas pengambilan keputusan juga tinggi,
sebaliknya jika sikap tersebut tidak menguntungkan tetapi tingkat kohesivitas tinggi, maka tingkat efisiensi dan efektifitas akan menurun. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Group Cohesiveness merupakan variabel pemoderasi pengaruh Partisipasi Penganggaran terhadap Budgetary Slack di PDAM “Delta
Tirta” Sidoarjo.
4.7. Perbedaan Hasil Penelitian Dengan Penelitian Terdahulu