C. Merek
1. Pengertian Merek
Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah “tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-
angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
barang atau jasa”. Menurut Kotler 2002:446, merek adalah nama, istilah, tanda,
simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksud untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau
kelompok penjual dan untuk membedakan dari produk pesaing.
Dari beberapa pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa menciptakan merek dapat dimulai dengan memilih nama, logo,
simbol, desain, serta atribut lainnya, atau dapat saja merupakan kombinasi dari aspek-aspek tersebut yang bertujuan untuk
membedakan sebuah produk dengan produk pesaing melalui keunikan serta segala sesuatu yang dapat menambah nilai dari
pelanggan. Sadat, 2009;19
Merek dapat memiliki enam level pengertian Kotler, 2002:460: a.
Atribut, berarti bahwa merek mengingatkan pada atibut-atribut tertentu,
b. Manfaat, berarti bahwa atribut perlu diterjemahkan menjadi
manfaat fungsional dan emosional, c.
Nilai, berarti bahwa merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen,
d. Budaya, berarti bahwa merek juga mewakili budaya tertentu,
e. Kepribadian, berarti bahwa merek juga mencerminkan kepribadian
tertentu, f.
Pemakai, berarti bahwa merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan merek tersebut.
2. Manfaat Merek
Merek dapat bermanfaat bagi pelanggan, perantara, produsen, maupun publik Simamora, 2001:62, sebagai berikut:
1. Bagi pembeli, manfaat merek adalah :
a. Sesuatu kepada pembeli tentang mutu
b. Membantu perhatian pembeli terhadap produk-produk baru
yang bermanfaat bagi mereka 2.
Bagi penjual, manfaat merek adalah : a.
Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah yang timbul.
b. Memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau ciri
khas produk. c.
Memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan.
d. Membantu penjual melakukan segmentasi pasar.
3. Bagi masyarakat, merek bermanfaat dalam hal :
a. Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin
dan lebih konsisten. b.
Meningkatkan efisiensi pembeli karena merek dapat menyediakan
informasi tentang
produk dan
dimana membelinya.
c. Meningkatnya inovasi-inovasi produk baru, karena produsen
terdorong untuk menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan oleh pesaing.
D. Loyalitas Merek
1. Pengertian Loyatitas Merek
Menurut Schiffman dan Kanuk 2004:227 loyalitas merek merupakan hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian
mengenai perilaku konsumen.Ada banyak definisi loyalitas merek ditinjau dari berbagai macam sudut pandang. Definisi yang umum
dipakai adalah loyalitas merek merupakan suatu preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama
pada produk dengan spesifikasi atau pelayanan tertentu. Adapun pengertian loyalitas merek menurut Mowen dan
Minor 2001:108 adalah kondisi dimana pelanggan mempunyai sikap yang positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen
terhadap merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya dimasa mendatang.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, pengertian loyalitas merek dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Schiffman dan
Kanuk 2004:227 dimana loyalitas merek merupakan bentuk preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian
pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau kategori pelayanan tertentu.
2. Aspek-aspek Loyalitas Merek
Schiffman dan Kanuk 2004 menerangkan bahwa aspek- aspek loyalitas merek terdiri atas empat macam, yaitu:
a. Kognitif cognitive :
Representasi dari apa yang dipercayai oleh konsumen. Komponen kognitif ini berisikan persepsi, kepercayaan dan stereotype seorang
konsumen mengenai suatu merek. Loyalitas berarti bahwa konsumen akan setia terhadap semua informasi yang menyangkut
harga, segi keistimewaan merek dan atribut-atribut penting lainnya..
b. Afektif affective :
Komponen yang didasarkan pada perasaan dan komitmen konsumen terhadap suatu merek. Konsumen memiliki kedekatan
emosi terhadap merek tersebut.Loyalitas afektif ini merupakan fungsi dari perasaan affect dan sikap konsumen terhadap sebuah
merek seperti rasa suka, senang, gemar, dan kepuasan pada merek tersebut.
c. Konatif conative :
Batas antara dimensi loyalitas sikap dan loyalitas perilaku yang direpresentasikan melalui kecenderungan perilaku konsumen
untuk menggunakan merek yang sama di kesempatan yang akan datang. Komponen ini juga berkenaan dengan kecenderungan
konsumen untuk membeli merek karena telah terbentuk komitmen dalam diri mereka untuk tetap mengkonsumsi merek yang sama.
d. Tindakan action :
Merekomendasikan atau mempromosikan merek tersebut kepada orang lain. Loyal secara tindakan mengarah kepada tingkah laku