Pengertian Anggaran Proses penyusunan Anggaran

3. Suhartono, Ehrmann dan solichin, Mochammad. 2006. a. Judul penelitian “Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran Instansi Pemerintah Daerah Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Pemoderasi”. b. Permasalahan : 1 Kejelasan Sasaran Anggaran Berpengaruh Negatif Terhadap Senjangan Anggaran Instansi Pemerintah Daerah. 2. Semakin Tinggi Kesesuaian Kejelasan Sasaran Anggaran Dengan Komitmen Organisasi, Semakin Rendah Senjangan Anggaran Instansi Pemerintah Daerah. c. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi moderate, pengujian hipotesis dilakukan dengan menguji pengaruh moderasi dengan menggunakan model nilai selisih mutlak. d. Hasil penelitian menunjukkan kejelasan sasaran anggaran berpengaruh negatif signifikan terhadap senjangan anggaran instansi pemerintah daerah sehingga adanya kejelasan sasaran anggaran akan mengurangi terjadinya senjangan anggaran. Selain itu, komitmen organisasi berperan sebagai variabel pemoderasi dalam hubungan antara kejelasan sasaran anggaran dengan senjangan anggaran instansi pemerintah daerah. 2. 2. Landasan Teori 2.2.1. Anggaran

2.2.1.1. Pengertian Anggaran

Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. diukur dalam satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode. Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif dan legislatif tentang belanja dan pendapatan yang diharapkan dapat menutup kebutuhan belanja dan pembiayaan yang diperlukan. Anggaran mengoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan memberi landasan bagi upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran, yaitu periode tahunan. Andayani, 2007: 63. Mardiasmo 2002: 62 menyatakan anggaran publik berisi rencana kegiatan yang direpresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter. Sementara itu, Mulyadi 1993:488 mendefinisikan anggaran sebagai suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program Programming. Sedangkan menurut Adi Saputro dan Asri 2003:6 memberikan definisi anggaran sebagai berikut: “suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan”. Jadi anggaran merupakan rencana jangka pendek yang dibuat sesuai dengan rencana kegiatan jangka panjang yang dibuat secara sistematis sebagai dasar proses pelaksanaan kegiatan suatu organisasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1.2. Proses penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian dari program Mulyadi,1993:501. Ikhsan dan Ishak 2008:161 mengungkapkan ada tiga tahap utama dalam proses penyusunan anggaran, yakni 1 penetapam tujuan, 2 implementasi, 3 pengendalian dan evaluasi kerja. Menyusun budget perusahaan dapat menggunakan berbagai metode yang lazim digunakan Harahap,1997:89. Pilihan metode sangat tergantung dari kondisi dan keinginan manajemen perusahaan yang bersangkutan. Ditinjau dari siapa yang membuatnya, penyusunan budget dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut Harahap,1997:89: 1. Otoriter atau top down atas kebawah Dalam pendekatan ini anggaran disusun mulai dari manajer puncak. Anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. Metode ini cocok untuk karyawan yang tidak mampu menyusun anggaran atau dianggap akan tetrlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan pada karyawan. Dalam metode ini, atasan bias saja menggunakan konsultan atau tim khusus untuk menyusunnya. Kelemahan dari pendekatan ini adalah bawahan menjadi merasa tertekan oleh pekerjaannya dan berperilaku tidak semestinya. Keunggulannyabadalah adanya dukungan yang kuat dari manajer puncak dalam pengembangan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. anggaran damn prosesnya menjadi lebih mudah dikendalikan oleh manajer puncak. 2. Demokrasi atau bottom up bawah keatas Dalam pendekatan ini, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai dari bawahan sampai ke atasan. Bawahan diberikan kewenangan sepenuhnya untuk menyusun anggaran yang akan dicapai masa yang akan dating. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan penyusunan anggaran yang akan dicapai dimasa yang akan dating. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses yang lama dan berlarut. Kelemahan metode ini adalah dengan partisipasi yang terlalu luas sering menimbulkan konflik dan memakan waktu yang panjang dalam prosesnya. Kelebihannya terletak pada mekanisme negosiasi yang ada antara penyusun anggaran dan komite anggaran. 3. Campuran atau top down dan bottom up anggaran partisipasi Metode ini merupakan campuran dari kedua metode diatas. Secara umum metode ini biasanya disebut metode penganggaran partisipatif. Dalam pendekatan ini, anggaran disusun dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan. Partisipasi dalam penyusunan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. anggaran merupakan keterlibatan yang meliputi pemberian pendapat, pertimbangan dan usulan dari bawahan kepada pimpinan dalam mempersiapkan dan merevisi anggaran. Partisipasi dalam proses penyusunan anggaran merupakan suatu proses kerjasama dalam pembuatan keputusan yang melibatkan dua kelompok atau lebih yang berpengaruh pada pembuatan keputusan di masa yang akan dating. 2.2.1.3.`Fungsi Anggaran Andayani 2007 : 63 Anggaran mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Anggaran merupakan kesepakatan kebijakan yang digunakan untuk kepentingan publik 2. Anggaran menggambarkan keseimbangan antara belanja, pendapatan, dan pembiayaan yang diinginkan sesuai tujuan yang ingin dicapai. 3. Anggaran menjadi kekuatan hukum dan landasan pelaksanaan APBD. 4. Anggaran memberikan landasan penilaian kinerja pemerintah. 5. Hasil pelaksanaan anggaran dipertanggungjawabkan dalam laporan keuangan.

2.2.1.4. Aspek Keperilakuan dalam anggaran

Dokumen yang terkait

INTERAKSI INFORMASI ASIMETRI, BUDAYA ORGANISASI, DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN ANTARAPARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK (Studi kasus pada rumah sakit umum daerah...

0 3 20

INTERAKSI INFORMASI ASIMETRI DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK (Study Empiris Pada PDAM Se-Eks Karesidenan Surakarta).

0 2 8

INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI, INFORMASI ASIMETRI, DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK (Survey Pada Rumah Sakit Di Kabupaten Klaten).

0 0 8

KINERJA PDAM “DELTA TIRTA” SIDOARJO.

1 8 88

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, MOTIVASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PDAM DELTA TIRTA SIDOARJO.

0 2 100

ASPP01. INTERAKSI INFORMASI ASIMETRI, BUDAYA ORGANISASI, DAN GROUP COHESIVENESS DALAM HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK

0 0 24

PENGARUH MODERASI INFORMASI ASIMETRI, GROUP COHESIVENESS DAN MOTIVASI TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI PENGANGGARAN DENGAN BUDGETARY SLACK

0 0 16

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, MOTIVASI, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PDAM DELTA TIRTA SIDOARJO

0 0 18

INTERAKSI INFORMASI ASIMETRI, KULTUR ORGANISASI, DAN GROUP COHESIVENESS ANTARA PARTISIPASI PENGANGGARAN DAN BUDGETARY SLACK DI PDAM “DELTA TIRTA” SIDOARJO

0 0 22

Pengaruh Partisipasi Penganggaran Terhadap Budgetary Slack Dengan Penekanan Anggaran Dan Asimetri Informasi Sebagai Pemoderasi (Studi Kasus : PT Artolite Indah Mediatama) - Unika Repository

0 0 17